Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana dokumentasi efektif ?
4. Apa tujuan dari dokumentasi keperawatan ?
5. Bagaimana trend dan perubahan yang berdampak terhadap dokumentasi ?
6. Apa manfaat pentingnya dokumentasi ?
7. Apa hal yang perlu diperhatikan dalam dokumentasi ?
8. Apa saja prinsip-prinsip dokumentasi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Dokumentasi proses keperawatan
Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang tepat umtuk
pengambilan keputusan yang sistematis, problem solving, dan riset lebih
lanjut. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian,
identifikasi masalah, perencanaan, dan tindakan. Perawat kemudian
Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang
diberikan, dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga
kesehatan lainnya.
3. Standar dokumentasi
Perawat memerlukan sesuatu keterampilan untuk memenuhi standar
dokumentasi. Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang
kualitas dan kwantitas dokumentasi yang dipertimbangkan secara adekuat
dalam suatu situasi tertentu. Standar dokumentasi berguna untuk
memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik
pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan.
4
3. Menggunakan space
Dokumentasi harus tidak mempunyai garis/tempat kosong, dan waktu
ketika pengkajian dan intervensi harus tercatat lengkap.Dalam format atau
flow sheet selalu dipertimbangkan diisi. Tidak dapat diterapkan (N/A =
Not Applicable) harus dicatat daripada meninggalkan blangko
kosong(Baker, 2000).
4. Penggunaan singkatan Perawat harus tahu
5
Isi pendokumentasian menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan
keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6 Penelitian
Data yang terdapat di dalam dokumentasi keperawatan mengandung
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan
pengembangan profesi keperawatan.
7 Akreditasi Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat sejauh mana
peran dan fungsi keperawatan dalam memberikan askep pada jklien.
Dengan demikian dapat diambil kesimoulan tingkat keberhasilan
pemeberian askep yang diberikan, guna pembinaan lebih lanjut.
6
concern, artinya dokumentasi dapat digunkan untuk menjawab
ketidakpuasan terhadap pelayana yang diterima secara hukum.
3. Sebagai informasi statistic
Data statistik dari dokumentasi keperawatan dapat membantu
merencanakan kebutuhan dimasa mendatang, baik SDM, sarana,
prasarana teknis.
4. Sebagai Sarana Pendidikan
Dokumentasi asuhan keperawatan yang dilaksanakan secara baik dan
benar akan membantu para siswa keperawatan maupun siswa kesehatan
lainnya dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan pengetahuan
dan membandingkannya, baik teori maupun praktek lapangan.
5. Sebagai Sumber Data Penelitian
Informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat digunakan sebagai
sumber data penelitian. Hal ini erat kaitannya dengan yang dilakukan
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, sehingga melalui
penelitian dapat diciptakan satu bentuk pelayanan keperawatan yang
aman, efektif dan etis.
6. Sebagai Jaminan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Melalui dokumentasi yang dilakukan dengan baik dan benar, diharapkan
asuhan keperawatan yang berkualitas dapat dicapai, karena jaminan
kulitas merupakan bagian dari program pengembangan pelayanan
kesehatan.Suatu perbaikan tidak dapat diwujudkan tanpa dokumentasi
yang kontinu, akurat dan rutin baikyang dilakukan oleh perawat maupun
tenaga kesehatan lainnya. Audit jaminan kulitas membantu untuk
menetapkan suatu akreditasi pelayanan keperawatan dalam mencapai
standar yang telah ditetapkan.
7. Sebagai Sumber Data Perencanaan Asuhan Keperawatan Berkelanjutan
Dengan dokumentasi akan didpatkan data yang aktual dan konsiten
mencakup seluruh kegiatan keperawatan yang dilakukan melalui tahapan
kegiatan proses keperawatan.
7
2.5 Trend Dan Perubahan yang berdampak terhadap dokumentasi
keperawatan
1. Praktik keperawatan
Perubahan terhadap praktik keperawatan professional yang berdampak
terhadap kegiatan pencatatan keperawatan.
2. Lingkup keperawatan
Persyaratan akreditasi, peraturan pemerintah, perubahan sistem
pendidikan keperawatan, meningkatnya masalah klien yang semakin
kompleks, serta meningkatnya praktik keperawatan mandiri dan
kolaborasi, yang membawa dampak semakin lengkap dan tajam
sebagai manifestasi bukti dasar lingkup wewenang dan pertanggung
jawaban. Perubahan yang terjadi pada sistem pelayanan kesehatan di
Indonesia membawa Lingkup praktik keperawatan yang berdampak
terhadap dokumentasi perawat antara lain:
3. Data statistic keperawatan
4. Intensitas pelayanan keperawatan dan kondisi penyakit
5. Keterampilan keperawatan
6. Konsumen
7. Biaya
8. Kualitas asuransi dan audit keperawatan
9. Akreditasi control
10. Coding dan klasifikasi
Tipe pelayanan, saat ini dalam keperawatan pasien diklasifikasikan
berdasarkan DRG(Diagnosa Related Group).
11. Prospektif sistem pembayaran
12. Risiko tindakan
Manajemen risiko ditekankan pada keadaan klien yang mempunyai
risiko terjadinya perlukaan atau kecacatan. Pencatatan yang paling
penting meliputi: catatan tentang kejadian, perintah verbal dan
nonverbal, informed consent, dan catatan penolakan klien terhadap
tindakan.
8
2.6 Manfaat pentingnya dokumentasi keperawatan
1. Hukum
Data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif, dan
ditanda tangani oleh perawat pelaksana, tanggal, dan perlunya
dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interprestasi yang
salah (lebih lanjut dibahas di Bab III).
2. Jaminan mutu
Pelayanan keperawatan.
3. Komunikasi
Pada waktu dulu klasifikasi klien didasarkan pada diagnose medis,
pelayanan klinik atau Manajemen risiko adalah pengukuran
keselamatan klien untuk melindungi perawat dari Dokumentasi dapat
digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena dengan
pencatatan yang lengkap dan akurat akan membantu meningkatkan
mutu Dokumentasi keperawatan merupakan “perekam” terhadap
masalah yang berkaitan dengan klien yang bisa dijadikan pedoman
dalam memberikan.
4. Keuangan (sebagai pertimbangan biaya perawatan)
5. Pendidikan.
6. Penelitian
7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana
peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
klien. Hal ini akana bermamfaat bagi peningkatan mutu pelayanan dan
bahan pertimbangan dalam kenaikan jenjang karir/ kenaikan pangkat.
9
mencoba menyembunyikan informasi atau merusak dokumentasi. Cara
yang bener adalah dengan membuat satu garis pada tulisan yang salah,
tulis kata salah lalu diparaf kemudian tulis kata yang benar.
2. Tulislah kondisi objektif klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Jangan menulis komentas yang bersifat yang mengkritik klien
maupun tenaga kesehatan yang lain, karena pernyataan tersebut dapat
dipergunakan sebagai bukti terhadap perilaku yang tidak professional
atau asuhan keperawatan yang tidak bermutu.
3. Koreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis
dapat diikuti dengan kesalahan tindakan. Oleh karena itu jangan tergesa
–gesa melengkapi catatan, pastikan informasi akurat.
4. Catat hanya fakta, catatan harus akurat dan reliabel. Pastikana apa yang
ditulis adalah fakta, jangna berspekulasi atau menulis perkiraan saja.
5. Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Karena orang lain
daptat menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian yang
kosong tadi. Untuk itu buat garis horizontal sepanjng area yang kosong
dan bubuhkan tanda tangan di bawahnya.
6. Semua catatan harus dapat dibaca, ditulis sengan menggunakan tinta dan
menggunakan bahasa yang lugas, karena tulisan yng tidak terbaca dapat
disalah tafsirkan sehingga menimbulkan kesalahan dan dapat dituntut
oleh pengadilan.
7. Jika mempertanyakan suatu instruksi, catat bahwa anda sedang
mengklarisifikasi karena jika perawat melakukan tindakan diluar batas
kewenangan dapat dituntut.
8. Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas informasi yang ditulisnya. Jadi jangan
menuliskan pertanggung jawaban orang lain.
9. Hindari penggunaan tulisan yang bersifat umum (kurang spesifik), tulis
secara lengkap, singkat, padat dan objektif.
10. Mulailah mencatat dokumentasi dengan waktu dan akhiri dengan tanda
tangan (nama). Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan
10
ditanda tangani.Hal itu menujukan orang yang bertanggung gugat atas
dokumentasi tersebut. Jangan tunggu sampai akhir giliran dinas baru
mencatat peruban penting yang terjadi beberapa jam lalu.
2. Teknik Pencatatan
a. Menulis nama klien pada setiap halaman catatan perawat
11
b. Mudah dibaca, sebaiknya menggunakan tinta warna biru atau
hitam.
c. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengna menulis, tanggal,
waktu dan dapat dipercaya secara factual.
d. Ringkas, singkatan yang biasa digunakan dan dapat diterima, dapat
dipakai.
e. Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau.
f. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali
kemudian tulis kata “salah” di atasnya serta paraf dengan jelas.
Dilanjutkan dengan informasi yang benar “jangan dihapus”.
Validitas pencatatan akan rusak jika ada penghapusan.
g. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilkukan dan bubuhi
tanda tangan.
h. Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tandatangani dan
tulis kembali waktu dan tanggal pada bagian halaman tersebut
3. Jenis-jenis Pencatatan/Dokumentasi
Ada dua jenis pencatatan :
a. Catatan Klien secara Tradisional
Catatan klien secara tradisional merupakan catatan yang
berorientasi pada sumber dimana setiap sumber mempunyai
catatan sendiri. Sumber bisa didapat dari perawat, dokter atau tim
kesehatan lainnya. Catatan perawat terpisah dari catatan dokter dan
catatan perkembangan.Biasanya catatan ditulis dalam bentuk
naratif. Sistem dokumentasi yang berorientasi pada sumber yang
ditulis secara terpisah-pisah sulit menghubungkan keadaan yang
benar sesuai perkembangan pasien. Catatan tradisional umumnya
mempunyai enam bagian yaitu : catatan khusus, lembar catatan
dokter, lembar riwayat medik, lembar identitas, catatan
keperawatan dan laporan khusus lainnya.
b. Catatan Berorientasi pada Masalah
12
Pencatatan yang berorientasi pada masalah berfokus pada masalah
yang sedang dialami klien. Sistem ini pertama kali diperkenalkan
dr.Lawrence Weed dari USA, dimana dikembangan satu sistem
pencatatan dan pelaporan dengan penekanan pada klien tentang,
segala permasalahannya. Secara menyeluruh sistem ini dikenal
dengan nama “Problem Oriented Method”. Problem Oriented
Method (POR) merupakan suatu alat yang efektif untuk membantu
tim kesehatan mengidentifikasi masalah-masalah klien,
merencanakan terapi, diagnose, penyuluhan, serta mengevaluasi
dan mengkaji perkembangan klien. POR adalah suatu konsep,
maka disarankan untuk membuat suatru format yang baku. Tiap
pelayanan dapat menerapkan konsep ini dan menyesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi setempat.
13
d. Catatan Perkembangan Klien. Adalah semua catatan yang
berhubungan dengan keadaan klien selama dalam perawatan. Pada
umumnya catatan ini terdiri dari beberapa macam bentuk, antara lain:
1. Catatan Berkesinambungan (Flow Sheet). Digunakan untuk
mencatat hasil observasi perawat secara umum, khususnya pada
keadaan klien yang sering berubah-ubah dengan cepat.
2. Catatan secara Naratif (Notes).
3. Catatan akan Pulang/Sembuh (Discharge Notes). Dokter maupun
perawat membuat kesimpulan tentang keadaan klien selama
dirawat, baik mengenai permasalahan maupun tindak lanjut yang
dibutuhkan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode yang tepat untuk
pengambilan keputusan yang sistematis, problem solving, dan riset lebih
lanjut. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi
masalah, perencanaan, dan tindakan. Perawat kemudian Mengobservasi dan
mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang diberikan, dan
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan lainnya.
Pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan Perawat
memerlukan sesuatu keterampilan untuk memenuhi standar dokumentasi.
Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitasn dan kwantitas
dokumentasi yang dipertimnbangklan secara adekuat dalam suatu situasi
tertentu. Standar dokumentasi berguna untuk memperkuat pola pencatatan dan
sebagai petunjuk atau pedoman praktik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16