- Iodin (berat atom 126,9 g/atom) adalah mikronutrien yang dibutuhkan untuk sintesis hormon tiroid (jurnal 21). - Sumber utama iodin berasal dari makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari seperti roti, susu garam dapur, dan makanan laut. - Iodin memiliki banyak kegunaan. Selain pada makanan, iodin juga digunakan sebagai disinfektant/pembersih, zat memurnikan air, agen diagnostik dan terapetik medis seperti obat penyakit tiroid (ATSDR). - Iodin dapat menyebabkan keracunan jika berlebihan. Kadar yang dianggap berlebihan adalah >300 g pada anak-anak dan orang dewasa, serta >500 g pada ibu hamil (jurnal 21). B. Patofisiologi Iodin bisa masuk ke dalam tubuh melalui beberapa rute yaitu, secara ingesti oral, inhalasi, melalui kulit, injeksi langsung ke dalam darah. Absorpsi iodin terjadi di usus halus melalui transpor klorida Cl-/HCO3. Hampir semua iodin yang masuk ke dalam tubuh dengan cepat masuk ke kelenjar tiroid, kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon tiroid yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan metabolisme tubuh. Iodin dikeluarkan dari tubuh melalui urin, keringat dan ASI. Mekanisme kelebihan iodin menimbulkan hipotiroid dan hipertiroid belum sepenuhnya dipahami. Kelebihan iodin diduga menghambat iodinasi tiroglobulin di kelenjar tiroid dan menghambat pelepasan T4 dna T3. Kedua efek tersebut merangsang pelepasan TSH di kelenjar pituitary sehingga terjadi peningkatan TSH serum. Mekanisme yang menimbulkan hipertiroid biasanya terjadi pada pengobatan defisiensi iodium kronis, terjadi proliferasi kelenjar tiroid yang mendorong perkembangan nodul tiroid kurang responsif terhadap regulasi pelepasan tiroid. Kelebihan odium dalam kondisi ini, menghasilkan produk hormon yang meningkat atau tidak teratur. Mekanisme toksisitas pada keadaan konsumsi dalam dosis sangat tinggi akibat terjadi cedera kimia langsung pada saluran gastrointestinal, termasuk kehilangan cairan dan elektrolit akibat perpindahan cairan ekstrasel secara akut dalam volume yang sangat besar sehingga terjadi syok dan efek sistemik yang meluas dan menimbulkan kematian. C. Diagnosis 1. Manifestasi klinis - Keracunan atau kelebihan iodin didiagnosis dengan mengevaluasi riwayat pasien. Konsumsi suplemen iodin atau asupan makanan kaya iodin yang berlebihan, riwayat menjalani prosedur radiologis atau kemungkinan paparan yodium radioaktif, penggunaan antiseptik yang mengandung povidon-iodin. - Gejala yang ditimbulkan dapat melibatkan beberapa sistem. Efek pada sistem endokrin ada tiga yaitu hipotiroidisme, hipertiroidisme dan tiroiditis. Paparan berlebihan secara akut pada orang yang tidak memiliki penyakit tiroid menimbulkan penurunan pelepasan hormon tiroid akibat kenaikan iodin. - Toksisitas akut pada sistem gastrointestinal menimbulkan gejala seperti diare, mual-muntah, dan sensasi terbakar di perut, tenggorokan dan mulut. Toksisitas jangka panjang pada pengobatan kanker tiroid menggunakan radioaktif iodin dapat terjadi pembengkakan kelenjar ludah (sialadentitis), biasanya terjadi dalam beberapa hari atau minggu setelah paparan. - Gejala neurologis: jika overdosis iodin berlanjut dapat menyebabkan kejang, delirium hingga sinkop - Konsumsi iodin dengan dosis 1200-9500 seperti mengkonsumsi larutan tinctura iodium (mengandung campuran iodium dan natrium triiodida) dapat mengakibatkan kematian. Gejala toksisitas yang muncul pada hal ini berupa kram perut, diare berdarah dan ulserasi gastrointestinal, edema wajah dan leher, pneumonitis, anemia hemolitik, asidosis metabolik, degenerasi lemak hati dan gagal ginjal. 2. Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan fisik cepat, meliputi tanda vital, jalan napas, status kesadaran dengan GCS (Glasgow Coma Scale), refleks pupil. Penting untuk menentukan skoring keracunan. Skor keracunan secara umum yaitu Poisoning System Score (PSS) dengan nilai berat gejala: NONE (0) tidak ada gejala, MINOR (1) ringan, gejala semnetara dan sembuh spontan, MODERATE (2) gejala menetap dan memburuk, SEVERE (3) gejala berat dan mengancam nyawa, FATAL (4) kematian. - Pemeriksaan abdomen: menilai peristaltik, nyeri abdomen, muntah dll. - Pemeriksaan bau atau aroma racun Kadang bau racun tertutupi dengan bau muntah sehingga menyulitkan deteksi bau racun. 3. Pemeriksaan penunjang - Pemeriksaan darah lengkap, enzim hati, fungsi ginjal, dan elektrolit. Pemeriksaan ini direkomendasikan untuk skrining pasien keracunan atau overdosis. - Pemeriksaan hormon tiroid Kelebihan iodin dapat menimbulkan manifestasi hipotorid dan hipertiroid. Biomarker khas hipotiroidisme adalah penurunan kadar tiroksin (T4) yang beredar disertai peningkatan TSH, sedangkan pada hipertiorid kadar T4 dan atau T3 meningkat dan kadar TSH menurun. - Pemeriksaan iodin urin - Ultrasonografi Pemeriksaan ini direkomendasikan jika pada palpasi terdapat pembesaran kelenjar tiroid. D. Tatalaksana awal (helmi) E. Tatacara pengendalian keracunan iodin & kadar yang dianjurkan (helmi) - Tatacara pengendalian - Kadar yang dianjurkan oleh National Research Council (NRC) Recommended Dietary Allowance (RDA) adalah anak-anak 1-8 tahun 90 g/hari, anak 9-13 tahun 120 g/hari dan untuk orang dewasa 150 g/hari (2,1 gkg//hari untuk BB diatas 70kg), dengan tambahan 25-50 g/hari untuk ibu hamil dan menyusui