Вы находитесь на странице: 1из 13

ASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALA

1.1 Konsep Dasar Medis


1. Definisi
Cidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan
garis pada tulang tengkorak, percepatan (accelerasi) d a n perlambatan (decelerasi) yang
merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan
faktor dan penurunan kecepatan, sertarotasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh
otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan (Doenges, 2010). Kasan (2011
)mengatakan cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak.
Cedera kepala menurut Suriadi & Rita (2011) adalah suatu trauma yangmengenai
daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibatinjury baik secara langsung
maupun tidak langsung pada kepala. Sedangkanmenurut Satya (2010), cedera kepala adalah
keadaan dimana struktur lapisanotak dari lapisan kulit kepala tulang tengkorak, durameter,
pembuluh darahserta otaknya mengalami cidera baik yang trauma tumpul maupun
traumatembus.

2. Etiologi
a. Menurut Hudak dan Gallo (1996 : 108) mendiskripsikan bahwa penyebab cedera
kepala adalah karena adanya trauma yang dibedakanmenjadi 2 faktor yaitu:
1) Trauma primer Terjadi karena benturan langsung atau tidak langsung (akselerasi
dandeselerasi)
2) Trauma sekunder Terjadi akibat dari trauma saraf (melalui akson) yang
meluas,hipertensi intrakranial, hipoksia, hiperkapnea, atau hipotensi sistemik.
b. Trauma akibat persalinan
c. Kecelakaan, kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil, kecelakaan pada saat
olahraga.
d. Jatuh
e. Cedera akibat kekerasan.
3. Manifestasi klinik
a. Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih.
b. Kebingungan
c. Iritabel
d. Pucat
e. Mual dan muntah
f. Pusing
g. Nyeri kepala hebat
h. Terdapat hematoma
i. Kecemasan
j. Sukar untuk dibangunkan
k. Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar darihidung
(rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal

4. Patofisiologi
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosadapat terpenuhi.
Energi yang dihasilkan di dalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi.
Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun
sebentar akan menyebabkangangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen
sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena
akanmenimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruhkebutuhan glukosa
tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala-gejala
permulaan disfungsi cerebral.
Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhikebutuhan oksigen
melalui proses metabolik anaerob yang dapatmenyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada
kontusio berat, hipoksia ataukerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat
metabolismeanaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik. Dalam keadaannormal
cerebral blood flow (CBF) adalah 50 - 60 ml/menit/100 gr. jaringanotak, yang merupakan 15
% dari cardiac output dan akibat adanya perdarahanotak akan mempengaruhi tekanan
vaskuler, dimana penurunan tekananvaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan
berkontraksi.
Menurut Long, trauma kepala terjadi karena cidera kepala, kulitkepala, tulang kepala,
jaringan otak. Trauma langsung bila kepala langsungterluka. Semua itu berakibat terjadinya
akselerasi, deselerasi dan pembentukanrongga. Trauma langsung juga menyebabkan rotasi
tengkorak dan isinya,kekuatan itu bisa seketika/menyusul rusaknya otak dan
kompresi,goresan/tekanan. Cidera akselerasi terjadi bila kepala kena benturan dariobyek yang
bergerak dan menimbulkan gerakan. Akibat dari akselerasi,kikisan/konstusio pada lobus
oksipital dan frontal batang otak dan cerebellumdapat terjadi. Sedangkan cidera deselerasi
terjadi bila kepala membentur bahan padat yang tidak bergerak dengan deselerasi yang cepat
dari tulang tengkorak. Pengaruh umum cidera kepala dari tengkorak ringan sampai
tingkat berat ialah edema otak, deficit sensorik dan motorik. Peningkatan TIK terjadi dalam
rongga tengkorak (TIK normal 4-15 mmHg). Kerusakan selanjutnyatimbul masa lesi,
pergeseran otot.
Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karenamemar pada permukaan
otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atauhemoragi. Sebagai akibat, cedera sekunder
dapat terjadi sebagai kemampuanautoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area
cedera. Konsekuensinyameliputi hiperemi (peningkatan volume darah) pada area
peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua
menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan
intrakranial(TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi
hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi.Genneralli dan kawan-kawan memperkenalkan cedera
kepala “fokal”dan “menyebar” sebagai kategori cedera kepala berat pada upaya
untuk menggambarkan hasil yang lebih khusus. Cedera fokal diakibatkan darikerusakan fokal
yang meliputi kontusio serebral dan hematom intraserebral,serta kerusakan otak sekunder
yang disebabkan oleh perluasan massa lesi, pergeseran otak atau hernia. Cedera otak
menyebar dikaitkan dengankerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam empat
bentuk yaitu:cedera akson menyebar, kerusakan otak hipoksia, pembengkakan
otak menyebar, hemoragi kecil multipel pada seluruh otak. Jenis cedera inimenyebabkan
koma bukan karena kompresi pada batang otak tetapi karenacedera menyebar pada hemisfer
serebral, batang otak, atau dua-duanya.Sedangkan patofisiologi menurut Markum (1999).
trauma pada kepalamenyebabkan tengkorak beserta isinya bergetar, kerusakan yang
terjaditergantung pada besarnya getaran makin besar getaran makin besar kerusakanyang
timbul, getaran dari benturan akan diteruskan menuju Galia aponeurotikasehingga banyak
energi yang diserap oleh perlindungan otak, hal itumenyebabkan pembuluh darah robek
sehingga akan menyebabkan haematomaepidural, subdural, maupun intracranial, perdarahan
tersebut juga akanmempengaruhi pada sirkulasi darah ke otak menurun sehingga suplay
oksigen berkurang dan terjadi hipoksia jaringan akan menyebabkan odema cerebral. Akibat
dari haematoma diatas akan menyebabkan distorsi pada otak, karenaisi otak terdorong ke
arah yang berlawanan yang berakibat pada kenaikanT.I.K (Tekanan Intra Kranial)
merangsang kelenjar pituitari dan steroidadrenal sehingga sekresi asam lambung meningkat
akibatnya timbul rasa mualdan muntah dan anaroksia sehingga masukan nutrisi kurang
(Satya, 1998).
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT-Scan (dengan atau tanpa kontras)Mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan,
determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan : Untuk mengetahui
adanyainfark/iskemia jangan dilekukan pada 24 - 72 jam setelah injuri.
b. MRIDigunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif.
c. Cerebral AngiographyMenunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti : perubahan
jaringan otak sekunder menjadi edema, perdarahan dan trauma.
d. EEG (Elektroencepalograf)Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis
e. X-Ray Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan
struktur garis(perdarahan/edema), fragmen tulang.
f. BAER Mengoreksi batas fungsi corteks dan otak kecil
g. PET Mendeteksi perubahan aktivitas metabolisme otak
h. CSF, Lumbal PungsiDapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan subarachnoid
dan untuk mengevaluasi/mencatat peningkatan tekanan cairan serebrospinal.
i. ABGs Mendeteksi keberadaan ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenisasi) jika
terjadi peningkatan tekanan intrakranial
j. Kadar Elektrolit Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat
peningkatantekanan intrkranial
k. Screen ToxicologiUntuk mendeteksi pengaruh obat sehingga menyebabkan
penurunankesadaran.

6. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien dengan trauma kepalaadalah sebagai
berikut:
a. Observasi 24 jam
b. Jika pasien masih muntah sementara dipuasakan terlebih dahulu.Makanan atau
cairan, pada trauma ringan bila muntah-muntah, hanyacairan infus dextrosa 5 %,
amnifusin, aminofel (18 jam pertama dariterjadinya kecelakaan), 2 - 3 hari
kemudian diberikan makanan lunak.
c. Berikan terapi intravena bila ada indikasi.
d. Pada anak diistirahatkan atau tirah baring.
e. Terapi obat-obatan.
1) Dexamethason/kalmethason sebagai pengobatan anti edemaserebral, dosis
sesuai dengan berat ringanya trauma.
2) Terapi hiperventilasi (trauma kepala berat), untuk mengurangivasodilatasi.
3) Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu manitol20 % atau
glukosa 40 % atau gliserol 10 %.
4) Antibiotika yang mengandung barrier darah otak (penisillin)atau untuk infeksi
anaerob diberikan metronidasol.
5) Pada trauma berat. karena hari-hari pertama didapat penderitamengalami
penurunan kesadaran dan cenderung terjadi retensi natriumdan elektrolit maka
hari-hari pertama (2-3 hari) tidak terlalu banyak cairan. Dextosa 5 % 8 jam
pertama, ringer dextrosa 8 jam kedua dandextrosa 5 % 8 jam ketiga. Pada hari
selanjutnya bila kesadaran rendahmakanan diberikan melalui nasogastric tube
(2500 - 3000 TKTP).6.Pembedahan bila ada indikasi.

7. Komplikasi
a. Hemorrhagie
b. Infeksi
c. Edema serebral dan herniasi

1.2 Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan
darah, pendidikan terakhir, agama, suku, status perkawinan, pekerjaan,TB/BB, alamat
b. Identitas Penanggung jawab Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, hubungan
dengan klien, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat.
c. Riwayat kesehatan :Tingkat kesadaran/GCS (< 15), konvulsi, muntah, dispnea
/takipnea, sakit kepala, wajah simetris / tidak, lemah, luka di kepala, paralise,
akumulasi sekret pada saluran napas, adanya liquor dari hidung dan telinga dan kejang
Riwayat penyakit dahulu haruslah diketahui baik yang berhubungan dengan sistem
persarafan maupun penyakit sistemsistemik lainnya. demikian pula riwayat penyakit
keluarga terutamayang mempunyai penyakit menular. Riwayat kesehatan tersebut dapat
dikaji dari klien atau keluargasebagai data subyektif. Data-data ini sangat berarti karena
dapatmempengaruhi prognosa klien.
d. Pengkajian persistem
1). Keadaan umum
2). Tingkat kesedaran : composmetis,
apatis, somnolen,sopor, koma
3). TTV
4). Sistem Pernapasan
Perubahan pola napas, baik irama, kedalaman maupun frekuensi,nafas bunyi
ronchi.
5) Sistem Kardiovaskuler Apabila terjadi peningkatan TIK, tekanan darah
meningkat, denyutnadi bradikardi kemudian takikardi.
6) Sistem Perkemihan Inkotenensia, distensi kandung kemih
7) Sistem Gastrointestinal Usus mengalami gangguan fungsi, mual/muntah dan
mengalami perubahan selera
8) Sistem Muskuloskeletal Kelemahan otot, deformasi
9) Sistem Persarafan
Gejala: kehilangan kesadaran, amnesia, vertigo, syncope, tinitus,kehilangan
pendengaran, perubahan penglihatan,gangguan pengecapan .Tanda: perubahan
kesadaran sampai koma, perubahan statusmental, perubahan pupil, kehilangan
pengindraan,kejang, kehilangan sensasi sebagian tubuh.a.Nervus cranial N.I:
penurunan daya penciuman N.II: pada trauma frontalis terjadi
penurunan penglihatan N.III, N.IV, N.VI: penurunan lapang pandang,
reflekscahaya menurun, perubahan ukuran pupil, bola mta tidak dapat
mengikuti perintah, anisokor. N.V : gangguan mengunyah N.VII,
N.XII:lemahnya penutupan kelopak mata,hilangnya rasa pada 2/3 anterior
lidah N.VIII : penurunan pendengaran dan keseimbangantubuh N.IX , N.X ,
N.XI jarang ditemukan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d hiposksia
b. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d akumulasi cairan
c. Pola napas tidak efektif b.d kerusakan pusat pernapasan dimedula oblongata
d. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d peningkatan TIK.
e. Resiko ketidak seimbangan cairan b.d mual-muntah.
f. Hipertermi b.d kontinuitas yang rusak
g. Hambatan mobilitas fisik b.d imobilitas
3. Rencana tindakan keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1 Resiko perfusi serebral
tidak efektif (D.0017)
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Sirkulasi
Definisi: Beresiko
mengalami penurunan
sirkulasi darah ke otak

- penyebab
1. Cedera Kepala

2 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi


tidak efektif (D.0001) keperawatan selama 3x24 jam, suara nafas,
Kategori: fisiologis Masalah bersihan jalan nafas catat adanya
Subkategori: Respirasi tidak efektif tertasi dengan suara
Definisi: Ketidak Kriteria Hasil: tambahan
mampuan membersihkan 1. Mendemonstrasikan 2. Posisikan
batuk efektif dan suara
sekret atau obstruksi pasien untuk
nafas yang bersih,tidak
jalan nafas untuk ada cianosis,dan memaksimalk
dyspneu. ( mampu
mempertahankan jalan an ventilasi
mengeluarkan sputum,
napas tetap paten mampu bernafas dengan 3. Keluarkan
mudah)
secret dengan
2. Menunjukan jalan nafas
- Penyebab yang paten batuk atau
3. Mampu mengidentifikasi
1. Spasme jalan suction
dan mencegah faktor
nafas yang dapat menghambat 4. Hentikan
jalan nafas
2. Hipersekresi suction dan
jalan napas berikan
3. Dispungsi oksigen
neuromuskular apabial pasien
menunjukan
bradikardi,
peningkatan
saturasi O2
dll
5. Kolaborasi
dalam
pemberian
obat
3 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor frekuensi
(D.0005) keperawatan selama 3x24 jam, dan irama
Kategori: Fisiologis Pola napas pasien efektif dengan pernafasan
Subkategori: Respirasi Kriteria Hasil: 2. Posisikan pasien
Definisi: Inspirasi dan 1. Menunjukkan pola untuk
atau ekspirasi yang tidak pernapasan efektif memaksimalkan
memberikan ventilasi 2. Menunjukkan status ventilasi
adekuat pernapasan: Ventilasi yang 3. Atur intake untuk
tidak terganggu cairan
- Penyebab 3. Menunjukkan tidak adanya mengoptimalkan
1. Gangguan gangguan status pernapasan keseimbangan
neuroligis 4. Mempunyai kecepatan dan 4. Monitor respirasi
2. Imaturitas irama pernapasan dalam dan status O2
neuroligis batas normal 5. Pertahankan jalan
nafas paten
6. Lakukan
pemberian
terapi oksigen
7. Kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian obat
dan terapi
lanjutan
4 Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-
Kategori: psikologis keperawatan selama 3x24 jam, tanda vital
Subkategori: nyeri dan di harapkan pasien dapat 2. Kaji tingkat
kenyamanan merasa nyaman. lokasi dan
Definisi:pengalaman Dengan kriteria hasil: karakteristik
sensorik atau 1. Mampu mengontrol nyeri
emosional yang nyeri 3. Ajarkan
berkaitan keras 2. Melaporkan bahwa tentang tehnik
dengan jaringan nyeri berkurang non
aktual atau fungsional. 3. Mampu mengenali farmakologi
nyeri 4. Memposisikan
- Penyebab 4. Mengatakan merasa pasien untuk
1. Agen cedera nyaman setelah nyeri memaksimalk
fisiologis(mis. berkurang an ventilasi
Inflamasi, 5. Kolaborasikan
iskemia, dengan dokter
neoplasma) dalam
2. Agen pencedra pemeberian
fisik (mis. Abses analgetik.
amputasi,terbaka
r, terpotong,
mengangkat
berat, prosedur
oprasi, trauma,
latihan, fisik
berlebihan)

5 Resiko ketidak Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign


seimbangan cairan (D. keperawatan selama 3x24 jam, 2. Monitor status
0036) Masalah resiko ketidak hidrasi
Kategori: Fisiologis seimbangan cairan tertasi 3. Monitor masukan
Subkategori: dengan Kriteria Hasil: makanan/cairan dan
Nutrisi/cairan 1. Mempertahankan urin hitung intake kalori
Definisi: Beresiko output sesuai dengan harian
mengalami penurunan, usia dan BB, BJ urine 4. Monitor status
peningkatan atau normal, HT normal. nutirisi
percepatan perpindahan 2. Tekanan darah,nadi, 5. dorong masukan
cairan dari intravaskuler, suhu dalam batas normal oral
intertisiel, dan 3. Tidak ada tanda-tanda 6. kolaborasi
intraseluler dehidrasi, elastisitas pemberian cairan
turgor kulit IV
-Faktor resiko baik,membran mkosa
1. Trauma/perdarahan lembab, tidak ada rasa
2. Obstruksi intestinal haus yang berlebihan

6 Hipertermia (D. 0130) Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TD, nadi,


Kategori: Lingkungan keperawatan selama 3x24 jam, dan RR
Subkategori: Keamanan Masalah Hipertermi tertasi 2. Monitor suhu
dan proteksi dengan Kriteria Hasil: sesring mungkin
Definisi: Suhu tubuh 1. Suhu tubuh dalam 3. Lakukan pemberian
meningkat diatas rentang rentang normal kompres air hangat
normal 2. Nadi dan RR dalam 4. Tingkatkan
rentang normal sirkulasi udara
-Penyebab: 3. Tidak ada perubahan 5. Berikan pakaian
1. Respon trauma warna kulit dan tidak yang dapat
2. Proses penyakit pusing menyerap keringat
(mis.infeksi) 6. Kolaborasi dalam
pemberian
antipiretik
7 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign
Fisik (D. 0054) keperawatan selama 3x24 jam, 2. Kaji kemampuan
Kategori: fisiologis Masalah gangguan mobilitas pasien dalam
Subkategori: Aktivitas/ fisik tertasi dengan Kriteria mobilisasi
istrahat Hasil: 3. Ajarkan pasien
Definisi: keterbatasan 1. Klien meningkat dalam bagaimana
dalam gerakan fisik dari aktivitas fisik merubah posisi dan
satu atau lebih 2. Mengerti tujan dari berikan bantuan
ekstremitas secara peningkatan mobilitas jika di perlukan
mandiri 3. Memverbalisasikan 4. Dampingi dan
perasaan dalam bantu pasien saat
- Penyebab meningkatkan kekuatan mobilisasi
1. Penurunan dan kemampuan
kendali otot berpindah
2. Penurunan
kekuatan otot
3. Gangguan neuro
muskular
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M. 1989.Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Car.2 nded. Philadelpia
: F.A. Davis Company.Long; B and Phipps W. 1985.
Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach.St. Louis : Cv. Mosby
Company.Asikin, Z. 2011.
Simposium Keperawatan Penderita Cedera Kepala. Panatalaksanaan Penderita dengan Alat
Bantu Napas. Jakarta.Harsono. 2011.
Kapita Selekta Neurologi Jogjakarta : Gadjah Mada UniversityPressSaanin, S dalam.
Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. Jakarta:EGC.Hudak & Gallo. 2014
Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, Volume II.Jakarta: EGC.Iskandar. 2014.
Cedera Kepala . Jakarta Barat: PT. Bhuana Ilmu Populer.Suriadi & Rita Yuliani. 2015.
Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3.Jakarta: EGC Bajamal, A. 2014
Penatalaksanaan Cidera Otak Karena Trauma. PendidikanKedokteran Berkelanjutan Ilmu
Bedah Saraf. Surabaya.Umar, K. 2011.
Peran Ilmu Bedah Saraf Dalam Penanganan Cidera Kepala Surabaya : Airlangga Univ.
Press.Umar, K. 2011.

Вам также может понравиться

  • Aaaa
    Aaaa
    Документ3 страницы
    Aaaa
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Format Puas
    Format Puas
    Документ1 страница
    Format Puas
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Tabel Rujukan Pemeriksaan Gula Darah
    Tabel Rujukan Pemeriksaan Gula Darah
    Документ2 страницы
    Tabel Rujukan Pemeriksaan Gula Darah
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Bahan Sist Resp
    Bahan Sist Resp
    Документ3 страницы
    Bahan Sist Resp
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Bahan Sist Resp
    Bahan Sist Resp
    Документ19 страниц
    Bahan Sist Resp
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Pathway
    Pathway
    Документ4 страницы
    Pathway
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Pathway
    Pathway
    Документ4 страницы
    Pathway
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Leaaflet Penyuluhan Nur
    Leaaflet Penyuluhan Nur
    Документ2 страницы
    Leaaflet Penyuluhan Nur
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Keperawatan Profesional Islami
    Keperawatan Profesional Islami
    Документ18 страниц
    Keperawatan Profesional Islami
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Materi Relaksasi
    Materi Relaksasi
    Документ5 страниц
    Materi Relaksasi
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Leaaflet Penyuluhan
    Leaaflet Penyuluhan
    Документ2 страницы
    Leaaflet Penyuluhan
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Leaflet Peran Keluarga Dalam Perawatan Dan Pencegahan Kekambuhan Pasien Gangguan Jiwa
    Leaflet Peran Keluarga Dalam Perawatan Dan Pencegahan Kekambuhan Pasien Gangguan Jiwa
    Документ2 страницы
    Leaflet Peran Keluarga Dalam Perawatan Dan Pencegahan Kekambuhan Pasien Gangguan Jiwa
    Kristi Annatasya
    100% (2)
  • Proposal BLM Fiks
    Proposal BLM Fiks
    Документ51 страница
    Proposal BLM Fiks
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Jawaban Apa Yg Menyebabkan Kejang
    Jawaban Apa Yg Menyebabkan Kejang
    Документ61 страница
    Jawaban Apa Yg Menyebabkan Kejang
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
    DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
    Документ3 страницы
    DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Makalah Kewarganegaraan
    Makalah Kewarganegaraan
    Документ21 страница
    Makalah Kewarganegaraan
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Bahan Sist Resp
    Bahan Sist Resp
    Документ19 страниц
    Bahan Sist Resp
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Tugas Intusseption Kep Anak
    Tugas Intusseption Kep Anak
    Документ18 страниц
    Tugas Intusseption Kep Anak
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Politik Luar Negeri Indonesia
    Politik Luar Negeri Indonesia
    Документ21 страница
    Politik Luar Negeri Indonesia
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Bab Iv Ain
    Bab Iv Ain
    Документ22 страницы
    Bab Iv Ain
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Makalah Hukum Perdata Dagang
    Makalah Hukum Perdata Dagang
    Документ31 страница
    Makalah Hukum Perdata Dagang
    jeanesw
    67% (3)
  • Laporan Akhir Fix
    Laporan Akhir Fix
    Документ118 страниц
    Laporan Akhir Fix
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • 75kti 1
    75kti 1
    Документ7 страниц
    75kti 1
    Hanggar Putra
    Оценок пока нет
  • Askep Sindrom Nefrotik 2
    Askep Sindrom Nefrotik 2
    Документ9 страниц
    Askep Sindrom Nefrotik 2
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Aik 2 Semester 6
    Aik 2 Semester 6
    Документ6 страниц
    Aik 2 Semester 6
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Документ1 страница
    Daftar Tabel
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Uraian Tugas Ibu Yun Terbaru 2018
    Uraian Tugas Ibu Yun Terbaru 2018
    Документ4 страницы
    Uraian Tugas Ibu Yun Terbaru 2018
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • PROPOSAL ANAK ANNA BAB 1-2-3 Fiks
    PROPOSAL ANAK ANNA BAB 1-2-3 Fiks
    Документ69 страниц
    PROPOSAL ANAK ANNA BAB 1-2-3 Fiks
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • Tugas Oyi
    Tugas Oyi
    Документ6 страниц
    Tugas Oyi
    anna apriana
    Оценок пока нет
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Документ7 страниц
    KUESIONER
    anna apriana
    Оценок пока нет