Вы находитесь на странице: 1из 15

KATA PENGANTAR

Segala puji beserta iringan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang
telah memberikan rahmat, hidayah, taufiq serta inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan pengerjaan makalah mata kuliah Etik UMB tentang
“KEPEMIMPINAN DAN KERJA SAM TIM” ini. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah memberikan cahaya
Islam dan senantiasa memberikan teladan dan akhlaknya yang mulia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sugeng Baskoro, Drs,MM


selaku dosen pengajar mata kuliah Etik UMB yang telah membimbing diskusi
selama ini..

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, segala kritik dan saran yang membangun. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Menciptakan & menjaga kehidupan
yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling
tinggi dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi
kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang
baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik. Meskipun hidup berkecukupan, kecerdasan
yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia akan selalu membutuhkan
lingkungan dimana dia bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong
royong. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok
& lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang
relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan
perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang
dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru
merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif.
Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap positif di
antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga
tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada anggota tim yang
membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian yang diperoleh
dari setiap anggota tim.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami menyusun rumusan masalah
yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
2. Bagaimana sifat-sifat pemimpin ?
3. Apa peran dan tanggung jawab pemimpin ?
4. Apa yang dimaksud dengan kerjasama tim ?
5. Apa hubungan antara kepemimpinan dan kerjasama tim ?

1.3 Tujuan penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka kami menyusun tujuan


penelitian sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa mengerti apa yang dimaksud kepemimpinan.
2. Agar mahasiswa mengetahui sifat-sifat kepemimpinan.
3. Mengetahui peran dan tanggung jawab pemimpin.
4. Mengetahui apa itu kerjasama tim.
5. Mengetahui hubungan antara kepemimpinan dan kerjasama tim.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh


pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin
mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan
juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung
jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari
yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap
orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin,
mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau
sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan
percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

2.1.1 Pengertian kepemimpinan menurut para ahli


Begitu banyak argumentasi mengenai arti kepemimpinan, berikut
merupakan arti kepemimpinan menurut para ahli :

1. George R. Terry (1972:458): Kepemimpinan adalah aktivitas


mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan
organisasi.
2. Ralph M. Stogdill dalam Sutarto (1998b:13): Kepemimpinan
adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka
menetapkan dan mencapai tujuan.
3. Sutarto (1998b:25): Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan
penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang
lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Stoner: Kepemimpinan adalah suatu proses mengenai
pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang
berhubungan dengan anggota kelompok.
5. Hemhiel dan Coons (1957:7): Kepemimpinan adalah perilaku
dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu
kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared
goal).
6. Rauch dan Behling (1984:46): Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang
diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
7. Jacobs dan Jacques (1990:281): Kepemimpinan adalah
sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran.
8. Wahjosumidjo (1987:11): Kepemimpinan pada hakikatnya
adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang
berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality),
kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability).
Kepemimpinan juga sebagai rangkaian kegiatan (activity)
pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan
(posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.
Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi
antara pemimpin, pengikut, dan situasi.

2.1.2 Pemimpin di abad 21


Menurut Rhenald kasali dalam bukunya cracker zone, di abad 21
akan dibutuhkan pemimpin yang disebut sebagai cracker. ketika muncul
retakan retakan dibutuhkan seseorang yang mampu memperbaharui
industri/organisasi, yaitu para cracker. Cracker mampu mengeluarkan
jurus jurus setingkat atau dua tingkat di atas pemimpin (kasali 2011).
Klasifikasi pemimpin berdasarkan peranan nya yaiti sebagai
berikut :
a. Manager
manajer bekerja dengan sistem ideologi yang lama, menganut
asas wait and see, mengambil keputusan dengan justifikasi
lengkap (cenderung lamban) menghindari resiko, menunggu
perintah dan telepon, cenderung mengamankan karir pribadinya.
b.Pemimpin
Pemimpin bergerak mengubah haluan, mengajak bawahannya
keluar dari belenggu-belenggu lama, memasuki dunia baru dan
melompat ke kurva kedua. Pantang menunggu, lebih suka see and
do atau see and action yang mengangkat telepon dan memberi
perintah, menggerakkan ke bawah, mengarahkan atasan dan
mengendalikan ritme. Menciptakan retakan-retakan baru dan
menantang bawahannya dengan gagasan baru dan terbuka
terhadap gagasan yang lebih baik.
c. Cracker
Cracker berada di atas pemimpin Cracker tidak sekedar
mengubah haluan organisasi atau perusahaan tetapi membongkar
industri mereka adalah inventor penemu seperti Thomas Alva
Edison Bill Gates Albert Einstein mereka mampu mengubah
warna-warna industri.

2.2 Sifat-sifat Pemimpin

Untuk mencapai suatu tujuan tertentu pada sebuah organisasi maupun


perusahaan di butuhkan seorang pemimpin yang memiliki sifat baik dan terpuji
yang berkharisma. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat
kepribadian yang baik akan lebih mudah untuk diterima oleh anggotanya. Berikut
merupakan sifat sifat pemimpin yaitu :

1. Memiliki Visi atau pandangan jauh ke depan, yang menjadi cita-cita


organisasi yang harus dicapai, Pemimpin kemudian menterjemahkan
visinya menjadi misi dan rencana kerja dan mengkomunikasikannya
kepada pengikut untuk dapat diwujudkan bersama pengikut. Dalam
menetapkan visi atau tujuan pemimpin harus menetapkan tujuan yang
realistis (dapat dicapai) dan membuat target pencapaiannya secara
bertahap.
2. Memiliki Spirit (Semangat)
pemimpin haruslah memiliki semangat. Daya dorong atau energi yang
besar yang ditularkan kepada para pengikut (anggota Organisasi) untuk
dapat mewujudkan visinya.
3. Memiliki Integritas
Integritas adalah sikap jujur, konsisten, komitmen, berani dan dapat
dipercaya. Integritas tinggi muncul dari kesadaran diri yang bersumber
dari suara hati (Agustia.fl, 2001).
Integritas adalah penyatuan diri Seseorang dengan apa yang diyakininya
baik untuk dilakukan secara menyeluruh (lensuflie, 2012).
Kejujuran, konsistensi, dan komitmen dalarn pencapaian tujuan organisasi
akan menuai tingkat kepercayaan yang tinggi dari anggota organisasi. Para
anggota kelompok akan termotivasi untuk bersama-sama mewujudkan
tujuan organisasi. Dengan demikian tujuan organisasi dapat dipastikan
akan terwujud sesuai rencana pencapaiannya.
Pemimpin yang jujur akan mudah menegur anak buahnya yang tidak jujur,
sedangkan pernimpin yang tidak jujur akan sulit menegur ketidak jujuran
anak buahnya, karena dia sendiri tidak dapat memberikan contoh perilaku
jujur. Pernimpin seperti ini tidak memilki integritas, dan sulit memperoleh
pengikut.
4. Merniliki kemampuan berkomunikasi
Dalam mewujudkan visi dan cita-cita organisasi seorang pemimpin
dibantu oleh anggota tim atau kelompok atau organisasi. Komunikasi yang
jelas dan efektif akan memudahkan anggota kelompok memaharni tugas-
tugasnya dalam pencapaian cita-cita. Kornunikasi terdiri dari dua
komponen yaitu ‘menyampaikan’ dan ‘mendengar’. Mendengar adalah
sarana komunikasi yang penting. Dengan mendengar pemimpin bersedia
mengerti keadaan orang lain sebelum minta dimengerti. Pemimpin yang
mendengar lebih mudah menangkap aspirasi pengikutnya untuk
memperoleh umpan balik dan akan lebih menghargai ide-ide mereka.
Dalam menyampaikan gagasan, pemimpin dapat menggunakan metode
persuasif yang bernada membujuk, tidak menonjolkan kekuasaan sehingga
dapat mempengaruhi pikiran pengikutnya dengan ide-idenya.
5. Bersikap Obyektif
Pemimpin dituntut untuk mengambil keputusan berdasarkan data dan fakta
bukan berdasarkan emosi. pernimpin harus bersikap netral, tidak pilih
kasih dan memihak. Pemimpin juga harus bersikap rnengayorni anak
buah, memantau dan menilai hasil kerja anak buah menggunakan alat ukur
yang sama yang telah disepakati, memberi penghargaan bagi keberhasilan
yang dicapai, dan menelaah penyebab kegagalan untuk melakukan
perbaikan.
6. Kreatif
Pemimpin harus memiliki pengetahuan dan memiliki pengetahuan dan
wawasan yang luas tentang berbagai hal. Dengan demikian pemimpin
dapat memberikan alternatif pemecahan masalah secara lebih kreatif.
Pemimpin juga harus kreatif dalam berpikir, berstrategi terutama dalam
mencari cara-cara baru untuk mempercepat dan mempermudah pencapaian
tujuan.
7. Mampu menyusun Skala Prioritas
Dalam pencapaian tujuan banyak hal yang harus dilakukan. Kadang
kadang tidak semua hal dapat dilakukan pada waktu yang sama karena
banyaknya keterbatasan. Misalnya dalam sebuah perusahaan, untuk
meningkatkan penjualan dibutuhkan strategi pemasaran baru dengan
menggunakan metode pemasaran on-line. Untuk bisa melaksanakan
pemasaran on-line dibutuhkan penambahan fasilitas Teknologi Informasi
dan Komunikasi yang tentunya tidak murah. Sedangkan dana yang
tersedia sangat terbatas padahal pada saat yang sama perusahaan harus
mengganti mesin-mesin produksi yang rusak. Untuk itu seorang pemimpin
harus dapat menentukan prioritas, mengganti mesin-mesin yang rusak
terlebih dahulu dan menangguhkan pelaksanaan pemasaran on-line, atau
sebaliknya. Dalam situasi seperti itu seorang pemimpin harus dapat
menganalisis berdasarkan tingkat kepentingan dan risikonya sebelum
menetapkan urutan prioritas yang paling tepat dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
8. Mampu menjadi Pembimbing
Anggota organisasi terdiri dari banyak orang dengan kompetensi. yang
berbeda-beda dan karakter yang berbeda-beda pula. Pemimpin berperan
untuk mengarahkan anak buahnya sesuai dengan kompetensi masing-
masing dan membimbing mereka agar potensi yang dimiiki anak buahnya
dapat muncul dan bermanfaat bagi kemajuan organisasi. Dalam
pembimbingan pemimpin dapat membantu anak buahnya untuk melihat
permasalahan dan sudut pandang yang lain. Dengan cara ini pemimpin
juga membantu anak buahnya memikirkan sendiri alternatif pemecahan
masalah dan pada akhirnya mereka dapat termotivasi untuk
mengembangkan cara-cara berpikir baru.

2.3 Peran dan Tanggung Jawab Pemimpin

Secara umum pemimpin dalam suatu organisasi adalah orang yang


bertanggungjawab penuh dalam menggerakkan akitivitas dan motivasi para anggota
organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin memiliki peran dan tanggung
jawab dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan
Dalam pencapaian tujuan, banyak hal yang harus dilakukan dan banyak
hal yang harus diputuskan untuk dilakukan atau tidak, untuk dilakukan
terlebih dahulu atau dilakukan terakhir. Seorang pemimpin harus berani
mengambil keputusan. Pemimpin mengambil keputusan harus berdasarkan
data dan fakta, memutuskan berdasarkan pertimbangan rasional bukan
emosional, melakukan analisis dan memperhitungkan resiko. Keputusan
yang diambil juga harus realistis, sesuai kemampuan organisasi dan tujuan
yang ingin dicapai. Seorang pemimpin perusahaan terpaksa harus
mengambil keputusan yang sangat sulit yaitu harus memecat salah satu
anak buahnya yang tidak berprestasi bahkan cenderung dapat merugikan
perusahaan. Tetapi di lain pihak dia juga merasa kasihan kepada orang
tersebut, karena akan membuat orang tersebut kehilangan pekerjaannya.
Sebagai pemimpin ia harus mempertimbangkan berbagai hal dalam
mengambil keputusan yang terbaik. Pemecatan dapat berujung biaya yang
besar bagi perusahaan, selain rasa kasihan pada si anak buah. Mungkin
lebih baik memindahkan si anak buah ke bagian lain yang lebih sesuai dan
memberinya tambahan pelatihan.
2. Mendelegasikan tugas dan wewenang
seorang pemimpin organisasi tidak bekerja sendiri untuk mencapai tujuan
besar orginisasi, tetapi dibantu oleh anggota organisasi yang akan
melakukan pekerjaan- pekerjaan operasional sesuai dengan kompetensi
masing-masing anggota. Dalam hal ini Pemimpin akan menginventaris
pekerjaan apa saja yang harus dilakukan dalam pencapaian tujuan tersebut
kemudian membagi-bagikan pekerjaan tersebut kepada para anggota
organisasi sesuai dengan kompetensi masing-masing anggota. Misalnya,
seorang anggota organisasi memiliki kompetensi dalam pemasaran, maka
pekerjaan pemasaran akan didelegasikan kepada anggota tersebut. Begitu
pula pekerjaan produksi akan diserahkan kepada anggota organisasi yang
kompeten terhadap masalah produksi. Hal ini disebut sebagai
Pendelegasian Tugas. Tidak hanya tugas yang didelegasikan tetapi juga
wewenang dalam pengambilan keputusan dalam lingkup tugas yang
menjadi tanggung jawab anggota yang telah ditunjuk.
3. Melakukan Pengawasan
Setelah menetapkan tujuan dan membagi pekerjaan, Pemimpin harus
melaksanakan fungsi control atau pengawasan terhadap kinerja anak
buahnya untuk memastikan tercapainya tujuan. Setiap penanggung jawab
pekerjaan harus melaporkan kemajuan pekerjaan kepada pemimpin secara
berkala, apabila muncul hambatan dan masalah, akan didiskusikan cara-
cara penyelesaian masalah.
4. Mengembangkan partipasi anggota
Setiap anggota organisasi berperan dalam kemajuan dan keberhasilan
organisasi. Partisipasi aktif anggota organisasi yang tinggi meningkatkan
keberhasilan perusahaan. Peran serta anggota organisasi juga
meningkatkan motivasi dan rasa memiliki anggota untuk bersama-sama
mencapai tujuan organisasi sebagai contoh, apabila dalam sebuah
kelompok kerja lebih banyak anggota yang pasif, sudah dipastikan kinerja
kelompok tersebut rendah dan bahkan dapat gagal dalam mencapai tujuan.
5. Melakukan evaluasi
Evaluasi atau penilaian hasil kerja bertujuan untuk melihat tingkat
keberhasilan pekerjaan. Apabila ternyata hasil evaluasi menunjukkan
tingkat keberhasilan yang rendah, perlu dicari cara-cara untuk melakukan
perbaikan. Hasil evaluasi perlu disampaikan kepada para anggota. Bagi
para anggota yang pencapaiannya baik diberi penghargaan. Manusia hidup
membutuhkan penghargaan atas apa yang telah dicapainya. Penghargaan
dapat berupa bonus, promosi jabatan, kenaikan penghasilan, atau bahkan
selembar sertifikat. Sedangkan bagi yang tidak berprestasi diberikan
sanksi. Cari seperti ini dapat meningkatkan motivasi berprestasi bagi
anggota organisasi. Sebagai contoh: pada dinding sebuah restoran cepat
saji terpampang foto seorang karyawan yang bertuliskan ‘the best staff of
the week’ (staff terbaik minggu ini). Cara ini merupakan penghargaan bagi
karyawan yang berprestasi pada minggu tersebut, yang bisa saja berganti
pada minggu berikutnya, karena karyawan yang lain juga ingin
memperoleh penghargaan serupa.
6. Menunjukkan perhatian kepada anggota organisasi
Setiap orang membutuhkan pengakuan atas keberadaannya. Pemimpin
yang baik perlu mengenal, memperhatikan, dan menunjukkan
perhatiannya kepada setiap anggota organisasi meskipun anggota tersebut
memiliki peran yang kurang penting dalam organisasi. Perhatian yang
ditunjukkan oleh pemimpin sangat berhárga bagi setiap anggota
organisasi, karena mereka akan merasa bahwa keberadaan mereka penting
bagi organisasi. Akibatnya mereka akan lebih termotivasi mendukung
pencapaian organisasi.

2.4 Kerja sama tim

kerja sama bisa diartikan kerja tim atau teamwork, kerja sama atau
teamwork merupakan bentuk kerja sama dengan keterampilan yang saling
melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa kerja sama merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi
satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan
pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling
populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci
kesuksesan dari kerja sama . Jangan pernah mengabaikan pengertian dan
dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus
segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas
akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi
yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu,
penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas
segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu
sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim
saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara
hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena
hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung
serta dukungan antara sesama anggota team.
kerja sama merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan
berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang
mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki
oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat kerja sama
lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
kerja sama dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut
memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara
satu dengan yang lain.

2.5 Hubungan antara kepemimpinan dan kerja sama tim


 Tanggung jawab yang seimbang
 Model peranan yang positif
 Memiliki keterampilan komunikasi yang baik
 Memiliki pengaruh positif
 Menjadi perantara bagi kebutuhan kelompok-kelompok di dalam dan
diluar organisasi.
 Dapat membentuk kerangka etis yang menjadi dasar operasi setiap
karyawan dan perusahaan secara keseluruhan.
Kerangka etis dapat diwujudkan dengan cara:
 Memberikan contoh perilaku etis
 Memilih orang-orang yang berperilaku etis sebagai anggota tim
 Mengkomunikasi tujuan organisasi
 Memperkuat perilaku yang sesuai di dalam dan di luar organisasi
 Menyampaikan posisi-posisi etis secara internal dan eksternal
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://www.psikoma.com/pengertian-kepemimpinan-apa-itu-arti-kepemimpinan/
http://astrivianti.blogspot.co.id/
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kepemimpinan-menurut-
para.html
http://sashaannisa18.blogspot.co.id/2015/03/makalah-team-work.html

Вам также может понравиться