Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode penulisan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah

metode deskriptif, dengan pemaparan kasus dan menggunakan

pendekatan proses keperawatan dengan memfokuskan pada salah satu

masalah penting dalam kasus yang dipilih yaitu asuhan keperawatan pada

fraktur ekstremitas bawah dengan fokus studi pengurangan kecemasan.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan dua responden (klien), dimana

memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a. Klien rawat inap di RSUD Djojonegoro Kabupaten Temanggung

b. Klien berusia minimal remaja 18 tahun atau sudah bekerja

c. Telah terdiagnosa fraktur ekstremitas bawah, dan direncanakan

menjalani tindakan operasi

d. Memiliki masalah keperawatan ansietas (kecemasan)

e. Mampu berkomunikasi dengan baik

f. Bersedia menjadi responden


2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

a. Keluarga klien tidak mengizinkan klien menjadi responden

b. Dokter penanggung jawab klien tidakmengizinkan klien menjadi

responden

c. Klien memiliki penyakit lain yang membutuhkan tindakan khusus

C. Fokus Studi

Masalah keperawatan yang menjadi kajian utama dalam studi

kasus ini adalah ansietas dengan fokus studi pengurangan kecemasan.

D. Definisi Operasional

Kecemasan merupakan gangguan emosional yang tidak

menyenangkan, perasaan khawatir dan takut akan sesuatu yang tidak

pasti. Klien dengan fraktur tidak hanya mengalami masalah fisik saja,

namun juga mengalami masalah psikis salah satunya kecemasan. Asuhan

Keperawatan pada fraktur ekstremitas bawah ini adalah pemecahan

masalah keperawatan ansietas dengan cara melakukan tindakan kepada

klien rawat inap di RSUD Djojonegoro Kabupaten Temanggung yang

mengalami kecemasan. Beberapa tindakan yang dilakukan dalam

pemecahan masalah keperawatan ansietas adalah dengan cara

mengidentifikasi tingkat kecemasan klien, dengan skala khusus untuk

mengukur tingkat kecemasan yaitu HRS-A (Hamilton Rating Scale of

Anxiety). Kemudian mengkaji sumber yang menyebabkan klien merasa

cemas, memonitor tanda vital untuk memberikan gambaran lengkap

mengenai sistem kardiovaskuler, memberi privasi kepada klien,


melakukan pendekatan yang menenangkan sehingga klien mau

mengungkapkan perasaannya, dan mengajarkan teknik relaksasi nafas

dalam.

E. Instrumen Penelitian

Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah

lembar atau format asuhan keperawatan untuk melakukan pengkajian

kepada klien dan dibantu dengan melihat beberapa data dari data

dokumentasi klien. Kemudian alat tulis, alat kesehatan (tensimeter,

stetoskop) dan format skala Hamilton untuk kecemasan (Hamilton

Rating Scale for Anxiety) atau yang sudah dimodifikasi menjadi skala

analog untuk kecemasan (Analog Anxiety Scale).

F. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan asuhan keperawatan pada fraktur ekstremitas bawah

dengan masalah keperawatan ansietas dilakukan di RSUD Djojonegoro

Kabupaten Temanggung pada tanggal 8-14 Januari 2018.

G. Pengumpulan Data

Dalam studi kasus ini terdapat langkah pengumpulan data yaitu

sebagai berikut:

1. Menemui sekretaris Direktur RSUD Djojonegoro Kabupaten

Temanggung dengan keperluan menyerahkan surat izin melakukan

studi pendahuluan yang ditujukan kepada Direktur RSUD


Djojonegoro Kabupaten Temanggung untuk kemudian di disposisi

dan diproses oleh bagian keperawatan

2. Meminta izin secara tertulis kepada Direktur RSUD Tidar Kota

Magaleng untuk melakukan studi pendahuluan.

3. Melakukan studi pendahuluan dengan menyerahkan surat dari diklat

ke bagian instalasi Rekam Medis RSUD Djojonegoro Kabupaten

Temanggung, kemudian mendapat data yang diinginkan.

4. Melakukan anamnesa dan observasi langsung baik dengan

responden maupun keluarga.

5. Menentukan prioritas masalah keperawatan dari data yang

diperoleh, kemudian menyusun perencanaan pengurangan

kecemasan pada klien dengan fraktur ekstremitas bawah.

6. Melakukan tindakan keperawatan yang telah direncanakan berupa

mengidentifikasi tingkat kecemasan klien, menjalin hubungan yang

baik dengan klien untuk selanjutnya menggali perasaan klien,

memantau tanda vital, memberikan edukasi kepada klien, dan

melatih teknik relaksasi nafas dalam.

7. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan hasil klien

mampu mengenali kecemasan, melaporkan cemas berkurang dan

menunjukkan perasaan yang tenang tanda berkurangnya kecemasan.


Kemudian metode pengumpulan data yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara

Melakukan wawancara atau anamnesa secara langsung kepada klien,

keluarga klien dan petugas kesehatan terkait dengan cara

mengajukan pertanyaan seputar keluhan dan penyakit klien.

2. Observasi langsung

Melakukan pengamatan langsung pada keadaan klinis klien dan

mencatat hasil tindakan asuhan keperawatan yang diberikan pada

klien dengan fraktur ekstremitas bawah yang mengalami masalah

keperawatan ansietas.

3. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan fisik klien tentang keadaan fisik dengan

teknik inspeksi yaitu melihat daerah yang terluka karena fraktur, dan

apakah keadaan tersebut membuat klien takut beraktivitas.

4. Studi dokumentasi

Menggunakan berbagai sumber catatan medis serta hasil

pemeriksaan penunjang yang relevan dengan masalah keperawatan

ansietas pada klien dengan fraktur

H. Analisis dan Penyajian Data

Analisis data dimulai dengan mengemukakan fakta, selanjutnya

membandingkan dengan teori kemudian dimasukkan dalam pembahasan.

Penelitian ini membandingkan dua responden dengan fraktur ekstremitas


bawah yang mengalami masalah kecemasan yang diberi tindakan

pengurangan kecemasan. Teknik analisis yang digunakan dengan

membuat narasi yang diperoleh dari hasil wawancara yang telah

mengacu pada pengkajian, sehingga mempermudah dalam hal

mengidentifikasi masalah kecemasan yang sesuai dengan keluhan klien.

Lalu menentukan diagnosa keperawatan dan menyusun rencana

keperawatan untuk mengatasi masalah. Kemudian melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan respon klien dan mengevaluasi keadaan klien

sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Lalu data disajikan secara

narasi dan juga dengan ungkapan verbal dari subjek penelitian yang

merupakan pendukung data.

I. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas

responden akan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden.

Dalam penelitian ini mencakup beberapa hal mengenai etika yang

ditekankan, yaitu sebagai berikut:

1. Anonimity (tanpa nama). Dalam studi kasus ini penulis menggunakan

nama inisial klien untuk menjaga keamanan dan keselamatan klien.

2. Informed Consent (persetujuan menjadi klien). Bentuk persetujuan

untuk menjadi klien dilakukan secara tertulis sehingga tidak ada

dorongan atau paksaan dari orang lain.

3. Confidentiality (kerahasiaan). Data klien digunakan hanya sebagai

studi kasus dalam pengelolaan klien dengan fraktur ekstremitas


bawah. Kerahasiaan informal respon dan dijamin oleh peneliti dan

hanya data-data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

4. Bebas dari penderitaan (studi kasus ini dilaksanakan tanpa

mengakibatkan penderitaan pada subjek). Studi kasus harus

dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek

khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

5. Bebas dari eksploitasi (partisipasi responden dalam studi kasus tidak

akan digunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan dalam bentuk

apapun). Partisipasi subjek dalam studi kasus, harus dihindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus di yakinkan bahwa

partisipasinya dalam studi kasus atau informasi yang telah diberikan,

tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek

dalam bentuk apapun.

6. Risiko (peneliti telah mempertimbangkan risiko dan keuntungan

setiap tindakan yang dilakukan kepada responden). Peneliti harus

berhati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang

berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

7. Right to self determination (subjek studi kasus tidak boleh dipaksa

untuk menjadi responden tanpa ada sanksi apapun). Subjek harus

diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak memutuskan

apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya


sanksi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika

mereka seorang klien.

8. Right to full disclosure (subjek memiliki hak untuk mendapatkan

jaminan dari perlakuan yang diberikan). Seorang peneliti harus

memberikan penjelasan secara rinci dan bertanggung jawab jika ada

sesuatu yang terjadi kepada subjek.

9. Right in fair treatment (subjek harus diperlakukan secara adil

sebelum, selama, dan setelah studi kasus dilaksanakan tanpa ada

diskriminasi walau klien drop out dari studi kasus). Subjek harus

diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan setelah

keikutsertaannya dalam studi kasus tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari studi kasus.

10. Right to privacy (hak untuk dijaga kerahasiaannya). Subjek

mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama dan rahasia

(Nursalam, 2008).

Вам также может понравиться