Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami hampir setiap perempuan. Proses tersebut merupakan perubahan kehidupan wanita. Banyak yang menganggap bahwa perubahan itu merupakan hal yang menyenangkan tetapi pada sebagian wanita, perubahan tersebut menimbulkan stres yang menyebabkan perasaan takut dan cemas dengan kehidupan barunya. Penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai seorang ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama pasca persalinan, baik dari segi fisiologis maupun segi psikologis. Sebagian wanita dapat menyesuaikan diri dengan baik tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan psikologis. Berdasarkan Saryono dan Ryan (2010) dikutip dalam Ambarwati (2011) depresi merupakan salah satu penyakit psikologis yang umum diderita, begitu juga pada ibu pasca persalinan. Depresi pasca persalinan adalah gangguan depresi mayor yang terjadi setelah melahirkan (Rusli, Meiyuntariningsih dan warni, 2011). Depresi pasca persalinan terjadi 4-6 minggu pasca persalinan dengan gejala perasaan depresi, kecemasan yang berlebihan, insomnia, dan perubahan berat badan (Sadock & Sadock, 2007). Berdasarkan Leicth dan Wisner (2002) dikutip dalam Pradnyana, Westa dan Ratep (2013) mengemukan depresi pasca persalinan merupakan gangguan mood setelah melahirkan yang merefleksikan disregulasi psikologikal. Hal itu ditandai dengan gejala-gejala depresi mayor, mood yang tertekan, hilangnya ketertarikan, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, merasa tidak berguna, susah konsentrasi dan keinginan untuk bunuh diri.
1 Universitas Muhammadiyah Palembang
2
Depresi pasca persalinan juga dapat terjadi diberbagai daerah di dunia
maupun Indonesia. Berdasarkan WHO (2008) Insidensi gangguan depresi pada populasi dunia adalah 3-8% dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. World Health Organization menyatakan bahwa gangguan depresi pasca persalinan adalah 20% berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Chandran, dkk. (2002) kepada 359 perempuan di daerah Tamil Nadu di India, didapat insiden depresi postpartum 11% (95% CI 7,1 - 14,9). Angka kejadian depresi pasca persalinan di Indonesia berdasarkan hasil penelitian tahun 1998-2001 di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya diperoleh data 15–20%. Penelitian oleh Ismail tahun 2002 di Jakarta ditemukan bahwa angka kejadian depresi pasca persalinan adalah 11-30% (Elvira, 2011). Berdasarkan Sadock dan Sadock (2014) insiden depresi pasca persalinan adalah 10 % dari perempuan yang melahirkan. Penelitian yang dilakukan Soep (2009) di RSUD dr. Pringadi Medan mencatat 54,55% ibu pasca melahirkan mengalami depresi postpartum. Penelitian tentang perbedaan risiko depresi pasca persalinan antara ibu primipara dengan ibu multipara pada tahun 2010. Responden sebanyak 44 orang didapatkan hasil ibu primipara lebih tinggi risiko depresi pasca persalinan dibandingkan dengan risiko ibu multipara (Sari, 2010). Penelitian yang dilakukkan di Boyolali pada tahun 2008 dengan 30 responden didapatkan hasil bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diterima ibu maka semakin menurun tingkat depresi (Dewi, 2008). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dibangsal rawat inap RSUP. Haji Adam Malik Medan pada 50 responden. Wanita pasca persalinan dengan sindrom depresi pasca persalinan sebanyak 16% dan tidak mengalami depresi pasca persalinan sebanyak 84% (Sari, 2009). Penelitian yang dilakukan di RSIA Pertiwi Makassar didapatkan 7 responden (9,17%) tingkat pendidikan tinggi dan 8 responden (12,1%) tingkat pendidikan rendah yang mengalami depresi pasca persalinan (Ibrahim, Fatmah dan Ikhsan, 2012). Angka kejadian depresi pasca persalinan yang dilakukan di bangsal bersalin
Universitas Muhammadiyah Palembang
3
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSMH Palembang 23,8% (Hasan,
2013) Depresi pasca persalinan tidak hanya berdampak besar kepada keadaan ibu tetapi juga terhadap anak. Berdasarkan Elvira (2011) pada ibu yang mengalami depresi pasca persalinan minat dan ketertarikan terhadap bayinya berkurang dan ibu tidak berespons positif. Ibu tidak mampu mengenali kebutuhan bayinya, tidak mampu merawat bayi secara optimal. Ibu merasa tidak mampu sehingga menghindar dari tanggung jawabnya dan proses menyusui juga terganggu. Hal tersebut mengakibatkan hubungan yang terjalin antara ibu dan bayi menjadi tidak erat. Pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan nutrisi (Rahman dkk., 2008). Apabila kondisi tersebut terus berlangsung maka status perkawinan dan kemampuan untuk berperan dalam kehidupan sosial pun akan terganggu. Faktor risiko yang meyebabkan depresi pasca persalinan dilaporkan lebih dari 70 faktor risiko. Salah satu faktor risiko depresi pasca persalinan yaitu faktor demografi. Berdasarkan penelitian variabel demografis yang berhubungan dengan kejadian depresi pasca persalinan yaitu: usia, status pernikahan, paritas, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi. Beberapa penelitian menyatakan hubungan antara faktor demografis dengan depresi pasca persalinan sangat lemah. Suatu review menyatakan penelitian faktor demografi sebagai risiko terjadinya depresi pasca persalinan di Asia menunjukkan hubungan yang kuat (Kurniawan, 2012) Berdasarkan uraian diatas terdapat perbedaan hasil penelitian antara hubungan faktor demografis dengan depresi pasca persalinan, tingginya insiden depresi pasca persalinan dan dampak yang terjadi terhadap ibu, bayi, keluarga dan sosial apabila ibu mengalmi depresi pasca persalinan. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian hubungan faktor demografi terhadap insiden depresi pasca persalinan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Universitas Muhammadiyah Palembang
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas,
dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: ”Bagaimana hubungan faktor demografi terhadap insiden depresi pasca persalinan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang? ”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum : Mengetahui hubungan faktor demografi terhadap insiden depresi pasca persalinan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang” 1.3.2 Tujuan khusus : Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui insiden depresi pasca persalinan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. b. Mengetahui tingkat depresi pasca persalinan berdasarkan usia. c. Mengetahui tingkat depresi pasca persalinan berdasarkan paritas. d. Mengetahui tingkat depresi pasca persalinan berdasarkan status pernikahan. e. Mengetahui tingkat depresi pasca persalinan berdasarkan tingkat pendidikan. f. Mengetahui tingkat depresi pasca persalinan berdasarkan status sosial ekonomi. g. Mengetahui hubungan faktor demografi terhadap depresi pasca persalinan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi tentang depresi pasca persalinan dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber acuan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Muhammadiyah Palembang
5
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti dapat menambah pengalaman dan juga wawasan dalam melakukan penelitian b. Bagi instansi, sebagai masukan untuk pertimbangan perlunya diadakan penyuluhan tentang depresi pasca persalinan dan informasi insiden depresi pasca persalinan di Palembang. c. Bagi pihak rumah sakit, sebagai informasi tentang insiden depresi pasca persalinan di RS Muhammadiyah Palembang sehingga ibu pasca persalinan dapat mendapatkan pelayanan yang adekut tidak hanya untuk persalinannya saja tapi juga untuk depresi pasca persalinan
1.5 Keaslian Penelitian
Nama Judul Desain Perbedaan Hasil Penelitian Penelitian Soesanty Perbedaan tingkat Desain Variabel bebas Usia muda lebih tinggi (2011) deprsi pasca deskriptif usia tingkat depresi pasca persalinan pada analitik primigravida persalinan dari primigravida dengan dan lokasi pada usia tua dan usia berdasarkan faktor metode penelitian reproduksi usia di RSUD cross dilakukkan di Banjasari sectional RSUD Banjasari
Natusion Gambaran Desain Variabel Ibu pasca persalinan
(2011) karakteristik deskriptif tergantung yang mengalami demografi analitik sindrom sindrom depresi pasca penderita sindrom dengan depresi dan persalinan dengan skor depresi pasca metode lokasi EPDS > 10 sebanyak persalinan di cross penelitian lima orang (12,5%), RSUD dr. sectional dilakukkan di kelompok umur dewasa Pirngadi daerah RSUD dr. muda, berstatus kota Medan Pirngadi kota menikah, Medan. berpendidikan perguruan tinggi sebanyak tiga orang (60%), bekerja sebanyak tiga orang (60%), paritas multipara sebanyak empat orang (80%).
Universitas Muhammadiyah Palembang
6
Nama Judul Desain Perbedaan Hasil
Penelitian Penelitian Ariguna Prevalensi Desain Penelitian ini Sebanyak 9 ibu dan Sri depresi pasca deskriptif terletak pada (20,5%) mengalami (2016) persalinan di analitik lokasi depresi pasca kota Denpasar dengan penelitian persalinan, sebanyak menggunakan metode dilakukkan di 4 ibu (9,1%) cross skoring kota membutuhkan sectional Edinburgh Denpassar pemantuan ekstra Postnatal dan variabel Depression bebas Scale (EPDS)