Вы находитесь на странице: 1из 9

Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014

IDENTIFIKASI BAKTERI RESISTEN MERKURI PADA URINE,


FESES DAN KALKULUS GIGI PADA INDIVIDU DI KECAMATAN
MALALAYANG, MANADO, SULAWESI UTARA

1
Sarah Mariana Pattuju
2
Fatimawali
2
Aaltje Manampiring

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: mayapattuju@ymail.com

Abstract: Consumption of shells, fishes and some sea mammals is one of the main track in which
people get contaminated by mercury. Mercury is neurotoxin and is very harmful for human body.
Mercury accumulation in human body resulted in bacteria adapting and its being resistance to
mercury. Objective: To detect the existence of bacteria that can live in the environmental condition
contaminated by mercury and to identify mercury resistance bacteria on urine, feces and dental
calculus of individual in district Malalayang, Manado, North Sulawesi. Method: This research
employs explorative descriptive research design. The sample of the study is the mercury resistance
bacteria on urine, feces, and dental calculus in district Malalayang, Manado, North Sulawesi. The
study is begun conducted in October and end in December 2013. The study is begun done by isolating
mercury resistance bacteria on Broth Nutrient containing HgCl 2 and Phenylmercury, continued by
morphology testing, physiology testing and biochemistry testing in Biotechnology Laboratory of
MIPA faculty of Sam Ratulangi University. Result: There are mercury resistance bacteria on urine,
feces and dental calculus taken from individual in district Malalayang. There are 3 genus of Bacteria
founded, which are E. Coli, Staphylococcus and Bacillus sp. In this study, the highest level of bacteria
resistance on mercury conducted on HgCl 2 concentration of 10 ppm, 20 ppm and 40 ppm is on
concentration of 40 ppm. On Phenylmercury with concentration of 5 ppm, 10 ppm and 20 ppm is on
concentration of 20 ppm.
Key Words: Mercury, bacteria, urine, feces, dental calculus.

Abstrak: Konsumsi kerang, ikan dan beberapa mamalia laut merupakan salah satu jalur utama
masyarakat terpapar merkuri. Merkuri bersifat neurotoksin dan sangat berbahaya bagi tubuh.
Akumulasi merkuri dalam tubuh mengakibatkan bakteri beradaptasi dan kemudian menjadi resisten
terhadap merkuri.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui adanya bakteri yang dapat hidup pada kondisi
lingkungan yang telah tercemar merkuri dan mengidentifikasi bakteri resisten merkuri pada urine,
feses dan kalkulus gigi pada individu di Kecamatan Malalayang, Manado, Sulawesi Utara. Metode
Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif eksploratif. Sampel pada penelitian
ini adalah bakteri resisten merkuri pada urine, feses dan kalkulus gigi yang diambil dari seorang
penduduk di Kecamatan Malalayang, Manado, Sulawesi Utara. Penelitian di laksanakan mulai bulan
Oktober sampai bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan mulai dari isolasi bakteri resisten merkuri
pada Nutrient Broth yang mengandung HgCl 2 dan Fenil Merkuri, dilanjutkan uji morfologi, uji
fisiologi dan uji biokimia di Laboratorium Bioteknologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi.
Hasil: Terdapat bakteri resisten merkuri pada urine, feses dan karang gigi yang diambil dari individu
di Kecamatan Malalayang. Ada 3 genus bakteri yang ditemukan yaitu E. Coli, Staphylococcus dan
Bacillus sp. Tingkat resistensi bakteri terhadap merkuri yang tertinggi pada peneltian ini yang
dilakukan pada konsentrasi HgCl 2 10 ppm, 20 ppm dan 40 ppm yaitu pada konsentrasi 40 ppm. Pada
Fenil Merkuri dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm dan 20 ppm yaitu pada konsentrasi 20 ppm.
Kata kunci: Merkuri, bakteri, urine, feses, kalkulus gigi.

532
Pattuju, Fatimawali, Manampiring; Identifikasi bakteri resisten merkuri... 533

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar National Academy of Science menyatakan


di dunia. Sekitar tiga perempat wilayahnya bahwa wanita Amerika yang terpapar
berupa laut seluas 5,8 juta km2 yang merkuri dapat melahirkan anak dengan
mempersatukan 17.508 km garis pantai.1 penyakit saraf.8 Merkuri yang masuk ke
Sebagai negara yang memiliki struktur dalam tubuh didistribusi melalui ginjal dan
geografis yang dikelilingi oleh laut, maka otak dan siap ditransfer ke janin melalui
laut menjadi tumpuan untuk memenuhi plasenta. Kemudian di eliminasi melalui
kebutuhan hidup terutama masyarakat di urin, feses, ekspirasi dan air susu ibu.9
pesisir pantai. Pada mulanya hasil buangan Konsumsi kerang, ikan dan beberapa
sampah dan sisa-sisa industri yang berasal mamalia laut merupakan salah satu jalur
dari aktivitas manusia di daratan dapat utama masyarakat terpapar merkuri.10
ditampung di laut tanpa menimbulkan Kecamatan Malalayang terletak di pesisir
bahaya apapun. Namun dengan meningkat- pantai. Dengan demikian masyarakat me-
nya pertumbuhan penduduk dunia maka miliki resiko tinggi terpapar air yang
meningkat pula lingkungan industri yang tercemar dan juga terpapar bahan kimia
mengakibatkan makin banyak bahan-bahan khususnya merkuri melalui ikan dan hewan
beracun yang dibuang ke laut. laut lainnya yang dikonsumsi selama
Sebagian besar sumber pencemaran laut bertahun-tahun. Namun beberapa mikro-
berasal dari daratan, baik tertiup angin, organisme di dalam usus juga secara
terhanyut maupun melalui tumpahan. Salah perlahan akan beradaptasi untuk bertahan
satu bahan pencemarnya yaitu limbah kimia hidup pada lingkungan yang mengandung
yang bersifat toxic (racun) dan sangat ber- merkuri pada usus manusia. Hal ini
bahaya. Merkuri atau air raksa merupakan diperkuat dengan hasil penelitian oleh
limbah kimia yang mempunyai kepadatan Liebert pada tahun 2001, yang menyatakan
yang relatif tinggi dan bersifat racun atau terdapat gen resisten merkuri pada feses dan
beracun pada konsentrasi rendah. primata lainnya. Oleh karena itu, penulis
Merkuri bersifat neurotoksin dan masuk tertarik untuk meneliti bakteri resisten
ke ekosistem akuatik melalui deposisi merkuri pada feses, urin dan kalkulus gigi
atmosferik maupun bersumber dari ekster- pada individu di Kecamatan Malalayang,
nalisasi limbah industri.2 Sumber pencemar- Manado, Sulawesi Utara.
an merkuri dapat berasal dari proses geologi
dan biologi, tapi tidak sebanding dengan
METODE PENELITIAN
pencemaran merkuri yang disebabkan oleh
aktivitas manusia seperti: pembakaran batu Jenis penelitian ini adalah deskriptif
bara, jenis-jenis produk minyak bumi, eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan
penggunaan fungisida, katalisator merkuri mulai Oktober-Desember 2013, dilakukan di
dan penambangan emas yang menggunakan Kecamatan Malalayang, Manado, Sulawesi
merkuri sebagai bahan pengekstraksi emas.3 Utara. Analisa sampel dilakukan di Labora-
Merkuri total dalam atmosfer berkembang torium Bioteknologi Fakultas MIPA
tiga kali lipat akibat kegiatan antropogenik.4 Universitas Sam Ratulangi. Populasi yaitu
Pada manusia paparan merkuri dengan berbagai jenis bakteri yang ada dalam feses,
dosis tinggi dapat berakibat fatal, namun urin dan kalkulus gigi pada individu di
dengan dosis yang relatif rendah sekalipun, Kecamatan Malalayang, Manado, Sulawesi
merkuri dan senyawanya dapat memberi Utara. Sampel dalam penelitian ini adalah
pengaruh yang serius.5 Merkuri dikenal bakteri resisten merkuri pada urine, feses
bersifat neurotoksin yang dapat menye- dan kalkulus gigi yang diambil dari seorang
babkan kerusakan pada ginjal dan merusak penduduk di Kecamatan Malalayang,
sistem tubuh di antaranya sistem saraf, Manado, Sulawesi Utara. Kriteria Inklusi:
kardiovaskular, pernapasan, gastrointestinal, (1) Berdomisili lebih dari 30 tahun di
hati, imun dan sistem reproduksi.6,7 Kecamatan Malalayang, Manado, Sulawesi
Environmental Protection Agency dan Utara. (2) Tidak pernah berpindah-pindah
534 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014, hlm. 532-540

tempat tinggal. (3) Bekerja sebagai nelayan. dan biokimia. Uji morfologi dilakukan
(4) Bersedia menjadi subjek penelitian. dengan pewarnaan Gram, dengan cara: (1)
Kriteria Eksklusi: umur dibawah 30 tahun Buat preparat ulas (smear) yang telah
dan menolak untuk menjadi subjek pene- difiksasi; (2) Teteskan kristal vilet sebagai
litian. Variabel penelitian adalah bakteri pewarna utama pada kedua preparat,
resisten merkuri. Alat yang digunakan di usahakan semua ulasan terwarnai dan
lapangan: Handscoen, botol atau tabung tunggu selama 1 menit; (3) Cuci dengan
steril bertutup ulir, aquades/air suling, sabun akuades mengalir; (4) Teteskan mordant
medis, masker, kaca mulut, senter, scaler (lugol, s iodine) lalu tunggu 1 menit; (5)
manual. Alat yang digunakan di Cuci dengan akuades mengalir; (6) Beri
Laboratorium: ASS (Atomic Absorption larutan pemucat (ethanol 96%/aseton)
Spectonometry), pH meter, object glass, setetes demi setetes hingga etanol yang jatuh
Erlenmeyes 100 ml, lampu spiritus, berwarna jernih. Jangan sampai terlalu
pemanas listrik dan pengatur suhu, pipet, banyak (overdecolorize);(7) Cuci dengan
tabung reaksi, gelas ukur, jarum ose, gelas akuades mengalir; (8) Teteskan counterstain
piala, cawan petri. Bahan yang digunakan (safranin) dan tunggu selama 45 detik; (9)
yaitu sampel (Urine, feses, kalkulus gigi), Cuci dengan akuades mengalir; (10)
media agar, buffer saline, media dan reagen Keringkan preparat dengan kertas tissue
untuk uji morfologi, fisiologi dan biokimia. yang ditempelkan di sisi ulasan (jangan
Pengambilan sampel diawali dengan sampel sampai merusak ulasan) lalu biarkan
urine, feses dan kalkulus gigi diambil mengering di udara. Uji fisiologi dilakukan
secukupnya dan di masukkan ke dalam dengan uji motility. Prosedur uji motilitas
tabung yang telah disterilisasi terlebih yaitu : siapkan media Motility Test Medium
dahulu. Sampel yang telah diambil dan masukan ke dalam tabungan yang telah
kemudian dibawa ke Laboratorium diberi label sesuai dengan kode biakan
Bioteknologi Fakultas MIPA Universitas bakteri yang akan digunakan sebanyak 5ml.
Sam Ratulangi untuk dikultur dan diuji Kemudian media disterilkan pada suhu
resistensinya terhadap merkuri serta 121ºC selama 15 menit, lalu dinginkan.
diidentifikasi berdasarkan morfologi dan Setelah media dingin, kultur sediaan
sifat biokimianya. Isolasi bakteri resisten diinokulasi ke dalam media dengan cara
merkuri sampel diambil sebanyak 1 ml menusukan jarum ose sampai ke dasar
larutan urine, feses dan kalkulus gigi dan media, kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC
ditumbuhkan pada media Nutrient Broth selama 24 – 48 jam. Hasil pengamatan
yang telah mengandung HgCl 2 dengan kemudian dicatat.11 Uji Biokimia meliputi
konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm dan uji Indol, uji H 2 S dan Fermentasi
Fenil yang mengandung konsentrasi 5 ppm, Karbohidrat, uji Katalase, uji Sitrat, Uji
10 ppm dan 20 ppm. Kemudian diinkubasi Lysine Dekarboksilase. Uji Indol meng-
selama 24 jam pada suhu 37ºC. Lalu gunakan reagen Kovac’s dengan cara :(1)
ditumbuhkan pada medium padat di cawan Beri label pada tabung medium perbenihan
petri untuk mendapatkan koloni bakteri peptone dengan nama; (2) Gunakan teknik
resisten merkuri. Setelah itu diinkubasi lagi aseptik, lalu inokulasi bakteri sebanyak satu
selama 24 jam pada suhu 37ºC. Koloni yang ose pada masing – masing tabung biakan;
tumbuh dalam medium padat diambil (3) Inokulasi pada suhu 37ºC selama 24 jam.
bakteri tunggal dan dipindahkan lalu Hasil uji positif ditandai dengan
12
digoreskan pada media padat lainnya. terbentuknya warna merah. Uji H 2 S dan
Bakteri ini lalu diinkubasi dan diperiksa 24 Fermentasi Karbohidrat prosedur kerjanya
jam kemudian, bakteri dipindahkan ke agar sebagai berikut: (1) Dibuat media Triple
miring untuk mendapatkan bakteri murni Sugar Iron Agar (TSIA) seperti pada uji H₂S
sekaligus sebagai isolat bakteri resisten dimasukkan kedalam tabung Hach sebanyak
merkuri. Setelah itu mengidentifikasikan 6 ml; (2) Media di sterilkan pada suhu
bakteri dengan cara uji morfologi, fisiologi 121oC selama 15 menit. Didinginkan pada
Pattuju, Fatimawali, Manampiring; Identifikasi bakteri resisten merkuri... 535

posisi miring kemudian secara aseptik setiap 20, S.F 20 dan S.K 20. Isolat yang sudah
isolat bakteri di inokulasi dengan jarum dipilih kemudian ditumbuhkan pada
inokulasi lurus dengan cara di tusuk pada medium padat di cawan petri selama 24 jam
bagian tengah sampai kedalaman ¾ bagian pada suhu 37ºC. Dari hasil pengamatan
dari permukaan media dan setelah itu bentuk koloni, permukaan dan warnanya
digores pada bagian (slant) dari media; (3) maka didapatkan 7 isolat.
Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
Uji Katalase dengan cara: (1) Koloni bakteri
diambil satu ose secara aseptis dan Tabel 1. Hasil pengamatan bentuk koloni,
diinokulasikan pada Object glass; (2) permukaan dan warna HgCl 2
Dengan menggunakan pipet tetes, 3% H2O2 HgCl 2
diteteskan pada Object glass secukupnya; Kode
Bentuk Permukaan Warna
(3) Amati adanya gelembung untuk hasil Isolat
Koloni Koloni Koloni
positif dan tidak ada gelembung untuk hasil S.U 40 Bulat Halus Putih
negatif (hati-hati membedakan antara S.F 40 Bulat Halus Putih
gelembung yang muncul dari sel dengan Bulat
S.F 40 Halus Putih
kumpulan sel yang mengambang akibat Bergerigi
ditambahi reagen).Uji Sitrat dengan cara: (1) S.K 40 Bulat Halus Kuning
Disiapkan media Simmons’s Citrate Agar;
(2) Dengan menggunakan teknik steril
setiap bakteri di inokulasi kedalam tabung Tabel 2. Hasil pengamatan bentuk koloni,
yang berisi media yang telah di beri label permukaan dan warna fenil
dengan cara ditusuk dan setelah itu digores; Fenil Merkuri
(3) Inkubasi selama 24-48 jam pada suhu Kode
Bentuk Permukaan Warna
Isolat
370C; (4) Uji bersifat positif bila terjadi Koloni Koloni Koloni
perubahan warna pada media dari hijau tua S.U 20 Bulat Halus Kuning
menjadi warna biru.13 Uji Lysine S.F 20 Bulat Halus Putih
Dekarboksilasedilakukan dengan cara: (1) S.K 20 Bulat Halus Kuning
Disiapkan media Lysin Iron Agar, lalu
sebanyak 6 ml media dimasukkan kedalam
tabung Hach; (2) Media disterilkan dengan Koloni kemudian diambil dan
autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit dipindahkan pada media gores dan terakhir
dengan tekanan 15 psi; (3) Setelah pada agar miring. Maka didapatkan bakteri
disterilkan, media dibuat menjadi agar murni sekaligus sebagai isolat bakteri
miring; (4)Diinokulasikan bakteri dengan resisten merkuri dengan kode S.U 40 B.K,
cara ditusukkan dan digoreskan pada media S.F 40 B.P, S.F 40 BP, S.K 40 B.P, S.U 20
Lysin Iron Agar miring; (5) Diinkubasi pada B.K, S.F 20 B.P, S.K 20 B.K.
suhu 370C selama 24-48 jam.
IDENTIFIKASI BAKTERI
HASIL PENELITIAN Uji morfologi (pewarnaan Gram)
Hasil isolasi bakteri resisten merkuri Dari 7 isolat yang diuji teridentifikasi 5
isolat sebagai Coccus Gram negatif dan 2
Dari 18 isolat yang di uji didapatkan
isolat sebagai Bacilli Gram negatif.
hasil positif dengan koloni bakteri yang
terbentuk berwarna putih keruh. Maka
Uji fisiologi (uji motilitas)
diambil 6 isolat dengan konsentrasi merkuri
paling tinggi dan digunakan untuk Hasil pengujian pada ketujuh isolat
identifikasi bakteri pada uji selanjutnya. didapatkan lima isolat menunjukkan hasil
Kode isolat untuk media yang berisi HgCl 2 yang positif yaitu bakteri menunjukkan
yaitu S.U 40, S.F 40 dan S.K 40, sedangkan pertumbuhan menyebar baik disekitar tem-
kode isolat untuk Fenil Merkuri yaitu S.U pat penusukan sampai permukaan media.
536 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014, hlm. 532-540

Sedangkan dua isolat (S.U 40 B.K dan S.U Uji sitrat


20 B.K) menunjukkan hasil negatif dimana Hasil uji sitrat pada ketujuh isolat
pertumbuhan bakteri tidak menyebar dan menunjukkan hasil yang positif dimana
hanya bertumbuh lurus didaerah penusukan. terjadi perubahan warna media dari hijau
menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa
Uji biokimia bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai
Uji indol sumber karbon dan energi.
Hasil yang didapatkan menunjukkan
bahwa hanya satu isolat (S.K 20 B.K) yang Uji lysine dekarboksilase
memberikan hasil negatif. Keenam isolat Hasil uji lysine dekarboksilase menun-
lainnya menunjukkan hasil yang positif, jukkan hasil positif pada enam isolat yang
yaitu terbentuk cincin berwarna merah di ada, sedangkan hanya terdapat satu isolat
permukaan media setelah diberikan 5 tetes (S.K 40 B.P) yang menunjukkan hasil
reagen kovac’s dan didiamkan selama 10 negatif. Hasil positif terdapat pada media
menit. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang berwarna lembayung (ungu), semen-
mengandung enzim tripfanase yang tara hasil negatif pada media berwarna
merupakan katalis pengurai indol yang kuning.
terkandung dalam asam amino triptofan. Hasil dari identifikasi bakteri yang
meliputi uji morfologi, fisiologi dan
Uji H 2 S biokimia yang diperoleh selanjutnya akan
Hasil uji H 2 S didapatkan hanya satu digabungkan dan digunakan untuk
isolat (S.K 40 B.P) yang menunjukkan hasil menentukkan bakteri yang terkandung pada
positif dimana terbentuk endapan berwarna setiap isolat yang ada. Penentuan bakteri
hitam pada dasar (butt) dari media. dilakukan dengan membandingkan hasil uji
yang diperoleh dengan Data yang terdapat
Uji fermentasi karbohidrat dalam buku Bergey’s Manual Determinative
of bacteriology.14
Uji fermentasi karbohidrat dilakukan
bersama – sama dengan uji pembentukan
H 2 S pada media TSIA (triple sugar iron BAHASAN
agar). Hasil yang didapatkan menunjukkan
Isolasi bakteri resisten merkuri
ketujuh isolat mengalami perubahan warna
dari merah menjadi kuning pada bagian Hasil uji resistensi bakteri dengan
dasar (butt) dan bagian miring (slant). menggunakan media NB yang berisi HgCl 2
Sehingga dapat disimpulkan bahwa isolat ini dengan konsentrasi 10 ppm, 20 ppm dan 40
dapat memfermentasikan laktosa dan ppm dan Fenil Merkuri 5 ppm, 10 ppm dan
sukrosa, namun tidak dapat 20 ppm menunjukkan masing-masing media
memfermentasikan glukosa. Ketujuh isolat ditemukan pertumbuhan koloni bakteri.
juga menghasilkan gas CO 2 sebagai sisa Dengan kata lain bakteri dapat tumbuh pada
proses fermentasi dimana pada ketujuh konsentrasi tertinggi HgCl 2 40 ppm dan
isolat didapatkan adanya pembentukkan gas Fenil Merkuri 20 ppm. Selanjutnya diambil
pada dasar media. 6 isolat dari 18 isolat yang ada untuk
ditumbuhkan pada cawan petri dan diamati
Uji Katalase bentuk koloni, permukaan dan warna dari
setiap isolat. Pada isolat S.F 40 didapatkan
Uji katalase yang dilakukan menunjuk- bentuk yang berbeda yaitu bulat bergerigi
kan hasil yang positif pada semua isolat sehingga dari uji ini didapatkan 7 isolat
yang ada. Terbentuknya gelombang gas yang akan diambil dan dipindahkan pada
pada semua isolat ini menunjukkan bakteri media gores dan agar miring sehingga di-
memiliki enzim katalase yang berfungsi dapatkan bakteri murni untuk uji
menguraikan H 2 O 2 yang ditambahkan ke selanjutnya.
koloni bakteri menjadi H 2 O dan O 2 .
Pattuju, Fatimawali, Manampiring; Identifikasi bakteri resisten merkuri... 537

Identifikasi bakteri (pewarnaan Gram), hal ini dikarenakan


adanya kesalahan pada tahap dekolorisasi
Pewarnaan Gram
yang mengakibatkan CV-iodine lepas dari
Bakteri berukuran sangat kecil dan tipis sel. Pemberian ethanol berlebihan akan me-
sehingga sukar dilihat struktur tubuhnya nyebabkan overdecolorization sehingga sel
walaupun dengan bantuan mikroskop. Gram positif tampak seperti Gram negatif.
Untuk melihat morfologi bakteri secara
lebih jelas dikembangkan teknik pewarnaan Uji motilitas
bakteri. Prinsip pewarnaan bakteri adalah
Motilitas bakteri adalah suatu gerakan
pertukaran antara ion zat warna dengan ion
bakteri yang disebabkan adanya gerakan
protoplasma sel.
aktif dan gerakan pasif. Gerak aktif adalah
Terdapat dua kelompok zat pewarna
gerakan bakteri yang disebabkan karena
bakteri, yaitu: (1) bersifat asam, berupa
bakteri memiliki flagel. Gerak pasif
anion dan umum digunakan dalam bentuk
disebabkan karena faktor dari luar (gerak
garam natrium. (2) bersifat alkali, berupa
brown). Gerak brown adalah suatu gerakan
kation dan umum digunakan dalam bentuk
yang dapat menggetarkan partikel-partikel
klorida. Selain zat warna diperlukan zat
secara acak atau terarah karena terus
tambahan yang berfungsi untuk mengen-
menerus terkenan pukulan molekul-molekul
dapkan hasil reaksi zat warna dengan
kecil tak terlihat yang terdapat dalam cairan.
kmponen dinding sel bakteri. Zat tersebut
Motilitas dapat diamati dengan baik
dikenal dengan istilah Pematek yang akan
pada biakan yang masih baru. Pada biakan
melekatkan zat warna pada plasma sel.
yang sudah lama, bakteri sudah mati,
Pengamatan morfologi bakteri hasil
sehingga sukar untuk mendapat sel yang
pewarnaan dilakukan dibawah pengamatan
motil, selain itu produksi asam dan produk
mikroskop. Berdasarkan Pewarnaan Gram,
yang bersifat racun dapat menyebabkan
bakteri diklasifikasikan ke dalam dua
hilangnya motalitas sel bakteri pada biakan.
kelompok besar yaitu : Bakteri Gram Positif
Hampir semua sel bakteri spiral dan
dan Gram Negatif. Perbedaan utama di
sebagian dari bakteri basil bersifat motil,
antara keduanya adalah struktur dan
sedangkan bakteri yang berbentuk kokus
komposisi dinding selnya. Bakteri Gram
bersifat immotil.
Positif mampu mempertahankan zat warna
utama dalam pewarnaan Gram, yaitu
Gentian Violet, sehingga nampak warna Uji indol
ungu saat pengamatan dikarenakan dinding Prinsip dari uji ini adalah menentukan
sel kelompok bakteri ini tersusun oleh kemampuan mikroorganisme untuk meng-
sebagian besar Peptodoglikan, yang mampu hasilkan indol dari triptofan. Asam amino
mengikat zat warna dan tidak rusak saat triptofan merupakan komponen asam amino
dicuci dengan alkohol. Sementara itu, yang lazim terdapat pada protein, sehingga
Bakteri Gram Negatif memiliki komposisi asam amino ini dengan mudah dapat
dinding sel yang sebagian besar tersusun digunakan oleh mikroorganisme akibat
dari lapisan lipid, sehingga pada saat penguraian protein. Bakteri tertentu seperti
pewarnaan kurang dapat mempertahankan E. coli mampu menggunakan triptofan
zat warna utama terutama saat dicuci dengan sebagai sumber karbon. E. coli menghasil-
alkohol (lipid rusak saat dicuci dengan kan enzim triptofanase yang meng-
alkohol), akibatnya kelompok bakteri ini katalisasikan penguraian gugus indol dari
memberikan kenampakan warna merah (war- triptofan. Dalam media biakan, indol
na dari zat warna kedua: safranin atau air menumpuk sebagai produk buangan,
fuchsin) diakhir kegiatan pewarnaan Gram. sedangkan bagian lainnya dari molekul
Pada hasil identifikasi bakteri di- triptofan dapat digunakan untuk memenuhi
dapatkan Staphylococcus dan Bacillus kebutuhan zat hara mikroorganisme.
merupakan Gram negatif pada uji morfologi
538 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014, hlm. 532-540

Pembentukan indol dari triptofan oleh Uji katalase


mikroorganisme dapat diketahui dengan Beberapa bakteri yang memiliki flavo-
menumbuhknnya dalam media biakan yang protein dapat mereduksi O 2 dengan
kaya dengan triptofan. Triptofan biasaya menghasilkan hidrogen peroksida (H 2 O 2 )
diberikan dalam bentuk tripton, suatu atau superoksida (O 2 -). Kedua bahan ini
polipeptida yang kaya dengan residu merupakan bahan yang toksik dan meng-
triptofan. Penumpukan indol dalam media hancurkan komponen sel dengan sangat
biakan dapat diketahui dengan penambahan cepat. Bakteri harus dapat mempertahankan
berbagai reagen. Reagen bereaksi dengan diri dengan memproduksi O 2 atau akan
indol dan menghasilkan senyawa yang tidak terbunuh.
larut dalam air dan berwarna merah pada Beberapa bakteri dapat memproduksi
permukaan media. enzim yang dapat mengkatalisis superoksida
yaitu peroksida dismutase, dan juga katalase
Uji H 2 S dan Fermentasi Karbohidrat atau peroksidase yang dapat mendekstruksi
Pengujian ini menggunakan medium hidrogen peroksida. Katalase adalah enzim
TSIA (Triple Sugar Iron Agar). H 2 S di yang mengkatalisasikan penguraian hydrogen
produksi oleh beberapa jenis mikro- peroksida (H 2 O 2 ) menjadi air dan O 2 .
organisme melalui pemecahan asam amino Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu me-
yang mengandung unsur belerang (S) seperti tabolime aerob, sehingga meikroorganisme
lisin dan metionin. H 2 S dapat juga yang tumbuh dalam lingkungan aerob dapat
diproduksi melalui reduksi senyawa- menguraikan zat toksik tersebut. Penentuan
senyawa belerang anorganik, misalnya: adanya katalase ini terlihat dari pembentuk-
tisulfat, sulfit atau sulfat. Adanya H 2 S an gelembung udara disekitar koloni setelah
diamati dengan menambahkan garam-garam ditambahkan larutan H 2 O 2 3%.
logam berat ke dalam medium. Dikatakan
positf apabila H 2 S bereaksi dengan Uji sitrat
senyawa-senyawa ini ditandai dengan Uji sitrat digunakan untuk melihat ke-
terbentuknya logam sulfit yang berwarna mampuan mikroorganisme menggunakan
hitam. Dan dikatakan negatif apabila tidak sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon
terbentuk logam sulfit yang berwarna hitam dan energi. Bila mikroba mampu meng-
karena bakteri yang berada dalam medium gunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan
tersebut tidak dapat menghidrolisis logam- dari medium biakan, sehingga menyebabkan
logam berat yang terkandung dalam peningkatan pH dan mengubah warna
medium. medium dari hijau menjadi biru.
Pada percobaan ini, reaksi yang dapat
timbul adalah:
Uji lysine dekarboksilase
a. Kuning pada butt (dasar) dan merah pada Dekarboksilase merupakan proses
slant (permukaan miring), menunjukkan penguraian gugus karboksil dari suatu
adanya fermentasi glukosa. molekul organik. Proses dekarboksilase
b. Kuning pada butt dan slant, menunjuk- asam amino lazimnya menghasilkan CO 2 ;
kan adanya fermentasi laktosa dan/atau molekul yang telah didekarboksilasikan
sukrosa. digunakan dalam sintesis berbagai kom-
c. Pembentukan gas, yang ditandai dengan ponen. Proses dekarboksilasi asam amino
pembentukan ruang udara dibawah me- seringkali juga digunakan untuk me-
dium sehingga medium terangkat keatas. netralisasikan lingkungan asam. Sewaktu
d. Pembentukan gas (H 2 S), terlihat dari prosesfermentasi mikroorganisme sering
pembentukan warna hitam pada medium. menghasilkan hasil sampingan yang bersifat
e. Merah pada butt dan slant, menunjukkan asam yang dapat menghambat pertumbuhan
tidak adanya fermentasi gula dan mikroorganisme. Enzim dekarbiksilase
pembentukan gas atau pembentukan H 2 S. mengenyahkan gugus asam dari gugus asam
Pattuju, Fatimawali, Manampiring; Identifikasi bakteri resisten merkuri... 539

amino dan menghasilkan amina yang 2. Suseno Heny, Hudiyono Sumi, Budiawan,
menyebabkan media pertumbuhan bersifat Wisnubroto. Bioakumulasi Merkuria
basa. Proses dekarboksilasi lisin dapat Anorganik dan Metil Merkuri Oleh
diketahui dengan menumbuhkan mikro- Oreochromis mossambicus: Pengaruh
Konsentrasi Merkuri Anorganik dan Metil
organisme dalam biakan yang mengandung
Merkuri Dalam Air. Jurnal Teknologi
lisin. Karbohidrat yang dapat difermen- Pengelolaan Limbah. 2010;13:49.
tasikan (glukosa) dan indikator pH untuk 3. Fatimawali, Badaruddin Fatmawaty, Yusuf
melihat perubahan pH. Asam yang Irawan. Isolasi dan Identifikasi Bakteri
dihasilkan dari proses fermentasi glukosa Resisten Merkuri dari Muara Sungai Sario
akan menurunkan pH media biakan dan yang Dapat Digunakan Untuk Detoksifikasi
menyebabkan perubahan warna dari Limbah Merkuri. Jurnal Ilmiah Sains.
indikator pH dari ungu menjadi kuning. 2011;11:282-288.
Dalam suasana asam ini proses de- 4. Bruce Lourie. Mercury in The Environment:
karboksilasi lisin dapat berlangsung a Primer. Canada: Pollution Probe; 2003.
sehingga terjadi pembentukan amin yang p.12-28.
5. U.S EPA. Characterization of Human Health
menetralisasikan suasana asam media
and Wildlife Risks from Mercury Exposure
pertumbuhan mikroorganisme. Proses in the United Stated. Volume VII.
netralisasi asam ini terlihat sebagai Washington, DC: Environmental Protection
perubahan warna dari kuning menjadi ungu Agency, Office of Science and Technology,
seperti sedia kala; perubahan warna menjadi Office of Water; 1997.
ungu ini menunjukkan bahwa lisin 6. Ruzickova K. Halting The Child Brain Drain.
mengalami dekarboksilasi. Czech Republic: HCWH Europe;2006. p. 8-
Identifikasi bakteri pada penelitian ini 31.
dengan menggunakan buku Bergey’s 7. McKew Deborah. Global Mercury Hotspots :
Manual Determinative of bacteriology di New Evidence Reveals Mercury
dapatkan 3 genus bakteri yaitu E. Coli, Contamination Regularly Exceeds Health
Advisory Levels in Humans and Fish
Staphylococcus dan Bacillus sp.Hal ini
Worldwide. Biodiversity Research Institute
menunjukkan bahwa terdapat berbagai and IPEN;2013. p. 1-20.
genus bakteri resisten merkuri yang ada di 8. Haley Boyd. Mercury Toxicity : Genetic
dalam tubuh manusia. Susceptibility and Synergistic Effects.
Medical Veritas. 2005;2:535.
SIMPULAN 9. Hyman Mark. The Impact of Mercury on
Human Health and The Environment.
1. Terdapat bakteri resisten merkuri pada Alternative Therapies. 2004;10:71.
urine, feses dan karang gigi yang diambil 10. McKew Deborah. Mercury in The Global
dari individu di Kecamatan Malalayang. Environment : Patterns of Global Seafood
Ada 3 genus bakteri yang ditemukan Mercury Concentration and Their
yaitu E. Coli, Staphylococcus dan Relationship With Human Health.
Bacillus sp. Biodiversity Research Institute. Gorham,
Maine: BRI Science Communications
2. Tingkat resistensi bakteri terhadap
Series;2012.p. 2.
merkuri yang tertinggi pada peneltian ini 11. Mikrobiologi Dasar. Purwokerto: Fakultas
yang dilakukan pada konsentrasi HgCl 2 Biologi Universitas Jenderal Soedirman;
10 ppm, 20 ppm dan 40 ppm yaitu pada 2008.
konsentrasi 40 ppm. Pada Fenil Merkuri 12. Widiyanti Atik, Shovitri Maya, Dwiannita
dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm dan Nengah. Isolasi dan karakterisasi bakteri
20 ppm yaitu pada konsentrasi 20 ppm. resisten merkuri di hilir Kali Mas Surabaya.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember; 2011.
DAFTAR PUSTAKA 13. Pratiwi A. Penampisan bakteri resisten
1. Hersutanto Begi. Makna Negara Kepulauan. terhadap merkuri sebagai alternatif agen
Jakarta: Badan Koordinasi Keamanan Laut; bioremediasi pada pencemaran tanah
2009. h.37.
540 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014, hlm. 532-540

pertambangan [Skripsi]. Bogor: Institut Bergey’s Manual Determinative


Pertanian Bogor;2012. Bacteriology. Baltimore: The William and
14. Breed Se, EGD. Murray and Hitchens AP. Wilkins Company; 1948.

Tabel 3. Hasil Uji Morfologi, Uji Fisiologi dan Uji Biokimia


Uji
Uji morfologi Uji biokimia
fisiologi Hasil
Kode
Pewarnaan gram Uji fermentasi karbohidrat identifikasi
isolat
Bakteri motil Katalase indol H2S Citrat Lysin Genus Bakteri
Bentuk glukosa laktosa sukrosa Gas
gram
s.f 40b.p Coccus Negatif + + + - + + + - + + E.coli
s.f 40b.p Coccus Negatif + + + - + + + - + + E.coli
s.u40b.k Coccus Negatif - + + - + + + - + + E.coli
Staphylococcus
s.k40b.p Coccus Negatif + + + - + + + - + -
sp
s.f 20b.p Coccus Negatif + + + - + + + - + + E.coli
s.u 20b.k Bacilli Negatif - + + - + + + + + + Bacillus sp.
s.k20b.k Bacilli Negatif + + - - + + + - + + Bacillus sp.
Bergey’s Manual Determinative of bacteriology

Вам также может понравиться