Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian pada hakekatnya adalah merupakan suatu bagian pokok dari

ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih mengetahui dan lebih mendalami

segala segi kehidupan. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang mempunyai nilai

validasi tinggi serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka

memerlukan suatu metode penelitian yang memberikan pedoman serta arah yang

jelas dalam memahami obyek yang diteliti. Dengan demikian penelitian ini akan

dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

Penelitian dalam prakteknya akan meliputi kegiatan mengumpulkan,

menyusun, mengklarifikasi, dan menginterpretasikan data untuk memecahkan

masalah yang diajukan. Maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian yang

dimaksud adalah tindakan yang terstruktur dan sistematik dan bersifat ilmiah

melalui kegiatan menemukan dan mengolah data untuk mencapai dan mengolah

data untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk memperoleh data-data ini

diperlukan beberapa metode sebagai pedoman, karena metode penelitian ini

merupakan unsur yang penting dalam penelitian.


A. Metode Pendekatan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Definisi mengenai

pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Mulyana (2001)

bahwa : adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara utuh dan menyeluruh,

serta tidak boleh terjadi diskriminasi prosedur penelitian yang menggunakan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang.1

Pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan

berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori - teori, konsep -

konsep, asas - asas hukum serta peraturan perundan - undangan yang

berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula dengan

pendekatan kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku - buku, peraturan

perundang - undangan dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian

ini.

Pendekatan yuridis empiris yakni dilakukan dengan melihat kenyataan

yang ada dalam praktek dilapangan. Pendekatan ini dikenal pula dengan

pendekatan secara sosiologis yang dilakukan secara langsung ke lapangan.

Menggunakan pendekatan yuridis sosiologis karena menekankan pada kualitas

1
Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradidma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001).
dan kevalidan data yang diperoleh untuk merumuskan atau menyelesaikan

masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

B. Spesifikasi Penelitian

Penelitian kualitatif dipilih karena tipikal penelitian ini adalah penelitian

hukum terapan dengan mengidentifikasi hukum dan efektifitasnya secara

holistik. Reaktif akan lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan

ganda. Metode ini menggunakan secara langsung hakekat hubungan antara

peneliti dan responden. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyelesaikan

diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola - pola

nilai. Pendekatan kualitatif yang disandingkan dengan sosiologis dalam

penelitian ini didasarkan pada upaya membangun pandangan subyek yang

diteliti secara lebih rinci.

Penelitian Yuridis Sosiologis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

meneliti dan mempelajari hukum sebagai studi law in action karena

mempelajari dan meneliti hubungan timbal balik antara hukum dan lembaga -

lembaga sosial yang lain studi hukum law in action merupakan studi sosial non

doctrinal dan bersifat empiris.

Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analisis, pangamatan obyek

penelitian untuk memperoleh gambaran atau fakta - fakta yang dapat menjadi

hasil penelitian.
C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung

atau dari tangan pertama. Data primer ini diperoleh melalui penelitian

dengan cara wawancara yaitu percakapan langsung dan tatap muka (face

to face) dengan maksud tertentu yang dilakukan antara 2 pihak

pewawancara dan orang yang diwawancarai. Peneliti sebagai

pewawancara (interviewer) mengajukan pertanyaan baik pertanyaan

secara lisan maupun tulisan kepada orang yang di wawancarai

(interviewee).

Adapun data primer dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang terkait secara tidak

langsung dalam penelitian ini, yaitu para pengemudi kendaraan

bermotor yang datang ke Pengujian Kendaraan Bermotor Dishub

Kota Semarang untuk mengujikan kendaraannya terkait dengan uji

emisi.

Responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Yudi sebagai pengemudi angkutan umum H1244CG jurusan

Banyumanik – Johar

2. Satria sebagai pengemudi pick up H1825YR

3. Dwi sebagai pengemudi tronton H1830AA PT. BCKA

4. Slamet sebagai pengemudi bus H1120BY PO. Nugroho


5. Danang sebagai pengemudi truk H1799YR

6. Bayu sebagai pengemudi kereta tempelan (trailer) H1921BY PT.

Samudra Perdana

7. Susilo sebagai pengemudi taxi H1220DG PT Blue Bird

8. Supri sebagai pengemudi bus H1920BA PO. Sari Mustika

9. Yoyok sebagai pengemudi blindvan H1969QG

10. Adi sebagai pengemudi Head Tractor H1899HH PT. Adil Jaya

11. Fery sebagai pengemudi minibus H1190US

12. Manto sebagai pengemudi truk H1970FH

b. Informan

Informan adalah orang yang memberikan informasi terhadap apa yang

diteliti, yang dimaksud informan dalam penelitian ini adalah orang

yang berwenang maupun wawancara pendahuluan yang dilakukan

peneliti. Informan dalam penelitian skripsi ini adalah bapak

Mukindar, A.Ma PKB, S.Sos selaku Kepala Seksi Keselamatan

Teknik dan Sarana Dinas Perhubungan Kota Semarang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber

yang sudah ada. Termasuk dalam data sekunder adalah data dari hasil studi

pustaka yaitu data yang diperoleh dengan jalan membaca literatur-literatur

atau peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan emisi gas

buang kendaraan bermotor.


D. Metode Pengumpulan Data

Teknik penulisan yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan

cara :

1. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data melalui studi penulisan ini dilakukan menggunakan

teknik content identification terhadap bahan – bahan hukum yang akan

diteliti, yaitu dengan membuat lembar dokumen yang berfungsi untuk

mencatat informasi atau data dari bahan – bahan hukum yang diteliti

berkaitan dengan masalah penelitian yang sudah dirumuskan. Penulis

mengumpulkan bahan-bahan literatur dan karya ilmiah lainnya untuk

dikaji dan ditelaah, seperti :

a. Bahan-bahan hukum primer, yaitu :

1) Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan.

3) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun

2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan

Bermotor.

4) Undang – Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


5) Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara.

6) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM

133 tahun 2015 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.

b. Bahan-bahan hukum sekunder yaitu bahan yang ada hubungannya

dengan bahan hukum primer seperti buku-buku, hasil penelitian,

makalah dalam seminar dan jurnal yang berkaitan dengan

penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Studi lapangan adalah cara memperoleh data yang bersifat primer,

dalam hal ini akan diusahakan untuk memperoleh data-data dengan

mengadakan tanya jawab (wawancara) dan teknik sampling. Dalam

hal ini penulis melakukan wawancara terhadap pengemudi dan

petugas penguji kendaraan bermotor serta pengambilan sample

kendaraan pada Pengujian Kendaraan Bermotor di Dinas

Perhubungan Kota Semarang terkait dengan uji emisi sebagai upaya

menekan pencemaran udara yang diakibatkan oleh emisi gas buang

kendaraan bermotor.

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka dengan

maksud tertentu. Maksud mengadakan wawancara untuk

mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntunan, kepedulian dan lain-lain kebulatan;


merekontruksi kebulatan - kebulatan demikian sebagai yang

dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan - kebulatan sebagai

yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang;

memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang

diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi) dan memverifikasi, mengubah, memperluas

konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan

anggota. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara

dengan pengemudi kendaraan bermotor yang melakukan uji keur

di Dinas Perhubungan Kota Semarang dan dengan Kepala Seksi

Keselamatan Teknik dan Sarana yaitu bapak Mukindar.

Secara garis besar ada 2 macam pedoman wawancara menurut

Ashofa :2

1. Pedoman wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman

wawancara yang hanya akan memuat garis besar yang akan

ditanyakan

2. Pedoman wawancara terstruktur yaitu pedoman wawancara

yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check list

Pembagian macam – macam wawancara yang dikemukakan oleh

Patton dalam Poerwandari 1998, yaitu :

1. Wawancara pembicaraan informal

2
Ashofa, Burhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).
Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat

bergantung pada pewawancara itu sendiri, bergantung

spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang

diwawancarai

2. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara

Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat

kerangka dan garis besar pokok – pokok yang akan ditanyakan

dalam proses wawancara

3. Wawancara baku terbuka

Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan

seperangkat pertanyaan baku, dalam mengadakan pendalaman

(probing) terbatas dan hal itu bergantung situasi wawancara

dan kecakapan wawancara

Dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah

wawancara tidak terstruktur karena dilakukan secara spontan

bersamaan dengan peneliti mengambil sample dari kendaraan yang

diuji.

b. Teknik Sampling

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit yang ciri-cirinya

akan diduga. Dalam penelitian ini populasi adalah kendaraan

bermotor yang di uji pada Dinas Perhubungan Kota Semarang.


Teknik sampling adalah teknik pengambilan sample yang

digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2001: 56).

(Margono, 2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

teknik sampling adalah cara untuk menentukan sample yang

jumlahnya sesuai dengan ukuran sample yang akan dijadikan

sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat – sifat dan

penyebaran populasi agar diperoleh sample yang representatif.

Untuk menentukan sample yang digunakan dalam penelitian,

terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara

skematis teknik sampling menurut (Sugiyono, 2001: 57) adalah

sebagai berikut :

Teknik Sampling

Probability Sampling Non Probability


Sampling

1. Simple random 1. Sampling sistematis


sampling 2. Samapling kuota
2. Proportionate 3. Sampling aksidental
stratifed random 4. Purposive sampling
sampling 5. Sampling jenuh
3. Disproportionate 6. Snowball sampling
stratifed random
sampling
4. Area (cluster)
sampling (sampling
menurut daerah)
Sample adalah sejumlah objek yang jumlahnya kurang dari

populasi, dalam menentukan sample dari populasi yang akan

diteliti penulis menggunakan metode purposive sampling, yaitu

metode yang mengambil sample melalui proses penunjukan

berdasarkan tujuan yang ingin diperoleh melalui responden

dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek

dalam purposive sampling didasarkan atas ciri – ciri tertentu yang

dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri – ciri

populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit

sample yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria – kriteria

tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Sample yang penulis gunakan adalah metode purposive sampling,

yaitu metode yang mengambil sample melalui proses penunjuk

berdasarkan tujuan yang ingin diperoleh melalui informan, maka

yang dijadikan sample sebagai responden adalah kendaraan

bermotor wajib uji sebanyak 100 unit.

E. Metode Penyajian Data

Menurut Loncoln dan Guba untuk memeriksa keabsahan data pada

penelitian kualitatif antara lain digunakan tarif kepercayaan data (credibility).

Teknik yang digunakan untuk melacak credibility dalam penelitian ini adalah

teknik triangulasi (triangulation).


Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data ini pemeriksaan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan mengecek dan membandingkan data hasil wawancara dengan data

purposive sampling dan data pelengkap lainnya. Triangulasi dengan sumber

berarti membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif.
Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang ditempuh adalah :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan

informan.

2. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.

2. Membandingkan teori keterangan yang sudah dilakukan dengan

pelaksanaannya dengan praktek.


Teknik membandingkan antara hasil wawancara dengan data yang

dikumpulkan dari berbagai dokumen agar dapat dilihat hasil penelitian yang

diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian.

F. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis kualitatif,

yaitu dengan cara mendalami serta membandingkan implementasi peraturan

perundang-undangan dalam praktik. Selanjutnya untuk menarik kesimpulan,

digunakan metode deduktif di mana data yang telah terkumpul diolah secara

selektif dan sistematis, dan kemudian ditariklah kesimpulan akhir yang

bersifat khusus yang merupakan kristalisasi dari hasil analisis data dari

penelitian, tanpa menggunakan rumusan statistik.

Вам также может понравиться