Вы находитесь на странице: 1из 15

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : SOSIALISASI


“BERCAKAP-CAKAP DENGAN ANGGOTA KELOMPOK
TENTANG PENGALAMAN MASA LALU YANG MENYENANGKAN”

DI RUANGAN MERPATI
RS JIWA PROF. HB SAANIN PADANG

OLEH :

KELOMPOK L
PUJI YASTUTI RAHMATIA, S.Kep
YULIANA, S.Kep
ARINI ELHUDA, S.Kep
WISFI DESRIYANTI, S.Kep

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
PRE PLANNING
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
“BERCAKAP-CAKAP DENGAN ANGGOTA KELOMPOK TENTANG
PENGALAMAN MASA LALU YANG MENYENANGKAN”

Topik : TAK Sosialisasi Sesi Ke-3


Terapis : 4 orang Mahasiswa Profesi Ners FKEP UNAND
Sasaran : 7 orang klien yang dirawat di Ruang Merpati RS Jiwa HB. Sa’anin
Padang yang memenuhi kriteria

A. Tujuan
Tujuan umum
Klien mampu bercakap- cakap dengan anggota kelompok

Tujuan Khusus
1. Klien mampu menanyakan kehidupan pribadi (pengalaman masa lalu
yang menyenangkan) pada satu orang anggota kelompok
2. Klien mampu untuk menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi
(pengalaman masa lalu yang menyenangkan)
3. Klien mampu berespon terhadap jawaban anggota kelompok tentang
pertanyaan kehidupan pribadi (pengalaman masa lalu) yang diceritakan oleh
salah seorang anggota kelompoknya.

B. Pendahuluan
Isolasi sosial dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana individu
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Hal ini bisa disebabkan karena pasien
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain (Purba dkk, 2008).
Adapun tanda dan gejala prilaku isolasi sosial yang ditunjukkan klien
adalah menghindari orang lain, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain,
apatis, ekspresi wajah sedih, kontak mata tidak ada atau minimal, klien banyak
menunduk berdiam dikamar dan posisi tidur seperti janin, apatis, afek tumpul.
menolak berhubungan dengan orang lain, memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap. tidak melakukan kegiatan sehari-hari dan posisi tidur
seperti posisi janin ( Keliat, 2009).
Akibat lanjut dari prilaku isolasi sosial ini adalah resiko terjadinya
gangguan persepsi sensori : halusinasi yang ditandai dengan klien mendengar dan
melihat sesuatu, bicara dan tertawa sendiri, serta pandangan tertuju kearah lain.
Selain itu, prilaku isolasi sosial ini juga berdampak pada risiko terjadinya prilaku
kekerasan yang diartikan sebagai tingkah laku individu yang ditujukan untuk
melukai atau mencelakai individu lain yang tidak menginginkan datangnya prilaku
tersebut (Purba dkk, 2008).
Salah satu cara untuk mengatasi prilaku isolasi sosial ini, selain dengan
melakukan terapi generalisasi individu melalui strategi pelaksanaan komunikasi
yang dikenal dengan SP individu, juga dapat dilakukan terapi aktivitas kelompok
pada sekelompok klien yang mempunyai masalah isolasi sosial. Adapun jenis
terapi aktivitas kelompoknya adalah Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi.

C. Landasan Teoritis
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial (Kelliat,
2004). Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah terapi modalitas yang berupaya
meningkat psikoterapi terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama yang
mengalami gangguan jiwa khususnya yang mempunyai masalah gangguan
hubungan sosial sehingga memperluas hubungan dengan orang lain (DepKes RI,
1998).
Tujuan dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)
terbagi menjadi dua bagian :
a. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
b. Tujuan Khusus
 Klien mampu memperkenalkan diri
 Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
 Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
 Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
 Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang
lain
 Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
 Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang
telah dilakukan

Fokus Terapi Aktivitas Kelompok : Sosialisasi adalah klien dibantu untuk


melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat
juga dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan satu), kelompok, dan
massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.

D. Kriteria Klien
Klien yang mengikuti kegiatan ini adalah :
1. Klien dengan isolasi sosial yang telah pernah mendapatkan SP isolasi
sosial di Ruang Merpati dan yang telah mengikuti kegiatan TAK sesi 1 dan 2
2. Klien yang tidak mengalami gangguan sensori penglihatan dan
pendengaran
3. Klien yang telah menyepakati kontrak dengan terapis sebelumnya
E. Proses Seleksi
1. Identifikasi klien yang sesuai dengan kriteria
2. Membuat kontrak dengan klien
 Menjelaskan tujuan kegiatan
 Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
 Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas
kelompok
 Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok

F. Uraian Struktur Kegiatan


a. Hari/Tanggal : Rabu / 12 Maret 2014
b. Tempat Kegiatan : Ruang Merpati
c. Waktu Kegiatan : Pukul 10.30 WIB - 11.00 WIB (30 menit)
d. Metode Kegiatan : Sosialisasi dengan bertanya dan menjawab pengalaman
masa lalu yang menyenangkan
e. Anggota kelompok : Klien dengan isolasi sosial yang dirawat di Ruang
Merpati (7 orang)

G. Antisipasi Masalah
Jika terdapat peserta yang tidak mengikuti peraturan atau menunjukkan
gejala yang tidak kondusif lagi atau peserta ingin meninggalkan kegiatan untuk
bermain, maka permainan tetap dilanjutkan dengan peserta cadangan

H. Rencana Jalannya Acara


No Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta
1 5 Menit Orientasi
- Memberi salam terapeutik - Menjawab salam
- Memperkenalkan terapis dan - Mendengarkan
pembimbing dan memperhatikan
- Menanyakan perasaan klien saat - Mengungkapkan
ini perasaan saat ini
- Memberikan
- Menanyakan apakah klien telah jawaban
mencoba berkenalan dengan orang
lain
- Menjelaskan tujuan kegiatan, - Mendengarkan
yaitu bertanya dan menjawab dan memperhatikan
tentang kehidupan pribadi
(pengalaman masa lalu yang
menyenangkan) - Mendengarkan
- Menyampaikan kontrak, dan dan memperhatikan
peraturan permainan, yaitu:
a. Setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir
b. Jika ada peserta yang
akan meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis
c. Lama kegiatan 30 menit
2 20 Menit Kerja
- Terapis menghidupkan musik - Mengambil bola
dan mengedarkan bola berlawanan
dengan arah jarum jam
- Mematikan musik kemudian - Bertanya dan
anggota kelompok yang memegang menjawab pertanyaan
bola mendapat giliran untuk tentang pengalaman hidup
menceritakan pengalaman masa lalu yang menyenangkan
yang menyenangkan. Dimulai dari
terapis sebagai contoh
L: “Halo, Aini. Apa saja pengalaman
Aini yang paling menyenangkan?”
A: “Pengalaman saya yang paling
menyenangkan adalah saya dulu
pernah menjadi juara lomba lari.”
L: “Wah, Aini hebat!”
- Terapis mencatat masing-
masing cerita yang diungkapkan - Memperhatikan
oleh anggota kelompok pada papan
tulis.
- Ulangi kegiatan sampai semua - Memperhatikan dan
anggota kelompok mendapat giliran menunggu giliran
selanjutnya
- Beri pujian untuk tiap - Memperhatikan dan
keberhasilan anggota kelompok bertepuk tangan
3 5 Menit Terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah - Mengungkapkan pendapat
mengikuti TAK
- Memberikan pujian atas - Mendengarkan
keberhasilan kelompok
- Menanyakan kembali kepada klien - Menjawab pertanyaan
apa yang telah diceritakan oleh
temannya
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan tiap
anggota - Memperhatikan
kelompok bercakap-cakap tentang
pengalaman masa lalu yang
menyenangkan
- Memasukkan kegiatan bercakap- - Menyetujui
cakap pada jadwal kegiatan harian
klien
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan (TAK) - Menyetujui
selanjutnya yaitu menyampaikan
dan membicarakan topik
pembicaraan tertentu
- Menyepakati waktu dan tempat - Menyetujui

I. Penggorganisasian Kelompok
Leader : Yuliana, S.Kep
Co – Leader : Arini Elhuda, S.Kep
Observer : Wisfi Desriyanti,, S.Kep
Fasilitator : Puji Yastuti Rahmatia, S.Kep

Peran Leader
 Memimpin jalannya kegiatan
 Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
 Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
 Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
 Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
 Memberi reinforcement positif pada klien
 Menyimpulkan kegiatan

Peran Co – Leader
 Membantu tugas leader
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
 Mengingatkan leader tentang kegiatan
 Bersama leader menjadi contoh kegiatan

Peran Observer
 Mengobservasi jalannya acara
 Mencatat jumlah klien yang hadir
 Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
 Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan klien
 Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
 Membuat laporan hasil kegiatan

Peran Fasilitator
 Mamfasilitasi jalannya kegiatan
 Memfasilitasi klien yang kurang aktif
 Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
 Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok

Perilaku yang diharapkan dari kelompok


 Klien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
 Klien dapat ikut serta dalam seluruh kegiatan TAK
 Klien aktif dalam permainan
 Klien mampu mengungkapkan pendapat

J. Media dan Alat


Media dan alat yang digunakan :
 Handphone
 Bola
 Papan tulis
 Spidol
 Buku catatan dan pulpen
 Jadwal kegiatan klien

K. Alokasi Waktu
Orientasi : 5 menit
Kerja : 20 menit
Terminasi : 5 menit

L. Setting Tempat

Keterangan :
= Leader

= Co – Leader

= Observer

F = Fasilitator
= Klien

= Papan tulis

M. Proses Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir sesuai dengan kriteria
 Setting tempat sesuai rencana
 Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan tertib

b. Evaluasi Proses
 Klien tidak meninggalkan tempat saat kegiatan berlangsung
 Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan
 Klien berpartisipasi secara aktif dalam permainan
 Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana
 Klien dapat memerankan tokoh sesuai dengan permintaan dan adanya
tanggapan dari peserta lain tentang peran yang telah diperagakan

c. Evaluasi Hasil
 75% mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
 75% peserta mampu menanyakan pengalaman yang menyenangkan di
masa lalu pada salah satu anggota kelompok
 75% peserta mampu menjawab pertanyaan tentang pengalaman yang
menyenangkan di masa lalu pada salah satu anggota kelompok
 75% peserta mampu berespon terhadap pengalaman masa lalu yang
diceritakan oleh salah seorang anggota kelompoknya
N. Penutup
Demikianlah proposal ini kami ajukan dalam rangka memenuhi tugas
praktek profesi keperawatan jiwa di RSJ HB SA’ANIN Padang. Atas perhatian dan
kesempatan yang diberikan kepada kami, kami ucapkan terima kasih.

Padang,10 Maret 2014


a.n Ketua Kelompok
Sekretaris

(Yuliana, S.Kep)

Disetujui oleh

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns. Dewi Eka Putri, M.kep, SpKepJ) (Ns. Basmanelly, M.Kep, SpKepJ)
NIP. NIP.
REFERENSI

Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta : EGC
Stuart, Gail Wascard. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa: alih bahasa, Achir Yani S.
Hamid; editor bahasa Indonesia, Yasmin Asih. Ed. 3. –Jakarta; EGC
EVALUASI DAN DOKUMENTASI
SESI 3 : TAKS
Kemampuan Bercakap-cakap

a. Kemampuan Verbal : Bertanya


Aspek Yang Nama Klien
No
Dinilai
1 Mengajukan
pertanyaan
yang jelas
2 Mengajukan
pertanyaan
yang ringkas
3 Mengajukan
pertanyaan
yang relevan
4 Mengajukan
pertanyaan
secara
spontan
Jumlah

b. Kemampuan Verbal : Menjawab


Aspek Yang Nama Klien
No
Dinilai
1 Menjawab
dengan jelas
2 Menjawab
dengan
ringkas
3 Menjawab
dengan
relevan
4 Menjawab
dengan
spontan
Jumlah

c. Kemampuan Non Verbal


Aspek Yang Nama Klien
No
Dinilai
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan
bahasa tubuh
yang sesuai
4 Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
Jumlah

Вам также может понравиться