Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
Muh. Ridho Akbar (C 111 12 065)
PEMBIMBING:
dr. Noor Ramadhaniah
KONSULEN:
Dr. dr. Syamsul Hilal Salam, Sp. An
ABSTRAK
Traumatic Brain Injury (TBI) adalah trauma yang sering terjadi dengan
morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Resusitasi awal dan penanganan pada
pasien TBI terfokus untuk membatasi terjadinya cedera otak sekunder dan
penanganan akan menjadi rumit pada pasien yang mempunyai cedera pada organ
lain. Transfer pasien cedera otak yang kritis untuk pengobatan definitive dapat
menimbulkan risiko yang besar dan harus ditangani. Pada jurnal ini akan
membahas tentang resusitasi awal dan transfer pasien dengan cedera kepala.
PENDAHULUAN
RESUSITASI AWAL
1. Fase Prehospitalt
5. Penilaian Neurologis
Selama resusitasi awal, penilaian yang paling penting adalah Skor GCS,
ukuran pupil dan respon pupil. Ketika cedera mengancam nyawa telah diatasi,
pada saat secondary survey harus dilakukan lebih banyak pemeriksaan neurologis.
6. Tatalaksana Neorologis
Autoregulasi cerebral sering terganggu pada TBI dan aliran darah otak
dapat bergantung pada tekanan, Peningkatan tekanan intracranial dengan
penurunan CPP dapat menyebabkan iskemik otak dan karena itu harus dihindari.
Jika pemantauan tekanan intracranial tersedia, CPP dapat dihitung dan tekanan
darah sistemik dapat meningkat untuk mempertahankan perfusi otak secara
adekuat.
7. Pencitraan
Semua orang dewasa dengan cedera kepala sedang atau berat harus
dilakukan CT Scan kepala dan tulang cervical dalam waktu 60 menit. Indikasi lain
untuk dilakukan pemeriksaan segera adalah pada pasien dengan kejang post
trauma, defisit neurologi fokal atau muntah yang lebih dari satu kali (Kotak 1).
Pasien dengan cedera kepala ringan yang tidak kembali ke skor GCS 15 juga
harus diperiksa dalam waktu 2 jam untuk menyingkirkan patologi pada
intracranial.
TRANSFER
1. Unit Trauma
Pasien dengan TBI sedang atau berat yang telah dirawat di unit trauma
atau rumah sakit local akan membutuhkan untuk ditransfer ke pusat unit trauma
untuk tatalaksana definitive pada cedera neurologisnya, bahkan intervensi bedah
segera tidak diperlukan. Urgensi pada transfer tergantung pada cedera yang
dialami.
2. Pengelolahan
Transfer dari unit trauma ke pusat unit trauma akan bervariasi berdasarkan
pola cedera dan kebijakan local, tetapi secara umum, TBI berat dengan CT Scan
abnormal harus dialihkan segera ke pusat unit trauma. Pasien dengan ekstradural
atau subdural hematom dengan midline shift harus juga dialihkan secepatnya,
untuk beberapa keadaan darurat, sangat penting untuk mengkonfirmasi jika pasien
butuh untuk dialihkan ke unit gawat darurat atau langsung ke ruang operasi atau
alat angiografi.
Pasien dengan TBI ringan atau sedang harus didiskusikan oleh tim bedah saraf
setempat untuk saran lebih lanjut.
4. Secara Praktis
Saat transfer waktu krisis, penting untuk menghindari hal yang tidak perlu,
intervensi yang memakan waktu. Sering kali, prosedur seperti pemasangan kateter
arteri dan vena sentral ditunda, terutama untuk transfer yang pendek. Prioritas
segera adalah intubasi endotrakhea. Akses vena yang adekuat dan memastikan
bahwa peningkatan tekanan intracranial dapat diatasi dan tekanan darah sistemik
dapat dipertahankan. Tujuan fisiologis dasar tidak mengubah pasien ketika
meninggalkan unit gawat darurat dan transport oksigen yang adekuat dan CPP
harus dipertahankan selama transfer.
Jika cedera sistemik lain terjadi, dibutuhkan peralatan tambahan atau
mengambil produk darah ke dalam ambulans. Hal ini penting untuk mengelola
kondisi buruk pasien. Tim transfer harus mencakup dokter yang terlatih dan
tenaga medis professional lainnya, memiliki kompetensi dalam pengelolaan jalan
napas dan tatalaksana trauma. Pengecekan harus selalu dilakukan untuk
memastikan pemantauan yang adekuat, peralatan, obat-obatan dan semua riwayat
pasien harus disertakan. Sarana komunikasi yang dapat diandalkan harus tersedia
selama transfer dan jika ada perubahan signifikan pada kondisi pasien maka harus
disampaikan ke konsultan unit pusat trauma atau dokter bedah saraf agar pasien
langsung menuju ke kamar operasi.