TUGAS PERBAIKAN UJIAN

1. Monitoring pasien Difteri

- Tanda vital
- EKG serial
- Pemeriksaan pseudomembran: rawan obstruksi, sebaiknya pasien diperiksa tiap 2-3 jam
agar dapat delakukan penatalaksaan cepat apabila terjadi obstruksi (indikasi trakeotomi)
- Pemeriksaan pembesarab kelenjar limfa
- Input dan Output Cairan
- Kebutuhan Kalori
- Pemeriksaan enzim CPK
2. Apabila terjadi reaksi hipersensitivitas terhadap Antitoksin serum difteri, atau pada saat uji
kulit dan mata positif, ASD tetap diberikan namun tidak diberikan sekaligus (single dose)
tetapi secara bertahap, yaitu dosis yang ditingkatkan secara perlahan
(desensibilisasi/BERSEDKA) dengan interval 20 menit. ASD diencerkan dengan NaCl 0,9%
atau aquades dengan dosis sebagai berikut:
1) 0,05 ADS ditambah 1 cc aquades diberikan injeksi sub cutan (SC).
2) 0,1 ADS ditambahkan 1 cc aquades diberikan injeksi sub cutan (SC).
3) 0.1 ADS murni diberikan injeksi SC
4) 0,2 cc ADS murni diberikan injeksi sub cutan (SC)/IM
5) 0,5 cc ADS murni diberikan injeksi sub cutan (SC)/IM
6) 2 cc ADS murni diberikan injeksi sub cutan (SC)/IM
7) 4 cc ADS murni diberikan injeksi sub cutan (SC)/IM
8) Sisanya diberikan semua bergantian kiri dan kanan
Atau bila keadaan penderita tidak memungkinkan bisa diberikan bertahap dengan jarak 15
menit. Bila pada waktu pemberian BESREDKA terjadi alergi maka suntikan dosis obat diulang
sama dengan 1 tingkat/1 tahap sebelumnya.
3. Diet
- Hitung berat badan idela (BBI) pasien berdasarkan tinggi badan, TB =145 cm
TB – 100 – 10% (TB-100)
= 145 – 100 – 10% (45)
= 41,5
- Hitung kebutuhan kalori, anak usia 10th
40-55kkal/kgBB/hari
= 1660 – 2282,5/hari
- Hitung kebutuhan protein
1-1,5 gr/kgBB/hari
= 41,5 gr/hari
- Hitung kebutuhan lemak
(20% x kebutuhan kalori) : 9
= 36,89 gr/hari
- Hitung kebutuhan karbohidrat
(70% x kebutuhan kalori) : 4
= 290 gr/hari
 Pada pasien difteri, diberiken makanan lembek atau cair untuk mencegah obstruksi jalan
napas, atau bisa juga melalui pipa nasogastrik.

4. Kegawatdaruratan difteri
- Obstruksi jalan napas, ditandai kesulitan bernapas, suara mengorok.
- Miokarditis: kadang ditemukan tanda payah jantung dan dapat menyebabkan gagal
jantung
- Kolaps perifer: tidandai dengan menurunnya tekanan darah sistolik (<80mmHg), tekanan
nadi menurun, kulit keabu-abuan, kulih basah dan dingin, anak gelisah.