Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB X
turunan dari kata bijak dengan mendapat awalan ke dan akhiran an. Dalam
kebijakan berarti pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis
tujuan tersebut.
dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam
dapat digunakan berbagai sudut tinjauan. Pengertian itu dapat digunakan, baik
dari sudut proses, pelaksanaan, produk maupun dari sudut seni. Yang jelas
mestinya dan harus diikuti tanpa pandang bulu, mengikat siapa pun yang
pendidikan sebagaimana dikutip oleh Ali Imran dari Carter V. Good bahwa
yang dijadikan sebagai pedoman untuk mengambil keputusan agar tujuan yang
179
secara keseluruhan. Kebijakan Pemerintah dan Pengaruhnya terhadap
Pendidikan Islam
konteks budaya asli.11 Pesantren saat itu masih dalam bentuk sederhana, salaf,
agama, tetapi juga pelajaran umum. Selama pe-riode Belanda dan Jepang,
memberikan alokasi waktu dua jam pelajaran agama dalam satu minggunya,
sementara madrasah sebelum tahun 1975 meliputi materi agama 70% dan
materi umum 30%. Setelah SKB 3 menteri pada tahun 1975, komposisinya di
balik menjadi 30% materi agama dan 70% materi umum. Meskipun demikian,
project (MAN PK) yang mengikuti komposisi materi agama 70% dan materi
umum 30%.12 Keberadaan madrasah ini dibatasi hanya pada beberap daerah.
180
Dalam hal afiliasinya terhadap lembaga pemerintah, pesantren
berbeda antara satu pesantren dengan pesantren yang lain sebab progrm
Pendidikan Nasional. Sedangkan madrasah, baik tingkat MI, MTs, mupun MA,
dikelolah oleh Kementerian Agama. Adapun perguruan tinggi Agama saat ini,
Pendidikan Nasional, khususnya untuk jurusan atau prodi umum. Oleh karena
itu, kurikulum di sekolah dan madrasah bersifat sentral serta seragam secara
yang dibentuk pada pada tahun 1978. Dalam hal ini, diadakan kategorisasi
pesantren. Kedua, PAI di perguruan agama Islam (dari MI, MTs., sampai MA)
Tinggi dan PAI di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). Ketiga, PAI di
lingkungan sekolah umum (dari SD, SLTP, sampai SMA) dan PAI di
181
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam jalur pendidikan luar
kolonial Belanda mengalami penekanan, tidak dapat tumbuh subur, tidak dapat
pesantren pada masa ini sebatas pada praktek ibadah, dakwah, sosial, dan
pergerakan nasional dalam perlawanan terhadap penjajah. Hal ini lebih tampak
pesantren semakin bertambah banyak dan pada akhir periode Orde Baru jumlah
182
dikembanghkan, tetapi sebagian pesantren saat ini telah memadukan madrasah
ke dalam pesantren, bahkan, tidak sedikit di antara madrasah swasta yang ada
Secara historis, eksistensi madrasah di Indonesia ada sejak awal abad XX, atau
paling cepat pada akhir abad XIX, berbarengan dengan munculnya ormas
Islam, seperti Muhammadi- yah dan Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini
menyatakan bahwa ‘pengajaran umum adalah netral’. Selain itu, juga karena
adanya tuntutan pembaruan pendidikan Islam secara internal, baik dari segi
metode maupun isi atau materi pelajaran.16 Sedangkan menurut Abuddin Nata,
dipercepat, serta diberi subsidi. Di samping itu, ijazah dari madrasah swasta
183
(MIS) dihargai dan diakui sama dengan ijazah dari madrasah negeri (MIN)
serta tamatannya memiliki civil effect yang sama dengan madrasah negeri.
didirikanlah pusat pelatihan guru MWB di Pacet, Cianjur, Jawa Barat, pusat
pelatihan yang bersifat nasional. Peserta pelatihan adalah para tamatan PGAA
olah raga, dan agama. Sayangnya, MWB ini tidak berjalan sebagaimana yang
berlanjut.
(MA) serta mengu-bah nama dan struktur madrasah negeri. Selanjutnya, tahun
184
SKB 3 Menteri menempatkan pendidikan islam pada perguruan
agama menjadi sejajar dengan sekolah umum. Ijazah madrasah dinilai sama
dengan ijazah sekolah umum, lulusan madrasah dapat melanjutkan atau pindah
kurikulum, yakni 70% merupakan ilmu pengetahu-an umum dan 30% ilmu
Mengingat :
185
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
4769);
4769);
186
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
12. Keputusan Menteri Agama Nomor 381 Tahun 1999 tentang Petunjuk
Angka Kreditnya;
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan
Menengah;
187
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
MEMUTUSKAN:
Bagian Kesatu
Pasal 1
melalui mata pelajaran pada semua jalur, jenjang dan jenis Pendidikan
dan menengah yang mencakup TK, SD, SDLB, SMP, SMPLB, SMA,
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
tujuan pendidikan agama yang mengacu pada Standar Isi dan Standar
188
4. Evaluasi adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu
melalui tatap muka di dalam kelas dan kegiatan mandiri di luar kelas sesuai
pada TK.
189
11. Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama yang selanjutnya disingkat
Pendidikan Agama pada TK, SD, SDLB, SMP, SMPLB, SMA, SMALB,
dan SMK.
pendidik dan tenaga kependidikan, komite sekolah dan siswa serta unsur
yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dengan
190
Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata pelajaran akhlak mulia
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak
mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak
peneliti membagi tujuan Pendidikan Agama itu menjadi dua bagian dengan
1. Tujuan Umum
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
191
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang telah
dengan akhlak yang mulia sebagai sasaran akhir dari Pendidikan Agama
itu.
at-Takwir ayat 27. Jalal menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua
Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah adalah beribadah kepada
Allah, ini diketahui dari surat Al-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi : Artinya
192
: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka
2. Tujuan Khusus
menjawukan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan
namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan
pemeluk agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga negara
yang baik dimana keduanya itu terpadu untuk mewujudkan apa yang
193
dicita-citakan merupakan suatu hakekat, sehingga setiap pemeluk agama
yang aktif secara otomatis akan menjadi warga negara yang baik,
Maha Esa
informal ini ternyata membawa hasil yang sangat baik sekali dan bahkan
194
yang sangat baik dalam menunjang keberhasilan pendidikan Islam untuk
pendidikan Islam yang formal yang berbentuk madrasah atau sekolah yang
berdasar keagamaan.
dalam kursus dan pelatihan, namun terkadang juga untuk formal. Misalnya
dalam perguruan tinggi. Uniknya bukanlah satuan dan bukan pula program.
Jadi, jika pesantren diambil dari sisi pendidikannya saja, maka satuan
tinggi umum.
Kedua, satuan atau program yang selama ini tidak mengikuti aturan
195
diniyah safiah, majlis taklim, dll. Kemasyrakatan yang sering diselenggarakan
Undang-Undang Pendidikan tahun 1954 No. 20, (tahun 1950 hanya berlaku
196
4. Pengangkatan guru agama, biaya pendidikan agama dan materi pendidikan
197