Вы находитесь на странице: 1из 13

Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan

Indonesia
1. Bentuk negara

Istilah bentuk negara berasal dari bahasa Belanda, yaitu ”staatvormen”. Menurut para ahli ilmu
negara istilah staatvormen diterjemahkan ke dalam bentuk negara yang meliputi negara kesatuan,
federasi, dan konfederasi. Jika dilihat dari bentuk negara yang berlaku umum di dunia maka
bentuk negara secara umum dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Negara kesatuan, merupakan bentuk negara yang sifatnya tunggal dan tidak tersusun dari
beberapa negara yang memiliki kedaulatan, tidak terbagi, dan kewenangannya berada
pada pemerintah pusat. Conroh negara yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia,
Filipina, Thailand, Kamboja dan Jepang
2. Negara federasi atau serikat, adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa
negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Conroh negara yang berbentuk
federasi adalah Amerika Serikat, Malaysia, Australia, Kanada, Meksiko, Irlandia, New
Zealand, India.

Selain kedua bentuk negara diatas ada pula bentuk negara lain, yaitu konfederasi dan serikat
negara. Konfederasi adalah bergabungnya beberapa negara yang berdaulat penuh. Sedangkan
serikat negara merupakan suatu ikatan dari dua atau lebih negara berdaulat yang lazimnya
dibentuk secara sukarela dengan suatu persetujuan internasional berupa traktat atau konvensi
yang diadakan oleh semua negara anggota yang berdaulat.

 Bentuk negara Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945

Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan, yang lebih sering disebut Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan yang secara tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah
negara kesatuan tertuang dalam UUD 1945 pasal 1 yang berbunyi ”Negara Indonesia ialah
negara kesatuan yang berbentuk Republik”. Pasal-pasal dalam UUD 1945 telah memperkukuh
prinsip NKRI, di antaranya pada pasal 1 ayat (1), pasal 18 ayat (1), pasal 18B ayat (2), pasal
25A, dan pasal 37 ayat (5). Selain itu, wujud negara kesatuan tersebut semakin diperkuat setelah
dilakukan perubahan atas UUD 1945. Perubahan tersebut dimulai dari adanya kesepakatan MPR
yang salah satunya adalah tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 dan tetap mempertahankan
NKRI sebagai bentuk final negara bagi bangsa Indonesia.

2. Bentuk Pemerintahan

Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada rangkaian institusi
politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara guna menegakan kekuasaannya
atas suatu komunitas politik. Adapun beberapa bentuk pemerintahan dibagi menjadi dua yaitu:

1. ajaran klasik yang terdiri dari pendapat aristoteles, plato dan polybius
2. modern yang terdiri dari republik dan monarki

monarki dibedakan lagi menjadi tiga yaitu

1. monarki absolut
2. monarki konstitusonal
3. monarki parlementer

sedangkan republik dibagi lagi menjadi tiga yaitu:

1. republik absolut
2. republik konstitusonal
3. republik parlementer

 Bentuk pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945

Bentuk pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 adalah Republik.
Karena sesuai dengan pernyataan pasal 1 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi ”Negara Indonesia
ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik” sudah menunjukkan secara tegas. Indonesia
juga dipimpin oleh seorang presiden bukan seorang Raja.

1. Pengertian dan macam-macam sistem pemerintahan

Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua istilah yaitu sistem dan pemerintahan.
Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan
fungsional, baik antara bagian-bagian maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya
sehingga hubungan itu menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya
jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik maka akan mempengaruhi keseluruhan itu.
Sedangkan pengertian pemerintahan bisa dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas adalah
perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di
suatu Negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan Negara,

Adapun sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantung dan mempengaruhi dalam mencapai
tujuan dan fungsi pemerintahan. Sistem pemerintahan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Sistem pemerintahan presidensial

Sistem presidensial (presidensiil), merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana


kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Menurut Rod
Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:

 Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat


pemerintahan yang terkait.
 Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling
menjatuhkan.
 Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.

Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan
karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk
mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap
negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan
karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan
posisinya. Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-
negara Amerika Latin dan Amerika Tengah.

Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :

 Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahansekaligus kepala negara.


 Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasirakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
 Presiden memiliki hak prerogratif(hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada
kekuasaan legislatif).
 Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislative

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:

 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa
jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam
tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.
 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh
orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:

 Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan


kekuasaan mutlak.
 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
 Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama

1. Sistem pemerintahan parlementer

Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan
penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat
perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem
parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang
terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya
pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara
saja. Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda,
Malaysia, Singapura dan sebagainya.

Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:

 Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahansedangkan kepala


negara dikepalai oleh presiden/raja.
 Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi
berdasarkan undang-undang.
 Perdana menteri memiliki hak prerogratif(hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislative

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif
berada pada satu partai atau koalisi partai.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:

 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan


parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
 Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka
yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka
menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi
menteri atau jabatan eksekutif lainnya

2. Sistem pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945

Negara Indonesia, berdasarkan pada UUD yang dimilikinya menganut sistem pemerintahan
presidensial yakni sistem pemerintahan Negara republik – di dalamnya, kekuasaan eksekutif
dipilih melalui pemilihan umum dan terpisah dari kekuasaan legislatif. Selain itu menurut UUD
1945, sistem pemerintahan Indonesia tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan atau trias
politika murni sebagaimana yang diajarkan oleh Montesquieu. Namun, Indonesia menganut
sistem pembagian kekuasaan

3. Hubungan antara sistem pemerintahan yang ada di Indonesia dan sistem pemerintahan
yang sesuai dengan UUD 1945

Sejak Agustus 1945 sampai akhir tahun 1949, Indonesia mulai memberlakukan UUD 1945.
Menurut ketentuan UUD tersebut, sistem pemerintahan Indonesia adalah presidensial. Namun,
sejak November 1945, berdasarkan Maklumat Wakil Presiden No. X dan Maklumat Pemerintah
14 November 1945, kekuasaan pemerintah dipegang oleh seorang perdana menteri. Hal ini
merupakan awal dari suatu sistem pemerintahan parlementer. Sistem parlementer ini adalah
sebah penyimpangan ketentuan UUD 1945 yang menyebutkan pemerintah harus dijalankan
menurut sistem cabinet presidensial dimana menteri sebagai pembantu presiden. Jadi sejak
November 1945 sampai Juli 1959, sistem pemerintahan yang diselenggarakan di Indonesia
berlainan dengan sistem pemerintahan yang ditentukan dalam naskah UUD 1945.
Sistem Pemerintahan di Amerika Serikat -
USA
Sesuai dengan Konstitusi tahun 1787 yang mengalami perubahan sebayak 27 kali, maka inti dari Sistem
Pemerintahan Amerika Serikat:

1.Amerika Serikat merupakan sebuah negara serikat/federal berbentuk republik beribukota di


Washington D.C. yang mempunyai 50 negara bagian. Sedangkan sistem pemerintahan yang dianut adalah
Sistem Pemerintahan Presidensial. Presiden Amerika adalah kepala negara juga sekaligus sebagai
kepala pemerintahan.

2.Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang
dinamakan “Separation of Power Teory” yang berasal dari ajaran Trias Politika (Montesquieu) yang
membedakan kekuasaan dalam suatu negara dipisahkan menjadi 3 cabang kekuasaan :

a.Eksekutif : kekuasaan yang melaksanakan Undang-Undang

Kekuasaan eksekutif dipengang oleh Presiden yg dipilih oleh masyrakyat. Presiden menduduki jabatan
sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara. Presiden dan wapres dipilih melalui pemilihan umum,
jadi tidak memberikan pertanggungjawaban kepada Kongres namun jika presiden dinyatakan melakukan
pelanggran berat(high crimmines and misdemeasnors) & kejahatan yaitu kegiatan melawan negara atau
hukum seperti : membunuh, korupsi besar, penghianatan, dll maka presiden dapat dipecat/dimakzulkan
(impeachment).

b.Legislatief : kekuasaan yang menyusun/membuat Undang-Undang

Kekuasaan legislatif berada pada parlemen atau disebut Konggres (congress). Konggres terdiri atas dua
kamar, yakni Senat & House of Representatif. Anggota Senat (perwakilan dari negara bagian) perwakilan
tiap tiap negara bagian masing-masing dua orang jadi jumlahnya ada 100 senator. Sedangkan House of
Representatif (Dewan Perwakilan Rakyat) ditentukan berdasarkan jumlah penduduk.

c.Yudikatif : kekuasaan yang mengawasi pelaksanaan UU dan memberikan sanksi bagi pelanggar UU

, Ini ini dimaksudkan agar terwujudnya check and balance sehingga tidak ada kekuasaan yang terlalu
dominan. Kekuasaan yudikatif ada di tangan Mahkamah Agung (Supreme of Court) yang bebas dan
merdeka dan tidak dapat dipengaruhi oleh kekuasaan yang lainnya.
Sistem Kepartaian

Amerika Serikat menerapkan sistem kepartaian dwipartai. Hanya terdapat dua partai yang dominan di
Amerika Serikat, yakni Partai Republik dan Demokrat.

Sistem Pemilu

Pemilu di Amerika menggunakan sistem distrik.

Perbedaan Pemilu Sistem Proporsional dan Sistem Distrik

1. Sistem distrik

Sistem ini berdasarkan lokasi daerah pemilihan, bukan berdasarkan jumlah penduduk. Dari semua calon,
hanya akan ada satu pemenang. Dengan begitu, daerah yang sedikit penduduknya memiliki wakil yang
sama dengan daerah yang banyak penduduknya, dan tentu saja banyak suara terbuang. Karena wakil yang
akan dipilih adalah orangnya langsung, maka pemilih bisa akrab dengan wakilnya.

Kelebihan Pemilu sistem Distrik

 Sistem ini merangsang terjadinya integrasi diantara partai, disebabkan kursi kekuasaan yang
diperebutkan hanya satu.
 Perpecahan partai dan pembentukan partai baru bisa dihambat, bahkan bisa mendorong
penyederhanaan partai secara natural.
 Distrik ialah daerah kecil, karena itu wakil terpilih kemungkinan akan dikenali dengan baik oleh
komunitasnya, dan hubungan dengan pemilihnya menjadi lebih dekat
 Untuk partai besar, lebih gampang untuk memperoleh kedudukan mayoritas di parlemen.
 Jumlah partai yang terbatas menyebabkan stabilitas politik mudah tercapai.

Kelemahan Pemilu Sistem Distrik

 Partai besar lebih berkuasa karena terdapat kesenjangan persentase suara yang diperoleh dengan
jumlah kursi di partai politik
 Partai kecil dan minoritas merugi sebab sistem ini menyebabkan banyak suara terbuang.
 Sistem ini kurang mewakili kepentingan masyarakat heterogen & pluralis.
 Anggota Parlemen terpilih cenderung mengutamakan kepentingan daerahnya dibanding
kepentingan nasional.
2. Sistem Proporsional

Sistem yang melihat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta pemilih. Berbeda dengan sistem
distrik, wakil dengan pemilih kurang dekat karena wakil dipilih melalui tanda gambar kertas suara saja.
Sistem proporsional banyak dianut oleh negara multipartai, seperti Italia, Indonesia, Swedia, dan Belanda.

Kelebihan Pemilu Sistem Proporsional

 Dinilai lebih mewakili suara rakyat sebab perolehan suara partai sama dengan persentase kursinya
di parlemen.
 Setiap suara dihitung dan tidak ada yg terbuang jadi partai kecil & minoritas memiliki kesempatan
memperoleh suara dan menempatkan wakilnya di parlemen. Sistem ini dianggp lebih memihak
masyarakat pluralis dan heterogen.

Kekurangan Sistem Proporsional

 Sistem proporsional ini kurang mendukung adanya integrasi partai politik. Jumlah partai yang
semakin banyak menghambat integrasi partai.
 Wakil rakyat kurang dekat dengan pemilihnya, tapi lebih dekat dengan partainya. Hal ini
memberikan kedudukan yang kuat pada dewan pimpinan partai untuk menentukan wakilnya di
parlemen.
 Banyaknya partai yang bersaing menyebabkan kesulitan bagi suatu partai untuk menjadi
mayoritas. Hal ini menyebabkan sulitnya mencapai stabilitas politik dalam parlemen, karena
partai harus menyandarkan diri pada koalisi.

Electoral College

Dalam sistem pemilu di USA, pilihan rakyat tak mutlak menentukan kemenangan seorang calon
presiden/kandidat sebab dalam pelaksanana pemilihan calon presiden & wakil presiden, Amerika Serikat
memakai sistem “Electoral College”. Electoral College adalah dewan pemilih yang akan memilih presiden.
Anggotanya dipilih oleh rakyat pada hari pemilu. Para utusan itu sudah berjanji di awal untuk memilih
kandidat tertentu. Jumlah utusan pada dewan pemilih yaitu dua orang ditambah jumlah anggota DPR dari
negara bagian tersebut. Jadi, beberapa negara bagian memiliki jumlah utusan terbanyak, seperti
contohnya, California, dan menjadi begitu menentukan dalam pemenangan pemilu. Dengan demikian,
pemilihan presiden dan wakil presiden sebenarnya merupakan pemilu dengan cara tidak langsung tetapi
diwakilkan pada dewan pemilih sebab pemenangnya ditentukan oleh suara para pemilih dalam Electoral
College saat hari pencoblosan.

Tata cara pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden di Amerika:

Dalam rangka pelaksanaan pemilihan umum presiden & wakil presiden di Amerika Serikat ,masyarakat
menggunakan hak pilihnya sebanyak dua dua kali,yaitu :

· Pertama, untuk memilih calon presiden yang populer.

· Kedua, untuk memilih utusan berjumlah 538 yang mewakili 50 negara bagian.Utusan inilah yang
berhak memilih presiden. Jadi, pilihan rakyat hanya berguna untuk menentukan popularitas kandidat.
Bentuk Dan Sistem Pemerintahan Inggris
Bentuk Dan Sistem Pemerintahan Inggris – Negara inggris merupakan negara yang terdiri
dari skotlandia, inggris, wales dan irlandia utara, untuk itu negara inggris dikenal dengan sebutan
negara united kingdom atau unitary state. Negara ini terbentuk pada tanggal 1 mei 1707. Pada
saat itu inggris langsung menerapkan bentuk pemerintahan berupa pemerintahan monarki
konstitusional atau disebut juga sebagai monarki parlementer sementara itu sistem pemerintahan
yang dijalankan oleh negara inggris ini berupa sistem parlementer. Dengan adanya sistem
pemerintahan semacam ini maka kekeuasaan pemerintahan tertumpu pada seorang perdana
mentri bersama mentrinya atau kabinet – kabinetnya. Sementara itu terdapat ratu dan raja yang
kedudukannya sebagai kepala kekuasaan yang juga berperan sebagai simbol persatuan dan
kedaulatan negara.

Negara united kingdom ini seperti yang telah disebutkan sebelumnya memiliki bentuk dan sistem
pemerintahan inggris yang cukup unik karena memiliki sistem pemerintahan parlementer dan
bentuk pemerintahannya yaitu monarki parlementer. Di negara inggris dikenal sebutan house of
commons dan haouse of lord yang merupakan legislatif negara yang bekerja memegang
kekuasaan negara inggris. House of commons yaitu legislatif negara yang memiliki anggota
kurang lebih 1200 anggota, setiap anggota tersebut terdiri dari kasta yang berbeda – beda yaitu
dari para keluarga bangsawan, uskup agung gereja negara inggris, dan orang – orang yang
memiliki jasa khusus untuk negara. Sementara itu house of lords adalah legislatif negara yang
memiliki anggota dengan jumlah kurang lebih 659 anggota, kesekian anggota ini dipilih dengan
cara equal size districts atau disebut juga sebagai sistem distrik dengan menyama ratakan posisi.

Anggota house of lords ini memiliki masa tugas untuk sekali periode yaitu 5 tahun. inggris
memiliki kostitusi dalam bentuk yang tidak tertulis namun keberadaannya disebarkan dalam
bentuk konvensi, pelbagai hukum dan juga aturan yang diberlakukan.

Negara inggris menjalankan sistem pemerintahannya berdasarkan kerja para kabinet yang juga
merupakan menteri – menteri negara dan dipinpin oleh seorang kepala atau perdana menteri.
Negara united ini juga menerapkan dua sistem partai atau disebut sebagai sistem dwipartai.

Dimana di inggris terdapat dua partai yang akan bersaing dan juga saling memerintah. Posisi
partai yang menang dalam pemilu akan diberi hak meminpin negara, sementara itu partai yang
kalah akan dipersilahkan untuk mempersiapkan diri membangun susunan kepemerintahan
bilamana sewaktu – waktu pemerintahan yang berjalan runtuh atau bubar. Bentuk dan sistem
pemerintahan inggris yang saat ini berjalan merupakan bentuk dan sistem pemerintahan pertama
yang sukses maka dari itu inggris disebut – sebut sebagai negara pencetus atau ibu dari sistem
pemerintahan parlementer atau dikenal dengan sebutan the mother of parliament. Untuk itu
sistem dan bentuk pemerintahan yang ada diinggris kini juga banyak dijadikan referensi oleh
negara – negara yang memiliki bentuk dan sistem pemerintahan yang sama atau serupa dengan
negara inggris.
Sistem Pemerintahan ~ Inggris merupakan negara pelopor sistem parlementer atau
disebut dengan istilah The Mother of Parlements. Bentuk pemerintahannya adalah
Kerajaan dengan sistem pemerintahan Parlementer.
\
A. Sistem Pemerintahan Inggris

Berikut beberapa poin dari sistem pemerintahan di Inggris, diantaranya adalah sebagai
berikut.

1. British Parlement (Parlemen) adalah pemegang kekuasaan legislatif.

Parlemen Inggris mengaut sistem bikameral yang terdiri dari House of Commons
(Majelis Rendah) dan House of Lords (Mejelis Tinggi). House of Commons yang
anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat melalui sistem pemilihan umum dengan
sistem distrik untuk masa jabatan lima tahun. Majelis Rendah (House of
Commons) ini dikuasai oleh partai-partai politik yaitu sebagian besar oleh Partai
Buruh dan Partai Konservatif, meskipun ada partai-partai kecil lainnya. Sedangkan
House of Lords adalah badan perwakilan yang anggota-anggotanya terdiri atas
para bangsawan (hereditary peers), Uskup Agung Gereja (archbishop) serta
orang-orang yang idangkat berdasarkan jasa dan prestasinya terhadap negara
(life peers). Anggota House of Lords ini ditunjuk oleh Raja/Ratu Inggris.

2. Kekuasaan Eksekutif dipegang oleh Raja/Ratu sebagai Kepala negara dan


Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.

Prinsip "The king can do no wrong" berlaku bagi seorang Raja/Ratu sebagai
kepala negara yaitu bahwa Raja/Ratu tidak dapat diganggu gugat dan tidak dapat
dimintai pertanggung jawaban secara konstitusional. Sedangkan Perdana Menteri
sebagai kepala pemerintahan yang menjalankan tugas pemerintahan sehari-hari,
memimpin suatu kabinet. Anggota kabinet yang terdiri dari menteri-menter pada
umumnya berasal dari House of Commons yang merupakan partai yang
memenangkan pemilu.

 Supreme Of Court of Judicature sebagai pemegang kekuasaan yudikatif.


Dalam sistem parlementer ini, Inggris menciptakan parlemen yang workable yaitu
parlemen yang dipilih oleh rakyat secara langsung melalui pemilihan umum yang
demokratis sehingga dapat menciptakan kesejahteraan negara.

B. Lembaga Legeslatif, Eksekutif dan Yudikatif

Penerapan kekuasaan legilatif, eksekutif, dan yudikatif dalam sistem pemerintahan


Inggris adalah sebagai berikut.
1. Perlemen yang terdiri dari House of Commons dan House of Lords. House of
Commons sebagian besar terdiri dari atas dua partai besar, yaitu Partai Buruh dan
Partai Konservatif. Partai yang memenangkan pemilu dapat membentuk cabinet,
sedangkan partai yang kalah dalam pemilu akan duduk sebagai oposisi.
2. Pembentukan kabinet dilaksanakan sesudah terbentuknya parlemen dari hasil
pemilihan umum. Kabinet yang merupakan kelompok materi-materi yang dipimpin
oleh seorang Perdana Menteri menjalankan tugas pemerintahan ataupun telah
menyimpang dari kebijakan yang dibuat oleh perlemen, perdana menteri dakan
mendapat "mosi tidak percaya". Untuk itu, kabinet harus membubarkan diri. Mosi
tidak percaya dapat pula jatuh jika kabinet tersebut tidak mendapat dukungan
penuh dari parlemen.
3. Apabila terjadi suatu konflik antara Parlemen dan Kabinet maka Raja/Ratu dapat
membubarkan parlemen.
4. Badan peradilan ditunjuk oleh kabinet. Namun, badan peradilan tetap memiliki
kebebasan penuh dalam menjalankan tugas peradilan.
RESUME PKN
SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

Kelompok 5
Nama Anggota
1. Lalu Farras Argiyo Bakti
2. Siti Zara Rizkia
3. Elfira Maylina Putri
4. Serly Apriani
5. Edwin Supandi
6. Fitriani

SMA NEGERI 1 BATUKLIANG


2017

Вам также может понравиться