Вы находитесь на странице: 1из 10

PENALARAN DAN PEMBUKTIAN MATEMATIS MAHASISWA DALAM

MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI POLYNOMIAL


Oleh:
Ahmad Johan Fanani1
Trianingsih Eni Lestari, S.Si, M.Si 2
1
Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika UM
Email: johanfanani02@gmail.com
2
Dosen Matematika FMIPA UM

ABSTRACT
Reasoning and proof is an important component in students’ mathematical experience. Reasoning is
students’ mental process to understand a statement from a number of facts and dependencies in the
completion of a math problem. While proof is the expression of reasoning. NCTM offers the standard
criteria of reasoning and proof for the achievement of the maximal mathematical understanding for
students. In this case the researchers want to analyze mathematical proof and reasoning of students on a
matter related to the pattern of numbers. The purpose of this study is to describe the student's mathematical
reasoning and proof in a matter related to the pattern of numbers. Subjects are 33 students from Mathematics
Department. Student asked working to graph polynomial function, to be analyzed based on the necessary
standards of reasoning and proof in the NCTM 2000.

ABSTRAK
Penalaran dan pembuktian merupakan komponen penting dalam pengalaman matematis siswa. Penalaran
merupakan proses mental siswa untuk memahami suatu pernyataan dari sejumlah fakta dan keterkaitannya
dalam penyelesaian soal matematika. Sedangkan pembuktian mengekspresikan penalaran. NCTM
menawarkan standar kriteria penalaran dan pembuktian untuk pencapaian pemahaman matematis yang
maksimal untuk siswa. Dalam hal ini peneliti ingin menganalisis penalaran dan pembuktian matematis
mahasiswa dalam menggambar grafik fungsi polynomial.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
penalaran dan pembuktian matematis mahasiswa dalam menggambar grafik fungsi polynomial. Subjek
dalam penelitian ini adalah 33 mahasiswa Jurusan Matematika. Dalam penelitian ini, mahasiswa diminta
menggambar grafik fungsi polynomial, untuk dianalisis penalarannya berdasarkan standar penalaran dan
pembuktian dalam NCTM 2000. Setelah dilakukan penelitian, dalam hasil pekerjaan mahasiswa, tampak
tiga kriteria dari empat kriteria standar penalaran dan pembuktian dalam NCTM 2000.
Kata Kunci: Penalaran Matematis, Pembuktian Matematis

PENDAHULUAN

Selama beberapa tahun terakhir, penalaran, pembuktian dan argumentasi dalam


kelas matematika menjadi isu penting dalam penelitian pembelajaran matematika (Heinze
& Reiss, 2004: 1). Penalaran dan pembuktian matematis siswa tidak lepas dari pengaruh
pengetahuan procedural dan pemahaman konseptual. Pentingya untuk memperoleh
pengetahuan procedural dan pemahaman konseptual disejajarkan dengan Prinsip dan
Standar Untuk Matematika Sekolah (NCTM), yang mana bertujuan untuk mendorong
kelancaran (fluency), keterampilan memahami (reasoning skills) dan kemampuan untuk
memutuskan (ability to justify decisions) (NCTM, 2000: 11). Dengan pengetahuan
procedural dan pemahaman konseptual, siswa lebih terlatih dalam mengembangkan
keterampilan terkait dengan aplikasi matematika dan medapatkan suatu pemahaman dari
ide-ide yang berhubungan dalam matematika (Hiebert & Carpenter, 1992). Dengan
demikian NCTM memberikan standar dalam rangka membantu siswa memperoleh
pengetahuan procedural dan pemahaman konseptual untuk mengembangkan kemampuan
memahami dan pembuktian secara matematis.

Sejalan dengan tujuan ini, Stylianides (2006: 202) berpendapat bahwa sebaiknya
penalaran dan pembuktian menjadi pusat untuk pengalaman matematis semua siswa pada
semua tingkatan kelas. Sementara itu menurut Hanna (2000: 5), pembuktian adalah
bagian yang penting dalam matematika dan orang-orang mempercayai bahwa
pembuktian adalah kunci untuk meraih pemahaman matematis. Penekanan focus
diletakkan pada pembuktian karena pembuktian merupakan bagian esensial dari
matematika dan begitu juga dalam praktik akademis keseharian matematikawan.
Pembuktian dapat digunakan untuk menunjukkan kepada siswa bahwa memahami dan
mempraktikkan matematika bermakna lebih dari sekedar belajar untuk melakukan suatu
prosedur yang spesifik (Imamoglu & Togrol, 2015: 1). Karena pentingya penalaran dan
pembuktian dalam matematika, siswa dalam semua tingkatan harus memiliki kedua
kemampuan tersebut.

Dalam mengartikan penalaran matematis Houssart dan Sams (2006: 59)


berpendapat bahwa generalisasi dimulai ketika merasakan pola yang mendasari, bahkan
jika anda tidak bisa membuat kesimpulan. Dalam membahas tentang penalaran,
pentingnya proses menduga dan pentingnya kesediaan untuk memodifikasi ide seseorang,
karena suatu ide harus terbuka untuk perbaikan. Sedangkan menurut Mason (2001: 5),
enalaran adalah pembelajaran yang terbagi untuk menggunakan pernyataan jika … maka
…, dalam membuat asumsi dan menggambarkan solusi. Dalam NCTM (2000: 56)
disebutkan bahwa penalaran matematis adalah suatu kebiasaan dalam berpikir, dan
seperti kebiasaan pada umumnya, penalaran matematis harus terus dikembangkan secara
konsisten dalam penggunaanya di semua konteks. Sedangkan pembuktiaan matematis
adalah suatu prosedur formal dalam mengekspresikan penalaran dan kebenaran yang
spesifik.
Peserta didik menggunakan penalaran ketika mereka terlibat dalam argumentasi
matematis, suatu proses yang melibatkan kegiatan membuat dan menjustifikasi dugaan
matematis. Sedangkan pembuktian adalah suatu bentuk khusus dari argumentasi, yang
merupakan suatu proses untuk menunjukkan bahwa suatu dugaan selalu benar (atau
salah), penguasaan kaidah secara disiplin membangun cara menalar dan bentuk
representasi yang digunakan untuk pembuktian yang valid (Bieda dkk, 2012: 2). Ketika
mengajar pembuktian, banyak guru yang memberikan sedikit perhatian pada struktur
pembuktian atau pada ide dalam suatu pembuktian. Secara umum, pembuktian yang
dimiliki guru pada pemikirannya menunjukkan instruksi (Heinze & Reiss, 2004: 1).
Siswa mengira untuk mengikuti pembuktian tersebut setiap langkah demi langkah
sehingga mereka jarang untuk terdorong mengembangkan ide yang mereka miliki.

Penalaran dan pembuktian matematis menawarkan cara yang kuat dalam


mengembangkan dan mengekspresikan wawasan tentang suatu ruang lingkup yang luas
mengenai fenomena (NCTM, 2000: 56). Orang-orang yang berpendapat dan berpikir
analitis cenderung memperhatikan pola, struktur, atau keteraturan dari kedua hal tersebut
dalam situasi kehidupan nyata dan objek simbolis; orang-orang tersebut bertanya, jika
pola-pola tersebut terjadi secara kebetulan atau jika terjadi karena suatu alasan; maka
mereka menduga dan membuktikan. Menemukan pola, dan membuat dan menjustifikasi
dugaan dianggap sebagai kegiatan membangun blok-blok penalaran dan pembuktian
matematis (Richardson dkk, 2010: 17). Menurut Richardson (2010: 21), tugas yang
berhubungan memberikan kesempatan pada siswa dalam membuat prediksi dan dugaan
tentang pola yang mereka amati. Selain itu juga memberi siswa kesempatan untuk
menggunakan berbagai representasi, mengkomunikasikan ide, dan mengasosiasikan ide
tersebut dengan pengetahuan mereka sebelumnya, bahkan membangun strategi
penyelesaian masalah mereka.

Penalaran dan pembuktian harus menjadi bagian yang selaras dengan pengalaman
matematis siswa sejak pendidikan dini. NCTM menawarkan bahwa program
pembelajaran harus memungkinkan semua siswa untuk: (i) mengenali penalaran dan
pembuktian sebagai aspek-aspek mendasar dalam matematika, (ii) membuat dan
menyelidiki dugaan matematis, (iii) mengembangkan dan mengevaluasi argumen dan
pembuktian matematis, (iv) memilih dan menggunakan berbagai jenis penalaran dan
metode pembuktian. Keempat kriteria tersebut merupakan standar penalaran dan
pembuktian berdasarkan NCTM.

METODE

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian mahasiswa jurusan Matematika.
Pengambilan data dilakukan dengan memberikan permasalahan menggambar kurva
sebagai berikut:

“Bagaimana menggambar grafik fungsi polynomial 𝑃(𝑥) = 𝑥 4 + 𝑥 3 − 3𝑥 2 − 𝑥 + 2?”

Prosedur menggambar grafik fungsi polynomial yang diajarkan kepada mahasiswa dalam
matekuliah Matematika Dasar 1 adalah sebagai berikut

Kemudian hasil kerja mahasiswa akan dianalisis berdasarkan 4 kriteria penalaran


dan pembuktian dalam NCTM. Keempat kriteria tersebut meliputi (i) mengenali
penalaran dan pembuktian sebagai aspek-aspek mendasar dalam matematika, (ii)
membuat dan menyelidiki dugaan matematis, (iii) mengembangkan dan mengevaluasi
argumen dan pembuktian matematis, (iv) memilih dan menggunakan berbagai jenis
penalaran dan metode pembuktian. Setelah itu hasil pekerjaan mahasiswa dianalisis
secara deskriptif, kemudian ditulis dalam hasil dan pembahasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dianalisis hasil pekerjaan 33 mahasiswa dalam menggambar grafik fungsi


polynomial, penulis mengambil beberapa hasil kerja mahasiswa. Bebrapa hasil kerja
tersebut dirasa mewakili hasil kerja 33 mahasiswa, karena menurut penulis beberapa
sebagian mahasiswa mengerjakan dengan alur pengerjaan yang sama. Mahasiswa yang
menggambar grafik fungsi model 1, 2, 3, dst fungsi polynomial 𝑃(𝑥) berturut disebut
𝑃1, 𝑃2, 𝑃3, dst.

Gambar 1. Hasil kerja P1

𝑃1 menggambar garfik fungsi polynomial 𝑃(𝑥) dengan menentukan dahulu derajat


suku utama (leading term) yaitu 4 (genap) dan koefisiennya positif. Kemudian 𝑃1
menentukan pembuat nol dari 𝑃(𝑥) dengan cara memfaktorkan. Pembuat nol yang
ditemukan 𝑃1 antara lain 𝑥 = 1, 𝑥 = −1, 𝑥 = −2. Setelah itu 𝑃1 membuat tabel dengan
kolom interval, 𝑥, 𝑓(𝑥), tanda bilangan 𝑓(𝑥), dan lokasi koordinat pada grafik. 𝑃1
menggunakan pembuat nol 𝑃(𝑥) untuk membagi sumbu 𝑥 menjadi interval
(−∞, −2), (−2, −1), (−1,1), (1, ∞). 𝑃1 melengkapi tabel dengan uji 𝑥 untuk
menentukan tanda bilangan 𝑓(𝑥) yang mempengaruhi lokasi koordinat pada grafik yaitu
di atas sumbu 𝑥 atau di bawah sumbu 𝑥. Setelah tabel diisi, 𝑃1 menentukan titik potong
terhadap sumbu 𝑦 dengan menuliskan 𝑄(0), padahal polynomialnya adalah 𝑃(𝑥). Nilai
𝑥 = 0 disubtitusikan pada fungsi (𝑥 − 1)2 (𝑥 + 1)(𝑥 + 2) sehingga diperoleh 𝑦 = 2.
Terakhir 𝑃1 mengambil sebanyak 4 titik bantu untuk memperjelas gambar grafik 𝑃(𝑥).
Pada hasil kerja 𝑃1 muncul kriteria (i), (ii), dan (iii).

Gambar 2. Hasil kerja P2

Pada langkah awal 𝑃2 sama dengan 𝑃1 yaitu menentukan suku utama (leading
term). Ketika menentukan pembuat nol fungsi 𝑃(𝑥), 𝑃2 menggunakan metode Horner
dan menghasilkan jawaban yang sama dengan 𝑃1. Langkah seterusnya hasil pekerjaan
𝑃2 cenderung sama dengan 𝑃1. Kriteria yang sama dengan 𝑃1 muncul pada hasil kerja
𝑃2.
Gambar 3. Hasil kerja P3
Hasil kerja 𝑃3 terlihat kurang begitu mengikuti prosedur, namun 𝑃3 memahami
langkah-langkah dalam menggambar grafik 𝑃(𝑥). 𝑃3 tidak menulis analisis terhadap
suku utama 𝑃(𝑥). 𝑃3 memulai dengan menentukan titik potong terhadap sumbu 𝑦 dan
sumbu 𝑥. Ketika menentukan titik potong sumbu 𝑥, 𝑃3 memfaktorkan 𝑥 4 + 𝑥 3 − 3𝑥 2 −
𝑥 + 2 menjadi (𝑥 3 − 3𝑥 + 2)(𝑥 + 1). Kem udian dalam memfaktorkan 𝑥 3 − 3𝑥 + 2,
𝑃3 menggunakan cara Horner sehingga 𝑃3 menemukan jawaban yang sama dengan 𝑃1
dan 𝑃2. Tetapi 𝑃3 tidak melakukan uji 𝑥 dan langsung menggambar grafik fungsi 𝑃(𝑥).
Hasil kerja 𝑃3 hanya memunculkan kriteria (iv).
Gambar 4. Hasil kerja P4
Hasil kerja terlihat sesuai prosedur yang pernah diajarkan 𝑃4. Pada langkah
pertama yaitu menentukan leading term, 𝑃4 bahkan menambahkan gambar umum
grafik dengan derajat genap. Kemudian dalam menentukan pembuat nol 𝑃(𝑥), 𝑃4
mencari akar-akar persamaan 𝑥 4 + 𝑥 3 − 3𝑥 2 − 𝑥 + 2 = 0 . Setelah menemukan faktor
𝑃(𝑥), 𝑃4 menggunakan teorema even multiplicity dan odd multiplicity. Jika
(𝑥 − 𝑐)𝑘 , 𝑘 ≥ 1, adalah faktor dari polynomial 𝑃(𝑥) dan (𝑥 − 𝑐)𝑘+1 bukan faktor dari
𝑃(𝑥), sehingga jika (i) k genap, maka grafiknya memotong sumbu 𝑥 di titik (𝑐, 0), dan
jika (ii) k ganjil, maka grafiknya menyinggung sumbu 𝑥 di titik (𝑐, 0). Hasil kerja 𝑃4
masih hanya memunculkan kriteria (i), (ii), dan (iii)

KESIMPULAN

Dari hasil pekerjaan

Meskipun demikian, tidak semua kriteria dari empat kriteria penalaran dan
pembuktian matematis berdasarkan NCTM 2000 dapat dimunculkan oleh keempat subjek
yang ditampilkan hasil kerjanya. Pada hasil pekerjaan P1, 𝑃2, dan 𝑃4 muncul kriteria (i),
(ii), dan (iii), sementara kriteria (iv), yaitu memilih dan menggunakan berbagai jenis
penalaran dan metode pembuktian, belum tampak. Sedangkan pada hasil pekerjaan P3
kriteria (i), (ii), dan (iii) belum tampak,.

DAFTAR RUJUKAN

Bieda, N. K, Ji, X., Drwencke, J., Picard, A. 2012. Reasoning and Proving
Opportunitiesin Elementary Mathematics Textbooks. International Journal of
Education Research.

Hanna, G., (2000). Proof, explanation and exploration: An overview. Educational


Studies in Mathematics, 44(1-2), 5-23
Heinze, A., Reiss, K. 2004. Reasoning and Proof: Methodological Knowledge As a
Component of Proof Competence. European Research in Mathematics
Education III.

Hiebert, J., Carpenter, T. P. 1992. Learning and Teaching with Understanding. In D. A.


Grouws (Ed). Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning
(pp. 65-97). New York: Macmillan Publishing Co.

Houssart, Jenny & Claire Sams., (2006). Developing Mathematical Reasoning through
Games of Strategy Played Against the Computer. 15(2), 59-71

Imamoglu, Y., Togrol, A. Y. 2015. Proof Construction and Evaluation Practicesof


Prospective Mathematics Educators. European Journal of Science and
Mathematics Education, Vol. 3 No. 2, pp 130-144.

Mason, J. 2001. Questions About Mathematical Reasoning and Proof in Schools.


Opening Address to QCA Conference. Open University.

National Council of Teachers of Mathematics. 2000. Principles and standards for school
mathematics. Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics.

Richardson, K., Carter, T., Berenson, S. 2010. Connected Task: The Building Blocks of
Reasoning and Proof. Australian Association of Mathematics Teachers Inc.

Stylianides, J. Andreas & Gabriel J. Stylianides (2006). Content Knowledge For


Mathematics Teaching: The Case Of Reasoning And Proving, hal. 201-208

Вам также может понравиться