Вы находитесь на странице: 1из 16

Metabolisme Karbohidrat, Protein, Lemak, Benda

Keton dan Etanol

Glukosa adalah karbohidrat terpenting, kebanyakkan karbohidrat dalam


makanan diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa yang di bentuk dari hidrolisis
pati dan disakarida dalam makanan, dan gula lain di ubah menjadi glukosa di hati.
Glukosa adalah bahan bakar metabolic utama pada manusia dan bahan bakar
universal bagi janin. Glukosa adalah precursor untuk sintesis semua karbohidrat lain
di tubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan, ribose dan deoksiribosa dalam asam
nukleat, galaktosa untuk sintesis laktosa dalam susu, dalam glikolipid, dan sebagai
kombinasi dengan protein dalam glikoprotein dan proteoglikan.1
Penyakit terkait mentabolisme karbohidrat antara lain diabetes mellitus,
galaktosemia, penyakit penimbunan glikogen, dan intoleransi laktosa.1
Pati adalah suatu homopolimer glukosa yang membentuk rantai 𝛼-glukosida,
yang disebut glukosan atau glukan. Pati adalah sumber utama karbohidrat dalam
makanan, yaitu sereal, kentang, kacang-kacangan, dan sayuran lain. Dua konsituen
utamanya adalah amilosa (13-20%) yang memiliki struktur heliks tidak bercabang,
dan amilopektin (80-87%) yang terdiri dari rantai-rantai bercabang yang dibentuk
oleh 24-30 residu glukosa yang disatukan oleh ikatan ∝ 1 → 4 di rantai dan oleh
ikatan ∝ 1 → 6 di titik percabangan.1
Glikogen adlaah simpanan polisakarida pada manusia. Glikogen adalah struktur yang
lebih bercabang dibandingkan amilopektin, dan rantainya terdiri dari 12-14 residu 𝛼-
D- glukopiranosa (dalam ikatan glukosida ∝ 1 → 4) dengan percabangan melalui
ikatan glukosida ∝ 1 → 6.1
Katabolisme karbohidrat adalah pemecahan molekul karbohidrat menjadi unit-
unit yang lebih kecil. Katabolisme karbohidrat meliputi proses pemecahan
polisakarida menjadi monosakarida dan pemakaian glukosa (monosakarida) dalam
proses respirasi untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosine trifosfat).
ATP inilah yang digunakan oleh seluruh makhluk hidup untuk melakukkan seluruh
aktivitas kehidupan. Karbohidrat akan masuk dalam reaksi respirasi dalam bentuk
glukosa. Oleh karena itu, karbohidrat (polisakarida) harus diubah dahulu menjadi
monosakarida (glukosa) dalam proses pencernaan.1
Glukosa (monosakarida) yang telah dipecah dalam saluran pencernaan,
selanjutnya digunakan sebagai substrat dalam proses respirasi. Respirasi merupakan
cara sel untuk mendapatkan energi dalam bentuk ATP (Adenosine Trifosfat) dan
energi tinggi (NADH2 = Nicotinamide Adenine Dinucleotide H2 dan FADH2 = Flavin
Adenine Dinucleoide H2). Terdapat dua jenis respirasi, yaitu respirasi aerob dan
anaerob. Bila proses penguraian energi berlangsung dalam lingkungan cukup oksigen
maka disebut proses respirasi aerob. Bila proses penguraian energi tersebut
berlangsung dalam lingkungan tanpa oksigen maka disebut proses respirasi anaerob
atau disebut juga dengan fermentasi.1,2
Metabolime utama karbohidrat terdiri dari:
1. Glikolisis embden meyerhof (EM) terjadi di sitosol.
Menguraikan glukosa menjadi piruvat. Pada tahap glikolisis, terjadi dua
langkah reaksi, yaitu langkah memerlukan energi dan langkah melepaskan energi.
Saat langkah memerlukan energi, 2 molekul ATP diperlukan untuk mentransfer gugus
fosfat ke glukosa sehingga glukosa memiliki simpanan energi yang lebih tinggi.
Energi ini diperlukan untuk reaksi selanjutnya, yaitu reaksi pelepasan energi.1,3
Glikolisis adalah reaksi pelepasan energi yang memecah 1 molekul glukosa
(terdiri dari 6 atom karbon) atau monosakarida yang lain menjadi 2 molekul asam
piruvat (terdiri dari 3 atom karbon), 2 NADH (Nicorinamide Adenine Dinucleotide
H), dan 2 ATP. Langkah-langkah glikolisis adalah sebagai berikut:1,3
1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan
dikatalisir oleh enzim glukokinase (pada hati) atau heksokinase (pada jaringan lain).
Proses ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat. ATP bereaksi sebagai kompleks
Mg-ATP.
Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor,
sehingga dalam kondisi fisiologis dianggap irrevesibel. Heksokinase dihambat secara
alosterik oleh produk reaksi glukosa 6-fosfat.
Glukosa + ATP  glukosa 6-fosfat + ADP
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim
fosfoheksosa isomerase.
Glukosa 6-fosfat  fruktosa 6-fosfat

3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim


fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat
alosterik sekaligus bisa diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju
glikolisis. Dalam kondisi fisiologis tahap ini bisa dianggap irreversible.
Reaksi ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat, sehingga hasilnya adalah
ADP.
fruktosa 6-fosfat + ATP  fruktosa 1,6-bifosfat
4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu
gliserahdehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat (DHAP). Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim aldolase.
fruktosa 1,6-bifosfat  gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat
5. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-
bifosfogliserat.
gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi  1,3-bifosfogliserat + NADH + H+
Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah gliseraldehid
3-fosfat dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD.
Atom-atom hydrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan
kepada NAD+ yang terikat pada enzim. Pada rantai respirasi mitokondria
akan dihasilkan tiga fosfat berenergi tinggi. (+3P).
Karena fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom C dipecah menjadi
Gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing
memiliki 3 atom C, dengan demikian terbentuk 2 molekul gula yang masing-
masing beratom C tiga (triosa). Jika molekul dihidroksiaseton fosfat juga
berubah menjadi 1,3-bifosfogliserat, maka dari 1 molekul glukosa pada
bagian awal, sampai dengan tahap ini akan menghasilkan 2 x 3P = 6P. (+6P)
6. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan
ikatan sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat
berenergi tinggi dalam posisi 1 senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi
tinggi ini ditangkap menjadi ATP dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP,
yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang
dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.
1,3-bifosfogliserat + ADP  3-fosfogliserat + ATP
Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan
adalah 2 x 1P = 2P. (+2P)
7. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim
fosfogliserat mutase.
3-fosfogliserat  2-fosfogliserat
8. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim
enolase. Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsure yang dapat digunakan
jika glikolisis di dalam darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah
diperiksa. Enzim ini bergantung pada keberadaan Mg2+ atau Mn2+.
2-fosfogliserat  fosfoenol piruvat + H2O
9. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase
sehingga menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini
mengalami konversi spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai
kehilangan energi bebas dalam jumlah besar sebagai panas dan secara
fisiologis adalah irreversible.
Fosfoenol piruvat + ADP  piruvat + ATP
Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga
total hasil energi pada tahap ini adalah 2 x 1P = 2P.
10. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reoksidasi NADH
melalui pemindahan sejumlah unsur ekuivalen pereduksi akan dicegah.
Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh
enzim laktat dehidrogenase.
Piruvat + NADH + H+  L(+)-Laktat + NAD+
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi
menjadi asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat
(Siklus Kreb’s). Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk
dalam glikolisis akan diambil oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah
satu dari reaksi ulang alik (shuttle).3,4
Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
1. hasil tingkat substrat :+ 4P
2. hasil oksidasi respirasi :+ 6P
3. jumlah :+10P
4. dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
= 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
5. hasil tingkat substrat :+ 4P
6. hasil oksidasi respirasi :+ 0P
7. jumlah :+ 4P
8. dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
= 2P
2. Oksidasi piruvat terjadi di mitokondria.
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA.
Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda yang bekerja secara berurutan
di dalam suatu kompleks multi enzim yang berkaitan dengan membran interna
mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat
dehidrogenase dan analog dengan kompleks keto glutarat dehidrogenase pada siklus
asam sitrat.
Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Kreb’s.
Jalur ini juga merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan
sebaliknya dari senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat.
Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah
sebagai berikut:
1. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi
derivate hidroksietil tiamin difosfat terikat enzim oleh komponen kompleks enzim
piruvat dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.

2. Hidroksietil tiamin difosfat akan bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu


kelompok prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil
lipoamid, selanjutnya TDP lepas.
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi
asetil KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein, yang
mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Akhirnya
flavoprotein tereduksi ini dioksidasi oleh NAD+, yang akhirnya
memindahkan ekuivalen pereduksi kepada rantai respirasi.
Piruvat + NAD+ + KoA  Asetil KoA + NADH + H+ + CO2
3. Siklus Krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob.
Siklus ini juga disebut siklus asam sitrat. Tahap awal siklus Krebs adalah 2
molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis meninggalkan sitoplasma dan
memasuki mitokondria. Selama reaksi tersebut dilepaskan 3 molekul karbon dioksida,
4 NADH, 1 FADH2 (Flavin Adenine Dinucleotide H2), dan 1 ATP. Reaksi ini terjadi
dua kali karena pada glikolisis, glukosa dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat.
Pada siklus Krebs ini dihasilkan 8 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP. Berikut adalah
tahapan siklus Krebs:1-3
1. Asam piruvat hasil glikolisis memasuki mitokondria.
2. Asam piruvat melepaskan gugus karboksil dalam bentuk CO2. Asam piruvat
juga memberikan hidrogen dan elektron kepada NAD+, membentuk NADH.
Selanjutnya koenzim bergabung dengan sisa 2 atom karbon dari asam piruvat
membentuk asetil-KoA.
3. Asetil-KoA mentransfer 2 atom karbonnya ke oksaloasetat membentuk sitrat.
Koenzim A dilepaskan dari asetil-KoA. Penambahan dan pelepasan H2O
mengubah sitrat menjadi asam isositrat.
4. Asam isosistrat melepaskan gugus karboksil dalam bentuk CO2 dan terbentuk
asam α-ketoglutarat. Hidrogen dan elektron ditransfer kepada NAD,
membentuk NADH.
5. Asam α-ketoglutarat melepaskan gugus karboksil dalam bentuk CO2, dan
NADH terbentuk. Asam α-ketoglutarat berkaitan dengan molekul koenzim A,
membentuk suksinil-KoA.
6. Koenzim A dilepaskan dan digantikan oleh fosfat (berasal dari GTP). Fosfat
terikat pada ADP membentuk ATP. Suksinil-KoA berubah menjadi asam
suksinat.
7. Elektron dan hidrogen dari asam suksinat ditransfer ke FAD membentuk
FADH2. Asam suksinat berubah mejadi asam fumarat.
Asam fumarat menggunakan H2O membentuk asam malat. Asam malat
mentransfer hidrogen dan elektron ke NAD+ membentuk NADH. Asam malat
berubah menjadi asam oksaloasetat yang akan digunakan dalam siklus Krebs
selanjutnya.
4. Glikogenesis. Terjadi di otot dan hati.
Proses pembentukan glikogen. Fungsi glikogen di otot adalah sebagai sumber
glukosa untuk glikolisis si otot (energi). Sedangkan fungsi glikogen hati adalah
sebagai simpanan glukosa dan untuk penyediaan darah.
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa
(glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk
dikatabolisir menjadi energi.
Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya
berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa
melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan
dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.[6]
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat. Di otot reaksi ini dikatalisir
oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan


bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan
mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam
reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P+Glukosa6-fosfatEnz+Glukosa1,6-bifosfatEnz-P+Glukosa1-
fosfat
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh
enzim UDPGlc pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat  UDPGlc + PPi
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase
inorganik akan menarik reaksi ke arah kanan persamaan reaksi
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan
glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga
membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen
primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya
dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n  UDP + (C6)n+1
Glikogen Glikogen
6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan
glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim
pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai 14 (panjang minimal
6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian
16 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-
cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1glukosil dan
pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non
reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan
meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun
glikogenolisis.
Setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus
dari glikogen induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang.
Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk cabang
(branching enzyme).5
5. Glikogenolisis terjadi di hati dan otot.
Glikogenolisis yaitu pemecahan glikogen untuk menghasilkan glukosa
kembali kedalam sel.
Enzim-enzim yang berperan dalam glikogenolisis:
1. Fosforilase merupakan enzim regulator yang mengkatalis reaksi pemecahan
ikatan glikosilik/fosforolisis (pemecahan dengan fosfat).
2. Glukan transferase berfungsi untuk memindahkan ±3 segmen glukosa dari 4
sisa glukosa ke rantai lurus yang berdekatan dan meninggalkan 1 glukosa pada
cabang tersebut.
3. Debranching enzyme berfungsi untuk menghidrolisis tempat percabangan,
memutuskan 1 molekul glukosa pada cabang tersebut dan menghasilkan
glukosa bebas (pemecahan hidrolitik). 6
6. HMP shunt terjadi di sitosol.
HMP shunt merupakan jalan lain untuk oksidasi glukosa, melalui dehidrogenasi
dengan NADP sebagai aseptor H. proses ini tidak menghasilkan ATP.5
7. Glukoneogenesis terjadi di hati dan ginjal.
Glukoneogenesis merupakan reaksi pembentukan KH (glukosa/glikogen) dari
senyawa bukan KH: asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat untuk
menyediakan glukosa di dalam tubuh bila kekurangan.
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi.
Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga
tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein
berperan pokok sebagai pembangun tubuh.
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan
sebagai berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan
gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil
KoA masuk dalam siklus Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur
glikolisis.
2. Protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.5

Lemak merupakan salah satu nutrien yang penting selain karbohidrat.


Sebenarnya banyak karbohidrat yang didapat dari makanan, mengalami perubahan
lebih dahulu ke dalam lemak, sebagai cadangan energi, sebelum mereka dioksidasi
sebagai penghasil energi di dalam tubuh.6
Lemak sebagai bentuk simpanan energi yang utama di dalam tubuh adalah
triasilgliserol. Hal ini memberikan beberapa keuntungan bila dilihat pada aspek nilai
kalorinya, sebab triasilgliserol mempunyai nilai kalori yang tinggi. Triasilgliserol
mempunyai kadar air yang kecil, sehingga lebih tahan lama bila disimpan di dalam
tubuh. Bila triasilgliserol dioksidasi, komponen asam lemaknya menghasilkan air
oksidasi dalam jumlah yang banyak.6
Lemak ditranspor dalam bentuk kilomikron, asam lemak bebas, dan lipoprotein.
Kilomikron yang terbentuk dalam mukosa usus, dari asam lemak dan gliserol,
diabsorpsi dalam lakteal, untuk masuk ke sirkulasi darah. Kilomikron terdiri dari 90%
trigliserida, ditambah kolesterol, fosfolipid, dan selubung tipis protein. Dalam waktu
empat jam setelah makan (tahap postabsorbtive), sebagian besar kilomikron
dikeluarkan dari darah oleh jaringan adiposa dan hati. Enzim lipoprotein lipase, yang
ditemukan dalam hati dan kapilar jaringan adiposa, mengurai trigliserida dalam
kilomikron untuk melepaskan asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol
berikatan menjadi trigliserida, untuk disimpan dalam jaringan adiposa. Sisa
kilomikron yang kaya kolesterol dimetabolisme oleh hati. Simpanan lemak akan
diambil dari jaringan adiposa jika diperlukan untuk energi. Enzim lipase sensitif-
hormon mengurai trigliserida kembali menjadi asam lemak dan gliserol. Jumlah
simpanan lemak bergantung pada total asupan makanan. Jaringan adiposa dan hati
dapat mensintesis lemak dari asupan lemak, karbohidrat, atau protein yang
berlebihan.6,7
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terikat pada albumin, salah satu
protein plasma. Bentuk bebas ini adalah bentuk asam lemak yang ditranspor dari sel-
sel jaringan adiposa untuk dipakai jaringan lain sebagai energi.6,7
Lipoprotein adalah partikel kecil yang komposisinya serupa kilomikron.
Lipoprotein terutama disintesis di hati. Lipoprotein dipakai untuk transpor lemak
antar jaringan dan bersirkulasi dalam darah pada tahap postabsorbtif setelah
kilomikron dikeluarkan dari darah.Lipoprotein terbagi sesuai dengan densitasnya.
VLDL (Very Low Density Lipoprotein) mengandung kurang lebih 60% triliserida dan
15% kolesterol dan memiliki massa terkecil. VLDL mentranspor trigliserida dan
kolestrol dari hati menuju jaringan untuk disimpan atau digunakan. LDL (Low
Density Lipoprotein) mengandung 50% kolesterol dan membawa 60%-70% kolesterol
plasma yang disimpan dalam jaringan adiposa dan otot polos. Konsentrasinya
bergantung pada banyak faktor, tetapi terutama pada faktor asupan makanan yang
mengandung kolestrol dan lemak jenuh. Konsentrasi LDL tinggi dalam darah
dihubungkan dengan insidensi tinggi penyakit jantung koroner. HDL (High Density
Lipoprotein) mengandung 20% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida, dan 50%
protein dari berat molekulnya. HDL penting dalam pembersihan trigliserida dan
kolesterol dari plasma, karena HDL membawa kolesterol kembali ke hati untuk
proses metabolisme bukan untuk disimpan dalam jaringan lain. Konsentrasi HDL
tinggi dalam darah dihubungkan dengan insidensi rendah penyakit jantung koroner.6
Triasilgliserol dihidrolisis menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Gliserol dapat
memasuki jalur glikolisis Embden-Meyerhof dengan perantaraan pembentukan
senyawa dihidroksiaseton-P atau gliseraldehid-3P. Sedangkan asam lemak diaktifkan
oleh enzim tiokinase yang didampingi oleh KoA-SH dan ATP yang menghasilkan
asil-SKoA. Asil-SKoA dapat melanjutkan reaksi berikutnya ke arah pembentukan
sfingomielin dan fosfolipid lainnya atau ke deretan reaksi oksidasi beta, sehingga
pada akhirnya dihasilkan sejumlah molekul asetil-SKoA, yang berasal dari oksidasi
Asil-SKoA.7
Triasilgliserol yang berada dalam bentuk kilomikron atau VLDL (very low
density lipoprotein) tidak dapat diambil begitu saja dalam bentuk utuh oleh jaringan
tubuh dan darah, melainkan harus mengalami hidrolisis terlebih dahulu oleh enzim
lipoprotein lipase (LL). Enzim LL ini dijumpai di dalam lapisan endotel kapiler
jaringan ekstrahepatik.Setelah itu komponen asam lemaknya diambil oleh jaringan
tubuh. Di jaringan tubuh tersebut, asam lemak mengalami metabolisme berupa
reesterifikasi menjadi triasilgliserol atau dioksidasi untuk pengadaan energi. Jaringan
adiposa melepaskan asam lemak bebasnya ke dalam darah dan asam lemak bebas ini
diambil oleh hati maupun jaringan lainnya untuk keperluan reesterifikasi menjadi
triasilgliserol, atau dioksidasi untuk pengadaan energi.Di hati terdapat jalur tambahan
yang berupa jalur pembentukan badan keton, yang prosesnya disebut dengan
ketogenesis. Badan keton ini selanjutnya akan didistribusikan ke jaringan
ekstrahepatik melalui sirkulasi darah untuk selanjutnya dioksidasi menjadi karbon
dioksida.7,8
Asam-asam lemak yang masuk ke dalam sistem sirkulasi darah, berasal dari
kilomikron, hasil dari makanan dengan kandungan lemak yang terserap dari saluran
pencernaan dan sintesis de novo asam lemak yang berlangsung di hati dan jaringan
adiposa. Esterifikasi dan lipolisis yang berlangsung di jaringan tubuh, menentukan
kecepatan pengeluaran asam lemak oleh jaringan adiposa. Di jaringan adiposa,
esterifikasi dan lipolisis berlangsung secara terus menerus. Esterifikasi dan lipolisis
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor gizi, hormon pengatur, serta
kelangsungan metabolisme. Lipolisis dan esterifikasi keduanya menjadi faktor
penentu besarnya kadar asam lemak bebas yang dijumpai di dalam sirkulasi darah,
dan bahkan berakibat pula pada kelangsungan metabolisme lemak di jaringan tubuh
lainnya, terutama di hati dan otot.7,8
Transport Lemak Dalam Darah
Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida, yaitu
lemak netral yang terdiri dari satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak melekat
padanya. Selama pencernaan, dua dari tiga molekul asam lemak tersebut terpisah,
meninggalkan satu monogliserida, satu molekul gliserol dengan satu molekul asam
lemak melekat padanya. Karena itu, produk akhir pencernaan lemak adalah
monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap.
Makanan yang dikonsumsi akan masuk ke dalam tubuh untuk diolah dalam sistem
pencernaan. Dalam proses tersebut, makanan yang mengandung lemak dan kolesterol
akan diurai secara alami menjadi trigliserida, kolesterol, asam lemak bebas, dan
fosfolipid. Senyawa-senyawa di atas akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui
sistem peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Karena sifatnya yang sukar
larut dalam cairan seperti darah, kolesterol bekerja sama dengan protein membentuk
partikel yang bernama lipoprotein. Dalam bentuk inilah kolesterol dan lemak yang
ada disalurkan ke seluruh tubuh. Pendistribusian lemak dan kolesterol dalam darah
dilakukan melalui 2 jalur yakni jalur eksogen dan jalur endogen.9
Jalur Eksogen
Setelah makanan tersebut diurai oleh tubuh, uraian yang dihasilkan berupa
trigliserida dan kolesterol dikemas lagi dalam usus dalam bentuk partikel besar
lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam
aliran darah. Kemudian trigliserida dalam kilomikron tadi akan mengalami
penguraian lebih lanjut oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak
bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas yang dihasilkan akan menembus
jaringan lemak di bawah kulit dan sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali
sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam
hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai
organ hati akan diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus,
berfungsi seperti pembersih dan membantu proses penyerapan lemak dari makanan.
Sebagian lagi dari kolesterol yang dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa
dimetabolisme lagi kemudian menjadi asam empedu yang oleh organ hati akan
didistribusikan ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen.9

Jalur Endogen
Makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan kandungan karbohidrat yang
banyak akan diolah oleh hati menjadi asam lemak yang akhirnya akan terbentuk
trigliserida. Trigliserida tersebut akan ditransportasikan di dalam tubuh dalam bentuk
lipoprotein yang bernama VLDL (Very Low Density Lipoprotein). VLDL ini akan
dimetabolisme kembali oleh tubuh menjadi IDL (Intermedia Density Lipoprotein)
yang akan diproses kembali oleh tubuh menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang
kaya akan kolesterol. LDL tersebut akan mendistribusikan kolesterol yang
dimilikinya ke seluruh jaringan tubuh melalui sistem peredaran darah untuk
digunakan tubuh dan sebagian lagi akan dilepaskan di dalam darah. Kolesterol yang
dilepaskan tersebut kemudian akan berikatan dengan HDL (High Density
Lipoprotein) yang akan membawa kelebihan kolesterol tersebut dalam darah menuju
hati untuk diproses kembali.9
Trigliserid adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah
mengalami hidrolisis. Trigliserid kemudian masuk ke dalam plasma dalam 2 bentuk
yaitu sebagai klomikron berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak, dan
sebagai VLDL (Very Low Density Lipoprotein) yang dibentuk oleh hati dengan
bantuan insulin. Trigliserid ini di dalam jaringan diluar hati (pembuluh darah, otot,
jaringan lemak), dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian
oleh hati dimetabolisasikan menjadi LDL. Kolesterol yang terdapat pada LDL ini
kemudian ditangkap oleh suatu reseptor khusus di jaringan perifer itu, sehingga LDL
sering disebut sebagai kolesterol jahat. Kelebihan kolesterol dalam jaringan perifer
akan diangkut oleh HDL (High Density Lipoprotein) ke hati untuk kemudian
dikeluarkan melalui saluran empedu sebagai lemak empedu sehingga sering disebut
sebagai kolesterol baik.9

Metabolisme Protein
Asam amino yang nonesensial secara nutrisional memiliki jalur biosintesis pendek
Enzim glutamate dehidrogenase, glutamine sintase, dan aminotransferase menempati posisi
sentral dalam biosintesis asam amino. Kerja ketiga kombinasi enzim ini adalah mengubah
iona monium menjadi nitrogen α amino dan berbagai asam amino.5
1. Glutamin dan glutamat. Aminasi reduktif α-ketoglutarat dikatalisis oleh glutamate
dehidrogenase
2. Alanin, transaminasi piruvat membentuk alanin
3. Aspartat dan asparagin, transaminasi oksaloasetet membentuk aspartat. Perubahan
aspartat menjadi aspargin dikatalisis oleh asparagin sintase, kecuali bahwa glutamin
menyediakan nitrogen, bukan ion ammonium. Namun, asparagin sintase bskteri jugs
dapat menguntungkan ion ammonium. Penggabungan hidrolisis PPid dan Pi oleh
pirofosfatasemenunjukkan bahwa reaksi tersebut berlangsung.5

Katabolisme Asam amino dimuli dengan transaminasi


Asparagin, aspartat, glutamine, dan glutamate. Keempat karbon asparagin dan
aspartat membentuk oksaloasetat. Reaksi analog mengubah glutamin dan glutamat menjadi α
ketoglutarat. Karena enzim-enzim juga melaksanakan fungsi anabolik, tidak ada kelainan
metabolik yang berkaitan dengan katablisme keempat asam amino ini. Argini dan Ornitin,
arginin diubah menjadi ornitin, kemudian berubah menjadi γ- semialdehida yang diubah
menjadi α-ketoglutara, seperti pada prolin.5
Biosintesis Urea
Dari senyawa nitrogen (N) biosintesis urea menjadi 4 tahap :
1. Transaminasi
Enzim yang berperan : transaminase, perlu vitamin B6, reversible, berperan pada
katabolisme dan sintesis AA. Terdapat dua jenis transaminaase keduanya berfungsi
untuk memindahkan gugus amino dari sebagian besar asam amino ke ALA/ Glu.
Setiap transaminase spesifik untuk satu pasang asam amino. Hamper semua asam
amino (kecuali lys, thr, pro,hyp) mengalami transaminasi dipusatkan pada
pembentukan glu.
2. Deamiansi oksidatif
Enzim yang berperan utama adalah L- glutamate dehidrogenase, terjadi secara
reversible juga terdapat enzim alosterik, yaitu inhibitor ( ATP, GTP, NADH),
activator ADP. Berperan pada katabolisme dan sintesis asam amino, enzim lain yang
ikut berperan adalah L-AA oksidase
3. Transport ammonia
Kadar normal ammonia dalam daraha dalah 10-20 µg/dL. Peningkatan amino darah
menyebabkan intoksikasi (tremor, berbicara tidak jelas, penglihatan kabur, koma).
Ammonia darah dapat berasal dari (1) hasil pembusukan senyawa N di kolon olrh
bakteri usus, (2) hasil katabolisme asam amino / deaminasi glu dan deaminasi dari
glisin. Amonik di hati berfungsi untuk pemebntukan urea dan pemebntukan asam
amino.
4. Sintesis urea / siklus Urea
Siklus ini terjadi di hati khususnya di mitokondria dan sitosol dengan senuyawa awal
NH4+ dan CO2. Enzim regulator yang bekerja karbomil-P sintase I dan memerlukan 2
ATP dengan aktivator N-asetil glutamate. Lima asam amino pembawa nitrogen
adalah ornitin, aspartat, arginin, arginin suksinat.5

Metabolisme Benda Keton dan Etanol


Proses ketogenesis terjadi di mitokondria dan hati. Proses ini memakai asetil-
KoA sebagai bahan baku. Pada proses ini dibutuhkan enzim tiolase, HMG-koA
sintase, HMG-koA liase dan beta 3-OH butirat .
Jenis bedan keton yang dihasilkan ialah aseton, asam asetoasetat dan asam
beta 3-OH butirat. Kedua asam ini bisa saling interkonversi.
Benda keton yang terbentuk bisa dibawa darah ke jaringan ekstrahepatik untuk
diaktifkan menjadi asetil ko-A. Sementara aseton akan keluar melalui udara
pernapasan.
Ketogenesis meningkat pada peningkatan asam lemak bebas dalam darah yang
bisa terjadi pada keadaan kelaparan, DM tidak terkontrol, diet tinggi lemak dan
hormon yang meningkatkan lipolisis. Akibat peningkatan ketogenesis dapat
menyebabkan ketosis dan asidosis metabolik. Ketogenesis diatur di tiga tahap:13
1. Ketosis tidak terjadi in vivo, kecuali jika terjadi peningkatan kadar asam lemak
bebas dalam darah yang berasal dari lipolisis triasilgliserol di jaringan adiposa.
Asam lemak bebas adalah prekusor benda keton di hati. Hati, baik dalam keadaan
kenyang maupun puasa mengekstraksi sekitar 30% asam lemak bebas yang
melewatinya sehingga pada konsentrasi tinggi, aliran asam lemak yang melewati
cukup banyak.
2. Setelah diserap oleh hati, asam lemak bebas mengalami oksidasi-β menjadi CO2
atau benda keton atau teresterfikasi menjadi triasilgliserol dan fosfolipid.
Masuknya asam lemak ke dalam jalur oksidatif diatur oleh karnitin
palmitoiltransferase-I (CPT-1) dan asam lemak lainnya yang terserap
diesterifikasi. Pada keadaan puasa, aktivitas enzim ini meningkat sehingga
oksidasi asam lemak juga meningkat.
3. Asetil-KoA yang dibentuk dalam oksidasi-β yang dioksidasi dalam siklus asam
sitrat atau memasuki jalur ketogenesis untuk membentuk benda keton. Semakin
banyak peningkatan kadar asam lemak bebas serum, semakin banyak asam lemak
bebas yang diubah menjadi benda keton dan semakin sedikit yang dioksidasi
melalui siklus asam sitrat menjadi CO2. Pemisahan asetil-KoA antara jalur
ketogenesis dan oksidasi menjadi CO2 diatur sehingga energi bebas total yang
terserap dalam ATP yang terbentuk dari oksidasi asam lemak bebas akan konstan
sewaktu konsentrasinya dalam serum berubah. 5

Kesimpulan
Mengkonsumsi alkohol berlebihan (peminum alkohol kronik) dapat
menyebabkan terjadinya perlemakan hati (fatty liver). Oksidasi etanol oleh alkohol
dehidrogenase menyebabkan produksi berlebihan NADH. Dimana NADH yang
berlebihan ini bersaing dengan ekuivalen pereduksi dari substrat lain, termasuk asam
lemak untuk rantai respirasi, yang menghambat oksidasi substrat tersebut, dan
menyebabkan peningkatan esterifikasi asam lemak menjadi triasilgliserol sehingga
terjadi perlemakan hati.

Вам также может понравиться

  • Scabies JJ
    Scabies JJ
    Документ12 страниц
    Scabies JJ
    jennie
    Оценок пока нет
  • Jomblo
    Jomblo
    Документ4 страницы
    Jomblo
    jennie
    Оценок пока нет
  • Penerapan Stem Sel
    Penerapan Stem Sel
    Документ4 страницы
    Penerapan Stem Sel
    jennie
    Оценок пока нет
  • Penyakit Akibat Kerja
    Penyakit Akibat Kerja
    Документ15 страниц
    Penyakit Akibat Kerja
    jennie
    Оценок пока нет
  • Blok 2 Ukrida
    Blok 2 Ukrida
    Документ4 страницы
    Blok 2 Ukrida
    jennie
    Оценок пока нет
  • PTS 28
    PTS 28
    Документ13 страниц
    PTS 28
    jennie
    Оценок пока нет
  • Hsajhdka
    Hsajhdka
    Документ16 страниц
    Hsajhdka
    Tiramisu Choc
    Оценок пока нет
  • Caca
    Caca
    Документ4 страницы
    Caca
    jennie
    Оценок пока нет
  • Hsajhdka
    Hsajhdka
    Документ16 страниц
    Hsajhdka
    Tiramisu Choc
    Оценок пока нет
  • Metabolisme Karbohidrat, Protein, Lemak
    Metabolisme Karbohidrat, Protein, Lemak
    Документ17 страниц
    Metabolisme Karbohidrat, Protein, Lemak
    jennie
    Оценок пока нет
  • Hipertensi Pada Orang Dewasa
    Hipertensi Pada Orang Dewasa
    Документ18 страниц
    Hipertensi Pada Orang Dewasa
    jennie
    Оценок пока нет
  • PBL Blok 10
    PBL Blok 10
    Документ23 страницы
    PBL Blok 10
    jennie
    Оценок пока нет
  • Gangguan Tidur PD Lansia PDF
    Gangguan Tidur PD Lansia PDF
    Документ11 страниц
    Gangguan Tidur PD Lansia PDF
    jennie
    Оценок пока нет
  • Elfika Faktor 2 Yg B.D PD Tensi PDF
    Elfika Faktor 2 Yg B.D PD Tensi PDF
    Документ6 страниц
    Elfika Faktor 2 Yg B.D PD Tensi PDF
    jennie
    Оценок пока нет
  • Buletin Pneumonia PDF
    Buletin Pneumonia PDF
    Документ40 страниц
    Buletin Pneumonia PDF
    Fadel Bilondatu
    Оценок пока нет
  • Makalah Blok 6 Kelomok 8
    Makalah Blok 6 Kelomok 8
    Документ13 страниц
    Makalah Blok 6 Kelomok 8
    jennie
    Оценок пока нет
  • Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Документ30 страниц
    Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Succi Wulandari
    Оценок пока нет
  • Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Документ30 страниц
    Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Succi Wulandari
    Оценок пока нет
  • Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Документ30 страниц
    Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Succi Wulandari
    Оценок пока нет
  • Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Документ30 страниц
    Winda Anggraeni G2A009162 Bab2KTI
    Succi Wulandari
    Оценок пока нет
  • Makalah Pleno 9th Scen
    Makalah Pleno 9th Scen
    Документ17 страниц
    Makalah Pleno 9th Scen
    jennie
    Оценок пока нет
  • Lalala
    Lalala
    Документ13 страниц
    Lalala
    jennie
    Оценок пока нет
  • Makalah Pleno 9th Scen
    Makalah Pleno 9th Scen
    Документ17 страниц
    Makalah Pleno 9th Scen
    jennie
    Оценок пока нет
  • Blok 6 Shella G.H f8
    Blok 6 Shella G.H f8
    Документ18 страниц
    Blok 6 Shella G.H f8
    jennie
    Оценок пока нет
  • Makalah Pleno 9th Scen
    Makalah Pleno 9th Scen
    Документ17 страниц
    Makalah Pleno 9th Scen
    jennie
    Оценок пока нет
  • Jantung
    Jantung
    Документ24 страницы
    Jantung
    jennie
    Оценок пока нет
  • Makalah Pleno 9th Scen
    Makalah Pleno 9th Scen
    Документ17 страниц
    Makalah Pleno 9th Scen
    jennie
    Оценок пока нет
  • BP 07-Blok 3
    BP 07-Blok 3
    Документ20 страниц
    BP 07-Blok 3
    jennie
    Оценок пока нет
  • Jantung
    Jantung
    Документ24 страницы
    Jantung
    jennie
    Оценок пока нет