Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERCOBAAAN I
PENERAAN VOLUMETRI
OLEH :
NAMA : NURFIAH
STAMBUK : A1C4 12 044
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ASHAR, S.Pd
KENDARI
2013
ABSTRAK
Suhu standar untuk menentukan volume sebenarnya dari peralatan gelas volumetri yaitu pada
20⁰C. Apabila suhu berada diatas atau dibawah dari suhu standar tersebut maka volume yang
diperoleh bukan merupakan volume sebenarnya, maka dari itu diperlukan pengkalibrasian atau
peneraan dari alat – alat volumetri. Percobaan ini bertujuan untuk melakukan peneraan
terhadap alat – alat ukur volume seperti buret, gelas ukur dan pipet volume atau pipet skala.
Percobaan ini dilakukan dengan mengukur volume aquades pada alat ukur buret, gelas ukur
dan pipet volume atau pipet skala sampai volume yang diinginkan kemudian menentukan
volume air pada saat penimbangan dan volume sesungguhnya kemudian membandingkan
keduanya dengan batas toleransi alat ukur tersebut. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan diperoleh hasil bahwa peneraan bertujuan untuk meninjau ulang tanda tera dalam
alat gelas agar sesuai dengan standar alat internasional.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran analitik sering kali digunakan dalam pengukuran atau riset dalam bidang
kimia. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui nilai sebenarnya dari suatu parameter
kuantitas kimia. Nilai sebenarnya adalah nilai yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara
benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu yang eksis pada saat kuantitas tersebut diukur.
Beberapa parameter yang digunakan kemudian ditentukan secara analitik adalah volume,
konsentrasi, titik didih dan lain-lain. Pengukuran parameter ini sangat penting karena
datayang diperoleh nantinya nilai menunjukan nilai sebenarnya baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Secara umum, data yang diperoleh dari pengukuran tersebut tidak terlepas dari
kesalahan. Salah satu cara digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran
analitik adalah proses peneraan atau kalibrasi. Kalibrasi adalah proses verifikasi alat-alat
praktikum untuk memastikan keakuratan alat sesuai rancangannya. Peneraan atau kalibrasi
dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional
atau internasional.
Alat – alat volumetrik adalah alat – alat yang digunakan untuk mengukur volume
seperti buret, labu takar, pipet volume dan sebagainya. Pada pengukuran volume alat – alat
tersebut dibutuhkan ketelitian. Misalnya saja pada pengukuran volume menggunakan alat –
alat ukur gelas harus diperhatikan batas miniskusnya larutan yang diukur volumenya
menggunakan batas miniskus bawah atau miniskus atas. Untuk larutan tidak berwarna
digunakan miniskus atas sedangkan untuk larutan yang berwarna digunakan miniskus
bawah.
Pada alat ukur volume seperti buret, gelas ukur dan pipet volume atau pipet skala
suhu juga berpengaruh dalam pengukurannya. Suhu standar dalam pengukuran peralatan
volumetric yaitu 20⁰C. Apabila suhu berada diatas atau dibawah suhu standar maka volume
yang diperoleh bukan merupakan volume sebenarnya atau boleh jadi lebih atau kurang dari
volume sebenarnya. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya peneraan atau kalibrasi terhadap
B. Tujuan Praktikum
Praktikum peneraan volumetri ini bertujuan untuk melakukan peneraan terhadap alat
– alat ukur volume seperti buret, gelas ukur dan pipet volume atau pipet skala.
C. Prisip Praktikum
berdasarkan peneraan terhadap alat – alat ukur volume seperti buret, gelas ukur dan pipet
BAB II
TEORI PENDUKUNG
Kesalahan adalah selisih pengamatan dan nilai sebenarnya (true value) pada setiap
analisis kimia. Biasanya kesalahan pengukuran adalah kebalikan dari ukuran akurasi analisis.
𝐸
perseribu [𝑇 𝑥100%] = ppt
Dari pengetahuan kesalahan, kita dapat dengan mudah membedakan antara presisi
dan akurasi. Presisi suatu pengukuran adalah suatu besaran yang menyatakan seberapa jauh
kesesuaian nilai – nilai dari masing – masing pengukuran. Pengukuran yang akurat adalah
pengukuran dimana nilai individualnya sesuai dengan nilai aktual analisis (Khopkar, 2010).
Kebanyakan kerja analitis mencakup larutan berair maka umumnya air digunakan
sebagai bahan pembanding dalam kalibrasi alat kaca volumetri. Asas umum dalam kalibrasi
adalah menetapkan bobot air yang dikandung atau dihantarkan oleh sepotong tertentu alat kaca
itu. Maka dengan diketahuinya rapatan air, volume yang benar dapat dicari (Day, 2002).
Pengukuran volume dilakukan dengan gelas ukur, pipet, buret dan labu takar (labu
volumetrik). Biasanya peralatan tersebut ditandai dengan bagaimana alat tersebut dikalibrasi
(TC= to contain dan TD= to deliver) dan temperatur kalibrasi. Pipet dan buret digunakan untuk
mengambil dan memindahkan volume tertentu cairan, sedangkan labu takar volumetrik
digunakan untuk mengukur volume tertentu (biasanya dalam pembuatan larutan atau
pengenceran) (Widodo,2010).
Salah satu proses yang dilakukan terkait dengan pekerjaan dan riset dalam bidang
kimia adalah pengukuran analitik.Tujuan pengukuran kimia pada prinsipnya adalah untuk
mencari nilai sebenarnya dari suatu parameter kuantitas kimiawi. Nilai sebenarnya adalah nilai
yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu
yang eksis pada saat kuantitas tersebut diukur, beberapa contoh parameter yang dapat
ditentukan secara analitik adalah konsentrasi, pH, temperatur, titik didih, kecepatan reaksi, dan
lain - lain. Pengukuran parameter-parameter ini sangat penting, karena data yang diperoleh
nantinya tidak hanya sebagai ukuran angka-angka biasa namun juga baik kualitatif maupun
diperoleh pasti tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter sebenarnya yang
akan ditentukan dari suatu perhitungan analitik tersebut adalah ukuran ideal. Nilai tersebut ini
hanya bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan pengukuran dihilangkan dan jumlah
populasi tidak terbatas. Faktor penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal
antara lain adalah faktor bahan kimia, peralatan, pemakai, dan kondisi pengukuran dan lain-
lain. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran
perhitungan) dengan nilai sebenarnya (true value). Nilai sebenarnya dari suatu kuantitas yang
diukur merupakan sesuatu yang tidak pernah kita ketahui secara pasti. Meskipun demikian,
seorang analisis akan menerima suatu nilai sebenarnya (true value), jika nilai tersebut
mempunyai ketidakpastian yang paling kecil diantara nilai – nilai lain dari suatu pengukuran
kuantitas. Pada dasarnya setiap pengukuran dalam analisis kimia selalu mengandung
kesalahan. Semakin banyak langkah dalam melakukan tahapan analisis, maka kesalahan yang
Alat yang digunakan dalam praktikum peneraan volumetri adalah sebagai berikut :
1.Buret 50 ml 1 buah
7.Filer 1 buah
Bahan yang digunakan dalam praktikum peneraan volumetri adalah sebagai berikut:
1.Aquades
B. Prosedur Kerja
Aquades 25 ml
- ditimbang
- ditentukan berat airnya
- ditentukan volume air pada suhu kerja (Vt)
- ditentukan volume sesungguhnya (Vo)
10 ml Aquades
Erlenmeyer + aquades
- ditimbang
- ditentukan berat airnya
- ditentukan volume air pada suhu kerja (Vt)
- ditentukan volume sesungguhnya
Aquades
A. Data pengamatan
b. Peneraan buret
B. Perhitungan
𝑊𝑡 𝑊𝑡
Wo = Wt + 0.0012 [𝐵𝑗 (𝑡) − 8.4]
9.79 9.79
= 9.79 + 0.0012 [0.995997 − ]
8.4
= 9.800396 g
= 9.827128 ml
Kapasitas Wt Wo Vt Vo
Pipet Volume
10 ml 9.79 9.800396 9.829347 9.827128
9.86 9.870470 9.899627 9.897399
9.87 9.880481 9.909667 9.907437
Rata – rata 9.84 9.850449 6.603098 9.877321
𝑆𝐷 = 0.043755
Kebolehan
ΔV = Vo rata − rata + SD
ΔV = 9.877321+ 0.043755
Ketepatan
𝑉𝑜 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
𝑉 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 (10𝑚𝐿)
9.877321
= 𝑥 100 % = 98.77 %
10
b. Peneraan buret 10 ml
Penentuan berat air diudara (Wo)
𝑊𝑡 𝑊𝑡
Wo = Wt + 0.0012 [ − ]
𝐵𝑗 (𝑡) 8.4
14.285 14.285
= 6.59 + 0.0012 [0.995997 − ]
8.4
=14.30017018 g
= 14.3391842ml
Penentuan nilai b
∑(𝑉𝑡𝑖−𝑉𝑡𝑟)(𝑉𝑜𝑖−𝑉𝑜𝑟)
b= ∑(𝑉𝑡𝑖−𝑉𝑡𝑟)2
6430.256228
= 6431.746971
=0.999768221 ≈ 1
% Penyimpangan = (b – 1) x 100%
= (0.999768221 – 1) x 100%
=0
c. Labu Takar
𝑊𝑡 𝑊𝑡
Wo = Wt + 0.0012 [𝐵𝑗 (𝑡) − 8.4]
49.1711 49.1711
= 49.1711 + 0.0012 [0.995997 − ]
8.4
= 49.22331802 g
= 49.35761008 ml
C. Pembahasan
Kebanyakan kerja analitis mencakup larutan berair maka umumnya air digunakan
sebagai bahan pembanding dalam kalibrasi alat kaca volumetri. Asas umum dalam kalibrasi
adalah menetapkan bobot air yang dikandung atau dihantarkan oleh sepotong tertentu alat
kaca itu. Maka dengan diketahuinya rapatan air, volume yang benar dapat dicari.
Mengukur volume larutan adalah jauh lebih cepat dibandingkan dengan menimbang
barat suhu zat dengan metode gravimetric. Akurasi juga dikenal sebagai tittrimetri, dimana
zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui
dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Dalam pengukuran sering terjadi kesalahan
dalam pengukuran volume larutan. Kesalahan adalah selisih pengamatan dan nilai
sebenarnya (true value) pada setiap analisis kimia. Biasanya kasalahan pengukuran adalah
kebalikan dari ukuran akurasi (ketepatan) suatu pengukuran, yaitu makin kecil kesalahan,
makin besar akurasi analisis. Namun, dalam suatu pengukuran terkadang juga diperoleh
hasil yang akurat. Pengukuran yang akurat adalah pengukuran dimana nilai individualnya
Amerika serikat telah menetapkan suhu 20⁰C sebagai suhu standar bagi peralatan gelas
volumetri. Jadi, peralatan volumetri yang terkalibrasi mempunyai volume standar pada suhu
20⁰C. Jika pemakaian gelas tersebut pada suhu diatas atau dibawah suhu 20⁰C maka akan
Percobaan kali ini bertujuan untuk melakukan peneraan terhadap alat-alat ukur
volume dimana alat-alat ukur yang digunakan pada percobaan kali ini adalah pipet volume,
buret dan labu takar. Pada percobaan ini suhu berada bukan pada suhu standar, melainkan
suhu saat dilakukan percobaan ini yaitu 29⁰C. Suhu berada diatas suhu standar sehingga
volume yang diperoleh volume yang diperoleh besar kemungkinan bukanlah volume yang
sesungguhnya. Hal ini berarti volume yang diperoleh bisa lebih atau kurang dari volume
volumetri ini terlebih dahulu harus dilakukan peneraan pada suhu yang ditentukan.
Pada peneraan pipet volume dilakukan secara perlahan – lahan pada saat
menuangkan isinya pada gelas kimia, hal ini dilakukan agar pada titrasi dengan
menggunakan larutan lain akan lebih baik hasil titrasi yang diperoleh, demikian pula tingkat
kesalahannya cenderung lebih kecil. Pipet volume 10 ml yang berat air diudara yaitu
6.596998354 gram diperoleh berat air pada suhu penimbangan (Wt) sebesar 6.59 gram dan
diperoleh Vt dan Vo sebesar 6.616485128 ml dan 6.614996419 ml. Ini menunjukkan bahwa
alat tersebut masih layak dipakai karena masih menjangkaui batas toleransi yang ditetapkan.
Pada peneraan labu takar 50 ml yang berat air di udara yaitu 49.22331802 gram
diperoleh berat air pada suhu penimbangan kerja (Wt) sebesar 49.1711 gram dan diperoleh
Vt dan Vo sebesar 49.36871804 ml dan 49.35761008 ml. Ini menujukkan batas toleransi
yang ditetapkan.
Untuk mendapatkan nilai penyimpangan yang baik, maka ketelitian baik pada saat
peneraan maupun saat perhitungan harus diperhatikan beberapa hal yang harus diperhatikan.
Dalam peneraan ini ada beberapa hal yang diperhatikan, antara lain kerapatan air bervariasi
terhadap perubahan suhu, volume wadah dari bahan gelas juga bervariasi terhadap
perubahan suhu dan air yang mengisi suatu wadah terlebih dahulu ditimbang di udara.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebelum dilakukan pengukuran volume terhadap pipet volume, buret dan labu takar terlebih
dahulu dilakukan peneraan. Hal ini dikarenakan alat – alat tersebut bervariasi terhadap
perubahan suhu sehingga dilakukan peneraan yang bertujuan untuk meninjau ulang tanda
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan pada percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan
selanjutnya agar pada peneraan pada buret dilakukan triplo sehingga data yang diperoleh
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Erlangga.
Jakarta.
Gandjar, I.G. 2013. Kimia Analisis I. http://farmasice12.files.wordpress.com/2013 /03/kimia-
analisis.pdf [2 November 2013].
Khopkar, S.M. 2010. Konsep Dasar Analitik. UI-Press. Jakarta.
Tahir, Iqmal. 2008. Arti Penting Kalibrasi Pada Proses Pengukuran Analitik Aplikasi Pada
Penggunaan Ph meter Dan Spektrofotometer Uv-Vis. Paper Seri Manajemen
Laboratorium. Vol.1. Hal.1 [2 November 2013].
Widodo, D.S dan Lusiana, R.A. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta