Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dibimbing Oleh :
Pembimbing : dr. Sugiarto, Sp.PD
Disusun Oleh :
Debby Seresthia Silaban
(1220221128)
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Sri Rahayu
Jenis kelamin : Wanita
Tempat/tanggal lahir : 19 Desember 1958
Alamat : Jln. Tanah Tinggi RT 1/5 Johar Baru, Jakarta Pusat
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan : Menikah
Rekam Medis : 433494
Tanggal masuk : 31 Maret 2014
Jam datang : 11.16 WIB
Riwayat Penyakit Sekarang : pasien datang dengan penurunan kesadaran sejak 13 jam
SMRS (setelah masuk ruang perawatan). Pasien mengaku merasa lemas dan pusing sebelum
kemudian terjadi penurunan kesadaran. Pasien mengaku tiga hari SMSRS pasien merasa
sering mual sehingga nafsu makan berkurang (<1/2 porsi). Pasien juga mengeluhkan adanya
muntah 1 hari SMRS, muntah sebanyak 3 kali, muntah berisi sedikit makanan dan air,
muntah darah disangkal. Pasien juga merasakan adanya pusing yang berputar 1 hari SMRS.
Pasien memiliki riwayat diabetes melitus sejak 3 tahun ini. Terakhir sebelum pasien hilang
kesadaran, minum obat (glibenklamid 1 x 5 mg) pagi hari tanpa makan. Pasien mengaku
sering mengalami mual dan muntah setelah pemberian obat untuk penyakit gulanya (yang
3
didapat dari puskesmas). Tidak ada demam, sesak napas, nyeri dada, tidak sedang batuk,
tidak ada riwayat jatuh, tidak ada kelemahan anggota gerak. Buang air besar normal dan
buang air kecil satu kali 3 jam sebelum masuk ruang perawatan. Buang air kecil sebelumnya
frekuensi dan volume baik.
Riwayat Kebiasaan : Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas harian di rumah
2. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : kompos mentis
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Pemeriksan Antropometri :
BB : 45 kg
TB : 155 cm
BMI : 18,73 kg/m2 (normoweight )
4
Tanda-tanda Vital :
IGD BANGSAL
Tekanan Darah 200/110 mmHg 170/100 mmHg
Nadi 110 x/menit 112 x/menit
Respirasi 20 x/menit 20 x/menit
Suhu 36,6 C 36,5 C
Status Generalis :
Kepala : normosefal, rambut hitam tersebar merata, tidak mudah
dicabut
Wajah : simetris, ekspresi tenang
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, cekung -/-, pupil
bulat isokor d 3/3 mm, RCL +/+
Telinga : normotia, normosepta, gangguan pendengaran (-/-), bentuk
telinga normal simteris kanan dan kiri, lubang lapang, serumen (+/+)
Hidung : bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret (-/-)
Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), faring hiperemis (-), garis
nasolabial simetris
Leher : kelenjar getah bening dan tiroid tidak teraba pembesaran, JVP
tidak meningkat 5-2 cmH20, retraksi suprasternal (-)
Thoraks :
Paru
Inspeksi : hemitoraks kanan dan kiri simetris, statis dan dinamis,
retraksi sela iga (-)
Palpasi : vocal fremitus simetris kanan dan kiri , taktil fremitus simetris
kanan dan kiri
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V Linea midclavicularis
5
Perkusi : Batas kanan jantung : ICS V linea sternalis kanan
Batas kiri jantung : ICS V1 jari medial linea midclavicula kiri
Batas pinggang jantung : ICS IV linea parasternal kiri
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (–)
Abdomen : Inspeksi : datar, sikatriks (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen
Palpasi : supel, turgor kulit < 2 detik, nyeri tekan (-),
hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-), cappilary refill time < 2
detik, kekuatan motorik 5 pada keempat ekstremitas
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan di IGD tanggal 31 Maret 2014 pada pukul 11.20 WIB
GDS ONE TOUCH 40 mg/dl
Hasil laboratorium darah rutin 31 Maret 2014 pada pukul 11.54 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 10,9 12-16 g/dl
Hematokrit 32 % 37-47 %
Eritrosit 3,6 4,3-6,0 jt/µL
Leukosit 15.100 4.800-10.800 jt/µL
Trombosit 512.000 150.000-400.000
MCV 89 80-96 fL
MCH 30 27-32 pg
MCHC 34 32-36 g/dl
Kimia Klinik
Ureum 114 20-50 mg
Kreatinin 11 0,5-1,5 mg
Glukosa Darah (Sewaktu) 35 < 140 mg/dl
6
Natrium (Na) 133 135-147
Kalium (K) 4,6 3,5-5,0
Klorida (Cl) 90 95-105
III. RINGKASAN
Seorang pasien perempuan, umur 55 tahun, datang diantar keluarga dengan
penurunan kesadaran sejak 13 jam SMRS. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus selama 3
tahun ini. Terakhir sebelum pasien hilang kesadaran minum obat (glibenklamid 1 x 5 mg)
pagi hari tanpa makan. Tidak ada demam, tidak sedang batuk, tidak ada riwayat jatuh, tidak
ada kelemahan anggota gerak. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu.
Dalam pengobatan amlodipin 1x5 mg. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos
mentis, tampak sakit sedang, tanda-tanda vital ; tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 112
x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,7 C. Status generalis dalam batas normal. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan penurunan Hb 10,9 gr/dl, Ht 32%, leukositosis 15.100 jt/µL,
trombositosis 512.000 jt/µL, GDS 35 mg/dl, peningkatan ureum 114 mg/dL, peningkatan
kreatinin 11,0 mg/dL, hiponatremia 133 mmol/dL, hipoklorida 90 mmol/dL.
7
IV. DAFTAR MASALAH
1. Koma hipoglikemia pada DM Tipe II ec obat hipoglikemia oral (Glibenklamid)
2. Chronic Kidney Disease dd Acute on CKD
3. Leukositosis
4. Hipertensi stage II
5. Gangguan elektrolit (hiponatremia dan hipokloremia)
V. PENGKAJIAN
1. Koma Hipoglikemia pada DM Tipe II ec obat hipoglikemia oral (Glibenklamid)
Anamnesa :.
Penurunan kesadaran sejak 13 jam SMRS, setelah sebelumnya meminum OHO
(glibenklamid) tanpa didahului atau disertai dengan makan.
Pemeriksaan Fisik :
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Nadi : 112 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7 C
Pemeriksaan Laboratorium :
GDS : 35 mg/dl
Rujukan Ilmiah :
Hipoglikemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar glukosa
darah < 60 mg/dL (PERKENI, 2011 ; Smeltzer & Bare, 2003).
Bila terdapat penurunan kesadaran pada penyandang diabetes harus selalu dipikirkan
kemungkinan terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh
penggunaan sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia akibat sulfonilurea dapat berlangsung
lama, sehingga harus diawasi sampai seluruh obat diekskresi dan waktu kerja obat telah
habis. Terkadang diperlukan waktu yang cukup lama untuk pengawasannya (24-72 jam) atau
lebih, terutama pada pasien dengan gagal ginjal kronik atau yang mendapatkan terapi dengan
OHO kerja panjang (PERKENI, 2011).
Menurut Soemadji (2006) karakteristik hipoglikemia ditentukan berdasarkan pada
Trias Wipple, yaitu :
8
Terdapat tanda-tanda hipoglikemia
Kadar glukosa darah kurang dari 50 mg%
Gejala akan hilang seiring dengan peningkatan kadar glukosa darah (paska koreksi)
Menurut PERKENI (2011), gejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrenergik
(berdebar-debar, banyak keringat, gemetar, dan rasa lapar) dan gejala neuro-glikopenik
(pusing, gelisah, kesadaran menurun sampai koma).
Menurut Soemadji (2006), manifestasi klinis dari hipoglikemia yang terjadi pada pasien
ini termasuk ke dalam hipoglikemia berat dimana tanda dan gejala, yaitu :
Membutuhkan orang lain dan terapi glukosa
Fungsi SSP mengalami gangguan yaitu penurunan kesadaran
Menurut Sabatine (2004), hipoglikemia dapat terjadi pada penderita diabetes dengan
etiologi sebagai berikut :
1. Pada diabetes:
a. Overdosis insulin
b. Asupan makanan (tertunda atau lupa, terlalu sedikit, output yang berlebihan (muntah,
diare), diit berlebihan)
c. Aktivitas berlebihan
d. Gagal ginjal
e. Hipotiroid
9
Pada pasien ini terdapat faktor risiko untuk terjadinya CKD yang berdasarkan rujukan ilmiah
penggunaan oho golongan sulfonilurea merupakan kontra indikasi.
3. Leukositosis
Dilihat dari hasil laboratorium didapatkan leukositosis dengan leukosit 15.100 jt/µL. Pada
pasien ini dicurigai terjadi infeksi yang masih dicari tahu penyebab/sumber infeksinya.
Adanya infeksi pada pasien diabetes sangat berpengaruh terhadap pengendalian glukosa
darah. Infeksi dapat memperburuk kendali glukosa darah, dan kadar glukosa darah yang
tinggi meningkatkan kemudahan atau memperburuk infeksi (PERKENI, 2011).
Infeksi yang banyak terjadi antara lain :
Infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi saluran nafas: pneumonia, TB Paru
Infeksi kulit: furunkel, abses
Infeksi rongga mulut: infeksi gigi dan gusi
Infeksi telinga: otitis eksterna maligna
10
4. Hipertensi stage II
Menurut Klasifikasi ESC 2013 , tekanan darah 170/100 masuk dalam hipertensi stage 2
11
Farmakologi :
IGD :
Infus glukosa 10% 20 tetes per menit
Dextrose 40% 3 flakon
Captopril 1x25 mg per oral
Monitoring GDS :
11.20 35 mg% masuk 3 flakon
13.15 190 mg% D10 % 10 tpm
15.00 192 mg%
Bangsal :
Terapi cairan Dextrose 40% 3 flakon
IVFD D10 10 tetes per menit
Infus RL 10 tetes per menit
Captopril 3x25 mg per oral
Ceftriaxone 2x1 gr (IV)
Non farmakologi :
Stop OHO
Diet DM Ginjal 1700 kkal
Konsul ke bagian ginjal hipertensi
Rencana Diagnostik :
Cek ureum kreatinin ulang dan GDS per 8 jam
Cek USG Abdomen (direncanakan tanggal 2 April 2014)
Cek urinalisa
Cek SGOT, SGPT, Ca2+
Cek CCT Urin/24 jam
Rencana Edukasi :
Edukasi pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang dialami
Mengatur pola hidup (diet sehat)
12
Latihan jasmani
Rutin mengkonsumsi obat dan kontrol poli penyakit dalam
VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia
Quo ad fungsionam : dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
VIII. FOLLOW UP
TGL 1/04/2014
Subjektif : Keluhan lemas masih dirasakan. Keluhan pusing, demam, batuk,
sesak napas disangkal
Objektif :
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 88x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,30 C.
Status Generalis :
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera Ikterik -/-, pupil bulat isokor
THT : dalam batas normal
Leher : tidak teraba pembesaran KGB, tidak teraba pembesaran tiroid, JVP 5-
2 cmH20
Thoraks :
Paru : simetris, sonor pada seluruh lapang paru, suara napas vesikuler,
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : batas jantung normal, BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, supel, BU (+), nyeri tekan pada daerah epigastrium dengan
skala nyeri 2, tidak teraba pembesaran hepar dan lien
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT < 2 detik
13
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 1 April 2014
Pemeriksaan Hasil
1/4/14 06.23 1/4/14 18.07
Gula darah (sewaktu) < 50 192
Aseton -/negative
Assesment :
1. Hipoglikemia pada DM Tipe II ec obat hipoglikemia oral (Glibenklamid)
2. CKD dd Acute on CKD
3. Leukositosis
4. Hipertensi stage II
5. Gangguan elektrolit (hipokloremia)
Planning :
IVFD Ringer Laktat 10 tpm
Injeksi Dekstrose 40% 1 flakon bolus
Obat DM ditunda
Ceftriaxone 2x1 gr (iv)
Captopril 3x25 mg (po)
Amlodipine 1x10 mg (po)
TGL 2/04/2014
Subjektif : Keluhan lemas masih dirasakan. Demam, nyeri kepala disangkal
Objektif :
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 360 C.
Status Generalis :
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera Ikterik -/-, pupil bulat isokor
THT : dalam batas normal
14
Leher : tidak teraba pembesaran KGB, tidak teraba pembesaran tiroid, JVP 5-
2 cmH20
Thoraks :
Paru : simetris, sonor pada seluruh lapang paru, suara napas vesikuler,
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : batas jantung normal, BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, supel, BU (+), nyeri tekan pada daerah epigastrium dengan
skala nyeri 2, tidak teraba pembesaran hepar dan lien
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 2 April 2014
Pemeriksaan Hasil
2/4/14 06.31 2/4/14 17.37
Gula darah (sewaktu) 133 182
15
Vesica Urinaria : Besar dan bentuk normal, dinding tidak menebal, tidak tampak lesi
fokal
Uterus : Anteflexi, tidak tampak lesi fokal
Assesment :
Post hipoglikemia pada DM Tipe II
CKD Stage V
Hipertensi stage II
Planning :
Diet ginjal DM 1700 kkal
IVFD D10 1000 cc/24 jam stop jika keadaan klinis membaik
Captopril 3x25 mg (po)
Objektif :
Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tampak sakit sedang, tanda-tanda
vital ; tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 37 C. Status
generalis dalam batas normal.
16
Pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan Hb 10,9 gr/dl, Ht 32%, leukositosis 15.100
jt/µL, trombositosis 512.000 jt/µL, GDS 35 mg/dl, peningkatan ureum 114 mg/dL,
peningkatan kreatinin 11,0 mg/dL, hiponatremia 133 mmol/dL, hipokloremia 90 mmol/dL.
Assesment :
Diagnosis utama : Hipoglikemia pada DM Tipe II E10.7
Diagnosis Sekunder : CKD Stage V Z99.2
Planning :
Belum diberi Insulin karena belum makan baik
USG Abdomen 88.79
Terapi pulang : Captopril 25 mg 3x1 per oral, Ranitidin 150 mg 2x1 per oral,
Amlodipin 10 mg 1x1 per oral
Saran : kontrol poli ginjal hipertensi, konsul poli endokrin metabolik
17
DAFTAR PUSTAKA
18