Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Strata Satu (S-1)
DISUSUN OLEH :
FITRAH WAHYUDI IMAM
2010 1021 5033
Kelakuan :
Kerajinan :
Mutu Kerja :
KRITERIA PENILAIAN
80 – 100 : Sangat Baik (A)
70 – 79 : Baik (B)
60 – 69 : Cukup (C)
50 – 59 : Kurang (D)
40 – 49 : Buruk (E)
Kelakuan :
Kerajinan :
Mutu Kerja :
KRITERIA PENILAIAN
80 – 100 : Sangat Baik (A)
70 – 79 : Baik (B)
60 – 69 : Cukup (C)
50 – 59 : Kurang (D)
40 – 49 : Buruk (E)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kerja praktek ini telah disahkan oleh pembimbing lapangan, pembimbing kerja
praktek dan ketua program studi Teknik Industri.
Program Strata Satu Program Studi Teknik Industri Universitas Bhayangkara Jakarta
Raya.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan taufik serta hidayah-Nya kepada penulis selama penulisan laporan kerja
praktek ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW.
Laporan kerja praktek ini dirumuskan dalam judul “Deskripsi Implementasi
OHSAS 18001:2007 Pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
PT. Indolakto Factory Jakarta” yang merupakan salah satu syarat kelulusan mata
kuliah kerja praktek pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Bhayangkara Jakarta Raya.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Diyarmo selaku Manager HRD PT. Indolakto Factory Jakarta atas
kesempatan yang diberikan,
2. Ibu Tutiek Sri Rahayu selaku staff HRD yang telah membantu mengurusi
keperluan administrasi,
3. Mas Haris Sugiarto atas informasi kerja praktek di PT. Indolakto Factory Jakarta,
4. Bapak Ustad Muhammad Syukron selaku Pembimbing Lapangan,
5. Bapak Suryo Winarno selaku Manager SHE PT. Indolakto Factory Jakarta,
6. Seluruh Staff SHE dan Karyawan PT. Indolakto Factory Jakarta,
7. Bapak Ir. Achmad Muhazir, MT selaku Dosen pembimbing dalam penyusunan
laporan kerja praktek ini,
8. Kedua Orang Tua, beserta adik yang telah memberikan dukungan moril serta
materiil kepada penulis selama penulisan laporan kerja praktek ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Industri Ubhara Jaya Angkatan 2010 yang telah
memberikan bantuan dan semangat kepada penulis selama penulisan laporan
kerja praktek ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
Semoga amal baik yang telah diberikannya mendapat imbalan yang setimpal
dari Allah swt. Amin .
v
Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya karena terdapat keterbatasan
pengetahuan penulis tentang masalah yang penulis sampaikan. Oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhirnya penulis berharap laporan ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, terutama untuk diri pribadi penulis.
Fitrah Wahyudi
vi
DAFTAR ISI
Cover ...................................................................................................................... i
Lembar Penilaian dari PT. Indolakto Factory Jakarta ........................................... ii
Lembar Penilaian dari Fakultas Teknik Industri .................................................... iii
Lembar Pengesahan ............................................................................................... iv
Kata Pengantar ....................................................................................................... v
Daftar Isi ................................................................................................................ vii
Daftar Gambar ....................................................................................................... x
Daftar Tabel ........................................................................................................... x
vii
2.9. Produk-produk yang dihasilkan .................................................................. 16
2.9.1. Susu Kental Manis (SKM) ................................................................... 16
2.9.2. Pasteurized Liquid Milk (PLM) .......................................................... 16
2.9.3. Susu Cair Indomilk (SCI) .................................................................... 16
2.9.4. Ultra High Temperature (UHT) ......................................................... 16
2.9.5. Susu Bubuk Full Cream ...................................................................... 17
2.9.6. Mentega atau Butter ............................................................................. 17
2.9.7. Ice Cream ............................................................................................ 17
viii
4.1.9. Penetapan Tanggungjawab dan wewenang.......................................... 32
4.1.10. Penunjukkan Management Representative .......................................... 33
4.1.11. Pengembangan Kompetensi yang diperlukan Personil, Baik Lewat
Pelatihan ataupun Cara lain ................................................................. 33
4.1.12. Penetapan dan Penerapan Prosedur untuk mengembangkan
Kesadaran K3 ....................................................................................... 34
4.1.13. Penetapan dan penerapan Prosedur Komunikasi Internal dan
Eksternal Terkait K3 ............................................................................ 35
4.1.14. Penetapan Prosedur untuk Mengembangkan Keterlibatan
Karyawan dan Konsultasi .................................................................... 35
4.1.15. Penyusuan Manual K3 ......................................................................... 36
4.1.16. Penetapan dan Penerapan Prosedur Pengendalian Dokumen .............. 36
4.1.17. Penetapan dan Penerapan Prodesur Untuk Mengidentifikasi
Keadaan Darurat .................................................................................. 36
4.1.18. Penetapan dan Pengujian Secara Berkala Prosedur-prosedur
Tanggap Darurat .................................................................................. 37
4.1.19. Penetapan dan Penerapan Prosedur Pemantauan dan Pengukuran
Kinerja K3............................................................................................ 37
4.1.20. Penetapan dan Penerapan Prosedur untuk Mengevaluasi
Pemenuhan dan Persyaratan terkait K3 ............................................... 38
4.1.21. Penetapan dan Penerapan Prosedur untuk Investigasi Insiden ............ 38
4.1.22. Penetapan Prosedur Tindakan Koreksi dan Pencegahan ..................... 38
4.1.23. Penetapan dan Penerapan Prosedur Pengendalian Catatan .................. 39
4.1.24. Penetapan dan Penerapan Prosedur Audit Internal K3 ........................ 39
4.1.25. Tinjauan Manajemen ........................................................................... 39
4.2. Rutinitas Selama Kerja Praktek ................................................................... 43
4.3. Tugas Selama Kerja Praktek ........................................................................ 43
ix
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Kapasitas Terpasang PT. Indolakto Factory Jakarta ................. 9
Tabel 4.1 25 Tahap Implementasi OHSAS 18001:2007
Pada SMK3 PT. Indolakto Factory Jakarta .......................................... 40
Tabel 4.2 Tabel Rutinitas dan Tugas selama Kerja Praktek ................................ 44
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
mempermudah integrasi sistem manajemen perusahaan.
Terdapat revisi definisi dan penambahan definisi baru pada istilah-istilah dasar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdapat pada OHSAS 18001:2007 yang membedakan
dari versi sebelumnya (OHSAS 18001:1999), seperti mengganti istilah “risiko yang dapat
ditoleransi” diganti menjadi “risiko yang dapat diterima”, makna kecelakaan dimasukkan
dalam definisi insiden, definisi potensi bahaya tidak lagi mencakup kerusakan properti
atau kerusakan lingkungan di tempat kerja, penambahan istilah “Evaluasi Kepatuhan” dan
sebagainya.
Sebagai salah satu industri terbesar yang bergerak di bidang pengolahan susu dan
makanan yang terbuat dari susu, PT. Indolakto Factory Jakarta sudah mendapatkan
sertifikat ISO sejak tahun 2000 hingga sekarang seperti ISO 22000, ISO 9001, ISO
14001, OHSAS 18001, serta mengikuti program PROPER yang digagas Kementerian
Lingkungan Hidup dengan predikat kedua (Hijau).
Oleh sebab beberapa uraian di atas, maka dipilihlah PT. Indolakto Factory
Jakarta sebagai objek pengamatan kerja praktek terhadap implementasi OHSAS
18001:2007 pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
diterapkannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
a. Mengintegrasikan pengetahuan teoritis ilmu-ilmu dasar dengan perilakunya
pada saat diterapkan di lapangan.
b. Mengetahui pola kerja dan perilaku pekerja profesional di lapangan, dengan
harapan dapat memiliki tambahan pengalaman dan wawasan.
c. Melatih disiplin dan tanggung jawab mahasiswa dalam dunia kerja.
d. Mendapatkan gagasan-gagasan baru yang dapat dijadikan topik tugas akhir.
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman, pengetahuan serta wawasan baru dalam bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Dapat membandingkan teori perkuliahan dengan dunia kerja perusahaan atau
industri yang sebenarnya.
c. Mendapatkan bahan referensi untuk melakukan penelitian terkait masalah
SMK3 berdasar OHSAS 18001:2007 yang berkaitan dengan industri
pengolahan susu.
3
1.5 Batasan Masalah
Dalam suatu penelitian ataupun pengamatan, untuk mencegah terlalu luasnya
materi pembahasan, maka perlu adanya suatu pembatasan masalah. Dalam penelitian
kerja praktek ini, juga terdapat batasan-batasan masalah, yaitu :
a. Penelitian kerja praktek hanya dilakukan di PT. Indolakto Factory Jakarta yang
beralamat di Jalan Raya Bogor KM 26,6 Gandaria – Jakarta Timur. Adapun plant
PT. Indolakto yang berada di Cicurug-Sukabumi, Pandaan-Jawa Tengah, dan
Purwosari-Jawa Tengah tidak termasuk dalam lingkup penelitian Kerja Praktek
ini.
b. Objek penelitian kerja praktek ini hanya berfokus pada Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) saja, adapun Subsistem Manajemen
Perusahaan PT. Indolakto Factory Jakarta lainnya seperti Sistem Manajemen
Lingkungan, Sistem Manajemen Kualitas, Sistem Manajemen Persediaan, Sistem
Manajemen Sumber Daya Manusia dan sebagainya tidak termasuk dalam
penelitian ini.
4
d. Studi pustaka,
yaitu pencarian referensi melalui penelusuran literatur dan sumber-sumber
informasi valid lainnya yang digunakan sebagai pelengkap dan perbandingan data
yang telah diperoleh serta mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan
di lapangan.
5
Infrastuktur dan Teknologi yang Diperlukan Untuk Penerapan SMK3,
Penetapan Tanggungjawab dan wewenang, Penunjukkan Management
Representative, Pengembangan Kompetensi yang diperlukan Personil, Baik
Lewat Pelatihan ataupun Cara lain, Penetapan dan Penerapan Prosedur untuk
mengembangkan Kesadaran K3, Penetapan dan penerapan Prosedur
Komunikasi Internal dan Eksternal Terkait K3, Penetapan Prosedur untuk
Mengembangkan Keterlibatan Karyawan dan Konsultasi, Penyusuan Manual
K3, Penetapan dan Penerapan Prosedur Pengendalian Dokumen, Penetapan dan
Penerapan Prodesur Untuk Mengidentifikasi Keadaan Darurat, Penetapan dan
Pengujian Secara Berkala Prosedur-prosedur Tanggap Darurat, Penetapan dan
Penerapan Prosedur Pemantauan dan Pengukuran Kinerja K3, Penetapan dan
Penerapan Prosedur untuk Mengevaluasi pemenuhan dan Persyaratan terkait
K3, Penetapan dan Penerapan Prosedur untuk Investigasi Insiden, Penetapan
Prosedur Tindakan Koreksi dan Pencegahan, Penetapan dan Penerapan
Prosedur Pengendalian Catatan, Penetapan dan Penerapan Prosedur Audit
Internal K3, dan Tinjauan Manajemen yang dilakukan PT. Indolakto Factory
Jakarta. Pada Bab ini berisi tentang aktivitas rutin yang penulis lakukan
selama pengamatan kerja praktek di PT. Indolakto Factory Jakarta sekaligus
tugas-tugas yang diberikan kepada penulis serta keterlibatan-keterlibatan
penulis pada beberapa program yang dilaksanakan oleh Departemen SHE PT.
Indolakto Factory Jakarta.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat penulis rangkum dari
pengamatan kerja praktek mengenai implementasi OHSAS 18001:2007 pada
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) PT. Indolakto
Factory Jakarta serta saran-saran sebagai usulan perbaikan ke depan dari sudut
pandang penulis.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada awal tahun 1968 diadakan pembelian sebidang tanah seluas 3 hektar
yang terletak di Gandaria, Jakarta Timur yang kemudian pada tanggal 1 Mei 1968
dimulai pengerjaan pembangunan pondasi untuk komplek pabrik modern dengan
luas bangunan 6.000 m2. Disana juga akan dibangun fasilitas kesejahteraan
karyawan berupa rumah ibadah dan pengeboran dua sumur dalam sebagai sumber
air. Menjelang akhir tahun 1968, selesailah pengerjaan konstruksi bangunan pabrik
lalu dilakukan pemasangan peralatan dan mesin-mesin pada yang dimulai
Desember 1968 sampai bulan Juni 1969 hingga akhirnya pabrik siap beroperasi.
7
DAIRYVILLE untuk memproduksi es krim merek “Peters”. Namun pada
perkembangannya PT. DAIRYVILLE diambil alih kepemilikkannya oleh investor
Jepang sehingga es krim “Peters” tidak diproduksi lagi dan diganti dengan merek
baru yaitu “Indomeiji Ice Cream”.
Selama lebih dari 25 tahun, PT. Indolakto dikenal sebagai produsen susu
bermutu internasional. Ragam produk PT. Indolakto kini mencakup SKM, PLM
kemasan karton, susu cair, es krim, susu steril hingga mentega. SKM merek
INDOMILK telah diimpor oleh berbagai negara seperti Malaysia, Singapura,
Bangladesh, Vietnam, Taiwan, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin.
8
Kapasitas terpasang yang dimiliki oleh PT. Indolakto saat ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel. 2. 1 Tabel Kapasitas Terpasang PT. Indolakto Factory Jakarta
(Sumber : PT.Indolakto Factory Jakarta)
No Unit Kapasitas Terpasang
1 Pengolahan Susu Cair 150 ton per hari
2 Spray Dryer 18 ton per hari
3 Pengemasan Susu Bubuk 43 ton per hari
9
Manfaat dan Keuntungan Bersama. Kegiatan PT. Indolakto
adalah berusaha untuk memperoleh manfaat dan keuntungan
bersama. PT. Indolakto didukung dan oleh karenanya PT.
Indolakto harus mendukung lingkungan diamana pun dia berada.
PT. Indolakto hidup dari dan karenanya harus melayani
pelanggannya. PT. Indolakto dijalankan oleh dan karenanya harus
menyejahterakan karyawannya. Pemasok, Distributor dan para
pengecer adalah mitra usahanya. Mereka berada di lahan yang
sama, karenanya harus senantiasa saling menjaga. PT. Indolakto
dilahirkan dan ditopang oleh para penyandang dana. PT.
Indolakto harus mampu membuat mereka merasa aman dan
nyaman.
10
- “H” berarti Healthy Food is Our Bussiness (Produk yang sehat adalah
bisnis kami).
11
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Indolakto
12
Kepala Divisi Quality management membawahi 3 (tiga) sub bagian, yaitu :
Quality Control (QC), Quality System (QS), dan Quality Assurance (QA). Bagian
QC bertugas melakukan pengawasan mutu dari bahan mentah hingga menjadi
produk siap edar. Bagian QC terdiri atas QC laboratorium dan QC Process. QC
laboratorium bertugas melakukan pengujian-pengujian di laboratorium sehingga
memastikan bahwa produk susu olahan PT. Indolakto aman dan berkualitas. QC
laboratorium terdiri dari Laboratorium Physchem dan laboratorium Mikrobiologi.
Laboratorium Psychem bertugas melakukan pengujian susu berdasarkan sifat-sifat
fisika dan kimia susu menurut Standar nasional Indonesia (SNI). Laboratorium
mikrobiologi bertugas melakukan pengujian kandungan mikroorganisme yang ada
di dalam susu. Sedangkan QA bertugas dalam standarisasi operasional baik
menurut Standar Dalam Negeri (SNI) atau Standar Luar Negeri (ISO 22000).
Sedangkan bagian QS menangani masalah kalibrasi data dan sistem yang
digunakan dalam pengujian-pengujian di laboratorium Quality Management.
13
2.6. Ketenagakerjaan
Karyawan yang bekerja di PT. Indolakto terdiri atas karyawan tetap dan
tidak tetap dan karyawan Over Time dan Karyawan Non-Over Time. Jumlah dan
jenis tenaga kerja di PT. Indolakto dibagi berdasarkan jenis pekerjaan yang ada
dalam perusahaan. Karyawan administrasi atau di kantor bekerja selama 8
(delapan) jam sehari yaitu jam 08.00 sampai dengan 16.30 selama 5 (lima) hari
kerja pada hari Senin hingga Jumat dan libur pada hari Sabtu dan Minggu.
Sedangkan bagi karyawan produksi, jam kerjanya digilir menurut shift. Ada tiga
shift yang berlaku di PT. Indolakto, yaitu shift pagi (06.30-15.00), shift siang
(14.30-23.00), dan shift malam (22.30-07.00) dengan waktu istirahat selama 30
menit. Pertukaran shift diatur minimal satu kali seminggu. Untuk pekerja wanita
yang mendapat shift siang harus dapat mendapat ijin dari orang tua atau suami.
Karyawan Over Time yang bekerja melebihi jam kerja yang ditetapkan
dihitung sebagai lembur. Upah lembur diberikan kepada pekerja berdasarkan
golongan pekerja dan hari lembur. Pada dasarnya kerja lembur harus melakukan
izin kepada atasannya dengan terlebih dahulu membuat Surat Perintah Kerja
Lembur (SPKL). Karyawan yang datang terlambat datang atau pulang terlalu cepat
akan mendapatkan penilaian yang menyebabkan terjadinya pemotongan upah.
Dalam satu bulan maksimal total keterlambatan atau selisih waktu kerja yang
seharusnya apabila karyawan pulang terlalu cepat adalah 240 menit.
Sistem pengajian di PT. Indolakto disesuaikan dengan pangkat dan jabatan
dalam perusahaan. Pembayaran untuk pekerja yang digaji secara bulanan dilakukan
setiap tanggal 28 dan pekerja yang digaji secara mingguan dilakukan setiap tanggal
10 dan tanggal 25. Setiap tahun karyawan mendapatkan 14 (empat belas) kali gaji,
yaitu 12 gaji bulanan, satu kali tunjangan hari raya dan satu kali bonus. Pesangon
diberikan kepada karyawan yang terkena PHK, pensiun, sakit yang tidak bisa
sembuh dan meninggal dunia.
Cuti diberikan selama 12 (dua belas) hari setelah satu tahun masa kerja.
Cuti tersebut tidak termasuk hari-hari istirahat dan hari raya resmi. Cuti hamil
diberikan selama tiga bulan dan cuti panjang selama 90 hari bila dalam 6 (enam)
tahun berturut-turut tidak mengambil cuti.
Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh PT. Indolakto untuk menjamin
kesejahteraan dan kehidupan sosial karyawan antara lain pelayanan kesehatan,
asuransi kesehatan, pengobatan, fasilitas antar-jemput, asuransi kerja, perlengkapan
karyawan seperti seragam, tutup kepala hingga sepatu dan pinjaman pendidikan
14
tanpa bunga. Tunjangan-tunjangan yang diberikan oleh PT. Indolakto kepada
karyawannya yaitu tunjangan makan di kantin, transportasi bagi karyawan non-
over time. Tunjangan lainnya adalah mendapatkan 3 (tiga) kaleng susu kental
manis (SKM) pada hari Jumat setiap minggu.
2.7. Recruitment
Recruitment atau penerimaan pegawai adalah suatu proses kegiatan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pegawai baru yang sesuai dengan jenis
pekerjaan serta berkualitas baik. Rekruitmen dilakukan untuk mengatasi
kekosongan suatu jabatan, biasanya terjadi apabila ada karyawan yang
mengundurkan diri atau salah satu bagian membutuhkan tenaga kerja.
Perekruitan tenaga kerja di PT. Indolakto didasarkan atas kebutuhan
masing-masing bagian. Perusahaan akan mengutamankan karyawan yang ada
terlebih dahulu. Apabila ada karyawan yang layak menduduki jabatan tersebut,
maka akan ditempatkan dan bila tidak ada karyawan yang memenuhi kriteria untuk
jabatan tersebut, maka akan dilakukan rekruitment dari luar perusahaan melalui
proses penerimaan tenaga kerja sesuai dengan aturan yang berlaku.
15
g. Dan pelatihan-pelatihan lainnya yang bertujuan untuk mengembangkan
karyawan PT. Indolakto.
16
kerusakan komponen gizi yang terkandung dalam susu, susu ini dikemas
dalam kaleng berukuran 400 ml.
17
BAB III
LANDASAN TEORI
18
bahan berbahaya maupun pada lingkungan yang berbahaya. Pada
umumnya alat-alat pelindung kerja kurang enak dipakai, terasa
mengganggu dan mengurangi efisiensi kerja. Tetapi demi keselamatan
kerja, perlu selalu ditekankan kepada para petugas mengenai pentingnya,
penggunaan alat-alat tersebut demi keselamatan.
19
a. Perilaku kerja yang tidak aman atau Unsafe Human Act (88%)
b. Kondisi yang tidak aman atau Unsafe Condition (10%)
c. Kondisi yang tidak dapat dihindarkan atau Unavoidable (2%)
20
3. Keadaan Kerja Sendiri
Kesalahan-kesalahan akibat human factor sehingga mengakibatkan
terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh :
a. Sikap yang tidak wajar, seperti terlalu berani, kurang sabar,
kelalaian, melamun, tidak menghiraukan instruksi, tidak memakai
alat pelindung diri perorangan dan tidak mau kerja sama.
b. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu seperti
kesalahan dalam pelatihan awal, tidak mendapatkan pelajaran
mengenai pekerjaannya, belum cukup dalam pelatihan, terlalu baru
dalam menghadapi pekerjaan, salah mengerti instruksi dan tidak
melaksanakan Standar Operating Procedure (SOP).
c. Kurang sehat fisik mental, seperti terdapat cacat pada badan,
penyakit ayan atau epilepsi yang diidap dan reaksi yang lambat.
21
3. Bahaya primer (Primary Hazards) yaitu bahaya yang langsung
menjadi sebab timbulnya cedera bahkan kematian, kerugian
materi dan waktu kerja. (Anonim, 2002).
22
8. Pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi terkait dengan
penerapan K3L.
23
Manfaat dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 05.Men/96 adalah :
1. Bagi Perusahaan :
a. Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap peraturan
perundangan di bidang K3,
b. Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan manajemen dalam
rangka meningkatkan kinerja SMK3,
c. Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian serta kekurangan
dari penerapan SMK3,
d. Mengetahui kinerja K3 di perusahaan,
e. Meningkatkan image perusahaan yag pada akhirnya akan
meningkatkan daya saing perusahaan,
f. Meningkatkan kepedulian dan pengetahuan karyawan mengenai
K3 yang juga akan meningkatkan produktifitas perusahaan,
g. Terpantaunya bahaya dan resiko di perusahaan,
h. Penanganan berkesinambungan terhadap resiko yang ada di
perusahaan,
i. Mencegah kerugian yang lebih besar kepada perusahaan,
j. Pengakuan terhadap kinerja K3 di perushaan atas pelaksanaan
SMK3.
2. Bagi Pemerintah :
a. Sebagai salah satu alat untuk melindungi hak karyawan di bidang
K3,
b. Meningkatkan mutu kehidupan bangsa dan image bangsa di forum
internasional,
c. Mengurangi angka kecelakaan kerja sekaligus akan meningkatkan
produktifitas kerja atau nasional,
d. Mengetahui tingkat penerapan terhadap peraturan perundangan.
24
3. Peraturan Menteri No. Per. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Peraturan perundangan lainnya yang berkaitan dengan Peraturan
Menteri tersebut.
25
Terdapat revisi definisi dan penambahan definisi baru pada istilah-istilah
dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdapat pada OHSAS 18001:2007 yang
membedakan dari versi sebelumnya (OHSAS 18001:1999), seperti mengganti
istilah “risiko yang dapat ditoleransi” diganti menjadi “risiko yang dapat diterima”,
makna kecelakaan dimasukkan dalam definisi insiden, definisi potensi bahaya tidak
lagi mencakup kerusakan properti atau kerusakan lingkungan di tempat kerja,
penambahan istilah “Evaluasi Kepatuhan” dan sebagainya.
26
g. Penggabungan sub-klausul 4.3.3 dan 4.3.4,
h. Persyaratan baru dimunculkan mengenai pertimbagan hirarki
pengendalian sebagai bagian dari perencanaan K3,
i. Manajemen perubahan sekarang dibahas lebih eksplisit,
j. Perubahan klausul baru mengenai evaluasi pemenuhan,
k. Penambahan persyaratan baru tentang partisipasi dan konsultasi,
l. Penambahan persyaratan baru tentang penyelidikan insiden.
27
1. Membuat kebijakan K3,
2. Membentuk tim K3,
3. Pelatihan dasar K3,
4. Mengidentifikasi dan menilai resiko bahaya,
5. Menetapkan pengendalian operasional,
6. Menetapkan dan menerapkan prosedur untuk mengidentifikasi
persyaratan-persyaratan K3,
7. Menetapkan sasaran dan program,
8. Menyediakan infrastruktur dan teknologi yang diperlukan untuk
penerapan sistem manajemen K3,
9. Menetapkan tanggung jawab dan wewenang,
10. Menunjuk Management Representative (MR),
11. Mengembangkan kompetensi yang diperlukan personil, baik lewat
pelatihan ataupun cara lain,
12. Menetapkan dan menerapkan prosedur untuk mengembangkan
kesadaran K3,
13. Menetapkan dan menerapkan prosedur komunikasi internal dan
eksternal terkait K3,
14. Menetapkan prosedur untuk mengembangkan keterlibatan karyawan
dan konsultasi,
15. Penyusunan manual K3,
16. Menetapkan dan menerapkan prosedur pengendalian dokumen,
17. Menetapkan dan menerapkan prosedur untuk mengidentifikasi
keadaan darurat,
18. Menetapkan dan menguji secara berkala prosedur-prosedur tanggap
darurat,
19. Menetapkan dan menerapkan prosedur pemantauan dan pengukuran
kinerja K3,
20. Menetapkan dan menerapkan prosedur untuk mengevaluasi
pemenuhan persyaratan-persyaratan terkait K3,
21. Menetapkan dan menerapkan prosedur untuk investigasi insiden,
22. Menetapkan prosedur tindakan koreksi dan pencegahan,
23. Menetapkan dan menerapkan prosedur pengendalian catatan,
24. Menetapkan dan menerapkan prosedur audit internal K3, dan
25. Melakukan tinjauan manajemen.
28
BAB IV
ANALISIS DAN INTERPRETASI
29
dalam identifikasi dan penilaian resiko bahaya, aspek-aspek keselamatan
yang relevan dengan aktifitas PT. Indolakto. Semua kebutuhan akan
pelatihan-pelatihan terkait pengembangan Tim K3 di PT. Indolakto diatur
oleh SHE Corporate PT. Indolakto pada tiap pelaksaannya. Prosedur ini
telah ditetapkan dan diberlakukan efektif mulai tanggal 1 september 2010
bernomor dokumen SOP.SMK3L.005.
30
akan memilih untuk menghilangkan resiko tersebut dengan menghilangkan
proses atau kegiatan yang memiliki resiko tinggi. Tetapi apabila tidak
memungkinakan maka PT. Indolakto berupaya mengendalikan resiko
tersebut dengan melakukan substitusi, rekayasa teknologi, kebijakan-
kebijakan atau dengan pilihan terakhir yaitu penggunaan alat pelindung diri
(APD) bagi karyawan-karyawan yang terkait pada pekerjaan beriko tinggi
tersebut. Pengendalian operasional terhadap potensi bahaya tersebut juga
disusun pada dokumen HIRA (Hazard Identification & Risk Assessment).
Beberapa prosedur ini telah ditetapkan dan diberlakukan efektif mulai
tanggal 1 september 2010 seperti Prosedur Pengendalian LOTO yang
bernomor dokumen SOP.SMK3L.023, Prosedur Pengendalian APD yang
bernomor dokumen SOP.SMK3L.024, Prosedur Pengendalian Alat Angkat
dan Angkut yang bernomor dokumen SOP.SMK3L.019.
31
e. Kesesuaian pemeliharaan peralatan listrik dengan jadwal,
f. Kesesuaian pemeriksaan alat pemadam ringan (APAR) dan
sebagainya.
32
a. Mengorganisasikan pekerjaan di departemennya dan menjamin
pekerjaan dilakukan dengan cara yang aman,
b. Berkonsultasi dengan karyawan terkait masalah-masalah K3,
c. Memeriksa dan menyetujui aturan-aturan terkait K3,
d. Merencanakan peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin
keselamatan kerja,
e. Menjadi anggota dalam komite K3,
f. Memimpin dengan memberi contoh.
33
d. Pengetahuan dan skill untuk melakukan pekerjaan yang mempunyai
resiko bahaya, sesuai dengan prosedur atau kontrol operasional yang
ditetapkan, untuk personil yang melakukan pekerjaan tersebut.
e. Pengetahuan dan skill untuk penanggulangan kondisi darurat,
f. Pengetahuan tentang persyaratan-persyaratan K3 yang berlaku,
untuk satu atau beberapa orang yang bertanggung jawab untuk
mengevaluasi pemenuhan persyaratan-persyaratan tersebut.
Prosedur ini telah ditetapkan dan diberlakukan efektif mulai tanggal
1 september 2010 bernomor dokumen SOP.SMK3L.005. Matriks training
SHE yang diberikan kepada para personil atau karyawan PT. Indolakto
dilampirkan pada akhir laporan ini.
34
4.1.13. Penetapan dan Penerapan Prosedur Komunikasi Internal Dan
Eksternal Terkait K3
Persyaratan ini similar dengan ISO 14001 (Sistem Manajemen
Lingkungan). PT. Indolakto telah menentukan berbagai masam cara untuk
mengkomunikasikan hal-hal terkait K3 ke internal organisasi. Misalnya,
penggunaan SHE Performance Board, poster, spanduk untuk menyebarkan
informasi tentang kinerja sistem manajemen K3. Komunikasi dengan pihak
eksternal PT. Indolakto terkait K3 pun juga telah diatur. Misalnya, dengan
pemberian safety induction kepada kontraktor, karyawan baru, dan tamu
yang memasuki wilayah PT. Indolakto. Prosedur ini telah ditetapkan dan
diberlakukan efektif mulai tanggal 1 september 2010 bernomor dokumen
SOP.SMK3L.007.
35
Persyaratan tentang keterlibatan dan konsultasi dimaksudkan agar kedua
pihak saling memahami kedua kecenderungan tersebut.
36
4.1.18. Penetapan dan Pengujian Secara Berkala Prosedur-Prosedur
Tanggap Darurat
Setelah PT. Indolakto mengidentifikasi kondisi darurat apa saya
yang mungkin terjadi, selanjutnya PT. Indolakto merancang rencana tanggap
darurat. Siapa harus melakukan apa pada saat kondisi darurat terjadi dan
bagaimana melakukannya. Prosedur ini disimulasikan PT. Indolakto secara
berkala untuk memelihara kesiapan setiap personil dan karyawan PT.
Indolakto dalam menghadapi kondisi darurat sekaligus untuk menguji
apakah prosedur dapat berjalan dengan baik atau tidak, apakah prosedur
perlu diperbaiki atau tidak, apakah perlu adanya perubahan dalam
pengaturan peralatan yang diperlukan atau tidak dan sebagainya. PT.
Indolakto telah menetapkan beberapa WI (Work Instruction) sesuai keadaan
darurat yang dihadapi sekaligus membentuk tim gawat darurat seperti
dibentuknya Tim Balakar (Bencana Alam dan Kebakaran). Susunan Tim
Balakar tersebut dapat dilihat di lembar lampiran pada akhir laporan ini.
37
ini telah ditetapkan dan diberlakukan efektif mulai tanggal 1 september 2010
bernomor dokumen SOP.SMK3L.030.
38
dan pencegahan yaitu pada Tahap identifikasi non-conformities. Prosedur ini
dapat disatukan dengan prosedur yang sudah ada dalam sistem manajemen
mutu, dengan pengubahan lingkup dan penambahan dalam tahap identifikasi
masalah. Dalam tindakan koreksi terkait 'nonconformities' di sistem
manajemen K3, salah satu identifikasi masalah adalah terkait dengan proses
investigasi kecelakaan. Prosedur ini telah ditetapkan dan diberlakukan
efektif mulai tanggal 1 september 2010 bernomor dokumen
SOP.SMK3L.027.
39
kinerja sistem, kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dan sebagainya.
Persyaratan tentang tinjauan manajemen juga similar dengan persyaratan
dengan judul yang sama dalam ISO 9001 dan ISO 14001.
Yang menarik dalam OHSAS 18001:2007 adalah bahwa pihak
manajemen juga harus mengetahui bukti-bukti hasil dari partisipasi dan
konsultasi. Ini semacam penegasan bahwa partisipasi dan konsultasi atau
pertukaran ide dan gagasan antar karyawan PT. Indolakto dan pihak
manajemen PT. Indolakto penting sekali dalam penerapan sistem manajemen
K3. Prosedur ini telah ditetapkan dan diberlakukan efektif mulai tanggal 1
september 2010 bernomor dokumen SOP.SMK3L.033.
Diatur oleh
SOP.
3 Pelatihan Dasar K3 1 September 2010 SHE
SMK3L.005
Coorporate
Diupdate
Pengidentifikasian berkala setiap
SOP.
4 dan Penilaian 1 September 2010 terdapat
SMK3L.001
Resiko Bahaya penemuan
baru.
SOP. Pengedalian
Penetapan SMK3L.023 LOTO,
5 Pengendalian 1 September 2010
Operasional SOP. APD dan
SMK3L.024
40
SOP. Alat Angkat &
SMK3L.019 Angkut
Penetapan dan
Penerapan Prosedur Didapat
Untuk F.SMK3L.00 melalui media
6 Mei – Oktober 2011
Mengidentifikasi 4 (Rev.000) online, buku-
Persyaratan- buku, dsb
persyaratan K3
Form
Penetapan Sasaran
7 F.SMK3L.00 Mei – Oktober 2011 -
dan Program
3 (Rev.000)
Ketersediaan Beberapa
Infrastuktur dan sarana
8 Teknologi yang - - penunjang
Diperlukan Untuk belum menjadi
Penerapan SMK3 perhatian.
Terdapat PJ tidak benar2
Penetapan
penanggung Terakhir Revisi pada mengerti tugas
9 Tanggungjawab
jawab K3 September 2012 & tanggung
dan wewenang
area. jawabnya.
Samahalnya
Factory
Penunjukkan dengan MR
Manager
10 Management Oktober 2011 pada Sistem
bertindak
Representative Manajemen
sebagai MR.
Mutu
Pengembangan
Kompetensi yang
Matriks
diperlukan
SOP.SMK3L Training VS
11 Personil, Baik 1 September 2010
.005 Personil
Lewat
dilampirkan
Pelatihan ataupun
Cara lain
Penetapan dan DOR (Daily
Belum
Penerapan Prosedur Operational
dilakukan
12 untuk Review), -
secara
mengembangkan BBS, Safety
Optimal.
Kesadaran K3 Meeting
Penetapan dan SHE
penerapan Prosedur Performance
Komunikasi SOP.SMK3L Board
13 1 September 2010
Internal dan .005 dipampang di
Eksternal Terkait gerbang
K3 masuk.
Penetapan Prosedur Belum
untuk SOP.SMK3L dilakukan
14 1 September 2010
Mengembangkan .007 secara
Keterlibatan Optimal.
41
Karyawan dan
Konsultasi
Penetapan dan
Dibantu oleh
Penerapan Prosedur SOP.SMK3L
16 1 September 2010 Staf SHE
Pengendalian .008
Coorporate.
Dokumen
Penetapan dan
Penerapan Prodesur
SOP.SMK3L
17 Untuk 1 September 2010 -
.026
Mengidentifikasi
Keadaan Darurat
Penetapan dan
Pengujian Secara
F.SMK3L.03
18 Berkala Prosedur- Mei 2011 Terjadwal
7 (Rev.000)
prosedur
Tanggap Darurat
SHE
Penetapan dan
Performance
Penerapan Prosedur
SOP.SMK3L Board
19 Pemantauan dan 1 September 2010
.030. dipampang di
Pengukuran Kinerja
gerbang
K3
masuk.
Penetapan dan
Penerapan Prosedur
untuk
SOP.SMK3L
20 Mengevaluasi 1 September 2010 -
.028
Pemenuhan dan
Persyaratan terkait
K3
Penetapan dan Form-form
Penerapan Prosedur SOP.SMK3L yang
21 1 September 2010
untuk Investigasi .029 digunakan
Insiden terlampir.
CAR
(Corrective
Action
Penetapan Prosedur
SOP.SMK3L Request) dari
22 Tindakan Koreksi 1 September 2010
.027 Auditee
dan Pencegahan
sebelumnya
belum
terlaksana.
42
Berkas-berkas
Penetapan dan
belum rapi
Penerapan Prosedur SOP.SMK3L
23 1 September 2010 karena lemari
Pengendalian .008
penyimpanan
Catatan
belum tersedia.
Dilakukan
setiap minggu
Tinjauan SOP.SMK3L
25 1 September 2010 sebagai
Manajemen .033
laporan
mingguan.
43
Berikut beberapa tugas dan keterlibatan penulis pada saat melakukan kerja
praktik di PT. Indolakto Factory Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini.
44
lingkungan PT.
Indolakto Factory
Jakarta
SHE Performance
Board adalah suatu
alat yang
- Pembimbing
digunakan untuk
Pembuatan Lapangan,
mengukur dan Minggu
Design SHE - Manager
3 memantau kinerja Kedua Masa
Performance Engineering,
departemen SHE Kerja Praktik
Board - Factory
yang dipampang di
Manager,
depan pintu masuk
PT. Indolakto
Factory Jakarta.
Plant Tour adalah
kegiatan berkeliling
untuk melihat - Staf SHE,
Minggu
Plant Tour Dept. gambaran umum - Manager
4 Ketiga Masa
Powder proses produksi Department
Kerja Praktik
pada departemen Powder,
Powder secara
langsung.
Safety Briefing
adalah kegiatan
membahas Minggu - Pembimbing
masalah-masalah Keempat Lapangan,
5 Safety Briefing
seputar K3 serta Masa Kerja - Kontraktor,
pemecahan Praktik - Karyawan
masalah-masalah
taktis.
Menjadi asistant Minggu
Assistance pada tutor pada training Ketiga dan
- Tutor BBS,
6 Behaviour Based sosialisasi Keempat
- Karyawan,
Safety Training Behaviour Based Masa Kerja
Safety. Praktik
45
Menjadi asistant
tutor pada Safety
Induction untuk
beberapa kontraktor
- Tutor Safety
baru ataupun
Assistance pada Setiap Induction,
7 karyawan yang
Safety Induction Minggu - Kontraktor,
bekerja di
- Karyawan.
lingkungan PT.
Indolakto Factory
Jakarta
Materi Persiapan
Penyusunan sebelum diaudit
materi presentasi dan diverifikasi Minggu
- SHE Manager,
8 Industri Hijau PT. oleh Departemen Ketiga Masa
Indolakto Factory Perindustrian Kerja Praktik
Jakarta mengenai Industri
Hijau
- Factory
Menjadi asistant
Manager,
pemberian
- SHE Manager,
Assistance pada presentasi Industri Minggu
- Auditee
Verifikasi Industri Hijau PT. Indolakto Keempat
9 Departemen
Hijau Departemen Factory Jakarta Masa Kerja
Perindustrian,
Perindustrian kepada Auditee Praktik
- Manager HRD,
dari Departemen
- Manager
Perindustrian
Engineering,
Papan kontraktor
ini digunakan untuk
mendata pekerja
Minggu - Pembimbing
Membuat Papan kontraktor setiap
10 Kelima Masa Lapangan,
Kontraktor hari sebelum
Kerja Praktik - Staf SHE.
memulai
melakukan
pekerjaannya,
46
terkait berapa
jumlah personil
yang hadir,
kelengkapan APD,
rencana kerja, dsb.
Frequency Rate
adalah tingkat
Perhitungan kekerapan
Frequency Rate terjadinya
dan Severity Rate kecelakaan, Minggu
- Kadiv SDM,
kecelakaan PT. sedangkan Severity Keempat dan
11 - Pembimbing
Indolakto Factory Rate adalah tingkat Kelima Masa
Lapangan,
Jakarta periode keparahan Kerja Praktik
Juli – September terjadinya
2013 kecelakaan tersebut
pada periode
tertentu.
Sebagai upaya
mengingatkan para
Pembuatan karyawan PT.
Setiap - Pembimbing
Desain Spanduk, Indolakto Factory
Minggu Lapangan,
12 Poster dan Jakarta akan
Masa Kerja - Segenap
Signing mengenai pentingnya
Praktik Karyawan.
K3 Keselamatan setiap
melakukan
pekerjaan
Penulis menjadi
tutor safety
Menjadi Tutor induction kepada
Minggu - Kontraktor
Safety Induction kontraktor yang
13 Ketiga Masa yang
untuk beberapa bergabung dan
Kerja Praktik bersangkutan,
kontraktor baru. memulai pekerjaan
di PT. Indolakto
Factory Jakarta
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari gambaran-gambaran yang telah ditulis pada bab-bab sebelumnya, maka
dari pengamatan kerja praktek ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
a. Pada awal mulai beroperasinya pada tahun 1969 sampai dengan tahun 2008
(sebelum bergabung dengan group Indofood CBP), PT. Indolakto Factory
Jakarta belum memperhatikan hal-hal terkait safety secara konsisten. Ini
melahirkan budaya kerja tidak safety diantara para pekerja dan banyak
terjadi kecelakaan kerja yang menyebabkan kerugian berupa kecacatan fisik
maupun penyakit akibat kerja yang berdampak buruk bagi para pekerjanya.
b. Dalam usianya yang masih sangat muda, Departemen SHE PT. Indolakto
Factory Jakarta telah berhasil memenuhi tahapan-tahapan yang harus
dilakukannya dalam menerapkan OHSAS 18001:2007 pada Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerjanya, mulai dari pembentukkan
kebijakan K3 oleh Top Management, pembentukkan tim K3, Tim Gawat
Darurat, adanya prosedur-prosedur yang mengatur kegiatan perusahaan
secara total dari sudut pandang K3, pendokumentasian berkas-berkas K3,
penetapan sasaran dan program K3, penunjukkan management
representative pengidentifikasian potensi bahaya di seluruh kawasan
kerjanya, audit internal dan eksternal, hingga tinjauan manajemen terkait
program-progam K3 yang telah dicanangkan sebelumnya. Meskipun ada
beberapa tahapan yang kurang optimal dari sudut pandang penulis yaitu
mengenai ketersediaan infrastruktur, sarana, prasarana, teknologi dan
fasilitas penunjang lainnya untuk Departemen SHE PT. Indolakto Factory
Jakarta.
c. PT. Indolakto Factory Jakarta telah diaudit mengenai implementasi OHSAS
18001:2007 oleh pihak eksternal yaitu PT. SGS Indonesia pada 4 Juli 2011
yang kemudian melaporkan hasil audit tersebut yang berisi beberapa
penemuan ketidaksesuaian (uncomfortmity) minor yang masih harus
diperbaiki PT. Indolakto Factory Jakarta. Sertifikat Implementasi OHSAS
18001:2007 yang dikeluarkan PT. SGS Indonesia bernomor ID11/01815
48
berlaku untuk 3 (tiga) tahun sampai dengan 4 Juli 2014. Kopi sertifikat
tersebut terdapat pada lembar lampiran pada akhir laporan ini.
5.2. Saran
Adapun beberapa saran yang bisa penulis berikan sebagai usulan perbaikan
terhadap pencapaian Departemen SHE PT. Indolakto Factory Jakarta adalah :
a. Dilakukan kembali secara intensif dan berkala pelatihan-pelatihan K3 yang
diselenggarakan untuk segenap karyawan PT. Indolakto Factory Jakarta
guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya K3 dalam melakukan
pekerjaan.
b. Ditetapkannya segenap manajerial, penanggungjawab area dan supervisor
PT. Indolakto Factory Jakarta sebagai teladan dalam pelaksanaan K3 agar
kebijakan K3 agar benar-benar dipahami oleh seluruh karyawan
dibawahnya.
c. Ditingkatkannya konsolidasi, komunikasi dan koordinasi kepada sesama
staff SHE dan bagian terkait dalam menjalankan misi Zero Accident PT.
Indolakto Factory Jakarta.
d. Dilengkapinya fasilitas-fasilitas sekaligus sarana dan prasarana yang
dibutuhkan Departemen SHE dalam menjalankan setiap tugas serta
peningkatan kinerjanya.
49
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) disertai dengan Peraturan
Perundangan terkait. Bandung. Nuansa Aulia.
http://www.producao.ufrgs.br/arquivos/disciplinas/103_ohsas_18001_2007_ing.pdf
http://www.ibrosys.com/manajemen-k3/72-menerapkan-ohsas.html.
50