Вы находитесь на странице: 1из 13

ARTIKEL

PENGARUH PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS


ANIMASI TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA

Muhamad Zahwan Anwar

20167279235

Prodi Pendidikan MIPA,


Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
INFO ARTIKEL Abstrak
Kemampuan koneksi matematika menjadikan siswa mengetahui manfaat
Keyword: matematika di sekolah maupun di luar sekolah. Salah satu alternatif untuk
meningkatkan kemampuan koneksi matematika adalah dengan menggunakan
Media Pembelajaran, media pembelajraran berbasis animasi, yaitu salah satu media pembelajaran
Animasi, Kemampuan yang dirancang khusus untuk memberikan gambaran keterkaitan antara
Koneksi Matematika matematika dengan kehidupan sehari-hari dan antar topik dalam matematika
yang disajikan dengan animasi-animasi menarik. Penelitian ini merupakan
penelitian kuatitatif dengan metode eksperimen dan desain penelitian one shot
case study. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui respon siswa terhadap
penerapan media pembelajaran berbasis animasi 2) mengetahui kemampuan
koneksi matematika siswa dengan penerapan media pembelajaran berbasis
animasi 3) mengetahui pengaruh penerapan media pembelajaran berbasis
animasi terhadap kemampuan koneksi matematika siswa.Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Penelitian ini
mengambil populasi kelas VIII di MTs N 2 Kota Cirebon dan sampel kelas
VIII C. Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa merespon dengan baik terhadap penerapan media pembelajaran
berbasis animasi. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata persentase tiap indikator
sebesar 77%. Hasil tes kemampuan koneksi matematika siswa pada kelas
eksperimen menujukan bahwa persentase rata-rata aspek kemampuan koneksi
dengan dunia nyata sebesar 80% dengan kategori baik, aspek kemampuan
koneksi antar topik matematika 65% dengan kategori cukup baik, dan aspek
kemampuan koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain sebesar 58% dengan
kategori cukup baik. Persentase rata-rata dari ketiga aspek tersebut adalah
sebesar 68% dengan kategori cukup baik. Hasil uji prasyarat normalitas
(Kolmogorov- Smirnov) sebesar 0,086 dengan signifikansi 0,200, uji
homogenitas diperoleh Levene Statistic nilai probabilitas (sig.) 0,054. Pengaruh
penerapan media pembelajaran berbasis animasi terhadap kemampuan koneksi
matematika siswa yaitu sebesar 13,5% dan sisanya 86,5% ditentukan oleh
faktor lainnya. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi
untuk penerapan media pembelajaran animasi (X) dan kemampuan koneksi
matematika (y) adalah 𝑌 ̂ = 38.336 + 0.482 X. Hal ini berarti terdapat pengaruh
positif antara media pembelajaran berbasis animasi dan kemampuan koneksi
matematika.
PENDAHULUAN matematika juga merupakan keterampilan
Pendidikan memiliki peranan yang yang harus dibangun dan dipelajari supaya
sangat penting dalam proses peningkatan kemampuan tersebut dapat dimanfaatkan
kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dalam menghadapi permasalahan kehidupan
memberikan peluang bagi anak untuk individu sehari-hari.
bersaing dan mengembangkan potensi
dirinya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 . Namun kenyataannya,
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, pembelajaran matematika di Indonesia,
yang menyatakan bahwa pendidikan adalah khususnya di bangku sekolah menegah
usaha sadar dan terencana untuk pertama, masih banyak yang hanya
mewujudkan suasana belajar dan proses menggunakan metode konvensional.
pembelajaran agar peserta didik secara aktif Pembelajaran yang hanya menekankan pada
mengembangkan potensi dirinya untuk pemahaman siswa tentang suatu konsep atau
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, rumus matematika yang abstrak, tanpa
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, melihat keterkaitan antar konsep matematika
akhlak mulia, serta keterampilan yang dan pengalikasian matematika dalam dunia
diperlukan dirinya dan masyarakat (Kholidi nyata. Pemebelajaran seperti ini dinilia
dan Saragih, 2012:166). kurang memberikan wawasan kepada siswa
Matematika merupakan salah satu tentang aplikasi matematika dalam dunia
disiplin ilmu yang diajarkan di setiap nyata maupun keterkaitan antar konsep
jenjang pendidikan. Salah satu tujuan dalam matematika. Akibatnya kemampuan
pembelajaran matematika yang ditetapkan siswa dalam mengaplikasikan matematika
dalam kurikulum 2006 yang dikutip dari dalam dunia nyata cenderung lemah.
Depdiknas dalam Anita (2014:2) adalah Berdasarkan studi pendahuluan hasil
memahami konsep matematika, menjelaskan wawancara dengan salah satu guru
keterkaitan antar konsep, dan matematika di MTs N 02 Kota Cirebon
mengaplikasikan konsep atau algoritma menyatakan bahwa, siswa di MTs N 02 kota
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat Cirebon masih mengalami kesulitan dalam
dalam pemecahan masalah. Menurut Farida menyelesaikan permasalahan yang menuntut
dalam Wicaksana dkk (2014:3) matematika siswa untuk mengaitkan antar konsep dalam
adalah ilmu yang mempelajari tentang matematika dan penggunaan konsep
logika berpikir dan bernalar, sehingga matematika dalam dunia nyata. Hal ini
matematika memiliki peranan penting dalam menunjukkan bahwa kemampuan koneksi
kehidupan sehari-hari, maka dari itu, dengan matematika siswa MTs N 02 Kota Cirebon
belajar matematika, maka siswa diharapkan masih terbilang rendah. Namun siswa
mampu berfikir logis dan sistematis, serta merasa sangat senang ketika penyajian
dapat mengatasi masalahnya sehari-hari. materi matematika disajikan dengan sesuatu
Kemampuan untuk menjelaskan keterkaitan yang menarik seperti album rumus yang
antar konsep matematika merupakan bagian disajikan dengan bebrapa gambar menarik
dari kemampuan koneksi matematika. dan full color. Selain itu juga, Berdasarkan
Kemampuan koneksi matematika hasil wawancara tersebut maka perlu
merupakan kemampuan untuk mengaitkan dilakukan sebuah pembelajaran matematika
matematika dengan dunia nyata, antar topik dengan penyajian materi matematika yang
metematika dan antara matematika dengan menarik dan dapat mengaitkan antara topik
disiplin ilmu lain. Kemampuan koneksi
dalam matematika dan antara matematika perlakuan (treatment). Dalam penelitian ini,
dengan dunia nyata. penulis terlibat langsung dalam proses
Media merupakan salah satu alat yang dapat belajar mengajar di kelas. Penelitian ini
digunakan dalam penyampaian informasi diperlukan satu kelas untuk diteliti dalam
dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran.
pembelajaran dapat berupa buku ajar, alat Jenis penelitian ini adalah penelitian
peraga, teknologi elektronik, dan lain-lain. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan
Teknologi elektronik merupakan jenis penelitian yang dalam pelaksanaannya
salah satu media yang dapat digunakan
melibatkan diri pada perhitungan atau
siswa dalam memahiami ide-ide matematika
yanag abstrak melalui gambar visual. angka-angka (kuantitatif) yang akan diolah
Teknologi elektronik juga memfasilitasi secara matematis dalam perhitungan
siswa dalam mengorganisir, menganalisis statistik. Penelitian kuantitatif bersifat
data dan membantu siswa menghitung cepat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral
dan akurat. Dunisky dan Tall dalam Rohendi bertujuan untuk melakukan perbaikan-
(2012:1) menyatakan bahwa “The computer perbaikan terhadap sistem, cara kerja,
can be used as a tool to complement
proses, isi dan kompetensi atau situasi
advantange mathematical thinking in
avariety of ways” yaitu komputer dapat pembelajaran.
digunakan sebagai alat untuk memberikan Desain penelitian merupakan
keuntungan terhadap cara berpikir
rencana tentang cara mengumpulkan data
matematika dengan berbagai cara.
Animasi merupakan salah satu dan menganlisis data. Pengumpulan data di
komponen dalam teknologi eletronik yang lakukan dengan menggunakan tes dan
dapat digunakan untuk menyampaikan ide- angket. Tes dan angket digunakan agar
ide matematika yang abstrak menjadi sesuai dengan tujuan penelitian. Desain
sesuatu yang mudah untuk dipahami melalui penlitian yang digunakan dalam penelitian
simulasi. Simulasi yang diberikan ini adalah “One Shot Case Study”.
merupakan gambaran tentang keterkaitan
antara konsep matematika dengan dunia Populasi dalam penelitian ini yaitu
nyata dan antar konsep dalam matematika. mengambil populasi dari seluruh kelas VIII
Gambaran-gambaran tersebut akan
MTs N 2 Kota Cirebon tahun ajaran
memudahkan siswa dalam memahami
konsep matematika dan keterkaitan 2014/2015. Dan sampel yang diambil adalah
matematika dengan dunia nyata dan antar siswa kelas VIII dengan menggunakan
konsep dalam matematika. teknik cluster random sampling
METODE Dalam peneitian ini instrument yang
digunkan untuk mengumpulkan data adalah
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen angket dan test. Menurut Sugiyono (2008:
Menurut Sugiyono (2008: 107) metode 199) kuesioner (angket) merupakan teknik
eksperimen merupakan metode yang pengumpulan data yang dilakukan dengan
digunakan untuk melihat sebab akibat cara memberi seperangkat pertanyaan atau
terhadap variabel yang mendapatkan pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Angket ini dilakukan untuk Metode yang penulis pakai untuk
mengetahui respon siswa terhadap mencari validitas instrumen dengan
penggunaan media pembelajaran berbasis menggunakan Microsoft Excel 2013 yaitu
hasil tes uji coba yang dilakukan kepada 41
animasi dalam pembelajaran matematika.
siswa di MTs N 2 Kota Cirebon. Adapun
Sedangkan tes menurut Suharsimi (1996: nomor soal yang dinyatakan tidak valid
138) merupakan cara atau alat pengukuran yaitu nomor 3, 4, 11, 12, 18, sedangkan soal
yang dapat berbentuk pertanyaan, pemberian yang dinyatakan valid berjumlah 20 butir
tugas yang dapat melambangkan prestasi. soal yakni soal yang memiliki 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih
Tes dilakukan untuk mengetahui besar dari pada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Namun sebaliknya
kemampuan koneksi matematika siswa jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih kecil dari pada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka
soal dinyatakan tidak valid.
dalam mengerjakan soal-soal koneksi
b) Uji Reliabilitas
matematika khusunya pada pokok bahasan Instrumen yang reliabel menurut
bangun ruang sisi datar. Sugiyono (2008:174) adalah instrumen yang
bila digunakan beberapa kali untuk
Prosedur atau desain yang digunakan
mengukur objek yang sama, akan
dalam penelitian ini yaitu dengan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas
memberikan pembelajaran terlebih dahulu juga merupakan syarat untuk pengujian
sebelum dilakasanakannnya tes akhir validitas instrumen. Oleh karena itu
(posttest). Banyaknya soal yang diberikan walaupun instrumen yang valid umumnya
pada responden adalah sebanyak 25 soal. pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas
Sebelum instrumen tes kemampuan koneksi instrumen perlu untuk dilakukan. Untuk
menghitung reliabilitas tes peneliti
matematika digunakan dalam penelitian ini,
menggunakan product moment sebagai
instrumen tes tersebut terlebih dahulu di uji berikut: (Suharsimi Arikunto 2009 : 180)
cobakan kepada siswa yang telah mengalami Klasifikasi koefisien reabilitas .
proses pembelajaran pada pokok bangun Nilai r Kriteria
ruang sisi datar.Prosedur ini dilakukan untuk 0,00≤ 𝑟11≤0,20 Reliabilitas sangat
mengetahui gambaran tentang terpenuhi atau rendah
tidaknya syarat-syarat suatu instrumen 0,20<𝑟11≤0,40 Reliabilitas rendah
sebagai teknik pengumpulan data. 0,40<𝑟11≤0,60 Reliabilitas sedang
0,60<𝑟11≤0,80 Reliabilitas tinggi
Uji coba instrument 0,80<𝑟11≤1,00 Reliabilitas sangat
a) Uji validitas tinggi
Menurut Suharsimi Arikunto Berdasarkan hasil perhitungan uji
(2009:168) validitas adalah suatu ukuran coba instrumen tes materi bangun ruang sisi
yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan datar dengan menggunakan Microsoft Excel
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu 2013, maka diperoleh hasil perhitungan
instrumen yang valid atau sahih memiliki reliabilitas dengan nilai 0,788, ini berarti uji
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang coba instrumen penelitian yang digunakan
kurang valid berarti memiliki validitas termasuk dalam kriteria realibilitas tinggi.
rendah. Sehingga instrumen tes kemampuan koneksi
matematika siswa reliabel dan dapat jenis pernyataan dalam angket, apakah
digunakan sebagai instrumen penelitian. pernyataan positif atau negatif.
c) Uji Tingkat Kesukaran Adapun analisis respon siswa
Indeks kesukaran merupakan alat untuk terhadap setiap butir soalnya dihitung
mengukur seberapa besar derajat kesukaran dengan menggunakan rumus sebagai
soal dalam instrumen. Untuk menentukan berikut:
indeks kesukaran dari tiap soal digunakan 𝑓
𝑃 = 𝑥 100%
rumus berikut: 𝑛
𝛴𝑥 Keterangan:
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠: 𝐼𝐾 = P = skala nilai yang diperoleh
𝑆𝑚 𝑁
Keterangan: f = frekuensi jawaban benar
IK = Taraf kesukaran n = skor total angket
Σx = Subjek yang menjawab benar Sedangkan proses analisis data
𝑆𝑚 = Banyaknya subjek yang mengerjakan dengan menggunakan interpretasi skor
tes adalah sebagai berikut:
N = Banyaknya Jumlah Responden
d) Uji Daya Pembeda Angka Kriteria
Daya pembeda menurut indeks daya 0%-20% Sangat Rendah
pembeda ini dapat dicari dengan 21%-40% Rendah
menggunakan 41%-60% Sedang / cukup
61%-80% Tinggi
𝛴𝐴 𝛴𝐵
Rumus: 𝐷𝑃 = − 81%-100% Sangat tinggi
𝑛𝐴 𝑛𝐵
Keterangan: (Ridwan,2008:41)
DP = Daya pembeda soal b) Analisis data tes
A = Jumlah peserta tes kelompok atas yang Adapun analisis respon siswa terhadap
menjawab benar setiap butir soalnya dihitung dengan
B = Jumlah peserta tes kelompok bawah menggunakan rumus sebagai berikut :
yang menjawab benar 𝑓
nA = nB = Jumlah peserta tes kelompok atas 𝑃= 𝑥 100%
atau bawah (10 siswa) 𝑛
(Surapranata, 2004: 31). Keterangan:
Teknik analisis data P = skala nilai yang diperoleh
1) Analisis deskiptif f = frekuensi jawaban benar
a) Analisis data angket n = jumlah soal
Dalam menganalisis angket yang Sedangkan proses analisis data
diberikan kepada siswa penulis memagi dengan menggunakan interpretasi skor
kriteria penilaiannya ke dalam lima adalah sebagai berikut
kriteria, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-
ragu, tidak setuju, dan sangat tidak Angka Kriteria
setuju. Adapun setiap jawaban diberi <40% Sangat kurang
sekor sesuai dengan jawabannya. 40%-55% Kurang baik
Pemberian skor untuk masing-masing 55%-69% Cukup
kategori jawaban bergantung kepada 69%-84% Baik
84%-100% Sangat baik
(Nofijanti dkk,2008:19) normal. Tetapi jika signifikansi lebih
dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
2) Uji prasyarat b) Uji Homogenitas
Menurut Sudjana (2005:249) Uji
Analisis yang digunakan dalam
homogenitas digunakan untuk
penelitian ini yaitu uji normalitas, uji mengetahui apakah kedua kelompok
homogenitas, menentukan analisis sampel mempunyai varians yang sama
regresi, menguji signifikansi dan (homogen) atau tidak. Uji homogenitas
menguji linieritas. pada penelitian ini menggunakan
program SPSS versi 17.0 dengan
a) Uji Normalitas langkah-langkah sebagai berikut:
Menurut Subana dan sudrajat Kriteria homogen atau tidaknya
(2005: 131-132) mengemukakan dilihat berdasarkan hasil uji dengan
bahwa Uji normalitas digunakan SPSS. Jika nilai sig. (signifikansi)
untuk mengetahui apakah data pada kurang dari 0,05 maka data kelompok
dua kelompok sampel yang diteliti sampel berasal dari populasi yang
varians nya berbeda. Sedangkan jika
berasal dari populasi yang
nilai sig. Lebih dari 0,05 maka data
berdistribusi normal atau tidak. kelompok sampel berasal dari populasi
Dalam penelitian ini, sebelum yang varians nya sama.
menguji normalitas maka dicari c) Uji Lineritas
terlebih dahulu residu (error). Rumus Uji linearitas bertujuan untuk
untuk mencari nilai residu (error) mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau
adalah sebagai berikut: (Kumaidi dan
tidak secara signifikan. Uji linearitas
Budi Manfaat, 2013: 216). pada penelitian ini menggunakan
𝑒 = 𝑌 − 𝑌̂ program SPSS versi 17.0
Kriteria linear atau tidaknya
Keterangan: kedua data tersebut, dapat dilihat pada
𝑒=error atau residu output SPSS dengan membaca Sig.-
𝑌=Skor variabel terikat (dependent Linearity. Jika signifikansi kurang dari
variabel) 0,05, maka kedua data tersebut
̂
𝑌=Skor variabel terikat yang berhubungan linear. Sebaliknya, jika
diprakirakan dengan memakai signifikansi lebih dari 0,05, maka kedua
garis regresi variabel tersebut tidak berhubungan
linear.
Setelah diketahui nilai residu d) Uji Persamaan Regresi
(error) untuk menguji normalitas data Untuk mengetahui nilai uji
menggunakan program SPSS versi 17.0. Persamaan Regresi maka dapat
Kriteria normal atau tidaknya, dapat dirumuskan sebagai berikut:
dilihat pada output SPSS dengan ̂̂ = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑌
membaca nilai Sig. (signifikansi). Jika Ketarangan :
nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka ̂̂= subyek variabel terikat yang
𝑌
kesimpulannya data tidak berdistribusi diproyeksikan
𝑋= Variabel bebas yang mempunyai kriteria penolakan atau penerimaan
nilai tertentu untuk diprediksikan hipotesis ialah jika H0 ditolak dan H1
𝑎= nilai konstanta harga Y jika 𝑋=0 diterima jika harga thitung > ttabel.
𝑏= nilai arah sebagai penentu ramalan
(prediksi) yang menunjukkan nilai HASIL DAN PEMBAHASAN
peningkatan (+) atau nilai penurunan (-)
variabel Y. 1) Hasil uji prasyarat
𝑛. 𝛴𝑋𝑌 − 𝛴𝑋𝛴𝑌 a) Uji normalitas
𝑏= Berdasrkan data hasil tes siswa
𝑛. 𝛴𝑋2 − (𝛴𝑋)2 yang diperoleh, kemudian langkah
selanjutnya yaitu uji normalitas
𝛴𝑌 − 𝛴𝑋 bertujuan unutuk mengetahui apakah
𝑎= data yang diperoleh dengan taraf yang
𝑛
Kaidah pengujian signifikansi: berdistribusi normal atau tidak. Selain
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≥𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka tolak 𝐻0 itu, uji normalitas juga dapat
artinya signifikan dan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≤𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, menentukan langkah selanjutnya untuk
maka terima 𝐻0 artinya tidak signifikan menjawab uji statistik penelitian. Untuk
dengan taraf sigifikan ∝=0,05 𝑎𝑡𝑎𝑢 mengetahui uji normalitas yaitu dengan
∝=0,01. (Sugiyono, 2008: 262) menggunakan SPSS 17.0. Adapun hasil
e) Uji Kebaikan Model pengujiannya seagai berikut:
Dengan menggunakan SPSS,
lihat hasilnya pada model summary
(Adjusted R Square) apakah model yang
digunakan tersebut termasuk baik atau
tidak.
f) Uji Hipotesis
Menurut Ridwan (2008 : 57)
mengemukakan bahwa setelah uji
normalitas terpenuhi, maka dilakukan uji
hipotesis yaitu untuk mengetahui bahwa Berdasarkan tabel di atas,
hipotesis tersebut diterima atau ditolak. diperoleh data hasil pengujian tes
Untuk menguji hipotesis menggunakan normalitas dengan derajat kebebasan
rumus : ∝=0,05. Setelah diuji dengan
𝑟√𝑛 − 2 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = Diperoleh nilai uji normalitas 0,086 dan
√1 − 𝑟 2 nilai signifikansi 0,200, nilai ini
Keterangan: dinyatakan signifikan karena nilai
T = nilai thitung probabilitas atau nilai sig. lebih besar
R = koofisien korelasi hasil rhitung dari pada nilai derajat kebebasan (0,200
N = jumlah responden > 0,05). Dengan demikian data tes
Harga thitung selanjutnya dibandingkan kemampuan koneksi matematika
dengan harga ttabel untuk ∝=0,05 dan berdistribusi normal. Untuk lebih jelas
𝑑𝑘=𝑛−2 dengan kaidah pengujian: dalam memahami hasil data yang
jika thitung > ttabel maka signifikan dianalisis untuk mengetahui uji
jika thitung ≤ ttabel maka tidak signifikan
normalitas yaitu dengan melihat gambar untuk melakukan uji homogenitas yaitu
dibawah ini: mampu analisis statistik parametrik. Uji
homogenitas dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa berapapun
kelompok data sampel dari populasi
memiliki variansi yang sama.

Berdasarkan tabel tersebut di atas,


dapat diketahui bahwa hasil dari Levene
Statistic nilai probabilitas (sig.) 0,054. Nilai
probabilitas (sig.) tersebut lebih besar dari
0,05 (0,054 > 0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data penerapan media
Berdasarkan hasil Output Test Of pembelajaran berbasis animasi dan
Normality dengan Normal Q-Q Plot of kemampuan koneksi matematika dari
Kemampuan_koneksi matematika pada populasi yang mempunyai variansi yang
gambar di atas, menjelaskan bahwa garis sama. Artinya data penelitian adalah
diagonal yang terbentang dari kiri bawah ke homogen. Berikut ditunjukkan pada
kanan atas dalam grafik menggambarkan scatterplot mengenai homogenitas data
keadaan ideal dari suatu data. Sedangkan penelitian.
titik-titik yang menyebar di setiap garis itu Gambar 4.2 Scatterplot Homogenitas
adalah datanya yang sedang diuji. Apabila Data Penelitian
titik-titik tersebut menyebar di sekitar garis
diagonal bahkan ketika titik-titik tersebut
semakin berimpit dengan garis diagonal,
maka dapat dikatakan data tersebut
berdistribusi normal.
Dapat disimpulkan dari gambar di
atas, terlihat bahwa titik-titik yang menyebar
dan mendekati garis lurus melalui pengujian
normalitas dengan Normal Q-Q Plot of
Kemampuan koneksi matematika, terbukti
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan
pengujian selanjutnya setelah data diujikan Gambar 4.2 menunjukkan
dengan uji tes normalitas. Adapun syarat penyebaran data yang tidak beraturan atau
tidak berpola. Hal ini berarti penyebaran Berdasarkan gambar 4.3 dapat
data bersifat homogen sehingga syarat terlihat jelas bahwa antara variabel
analisis regresi terpenuhi dan dapat penerapan media berbasis animasi dengan
melanjutkan pada langkah berikutnya. kemampuan koneksi matematika memiliki
c) Uji Linearitas hubungan linier. Setelah selesai uji prasyarat
Uji linearitas bertujuan untuk normalitas, homogenitas, dan linearitas,
mengetahui apakah kedua variabel memiliki maka peneliti akan melanjutkan analisis
hubungan atau tidak. Uji ini digunakan penelitian yang selanjutnya yaitu analisis
sebagai prasyarat dalam analisis korelasi korelasi dan regresi linear.
atau regresi linear. d) Analisis Regresi Linear
Kegunaan analisis regresi linear
adalah untuk meramalkan (memprediksi)
variabel kemampuan koneksi matematika
siswa (Y) apabila variabel media
pembelajaran berbasis animasi (X)
diketahui.
1. Persamaan Regresi
Hasil perhitungan dengan
menggunakan SPSS 17.0 diperoleh data
analisis sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel Anova hasil
Output SPSS 17.0 di atas, dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi (sig) sebesaar
0,021. Karena nilai signifikansinya lebih
besar dari pada nilai errornya (0,021 < 0,05)
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
antara variabel media pembelajaran berbasis
animasi dengan kemampuan koneksi Berdasarkan hasil output yang
matematika memiliki hubungan yang linear. ditunjukkan oleh Tabel Coefficients,
Gambar 4.3 Plot Linearitas Variabel menunjukkan nilai signifikasi dari konstan =
Penelitian 0.018< 0.05 dan nilai signifikasi variabel X
nya sebesar 0.21 < 0.05, dengan demikian
persamaan yang tepat untuk kedua variabel
tersebut adalah:
𝑌̂ ̂ = 38.336 + 0.482 𝑋
Keterangan :
𝑌 ̂ = Kemampuan koneksi matematika siswa
X = Media pembelajaran berbasis animasi
Dari persamaan yang ditunjukkan di
atas jika tanpa penggunaan media
pembelajaran berbasis animasi maka
kemampuan koneksi matematika siswa
sebesar 38.336 dan koefisien regresi sebesar
0.482 menyatakan bahwa setiap
penambahan (peningkatan) penggunaan
media pembelajaran berbasis animasi akan Hal ini berarti tidak ada pengaruh penerapan
mempengaruhi kemampuan koneksi media pembelajaran berbasis animasi
matematika siswa sebesar 0.482. terhadap kemampuan koneksi matematika
2. Uji Kebaikan Model siswa.
Untuk mengetahui seberapa besar b) Probabilitas Sig. < 0,05, maka Ho ditolak.
persentase pengaruh penerapan media Hal ini berarti ada pengaruh penerapan
pembelajaran berbasis animasi terhadap media pembelajaran berbasis animasi
kemampuan koneksi matematika siswa, terhadap kemampuan koneksi matematika
dapat dilihat pada tabel berikut ini. siswa
Kriteria pengujian:
Ho ditolak jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Ho diterima jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Untuk mengetahui uji hipotesis pada
data analisis dengan menggunakan SPSS
17.0. Adapun hasil Output-nya sebagai
berikut:

Berdasarkan hasil Output SPSS 17.0


di atas, diperoleh nilai (R Square) sebesar
0,135, artinya konstribusi dari penerapan
media pembelajaran berbasis animasi
terhadap kemampuan koneksi matematika
siswa sebesar 13,5% dan sisanya sebesar
86,5% dipengaruhi dari faktor lain diluar
variabel yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis data untuk
3. Uji Hipotesis mengetahui pengaruh koefisien regresi
Pengujian hipotesis bertujuan untuk dilakukan dengan menggunakan uji t.
membuktikan hipotesis yang dikemukaan Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t
oleh peneliti dalam penelitiannya. Dalam hal hitung untuk koefisien regresi X atau
ini penulis mengambil hipotesis alternatif variabel penerapan media pembelajaran
(Ha) sebagai hipotesis yang akan dibuktikan. berbasis animasi adalah 2,408 dengan
Adapun hipotesis tersebut adalah berikut ini: signifikansi 0,021. Hal ini menunjukan
a) Ho : Tidak ada pengaruh penerapan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 2,408 > 2,024 dan
media pembelajaran berbasis animasi pada taraf signifikansi 0,021 < 0,05 maka
terhadap kemampuan koneksi matematika disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya
siswa . bahwa ada pengaruh penerapan media
b) Ha : Ada pengaruh penerapan media pembelajaran berbasis animasi terhadap
pembelajaran berbasis animasi terhadap kemampuan koneksi matematika siswa pada
kemampuan koneksi matematika siswa. sampel yang diambil dalam penenlitian ini.
Dasar pengambilan keputusannya adalah
sebagai berikut:
a) Probabilitas Sig. > 0,05, maka Ho
diterima.
Kesimpulan penerapan media pembelajaran berabasis
Berdasarkan hasil penelitian yang animasi terhadap kemampuan koneksi
telah dilakukan, maka peneliti mengambil matematika siswa adalah 13,5 % dan sisanya
beberapa kesimpulan sebagai berikut: 86,5 % dipengaruhi oleh faktor lain yang
1. Respon siswa terhadap penerapan media tidak diteliti.
pembelajaran berbasis animasi berada pada DAFTAR PUSTAKA
kategori cukup tinggi, siswa merespon Abidin, Fahisal Afif. 2013. Pengembangan
dengan baik terhadap penerapan media Media Animasi Sebagai Bentuk Simulasi
pembelajaran berbasis animasi. Hal ini Materi Logika Matematika untuk
ditunjukkan dengan rata-rata persentase tiap Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas
indikator sebesar 77%. Hal ini berarti X SMK Teknik Otomotif. Skripsi. Tidak
penerapan media pembelajaran berbasis diterbitkan. UIN Sunan Kalijaga
animasi mamapu meningkatkan motivasi Yogyakarta.
dan keterampilan berlajar dengan baik. Amelia, Mimin minarni. 2010. Pengaruh
2. kemampuan koneksi matematika siswa Model Pembelajaran Generatif terhadap
yang menggunakan media pembelajaran Kemampuan Koneksi Matematika Siswa.
berbasis animasi dalam proses pembelajaran Skripsi. Tidak diterbitkan. UIN Syarif
sudah cukup baik yakni dengan persentase Hidayatullah Jakarta.
sebesar 68%. Hal ini juga didukung oleh Anita, Ika Wahyu. 2014. Pengaruh
hasil data yang diperoleh menujukan bahwa Kecemasan Matematika (Mathematics
persentase rata-rata aspek kemampuan Anxiety) Terhadap Kemampuan Koneksi
koneksi dengan dunia nyata sebesar 80% Matematis Siswa SMP. Infinity Jurnal
dengan kategori baik, aspek kemampuan Ilmiah Program Studi Matematika. Vol 3.
koneksi antar topik matematika 65% dengan No.1. Bandung: STKIP Siliwangi.
kategori cukup baik, dan aspek kemampuan Arikunto, S, 2009. Prosedur Penelitian
dengan disiplin ilmu lain sebesar 58% Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.
dengan kategori cukup baik. Jakarta : Rineka Cipta
3. Hasil penelitian menunjukkan Asnawir dan M. Basyirudin usman. 2002.
bahwa ada pengaruh yang positif antara Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
penerapan media pemberlajaran berbasis Ayuni, Khorotun. 2013. Pengaruh
animasi terhadap kemampuan koneksi Penerapan Metode Pembelajaran Inquiry
matematika. Hal ini ditunjukkan dengan Berorientasi Discovery terhadap
persamaan regresi ya itu 𝑦̂=38.336 + 0.482𝑥 Kemampuan Koneksi Matematika Siswa
Hal ini berarti jika tanpa penggunaan media (Study Eksperimen di Kelas VII MTs DU
pembelajaran berbasis animasi maka PUI Ranji Kab. Majalengka). Skripsi. Tidak
kemampuan koneksi matematika siswa diterbitkan. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
sebesar 38.336, dan koefisien regresi sebesar Azizah, Nur. 2013. Pengaruh Penggunaan
0.482 menyatakan bahwa setiap peningkatan Strategi Mastery Learning terhadap
penggunaan media pembelajaran berbasis Kemampuan Koneksi Matematika Siswa
animasi akan mempengaruhi kemampuan pada Kubus dan Balok di SMP NU
koneksi matematika siswa sebesar 0.482. kabupaten Indramayu. Skripsi: Tidak
Sementara itu hasil uji t menunjukan bahwa diterbitkan. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 4,408 > 2,024, maka Ho Azwar, S. 1998. Metode Penelitian.
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
besarnya kontribusi atau pengaruh
Dahar, Ratna wilis. 2008. Teori-teori Harahap, Tua Halomoan. 2015. “Penerapan
Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Contextual Teaching and Learning untuk
Gelora Aksara Pratama. Meningkatkan Kemampuan Koneksi Dan
Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Representasi Matematika Siswa Kelas VII-2
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja SMP Nurhasanah Medan Tahun Pelajaran
Rosidakarya. 2012/2013. Jurnal EduTech. Vol .1 No 1.
. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Ivan. 2002. Macromedia Flash 4.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Yogyakarta. Andi Offset.
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Khaerunnisa Fitri. 2014. Perbandingan
Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Pengaruh Penerapan Pendekatan
Sejahtera Pendidikan Matematika Realistik (PMR)
Dewi, Putu Dian Karlina dkk. 2014. dan Konstruksivisme dalam Pembelajaran
Pengaruh Penerapan Patchwork Assessment Matematika terhadap Peningkatan
terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Kemampuan di Kelas VII SMP Negeri 7
Ditinjau dari Kompetensi Awal Siswa. Jurnal Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitka. IAIN
pendidikan matematika vol 3 no 1. Syekh Nurjati Cirebon.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Kholidi, Muhammad dan Sahat Saragih.
Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran 2012. Peningkatkan Kemampuan Koneksi
Matematika. Bandung: JICA UPI dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Fauzi, Ahmad. 2013. Manajemen SMA Melalui Pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Jurnal Pendidikan Matematika
Utama. PARADIKMA, Vol 5 Nomor 2. Medan:
Febriyan, Nadia. 2013. Pengaruh UNIMED.
Penerapan Stategi Pembelajaran Problem Kurniasari, Nila dkk. 2013. Kemampuan
Based Learning terhadap Peningkatan Koneksi Matematika Pada Kompetensi
Kemampuan Koneksi Matematika pada Dasar Menghitung Luas Permukaan dan
Pokok Bahasan Bangun Ruang. Skripsi. Volume Kubus, Balok, Prisma, dan Limas”.
Tidak diterbitkan. IAIN Syekh Nurjati Jurnal ekuivalen vol2 no 1. Purworejo:
Cirebon. Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Frastica, Zulaicha Ranum. 2013. Listyotami, Mega Kusuma. 2011. Upaya
Peningkatan Kemampuan Koneksi Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VIII
Matematis Melalui Pendekatan Open-Ended A SMP N 15 Yogyakarta Melalui Model
pada Siswa SMP Ditinjau dari Perbedaan Pembelajaran Learning Cycle “5e”.
Gender. Skripsi. Tidak diterbitkan. UIN Skripsi. Tidak diterbitkan. Universitas
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Negeri Yogyakarta.
Haety, Nonoy Intan dan Endang Mulyana. Mandur, Kanisius dkk. 2013. Kontribusi
2013.”Pengaruh Model Pembelajaran Kemampuan Koneksi, Kemampuan
Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Representasi, dan Disposisi Matematis
Kemampuan SMA”. Jurnal online terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa
pendidikan matematika kontemporer SMA Swasta di nKabupaten Manggarai. E-
vol.1.Bandung: UPI. Journal Program Pascasarjana Universitas
Hamzah dan Nina Lamatenggo. 2011. Pendidikan Ganesha. Vol 2. Singaraja:
Teknologi Komunikasi dan Informasi Universitas Pendidikan Ganesha.
Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Nandi. 2006. Penggunaan Multimedia
Interaktif dalam Pembelajaran Geografi di
Persekolahan. Jurnal “GEA” Jurusan Sapti, Mujiyem, 2010. Kemampuan koneksi
Pendidikan Geografi Vol. 6. No.1 matematika (Tinjauan terhadap pendekatan
Narbuko, Cholid dan Ahmadi, Abu, pembelajran SAVI). Limit pendidikan
Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi matematika no11. Purworejo: Universitas
Aksara, 2007. Muhamadiyah Purworejo
Nofijanti, dkk. 2008. Evaluasi Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung:
Pembelajaran. Lapis-PGMI. Trisanto
Nurfitria, dkk. 2013. Kemampuan Koneksi Sugiman. 2011. Koneksi Matematik dalam
Matematis Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Pembelajaran Matematika di Sekolah
Dasar Matematika Di SMP. Jurnal Menegah Pertama. Skripsi.Tidak
pendidikan dan pembelajaran vol 2 no 12. diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurkhomsah, Yomi. 2014. Pengaruh Sugiyono, 2008. Metode Penelitian
Penerapan Strategi REACT (Relating, Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, R & D.
Experiencing, Applying, Cooperating, Bandung: Alfabeta.
Transferring) terhadap Kemampuan Sukoco dan Kadek Sukiyasa. 2013.
Koneksi Matematika Siswa pada Pokok Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil
Bahasan Kubus dan Balok Kelas VIII MTs N Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi
Cirebon 2 Kabupaten Cirebon. Skripsi. Sistem Kelistrikan Otomotif”. Jurnal
Tidak diterbitkan. IAIN Syekh Nurjati Pendidikan Vokasi. Vol 3. No 1.
Cirebon. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Putra, Ilham Eka. 2013. Teknologi Media Surapranata, Sumarna. 2004. Validitas,
Pembelajaran Sejarah Melalui Pemanfaatan Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes
Multimedia Animasi Interaktif. Jurnal Implementasi Kurikulum 2004. Bandung:
TEKNOIF. Vol.1. No. Padang: STMIK Remaja Rosdakarya
Indonesia Padang. Susilana, Rudi dan Cepy Riyana. 2009.
Riduwan. 2008. Dasar-dasar Statistika. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Bandung: Alfa Beta Prima
Rohendi, Dedi. 2012. Developing E- Wardhana, Yana. 2010. Teori Belajar dan
Learning Based on Animation Content for Mengajar. Bandung: PT Pribumi Mekar.
Improving Mathematical Connection Wicaksana, Jaya dkk. 2014. Pengaruh
Abilities in High School Students. IJCSI Model Pembelajaran CORCE (Conecting
International Journal of Computer Science Organizing Reflecting Extending) Berbasis
Issues, Vol. 9. Bandung: Universitas koneksi matematika Terhadap Hasil
Pendidikan Bandung. Berlajar Matematika Siswa Kelas IV
Sakti, dkk. 2012. Pengaruh Model Sekolah Dasar. E-jurnal Mimbar PGSD vol.
Pembalajaran Langsung (Direct 2. Singaraja: Universitas Pendidikan
Instruction) Melalui Media Animasi Ganesa.
Berbasis Macromedia Flash terhadap Minat Yudistira dan Bayu Adjie. 2007. 3D
Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Studio MAX 9.0. Jakarta: PT Media
Siswa Di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. Komputi
Jurnal Exacta, Vol. 9 No. 1. Bengkulu:
Universitas Bengkulu.
Sanjaya, Wina, 2013.Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Kencana Perdana Media
Group

Вам также может понравиться