Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
sebelah kiri yang semakin meningkat sejak 3 hari SMRS, keluhan ini
sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, demam hilang timbul sejak 1
minggu yang lalu, dan saat pengkajian kien tidak mengalami demam.
proliferatif tidak terkendali dari jaringan limfoid (limfosit B dan sistem sel
limfosit T). Limfoma atau Kanker Getah Bening adalah tipe kanker yang
menyerang sel darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening. Sel
lebih tinggi terjadi pada pria dibandingkan pada wanita, dengan rasio laki-
laki-perempuan yaitu 1,4: 1. Menurut American Cancer Societyy (2015)
limfoma maligna non hodgkin banyak terjadi pada umur > 60 tahun.
LMNH dapat disebabkan karena pola hidup dan diit individu tersebut,
pertumbuhan sel abnormal di dalam tubuh. Selain itu dari segi pekerjaan
LMNH.
RR= 24 x/i, S = 36,6oC, klien masih mengeluh nyeri pada leher. P: Pasien
mengatakan nyeri pada lehernya / coli sinistra karena benjolan pada leher
Pasien mengatakan panas dan terasa tegang di area yang nyeri (bengkak)
nyeri pada leher yang dirasakan klien, Tn.H juga susah mendapatkan
posisi yang nyaman akibat benjolan di leher kiri. Klien juga mengeluh
badan terasa lemah, letih, dan tidak nafsu makan. Keluarga mengatakan
klien hanya makan 3-4 sendok dari porsi diit yang didapatkan dari Rumah
Sakit. Total protein : 6,5 g/dl, Albumin : 7,6 g/dl, hemoglobin : 9,7 g/dl,
merasakan nyeri akibat proses proliferasi sel dan penekanan jaringan lain
kejadian elektrik dan kimia tubuh. Pada pasien LMNH berasal dari nyeri
prostaglandin E, selain itu nyeri juga terjadi karena tekanan atau kerusakan
2017).
Nyeri yang dirasakan pasien juga dapat menjadi penyebab
makan (Friedberg, Mauch, Rimsza, & Fisher, 2011). Beberapa kasus pada
penurunan nafsu makan. Selain itu, adanya sel abnormal pada tubuh
kelemahan (Otto & Shirley, 2005). Selain itu pasien juga sering mengeluh
yaitu nyeri, efek dari pengobatan yang dijalani oleh pasien kanker seperti
Gejala yang tidak ditemukan pada Tn.H yaitu demam dan sering
pada malam hari tak dapat dijelaskan dan lebih tinggi dari 38oC tanpa
gejala infeksi. Hal ini berarti bahwa mekanisme gejala yang di alami
meringis.
3-4 sendok dari porsi diit yang diberikan, penurunan berat badan
selama sakit (+) yitu 5 kg. Total protein : 6,5 g/dl, Albumin : 7,6
dan fungsi kekebalan tubuh pasien tersebut (Safaa & Gehan, 2014).
merasa segar saat bangun pagi, dan sering merasa mengantuk pada
pagi hari.
keganasan penyakit.
pasien dan menjaga area nyeri agar tidak tertekan), (4) Monitor
pergerakan anggota badan dan bisa dilakukan dimana saja (Potter &
otot pada satu bagian tubuh dan pada suatu waktu tertentu untuk
akan merasa lebih rileks dan nyaman, dan nyeri berkurang (Risnasari,
darah, serta gelombang alfa dalam otak sehingga tubuh jadi rileks
ringan.
adannya mual dan muntah, (8) Memantau kadar Hb, Ht, dan albumin,
kkal yang terdiri dari nasi dan lauk tinggi protein dan zat besi yaitu
mencatat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur, (4) memantau pola
yang nyaman.
4. Evaluasi
masalah teratasi. Pasien tidak mengeluh nyeri lagi, dimana hari pertma skala
nyeri= 6 menjadi skala nyeri= 2 , klien tidak tampak meringis lagi, klien
tampak tenang, klien telah bisa mandiri melakukan tekhnik relaksasi otot
progresif sesuai dengan yang diajarkan, dan tanda-tanda vital dalam rentang
normal ,yaitu TD: 120/90 mmHg, HR: 79x/menit, RR: 22x/ menit, T: 36,7 O
lagi.
menjadi 11,7 g/dl, albumin menjadi 3,9 g/dl, konjungtiva tidak anemis lagi.
Evaluasi akhir dari daignosa keperawatan gangguan pola tidur
jumlah jam tidur pasien 6-7 jam perhari, klien sesekali masih terbangun
pada malam hari dan sulit untuk tidur lagi. Setelah dilakukan perawatan ada
beberapa indikator yang teratasi seperti pasien merasa segar setelah bangun
tidur dan mimpi buruk (-)dan tidur siang. Dan untuk indikator yang belum
teratasi seperti sesekali masih ada terbangun pada malam hari dan sulit
untuk tidur kembali. Evaluasi akhir diagnosa gangguan pola tidur adalah
discharge planning.
pasien dan keluarga saat pasien masuk dan saat pasien akan pulang, namun
dalam format discharge planning di dalam status pasien. Tujuan akhir yang
umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumber
daya. Faktor pendorong atau penguat, yaitu faktor yang mendorong atau