Вы находитесь на странице: 1из 4

Penetapan Kadar Air

Contoh ditimbang sebanyak 2 gram dalam alumunium dish yang telah diketahui bobot
tetapnya. Lalu dikeringkan dalam oven dengan suhu 105°C selama 3 jam. Setelah itu,
didinginkan di dalam eksikator selama 30 menit. Selanjutnya ditimbang hingga mencapai bobot
tetap. Kadar air dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

% Kadar Air =
 A  B   100%
A

Keterangan:

A : Bobot contoh mula-mula (gram)


B :Bobot contoh setelah pemanasan (gram)

Penetapan Kadar Abu

Contoh ditimbang sebanyak 2 gram ke dalam cawan porselin yang telah diketahui bobot
tetapnya, kemudian dimasukkan ke tanur pada suhu 600°C selama 3 jam. Setelah itu,
didinginkan dalam eksikator selama 30 menit. Selanjutnya, ditimbang hingga mencapai bobot
tetap. Kadar abu dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

W1  W0 
% Kadar Abu = 100%
Y

Keterangan:

W1 : bobot cawan + contoh setelah dibakar (gram)

W0 : bobot cawan kosong (gram)

Y : bobot contoh (gram)


Penetapan Kadar Lemak

Contoh ditimbang sebanyak 2 gram ke dalam selongsong kertas yang dilapisi kapas
kemudian dimasukkan ke soxhlet yang telah disambungkan dengan labu lemak. Pelarut
petroleum eter dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah diketahui bobot tetapnya. Contoh
diekstraksi selama 40 menit kemudian ditiriskan selama 15 menit. Kemudian pelarut petroleum
eter didistilasi agar terpisah dengan lemak. Lemak yang tersisa di labu lemak, dikeringkan
dalam oven pada suhu 105°C selama30 menit. Setelah itu, didinginkan dalam eksikator selama
30 menit dan ditimbang sampai bobot tetap. Kadar lemak dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :

 
% Kadar Lemak = W1  W0 100%
Y

Keterangan :

W1 : Bobot labu lemak kosong + lemak (gram)


W0 : Bobot labu lemak kosong (gram)
Y : Bobot contoh (gram)

Penetapan Kadar Serat kasar

Analisis serat kasar dengan cara sampel kira-kira 0,5-1 gram sampel yang di timbang (X
gram), dimasukkan kedalam gelas piala 500 mL dan ditambahkan 50 mL H2SO4 0,3N lalu
dipanaskan diataspemanas listrik selama 30 menit. Selanjutnya ditambahkan 25mL NaOH 1,5N
dan terus dimasak selama 30 menit. Cairan dikeringkan dalam oven pada suhu 105-110oC
selama satu jam dan dimasukkan ke dalam corong. Penyaringan dilakukan dalam labu penghisap
yang dihubungkan dengan pompa vakum ( AOAC,2005)

Selama penyaringan endapan di cuci berturut-turut dengan aquades panassecukupnya,


kemudian dibilas juga dengan 50mL H2SO4 0.3N, kertas saring dan isinya dimasukkan kedalam
cawan porselen dan dikeringkan selama satu jam dalam oven suhu 105oC, kemudian didinginkan
dalam desikator selama 30 menit ditimbang (B).selanjutnya cawan porselen serta isinya dibakar
atau diabukan dalam tanur suhu 550oC sampai ambu menjadi putih seluruhnya, kemudian
diangkat dan didinginksn dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (C).

Kadar serat kasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐵−𝐶−𝐴
Kadar serat kasar (%)= 𝑋

Keterangan :

X= Bobot contoh

A= Bobot kertas saring

B= Bobot kertas saring + sampel setelah dioven

C=bobot kertas saring + sampel setelah di tanur

Analisis Kadar Protein Metode Formol

Menimbang sampel kurang lebih 2 gram,kemudian dimasukan di Erlenmeyer,ditambahkan


20mL aquadest,kemudian ditambahkan 0,4mL asam oksalat jenuh .Tambahkan 2mL formalin
40% dan indicator PP 3 tetes kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1N.pembuatan blanko sama
dengan cara kerja sampel tetapi tidak menggunakan sampel.

Kadar protein metode titrasi formol dapat dihitung menggunakan rumus seperti berikut :
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 ( 𝑉𝑐−𝑉𝑏)𝑥 14.008𝑋𝐹𝐾
Kadar Protein : 𝑥100%
𝑚𝑔 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Keterangan :

N NaOH : Normalitas NaOH

Vc : Volume Contoh

Vb : Volume Blanko

FK : Faktor konversi protein 6,25


Penetapan Kadar Kalsium

Contoh yang sudah menjadi abu dipindahkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Kemudian
ditambahkan sedikit air, 40 mL asam klorida (1 : 3) dan 2 - 3 tetes asam nitrat. Larutan
dididihkan di atas hot plate selama ± 15 menit dan didinginan. Setelah itu, larutan contoh
disaring dengan kertas saring whatman no. 1. Filtrat yang diperoleh, dimasukkan ke labu takar
100 mL dan ditambahkan air suling hingga batas tera dan dihomogenkan, dipipet sebanyak 25
mL, dimasukkan ke erlenmeyer 250 mL, dan ditambahkan 2-3 tetes indicator MM hingga larutan
menjadi warna merah muda. Kemudian ditambahkan 20 mL ammonium hidroksida 10 % hingga
larutan menjadi warna kuning dan ditambahkan beberapa tetes asam klorida (1:3) hingga larutan
menjadi warna merah muda. Larutan tersebut kemudian ditambahkan 20 mL air dan 20 mL
ammonium oksalat 5 %, lalu dididihkan selama 30 menit hingga terbentuk endapan. Selanjutnya
larutan tersebut disaring dengan kertas saring whatman no. 42, dibilas dengan amonium oksalat
0,2 % dan air hangat masing-masing sebanyak 2 kali. Kertas saring berisi endapan kalsium
dipindahkan ke erlenmeyer, ditambahkan 50 mL asam sulfat 10 %, lalu dikocok hingga endapan
larut dan dipanaskan pada suhu 70 oC. Setelah itu larutan dititrasi dengan kalium permanganat
0,1 N hingga berwarna merah muda. Standardisasi kalium permanganat 0,1 N dapat dilihat pada
Lampiran 3. Kadar kalsium dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

BM Ca
N KMnO 4 x V KMnO 4 (Vc - Vb) x x fp
% Ca = 2  100%
mg sampel

Keterangan:

N KMnO4 :Normalitas KMnO4 yang digunakan (mgrek/mL)


Vc :Volume KMnO4 yang dibutuhkan untuk menitar contoh (mL)
Vb :Volume KMnO4 yang dibutuhkan untuk menitar blanko (mL)
BM Ca : 40,08 (mg/mgrek)
FP : Faktor pengenceran 4 kali

Вам также может понравиться