Вы находитесь на странице: 1из 7

SINTESIS DAN KARAKTERISASI PARTIKEL NANO Fe3O4 DENGAN

TEMPLATE PEG- 1000


Febie Angelia Perdana
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
E-mail : febie@physics.its.ac.id

Abstrak

Partikel Nano Fe3O4 telah berhasil disintesis menggunakan metode kopresipitasi dengan
penambahan Polietilen Glikol (PEG-1000) sebagai template. Ukuran partikel, distribusi dan sifat
magnetik dari partikel nano ini diteliti berdasarkan perbandingan volume larutan dan PEG, yaitu 1:1;
1:2 dan 1:4. Ukuran dan distribusi serta sifat magnetiknya dapat dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) and Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Ukuran partikel dari nanopartikel
ini menurun dengan bertambahanya perbandingan volume larutan dan PEG-100 dari 10,9 nm sampai
6 nm. Medan koersivitas dan magnetisasi remanen partikel nano Fe3O4 menurun dengan menurunya
ukuran kristal.

Kata kunci : Partikel Nano Fe3O4, Polietilen Glikol (PEG-1000), Template

Pendahuluan tetapi, PEG yang ditambahkan berjumlah


cukup besar agar bekerja sesuai dengan
Nano partikel magnetik telah menjadi fungsinya; misalnya untuk PEG 2000 sekitar
material menarik yang dikembangkan karena 200 % dari jumlah bahan yang akan
sifatnya yang terkenal dan sangat potensial ditambahkan (Ratna balkis. 2009).
dalam aplikasinya dalam berbagai bidang, Pada penelitian ini dilakukan sintesis
seperti ferrofluids, katalis, pigmen warna, dan dan karakteisasi partikel nano Fe3O4 dengan
diagnosa medik. Bagaimanapun, beberapa sifat template PEG – 1000 dengan X-Ray
partikel nano magnetik ini bergantung pada Diffraction (XRD) dan Vibrating Sample
ukurannya. Sebagai contoh, ketika ukuran Magnetometer (VSM). Penelitian dilakukan
suatu partikel nano magnetik di bawah 10 nm, untuk mengetahui pengaruh penambahan PEG
akan bersifat superparamagnetik pada – 1000 sebagai template terhadap distribusi
temperatur ruang, artinya bahwa energi termal ukuran partikel nano Fe3O4.
dapat menghalangi anisotropi energi
penghalang dari sebuah partikel nano tunggal. Tinjauan Pustaka
Karena itu, bagaimana mensintesis partikel
nano seragam dengan mengatur ukurannya 1. Pasir Besi di Indonesia
menjadi salah satu kunci masalah dalam ruang Secara umum pasir besi mempunyai
lingkup sintesis nanopartikel (Aiguo et al. komposisi utama besi oksida, silikon oksida,
2008). serta senyawa-senyawa lain dengan kadar
Salah satu zat yang dapat dipakai yang lebih rendah. Komposisi kandungan pasir
untuk membentuk dan mengontrol ukuran dan dapat diketahui setelah dilakukan pengujian,
struktur pori adalah polyethylene glycol (PEG). misalnya dengan menggunakan XRD (X-Ray
Dalam hal ini PEG dapat berfungsi sebagai Difraction) atau XRF (X-Ray Flouresence).
template, dan juga pembungkus partikel besi Karakter pasir besi di kabupaten Lumajang,
sehingga tidak terbentuk agregat, hal ini yang akan digunakan sebagai bahan dasar
dikarenakan PEG terjebak pada permukaan pembuatan partikel nano Fe3O4 mempunyai
partikel dan menutupi ion positif besi, dan kadar Ferum (Fe) yang sangat rendah, yaitu
pada akhirnya akan diperoleh hasil partikel sekitar 40-50 persen. Mengandung berbagai
dengan bentuk bulatan yang seragam. Akan
bahan pengotor seperti Titanium (Ti),
Vanadium (V), Nikel (Ni), dan Cobalt (Co).

2. Material Nanomagnetik Fe3O4


Rumus kimia magnetit sering ditulis
dalam bentuk FeO..Fe2O3 dimana satu bagian
adalah wustite (FeO) dan bagian lainnya
adalah hematit (Fe2O3). Selain itu magnetit
mempunyai struktur kristal spinel dengan sel
Gambar 2.2 Unit sel Fe3O4
unit kubik yang terdiri dari 32 ion oksigen,
dimana celah-celahnya ditempati oleh ion Fe2+
3. Poliethilen Glikol (PEG)
dan ion Fe3+. Delapan ion Fe3+ dalam tiap sel
Poli (ethilen glikol) (PEG), juga
berada pada bagian tetrahedral, karena
dikenal sebagai poli (etilena oksida) (PEO),
berlokasi di tengah sebuah tetrahedron yang
polyoxyethylene (POE) dan di bawah
keempat sudutnya ditempati ion oksigen.
tradename Carbowax adalah yang paling
Sisanya delapan ion Fe3+ dan delapan ion Fe2+
penting secara komersial jenis polieter. PEG,
berada pada bagian oktahedral, karena ion-ion
PEO atau POE merujuk pada sebuah Oligomer
oksigen sekitarnya menempati sudut-sudut
atau polimer etilen oksida. Tiga nama yang
sebuah oktahedron yang sudut-sudutnya
identik secara kimiawi, tetapi secara historis
ditempati oleh enam atom oksigen. Tiap-tiap
PEG cenderung untuk merujuk pada oligomers
unit sel berisi sejumlah ion, satu unit sel
dan polimer dengan massa molekul di bawah
terbagi menjadi delapan oktan (kubus spinel),
20.000 g / mol, PEO untuk polimer dengan
masing-masing berukuran a/2, empat oktan
massa molekul di atas 20.000 g / mol, dan
yang berasir memiliki ukuran isi yang sama,
POE untuk polimer dengan beberapa molekul
begitu pula yang tidak diarsir(Gambar 2.1).
massa. PEG dan PEO adalah cairan atau padat
Ion-ion oksigen disusun dengan cara yang
mencair rendah, tergantung pada berat
sama, tetraherdal di oktan terarsir dan
molekul.
oktaherdral di oktan tidak terarsir.
HO-CH2 – (CH2-O-CH2-)n-CH2-OH

Gambar 2.3 Struktur Polietilen Glikol (PEG)

Angka-angka yang sering termasuk dalam


nama-nama PEG menunjukkan berat molekul
rata-rata mereka, misalnya, seorang PEG
dengan n = 9 akan memiliki berat molekul
rata-rata sekitar 400 daltons dan akan diberi
label PEG 400.

Metodologi

Pasir besi yang telah diekstrak


Gambar 2.1 Struktur kristal dari Ferrit
dilarutkan dalam HCl sebanyak ± 35 ml pada
suhu ~ 70° C dan diaduk sekitar 15 menit
dalam magnetic stirrer. Setelah larutan
terbentuk, dilakukan penyaringan dengan
menggunakan kertas saring. PEG – 1000 yang
berbentuk padatan, dipanaskan dan dilelehkan
pada suhu 40ºC. PEG-1000 yang sudah
mencair ditambahkan dalam larutan dengan
variasi perbandingan volume 1:1, 1:2 dan 1:4, mempunyai ukuran kristal yang lebih besar
kemudian diaduk menggunakan magnetic dibandingkan sampel dengan penambahan
stirrer. NH4OH ditambahkan sebanyak ± 30 PEG-1000. Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa
ml dalam larutan sambil di aduk dan semakin besar konsentrasi penambahan PEG-
dipanaskan menggunakan magnetic stirrer 1000, semakin kecil ukuran kristal yang
pada suhu ~ 70°C. Endapan Fe3O4 yang didapatkan. Hasil ini jauh berbeda dengan
terbentuk (berwarna hitam pekat) dipisahkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
dari larutannya yang kemudian dicuci Pada penambahan PEG-400 menyebabkan
menggunakan aquades. Untuk mendapatkan ukuran kristal Fe3O4 semakin besar
serbuk partikel nano Fe3O4, endapan (Anwar,2007). Perbedaan hasil ini
dikeringkan dalam oven pada suhu sekitar kemungkinan diakibatkan oleh berat molekul
70ºC selama 5 jam yang kemudian dari masing-masing PEG. PEG-1000
dikarakterisasi dengan X-Ray Diffractometer mempunyai berat molekul yang lebih besar
(XRD) dan Vibrating Sample Magnetometer dibandingkan dengan berat molekul PEG-400,
(VSM). sehingga jumlah rantai PEG yang melapisi
permukaan partikel Fe3O4 juga semakin
Hasil dan Pembahasan banyak. Semakin banyak permukaan partikel
Fe3O4 semakin menghambat pertumbuhan
partikel ini. Sehingga ukuran kristanlnya
(d) semakin kecil karena pertumbuhannya dibatasi
atau dihalangi oleh banyaknya rantai PEG.
(c)
Tabel 4.1 Ukuran kristal masing-masing sampel
(b)

(a) Sampel Ukuran


Partikel
(nm)
Fe3O4 10,91±3,474
Gambar 4.3 Pola difraksi Sinar –ܺ dengan variasi
perbandingan penambahan PEG-1000. (a) Tanpa PEG-1000, (b) Fe3O4 dengan PEG 1:1 7,28±1,277
Perbandingan PEG-1000 1:1, (c) Perbandingan PEG-1000 1:2, Fe3O4 dengan PEG 1:2 6,53±1,282
(d) Perbandingan PEG-1000 1:4.
Fe3O4 dengan PEG 1:4 7,51±1,451
Gambar 4.3 menunjukkan pola
difraksi sinar-ܺ dari sampel dengan variasi Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat,
perbandingan penambahan PEG-1000 dan dengan penambahan PEG-1000 dengan
tanpa penambahan PEG-1000. Dari gambar perbandingan 1:2 sangat efektif karena
tersebut dapat dilihat bahwa terbentuk puncak menghasilkan ukuran yang paling kecil.
yang semakin lebar dengan bertambahnya
Tabel 4.2 Nilai rata-rata ukuran kristal Fe3O4
variasi perbandingan penambahan volume dengan penambahan PEG-400
PEG-1000 yang mengindikasikan ukuran
kristalnya semakin kecil. Berdasarkan hasil Mol PEG Ukuran Rata-rata Kristal (nm)
analisis menggunakan program search match 0,023 9,41 ± 3,52
dan analisis kualitatif menggunakan metode 0,050 11,49 ± 2,42
Hanawalt, bahwa sampel mengandung 100% 0,075 16,29 ± 5,10
fasa Fe3O4. Tidak ditemukan juga adanya fasa
PEG dalam sampel. Hal ini berarti PEG-1000 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat,
tidak ikut bereaksi dan hanya bertindak dengan penambahan PEG-1000 dengan
sebagai template saja. perbandingan 1:2 sangat efektif karena
Ukuran kristal masing-masing sampel dapat menghasilkan ukuran kristal yang paling
ditentukan salah satunya menggunakan kecil. Pada penelitian sebelumnya, pembuatan
program Material Analysis Using Diffraction nano partikel Fe3O4 juga dilakukan dengan
(MAUD) dengan data ICSD No. 82237 (a = perbandingan volume PEG-1000 dengan H2O.
8,3873 Å). Tabel 4.1 menunjukkan ukuran Agar diperoleh ukuran yang efektif atau
kristal dari masing-masing sampel. Sampel pembentukannya tidak menurun, konsentrasi
Fe3O4 tanpa penambahan PEG-1000 pembentukan maksimumnya diperoleh dengan
perbandingan 1:3. Hal ini diakibatkan partikel terhalang adanya PEG. Penambahan
viskositas yang tinggi dengan kandungan PEG PEG-1000 juga menyebabkan persebaran
yang tinggi. Penambahan PEG-1000 ukuran partikelnya lebih monodisperse atau
menghasilkan nano partikel Fe3O4 yang seragam/merata dibandingkan tanpa
berbentuk nanorod dengan diameter 200 nm penambahan PEG-1000 yang mempunyai
dengan panjang 2-3 µm (He,2007). Hasil ini persebaran partikel polidisperse atau tidak
berbeda dengan tugas akhir yang telah seragam. Distribusi ukuran kristal Fe3O4 tanpa
dilakukan. Ukuran kristal yang dihasilkan PEG yang tidak seragam disebabkan adanya
menjadi lebih kecil setelah penambahan PEG- partikel Fe3O4 merupakan partikel
1000. Kemungkinan hal ini disebabkan feromagnetik memiliki sifat magnet yang kuat,
konsentrasi PEG-1000 pada tugas akhir ini maka tiap-tiap partikel Fe3O4 akan cenderung
lebih besar dibandingkan dengan penelitian mendekat dan beraglomerasi satu dengan
sebelumnya. Sehingga, sisi-sisi partikel Fe3O4 lainnya sehingga membentuk sekumpulan
lebih banyak terlapisi PEG-1000 yang partikel Fe3O4. Hal ini dapat ditunjukkan dari
menyebabkan pertumbuhannya semakin Grafik (a) partikel nano Fe3O4 yang
terhambat. Jadi, meskipun mekanisme yang mempunyai ukuran yang sangat bervariasi,
dilakukan hampir sama namun jumlah dengan jangkauan ukuran yang sangat lebar.
konsentrasi berbeda menyebabkan ukuran Yang artinya bersifat polidisperse. Grafik
kristal yang dihasilkan juga berbeda. dengan penambahan PEG-1000 yaitu grafik
(b), (c) dan (d) memiliki ukuran pada bersifat
monodisperse. Partikel monodisperse tidak
berarti ukuran partikelnya semuanya sama,
tetapi variasi ukuran partikel sangat sempit.
Grafik (b), (c) dan (d) memiliki bentuk grafik
yang hampir sama, hal ini disebabkan karena
ukuran partikel antara ketiganya tidak jauh
berbeda.

Analisis Sifat Magnet


Analisis sifat magnet dilakukan
menggunakan alat VSM (Vibrating Sample
Magnetometer) di laboratorium Magnetik-
Bidang Zat Mampat-PTBIN-BATAN. Tipe
Gambar 4.4 Distribusi Ukuran Partikel Nano Fe3O4 (a) Tanpa VSM yang digunakan adalah VSM tipe
PEG-1000, (b) Perbandingan PEG-1000 1:1, (c) Perbandingan Oxford VSM1.2H. Informasi yang didapatkan
PEG-1000 1:2, (d) Perbandingan PEG-1000 1:4.
berupa besaran-besaran sifat magnetik sebagai
akibat perubahan medan magnet luar yang
PEG-1000 berpengaruh terhadap digambarkan dengan kurva histeresis. Kurva
persebaran distribusi ukuran partikel nano histeresis dapat menunjukkan hubungan antara
Fe3O4. Hal ini disebabkan PEG-1000 yang magnetisasi (M) dengan medan magnet luar
berfungsi sebagai template berperilaku sebagai (H).
surfaktan. Dimana surfaktan merupakan Besaran-besaran penting dalam
senyawa yang mengandung sebuah hidrofilik menentukan sifat magnetik berdasarkan kurva
atau kelompok pencari air (kepala) pada salah hysteresis adalah magnetik saturasi (Ms),
satu ujungnya dan sebuah hidrofobik atau medan koersivitas (Mc) dan magnetisasi
kelompok penolak air (ekor) pada ujung yang remanen (Mr). Nilai magnetisasi saturasi atau
lain. PEG yang merupakan sebuah oligomer dikenal dengan magnetisasi jenuh
yang mempunyai rantai seragam pendek, dapat menunjukkan kemampuan partikel nano untuk
dengan mudah diserap pada permukaan koloid mempertahankan kesearahan domain-domain
metal oksida. Salah satu ujung rantai PEG magnetiknya ketika masih dikenai medan
yang bersifat hidrofilik akan menempel pada magnet luar. Medan koersivitas merupakan
permukaan koloid magnetit dan ujung yang besarnya medan yang dibutuhkan untuk
bersifat hidrofobik bebas. Pelapisan oleh PEG membuat magnetisasinya bernilai nol.
pada permukaan koloid menyebabkan Semakin besar nilainya semakin kuat pula sifat
pertumbuhan terhambat karena ruang gerak kemagnetannya. Sedangkan magnetik
remanen menunjukkan kemampuan bahan
ketika diberikan medan luar.
Sifat magnetik dari Fe3O4 dapat
ditunjukkan dari Gambar 4.5. Dari gambar
dapat dilihat bahwa partikel nano Fe3O4
dengan dan tanpa penambahan PEG-1000
tergolong magnet lunak, karena dari kurva
histeresis mempunyai urut balik yang hampir
simetris ketika dikenai medan magnet maupun
ketika medan magnet ditiadakan. Atau dapat
dilihat dari luasan kurva histeresis yang
sempit. Luasan kurva histeresis menunjukkan
energi yang diperlukan untuk megnetisasi. Gambar 4.5 Kurva Histeresis Partikel Nano Fe3O4 (a)
Tanpa PEG-1000, (b) Perbandingan PEG-
Pada magnet lunak, untuk magnetisasi 1000 1:1, (c) Perbandingan PEG-1000
memerlukan energi yang sangat kecil. Dari 1:2, (d) Perbandingan PEG-1000 1:4.
gambar 4.5 dapat dilihat juga bahwa dengan
atau tanpa penambahan PEG-1000, sifat dari Untuk lebih jelasnya nilai magnetisasi
partikel nano Fe3O4 sendiri tetap bersifat saturasi, medan koersivitas dan magnetisasi
ferimagnetik. Meskipun ukuran kristalnya remanen dari masing-masing sampel dapat
dibawah 10 nm yang dimungkinkan sifatnya dilihat pada Tabel 4.3.
berubah menjadi superparamagnetik. Suatu
bahan dapat dikatakan bersifat Tabel 4.3 Nilai magnetisasi saturasi (Ms),
superparamagnetik jika memiliki nilai Hc = 0. medan koersivitas (Hc) dan
Hal ini dapat diketahui dari nilai Hc dari magnetisasi remanen (Mr) untuk
masing-masing sampel yang nilainya lebih masing-masing sampel
dari nol.
Nilai magnetisasi saturasi partikel Sampel Ms Hc Mr
nano Fe3O4 tanpa penambahan PEG-1000 (emu/gr) (Tesla) (emu/gr)
sebesar 46,004 emu/gr, lebih tinggi Fe3O4 46,0 - 40,1
dibandingkan Fe3O4 dengan penambahan 0,00835
PEG-1000. Hasil ini juga berbeda dengan nilai Fe3O4 42,0 -0,01 35,7
magnetisasi saturasi Fe3O4 dengan dengan
penambahan PEG-400 yang besarnya 34,2 PEG 1:1
emu/gr (Baqiya,2008) yang mempunyai Fe3O4 38,0 - 33,3
ukuran kristal yang lebih besar dibandingkan dengan 0,00985
dengan penambahan PEG-1000. Hal ini dapat PEG 1:2
disebabkan karena semakin kecil ukuran Fe3O4 38,0 -0,0097 33,7
kristalnya jumlah domain magnetik dan batas dengan
domain magnetiknya juga semakin sedikit, PEG 1:4
akibatnya jumlah momen magnetiknya juga
semakin sedikit sehingga nilai magnetisasi Berdasarkan Gambar 4.6, dapat dilihat
saturasinya juga mengecil. bahwa semakin besar ukuran kristalnya,
semakin besar pula nilai medan koersivitasnya.
Nilai medan koersivitas dari partikel nano
Fe3O4 tanpa penambahan PEG-1000 lebih
tinggi, yaitu -0,0085 Tesla dibandingkan
dengan penambahan PEG-1000. Sehingga
partikel ini memiliki sifat magnetik yang lebih
kuat dibanding dengan partikel nano Fe3O4
dengan penambahan PEG-1000. Hal ini
menunjukkan hubungan yang kuat antara
ukuran kristal dengan sifat magnetiknya.
Semakin kecil ukuran kristal suatu bahan,
maka kemungkinan besar bahan tersebut
mempunyai domain magnet tunggal. Semakin
besar ukuran kristalnya, bahan tersebut Daftar Pustaka
cenderung mempunyai domain magnet jamak.
Pada domain tunggal nilai medan Ahmad Taufiq, dkk. (2008). Sintesis Partikel
koersivitasnya juga akan semakin mengecil Nano Fe Mn O Berbasis Pasir Besi
3-x x 4
dengan berkurangnya ukuran kristal.
dan Karakterisasi Struktur serta
Kemagnetannya, Jurnal Nanosains &
Nanoteknologi volume 1.
Aiguo, Yan. (2008). Solvothermal synthesis
and characterization of size-controlled
Fe3O4 nanoparticles , Journal Alloys
and Compound 458 : 487 – 491.
Anwar, Muhammad. (2007). Sintesis dan
Karakterisasi Ferofluida Berbahan
Dasar Pasir Besi menggunakan PEG-
400 sebagai Media Template. Laporan
Tugas Akhir Jurusan Fisika. Institut
Gambar 4.6 Grafik hubungan medan koersivitas Hc, Teknologi Sepuluh Nopember
magnetisasi remanen Mr dengan ukuran Surabaya.
kristal Baqiya, Malik Anjleh. (2008). Preparasi
Partikel Nano Fe3O4 dan
Selain itu Gambar 4.6 menunjukkan Pelapisannya pada Logam Non
bahwa semakin besar ukuran kristal sampel, Magnetik. Laporan Tesis Jurusan
nilai magnetisasi remanennya juga semakin Fisika. Institut Teknologi Sepuluh
besar. Semakin besar nilai magnetisasi Nopember Surabaya.
remanennya, magnetisasi sisa yang masih Callister, Jr, William D. (2007). Materials
dimiliki oleh suatu bahan ketika tidak Science and Engineering An
dipengaruhi medan magnet luar juga semakin Introduction Seven Edition , John Wiley
besar. Besarnya sifat magnetik suatu bahan and Sons, Inc, United States of America.
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara He, Kai, Cheng-Yan Xu, Laing Zhen, en-Zhu
lain : ukuran dari momen magnetik, jumlah Shao. (2007). Hydrothermal Synthesis
dan ukuran domain magnetiknya serta and Characterization of single-
orientsai dari masing-masing domain. crystalline Fe3O4 Nanowires with High
Aspect Ratio and Uniformity. Materials
Kesimpulan Letters, volume 61.
Jin Du, dkk. (2006). Hausmannite Mn3O4
Pembuatan partikel nano Fe3O4 Nanorods, Synthesis, Characterization
dengan metode kopresipitasi menghasilkan and Magnetic Properties,
partikel dengan ukuran 10,91 ± 0,3 nm. Nanotechnology, volume 17. Institute of
Penambahan PEG-1000 berpengaruh terhadap Physics Publishing.
ukuran partikel yang dihasilkan. Penambahan Kittel, C. (1996). Introduction to Solid State
PEG-1000 menyebabkan ukuran partikel nano Physics. John Willey & Sons, Inc : New
Fe3O4 menjadi lebih kecil sekitar 6,5 ± 0,1 nm. York.
Medan koersivitas dan magnetisasi remanen Kurniawan, Dimos. (2006). Sintesis
partikel nano Fe3O4 menurun dengan Nanopartikel Ferrit MFe2O4 (M=Fe,
menurunya ukuran kristal dengan Ni, Zn dan Mn) dari Pasir Besi dan
kecenderungan yang belum diketahui. Karakterisasinya sebagai Preparasi
Fluida Magnet. Laporan Tugas Akhir
Jurusan Fisika. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
Lian, Souyuan. (2003). Convenient synthesis
of single crystalline magnetic Fe3O4
nanorods, Solid State Communications
127 605 – 608.
Mansilla, Vasquez M., Zysler, R.D., Arciprete, Journal of Magnetism and Magnetic
C., Dimitrijewits, M. (2001). Annealing Materials 292.
Effects on Structural and Magnetic ____________,2010. Pasir Besi Lumajang.
Properties of α-Fe2O3 Nanoparticles. http://www.lumajang.go.id dikutip pada
Journal of Magnetism and Magnetic tanggal [17 Februari 2010 jam 05.00
Material 226-230. WIB].
Ulfa, Chairunisa. (2007). Sintesis Serbuk
Ferit MFe2O4 (M=Fe, Ni, Zn dan Mn) ____________,2010. Poliethilen Glikol.
Nanokristal Berfasa Tunggal. Laporan http://www.wikipedia.org dikutip pada
Tugas Akhir Jurusan Fisika. Institut tanggal [17 Februari 2010 jam 05.00
Teknologi Sepuluh Nopember WIB].
Surabaya.
Zhang, D. E, dkk. 2005. Synthesis and
Characterization of NiFe2O4 Magnetic
Nanorods via a PEG – Assisted Route.

Вам также может понравиться