Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SMPN 3 LELES
TAHUN 2018
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Illahi Rabbi atas segala limpahan Rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Guna memenuhi
tugas Sekolah.
Terima kasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah saya kali ini terutama kepada Pemandu Makalah yang telah banyak
membantu dalam penyusunan kali ini
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kepada Pembaca saya meminta masukannya demi perbaikan
dalam pembuatan makalah saya selanjutnya dan mengharapkan kritik serta saran yang
dapat membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya lebih baik lagi .
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Mengetahui apa saja kekerasan dan penganiayaan yang terjadi terhadap anak
Mengetahui dampak dan akibat dari kekerasan dan penganiayaan yang terjadi terhadap anak-
anak
Mengetahui berapa kasus kekerasan dan penganiayaan yang telah terjadi di indonesia
Mengetahui ciri-ciri anak yang menjadi tindak kekerasan dan penganiayaan
Dapat mencegah kekerasan yang terjadi pada anak di bawah umur ?
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri-ciri anak yang telah mengalami tindak kekerasan fisik dapat dilihat dari Luka yang
terdapat pada tubuh anak. Jika terdapat Luka yang tidak jelas di sebabkan karna apa,anak
mulai terlihat diam tak memberi penjelasan terhadap luka yang di dapatinya atau lukanya
tidak sesuia dengan cerita yang di berikan atau dengan perkembangan anak,kecurigaan harus
dilaporkan.Ketika anak sakit atau terluka, orang tua akan membawa mereka secepatnya untuk
diperiksa. Terlambatnya mencari pertolongan medis meningkatkan kecurigaan ke arah
penganiayaan atau penelantaran. Memar adalah gejala yang paling sering ditemukan pada
child abuse dan dapat ditemukan di berbagai tempat di permukaan tubuh. Memar yang tidak
disengaja, dari trauma benturan adalah yang paling sering ditemukan pada permukaan yang
tipis di atas tulang seperti tulang kering, lengan bawah, dagu, dan alis. Memar pada bokong,
punggung, genitalia, telinga, dan telapak tangan lebih jarang disebabkan karena kecelakaan.
Anak dapat diracuni, dipukul, dibenturkan, dibakar, digigit, dicakar, atau ditusuk. Dari
bentuk, kedalaman dan tipe luka dapat diketahui obyek yang digunakan. Tongkat, ikat
pinggang, tangan, atau alat lain meninggalkan tanda yang spesifik. Memar yang baru
biasanya berwarna biru, atau merah-keunguan. Memar yang sudah lama berwarna kuning,
hijau, atau coklat. Memar dengan warna yang beragam di permukaan tubuh yang sama
biasanya tidak sesuai dengan satu kejadian. Kulit yang gelap menyamarkan memar.
Tanda anak yang diabaikan (neglect) dapat berupa anak yang sering absen dari sekolah,
mencuri atau mengemis makanan atau uang, atau kurang terpenuhinya kebutuhan perawatan
gigi serta imunisasi. Anak juga sering terlihat kotor, bau, dan merokok. Pada orang tua dapat
terlihat orang tua yang depresi, berperilaku aneh atau irasional, merokok, atau menggunakan
obat-obatan.
Pada anak perlu dipikirkan mengalami pelecehan seksual (sexual abuse) jika terdapat
perilaku seksual, gangguan tidur, timbul fobia, prestasi sekolah menurun, enuresis
(mengompol), atau enkopresis (BAB tidak pada tempatnya). Anak juga dapat mengeluh
nyeri, gatal, kemerahan, adanya sekret, atau perdarahan. Adanya kutu pada bulu mata juga
perlu dicurigai adanya sexual abuse. Bila dijumpai tanda dan gejala seperti itu, segera
periksakan ke dokter dan mencari pertolongan segera.
2.5 MENCEGAH TERJADINYA KEKERASAN TERHADAP ANAK-ANAK DI BAWAH
UMUR
Kekerasan yang terjadi Biasanya dilakukan oleh orang tua atau pengasuh anak yang
memiliki emosional tinggi dan masalah-masalah lainnya sehingga kekerasan pada anak
merupakan tindakan pelampiasan terhadap masalah yang tengah di hadapinya.untuk
menghindarinya dan mengontrol emosi dapat dilakukan cara terlebih dahulu yaitu :
Luangkan waktu untuk diri sendiri.meluangkan waktu adalah cara tepat untuk mengontrol
emosi yang meluap.luangkanlah waktu untuk tenang sejenak dan usahakan jangan timpakan
persoalan pada anak.
Berpikirlah sebelum bertindak. Berfikir dengan pikiran jernih akan membantu anda dalam
melakukan berbagai tindakan yang di rasa akan berakibat buruk.
Minta bantuan orang lain.Meminta bantuan orang lain atau saudara yang memahami tahapan
perkembangan anak dan dapat di percaya dapat membantu anda dalam memahami dan
mengasuh anak.
Perhatikan acara televisi dan games yang anak Anda lihat. Maraknya film kekerasan dan
program TV dapat membahayakan dan mempengaruhi mereka.
Upaya mencegah kekerasan terhadap anak, perhatikan:
Aktiflah di komunitas Anda dan kenalilah tetangga Anda. Tawarkan uluran tangan untuk
mengurus anak-anak akan sangat membantu orang tua lepas dari ketegangan.
Menjadi relawan pencegahan kekerasan anak
Memahami dan mengetahui gejala atau ciri-ciri anak yang mengalami tindak kekerasan fisik
maupun kekerasan emosional.
Laporkan jika Anda melihat kekerasan pada anak atau pengabaian anak.
Jika Anda memiliki alasan mempercayai bahwa anak telah mengalami kekerasan,
laporkanlah kepada polisi.
Jangan mudah percaya terhadap sikap orang-orang terdekat anak,usahakan sedikit menjaga
jarak anak dengan orang lain terutama orang-orang yang tak di kenal anak.
Memberi pendidikan kepada anak mengenai sikap –sikap yang baik dan perlunya
pengarahan terhadap anak agar tidak sembarangan percaya ke pada orang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Anak merupakan anugrah dan titipan. Menjaga dan mendidik anak merupakan tugas
utama para orangtua. Banyak anak yang telah menjadi korban dari kekerasan dan
penganiayaan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan emosional. Kekerasan fisik dan
kekerasan emosional biasanya dilakukan oleh orang-orang terdekat sang anak baik
orangtua,tetangga, teman bermain yang terbilang lebih tua bahkan orang yang tak dikenal.
Kekerasan yang di dapat sorang anak terutama anak-anak di bawah umur biasanya
menyebabkan beberapa dampak negatif bagi sang anak seperti memar akibat
pukulan,tendangan,tinju, dan lain-lain yang di sebabkan oleh kekerasan fisik,dan kekerasan
emosional seperti gangguan kejiwaan,selalu merasa takut dan menjaga jarak kepada
oranglain.
Anak-anak yang mengalami kekerasan biasanya malu dan takut untuk mengungkapkan
kekerasan yang di dapatinya,untuk mengetahui ciri-ciri anak –anak yang telah mengalami
kekerasan dapat dilihat dari bekas luka yang di dapatinya dan tak wajar, selain itu juga dari
sikap anak yang tiba-tiba berubah menjadi pendiam,takut,sering mengigau dan selalu
menjaga jarak terhadap orang-orang yang biasa dekat dengannya.
Cara untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak yaitu dengan tidak
sembarangan mempercayai orang lain, melaporkan tindakan mencurigai jika yakin bahwa
tindakan tersebut merupakan tindakan kekerasan, mengetahui ciri-ciri anak yang telah
terkena dampak dari kekerasan sehingga bisa lebih waspada,selain itu memberi arahan yang
mudah di mengerti oleh anak untuk tidak terlalu percaya pada orang lain dan jika di
rasakannya tindakan kekerasan maka laporkan tindakan yang di dapatinya kepada kedua
orangtua,sehingga orang tua dapat mengambil tindakan atas kekerasan yang terjadi.
Daftar Pustaka
Palupi , A.. (2014,07 Mei). “Indonesia Darurat Kekerasan pada Anak”. Harian
Kompas[online].Tersedia:http://nasional.kompas.com/read/2014/05/07/0527140/Indonesia.D
arurat.Kekerasan.pada.Anak [29 Mei 2014]
Rini,S. ( 2014,30 April). ”Bagaimana Mencurigai Tindak Kekerasan pada Anak (Child
Abuse)”. Tersedia:http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/bagaimana-
mencurigai-tindak-kekerasan-pada-anak-child-abuse.html [29 Mei 2014]
http://beritakaltara.com/?p=2153
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan_terhadap_anak
http://anakbersinar.com/news/detail/id/122/Mencegah-Tindakan-Kekerasan-Terhadap-
Anak.html