Вы находитесь на странице: 1из 9

[1]

DRAFT ASLI TERAKHIR

WALIKOTA SURAKARTA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA


NOMOR _____ TAHUN _____

TENTANG

BATAS USIA PENSIUN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengelolaan manajemen kepegawaian


yang terencana, terukur, tertib administrasi dan
memberikan kepastian hukum status kepegawaian bagi
Pegawai Negeri Sipil perlu mengatur ketentuan Batas Usia
Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota
tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun
Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2906);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah
diubah dengan Undang–Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
[2]
DRAFT ASLI TERAKHIR

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3149)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1979 Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
141);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun
2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
164);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
10. Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 1986 tentang Batas
Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil Yang Menjabat Jabatan
Fungsional Widyaiswara dan Penyuluh Pertanian;
11. Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 1992 tentang
Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Yang Menduduki Jabatan Pustakawan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 102 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 1992 tentang
Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Yang Menduduki Jabatan Pustakawan;
12. Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1995 tentang
Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Yang Menduduki Jabatan Pemeriksa Pajak;
[3]
DRAFT ASLI TERAKHIR

13. Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 1995 tentang


Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Yang Menduduki Jabatan Penilai Pajak Bumi dan
Bangunan;
14. Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 1995 tentang
Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Yang Menduduki Jabatan Pamong Belajar;
15. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan
Peraturan Perundang-undangan;
16. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2008 tentang
Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Yang Menduduki Jabatan Fungsional Teknik Pengairan,
Teknik Jalan dan Jembatan, Teknik Tata Bangunan dan
Perumahan, Dan Teknik Penyehatan Lingkungan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 64 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 45 Tahun 2008 tentang Perpanjangan
Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil Yang
Menduduki Jabatan Fungsional Teknik Pengairan, Teknik
Jalan dan Jembatan, Teknik Tata Bangunan dan
Perumahan, Dan Teknik Penyehatan Lingkungan;
17. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Yang Menduduki Jabatan Fungsional Sandiman;
18. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Yang Menduduki Jabatan Fungsional Perencana;
19. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2010 tentang
Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Yang Menduduki Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian,
Penyuluh Perikanan, Dan Penyuluh Kehutanan;
20. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2010 tentang
Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi Pegawai Negeri Sipil
Yang Menduduki Jabatan Fungsional Penilik;
21. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kota Surakarta (Lembaran Daerah Kota Surakarta
Menunggu
Tahun 2008 Nomor 6);
penetapan
perubahan Perda
22. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13
6/2008 disahkan Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG BATAS USIA PENSIUN


BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH
[4]
DRAFT ASLI TERAKHIR

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kota Surakarta.
2. Walikota adalah Walikota Surakarta.
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
4. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Kepala
SKPD adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Surakarta.
5. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS Daerah
yang tidak memangku jabatan fungsional Guru.
6. Batas Usia Pensiun yang selanjutnya disingkat BUP adalah batas usia
Pegawai Negeri Sipil harus diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
7. Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka memimpin suatu organisasi negara.
8. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam
suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
9. Rencana Kerja Perorangan adalah rencana kerja yang disusun secara
tertulis dan sistematis yang memuat sekurang-kurangnya rencana kerja
yang akan dilaksanakan dan target waktu pencapaian,
10. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan yang selanjutnya
disingkat Baperjakat adalah Badan Pertimbangan Jabatan dan
Kepangkatan Kota Surakarta.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Peraturan Walikota ini dimaksudkan untuk mengatur dan memberikan


kepastian proses administrasi penetapan batas usia pensiun bagi PNS.

Pasal 3

Tujuan dari Peraturan Walikota ini adalah untuk memberikan kepastian


hukum status kepegawaian dan sebagai upaya mengatur ketentuan
pelaksanaan penetapan batas usia pensiun PNS dalam mewujudkan tata
kelola manajemen kepegawaian yang terencana, terukur serta tertib
administrasi di lingkungan Pemerintah Daerah.
[5]
DRAFT ASLI TERAKHIR

BAB III
BATAS USIA PENSIUN

Pasal 4

(1) Batas usia pensiun PNS adalah 56 (lima puluh enam) tahun.
(2) Perhitungan batas usia pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan atas dasar tanggal kelahiran yang disebut pada pengangkatan
pertama sebagai Pegawai Negeri Sipil menurut bukti-bukti yang sah.

Pasal 5

(1) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dapat
diperpanjang bagi PNS yang memangku jabatan tertentu.
(2) Perpanjangan batas usia pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sampai dengan:
a. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang memangku jabatan:
1. Peneliti Madya dan Utama, (PP 32 Tahun 1979 jo. PP 65 Tahun
2008)
2. Pustakawan Utama, (Keppres 102 Tahun 2003)
3. Widyaiswara Utama, (Perpres 63 Tahun 1986)
4. Jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden,
b. 60 (enam puluh) tahun bagi PNS yang memangku jabatan:
1. Struktural Eselon II, (PP 32 Tahun 1979 jo. PP 65 Tahun 2008)
2. Apoteker, (PP 32 Tahun 1979; SE BAKN 02/SE/1987)
3. Dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan
kesehatan negeri, (PP 32 Tahun 1979 jo. PP 65 Tahun 2008)
4. Dokter Gigi, (PP 32 Tahun 1979; SE BAKN 02/SE/1987)
Konsultasi ke 5. Dokter Hewan/Medik Veteriner (PP 32 Tahun 1979; SE BAKN
Kanreg I BKN ttg
SE BKN masih
02/SE/1987)
berlaku/tidak? 6. Sarjana Keperawatan/Perawat (PP 32 Tahun 1979; SE BAKN
02/SE/1987)
7. Pamong Belajar Muda dan Madya, (Keppres 49 Tahun 1995)
8. Pemeriksa Pajak Penyelia, Muda dan Madya, (Keppres 28 Tahun
1995)
9. Penilai Pajak Bumi dan Bangunan Penyelia golongan ruang III/d,
Penilai Pajak Bumi dan Bangunan Muda golongan ruang III/d dan
Penilai Pajak Bumi dan Bangunan Madya, (Keppres 29 Tahun
1995)
10. Penilik, (Perpres 63 Tahun 2010)
11. Pengawas Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Dasar, Taman Kanak-Kanak atau jabatan lain yang
sederajat; (PP 32 Tahun 1979 jo. PP 65 Tahun 2008)
12. Penyuluh Kehutanan Madya dan Utama, (Perpres 55 Tahun 2010)
13. Penyuluh Pertanian Madya dan Utama, (Perpres 55 Tahun 2010)
14. Penyuluh Perikanan Madya dan Utama, (Perpres 55 Tahun 2010)
15. Perencana jenjang Madya dan jenjang Utama, (Perpres 17 Tahun
2009)
16. Pustakawan Penyelia, Muda dan Madya, (Keppres 102 Tahun 2003)
17. Sandiman jenjang Madya, (Perpres 16 Tahun 2009)
18. Teknik Jalan dan Jembatan Jenjang Madya dan Utama, (Perpres
45 Tahun 2008 jo. Perpres 64 Tahun 2010)
19. Teknik Pengairan Jenjang Madya dan Jenjang Utama, (Perpres 45
Tahun 2008 jo. Perpres 64 Tahun 2010)
20. Teknik Penyehatan Lingkungan Jenjang Madya dan Jenjang
Utama, (Perpres 45 Tahun 2008 jo. Perpres 64 Tahun 2010)
[6]
DRAFT ASLI TERAKHIR

21. Teknik Tata Bangunan dan Perumahan Jenjang Madya dan


Jenjang Utama, (Perpres 45 Tahun 2008 jo. Perpres 64 Tahun
2010)
22. Widyaiswara Jenjang Muda dan Madya, (Perpres 63 Tahun 1986)
23. Jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden,
c. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi PNS yang memangku jabatan yang
ditentukan oleh Presiden.

BAB IV
PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN

Bagian Pertama
Persyaratan

Pasal 6

(1) Perpanjangan batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
(2) Dalam menetapkan perpanjangan batas usia pensiun dimaksud pada ayat
(1), harus mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain:
a. memiliki keahlian dan pengalaman yang sangat dibutuhkan organisasi;
b. memiliki prestasi dan kinerja yang baik;
c. memiliki moral dan integritas yang baik;
d. kaderisasi dan dinamika organisasi; dan
e. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan oleh keterangan dokter tim
penguji kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah.
(3) Selain harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
perpanjangan batas usia pensiun harus memenuhi syarat administrasi
dan lulus uji kelayakan dan kepatutan.
(4) Syarat administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah sebagai
berikut:
a. Menduduki jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2);
b. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir pada
usia 55 (lima puluh lima) tahun;
c. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
d. Diusulkan paling lambat pada usia 55 (lima puluh lima) tahun bagi
perpanjangan tahap pertama; dan
e. Diusulkan paling lambat 6 (enam bulan) sebelum masa perpanjangan
tahap pertama habis bagi perpanjangan tahap kedua.
(5) Uji kelayakan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah
sebagai berikut:
a. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;
b. Lulus uji kesehatan oleh dokter tim penguji yang ditunjuk;
c. Lulus uji kompetensi dengan ketentuan:
1. Bagi pejabat struktural, wajib menyusun dan memaparkan Rencana
Kerja Perorangan sesuai kurun waktu perpanjangan;
2. Bagi pejabat fungsional khusus, lulus tes kompetensi bidang.
(6) Usul perpanjangan batas usia pensiun yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5) tidak dapat disetujui.
[7]
DRAFT ASLI TERAKHIR

Bagian Kedua
Masa Perpanjangan

Paragraf 1
Pembagian Tahapan

Pasal 7

(1). Perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (6) ayat (1) dilakukan
maksimal 2 (dua) kali tahapan bagi perpanjangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a dan b.
(2). Perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (6) ayat (1) dilakukan
maksimal 1 (satu) kali tahapan bagi perpanjangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c.
(3). Masa waktu perpanjangan dalam setiap tahap dicantumkan dalam
Keputusan Perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1).
(4). PNS yang telah mendapatkan perpanjangan 2 (dua) kali, tidak dapat
diperpanjang kembali meskipun belum mencapai usia paling tinggi.

Paragraf 2
Tahap Pertama

Pasal 8
(1). Perpanjangan Tahap Pertama diberikan maksimal 4 (empat) tahun bagi
perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a,
(2). Perpanjangan Tahap Pertama diberikan maksimal 2 (dua) tahun bagi
perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b dan
c.

Paragraf 3
Tahap Kedua

Pasal 9

(1). Perpanjangan Tahap Kedua diberikan maksimal 5 (lima) tahun bagi


perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a.
(2). Perpanjangan Tahap Kedua diberikan maksimal 2 (dua) tahun bagi
perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b.

Bagian Ketiga
Mekanisme

Pasal 10

(1) Permohonan perpanjangan batas usia pensiun diajukan oleh PNS kepada
Walikota melalui Kepala SKPD.
(2) Kepala SKPD mengusulkan permohonan perpanjangan batas usia pensiun
kepada Walikota melalui Baperjakat.
(3) Permohonan perpanjangan batas usia pensiun melampirkan persyaratan
yang sah, sebagai berikut:
[8]
DRAFT ASLI TERAKHIR

a. surat permohonan perpanjangan batas usia pensiun;


b. copy Keputusan pengangkatan sebagai CPNS dan atau sebagai PNS;
c. copy Keputusan Kenaikan Pangkat Terakhir dan Keputusan
Pengangkatan jabatan terakhir;
d. copy daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3), 1 (satu) tahun
terakhir;
e. surat keterangan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat
sedang atau berat;
f. Daftar riwayat hidup dan riwayat pekerjaan;
g. Khusus bagi pejabat struktural melampirkan Rencana Kerja
Perorangan.
(4) Baperjakat merekomendasikan untuk dilakukan uji kesehatan kepada
dokter tim penguji yang ditunjuk.
(5) Berdasarkan hasil perhitungan formasi, hasil seleksi administrasi dan
hasil uji kelayakan dan kepatutan, Baperjakat melaporkan kepada
Walikota.
(6) Bentuk tata naskah persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a dan huruf g, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam peraturan ini.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 9

Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka:


(1) PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) yang telah berusia 56
(lima puluh enam) tahun atau lebih sampai dengan kurang dari 58 (lima
puluh delapan) tahun, maka ditetapkan batas usia pensiunnya adalah 58
(lima puluh delapan) tahun setelah mendapat keputusan Walikota tentang
perpanjangan batas usia pensiun.
(2) PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) yang telah berusia 58
(lima puluh delapan) tahun atau lebih sampai dengan 60 (enam puluh)
tahun, maka ditetapkan batas usia pensiunnya adalah 60 (enam puluh)
tahun setelah mendapat keputusan Walikota tentang perpanjangan batas
usia pensiun.
(3) PNS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebelum mencapai usia 58
(lima puluh delapan) tahun dapat diusulkan perpanjangan batas usia
pensiun sebagai perpanjangan tahap kedua.

BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 10

Usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf b dan huruf d,
diperhitungkan berdasarkan tanggal kelahiran yang disebut pada
pengangkatan pertama sebagai Pegawai Negeri Sipil menurut bukti-bukti yang
sah.
[9]
DRAFT ASLI TERAKHIR

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka:


(1) Peraturan Walikota Nomor 18 Tahun 2005 tentang Ketentuan Batas Usia
Pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah Kota Surakarta Yang Menduduki
Jabatan Struktural Eselon II, dan
(2) Ketentuan batas usia pensiun sebagai petunjuk pelaksanaan Peraturan
Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
rlu dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
sepakatan lagi
ngan bagian
kum. Pasal 12

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.

Ditetapkan di Surakarta
pada tanggal

WALIKOTA SURAKARTA

JOKO WIDODO

Вам также может понравиться