Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Utari Larasdwipa 14712067
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015
1
Pengunaan Krim Terbinafin 1% dan Krim Ketokonazol 2%
dalam Pengobatan Pityriasis Versicolor : percobaan
perbandingan klinis acak
ABSTRAK
Tujuan : untuk membandingkan antara pemakaian krim terbinafine 1% dan krim
ketokonazole 2% dalam pengobatan pityriasis versicolor.
Metode : penelitian acak tunggal buta ini mengikutsertakan 110 orang pasien
yang memiliki diagnosis klinis pityriasis versicolor dan secara pemeriksaan
mikologi memiliki hasil positif untuk Malasezia furfur. Secara acak pasien di bagi
menjadi dua kelompok, kelompok 1 menggunakan terbinafine krim dan kelompok
2 menggunakan krim ketokonazole pada lesi kulit selama dua minggu. Setiap grup
terdiri dari 55 orang pasien. Pemeriksaan klinis dan mikologi dilakukan sebagai
pemeriksaan dasar awal, dilanjutkan pada minggu ke dua akhir pengobatan,
minggu ke empat, dan minggu ke delapan sejak dimulainya rejimen pengobatan.
Hasil : pada akhir minggu kedua, hasil tingkat kesembuhan yang didapat untuk
kelompok 1 dan 2 yaitu masing - masing 72% dan 64,3%. Pada akhir minggu ke
empat, tingkat kesembuhan untuk masing – masing kelompok 1 dan 2 sebesar
81,2% dan 69%, dan hasil kesembuhan pada minggu ke delapan yaitu 70,8% pada
kelompok 1 dan 61,9% pada kelompok 2.
Kesimpulan : hasil akhir yang didapat pada penelitian ini menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan statistik yang signifikan diantara kedua kelompok tersebut.
Namun dari jumlah pasien yang sembuh yang lebih tinggi dengan jumlah
kekambuhan yang rendah didapatkan pada kelompok 1.
2
PENDAHULUAN
3
sterol di dinding sel jamur dan juga terjadi akumulasi squalene intraselular yang
pada akhirnya menyebabkan kematian sel jamur. Dalam satu studi in vitro
terbinafine menunjukkan efek lemah terhadap Malassezia furfur. Tapi dalam studi
lain mengungkapkan efek menguntungkan dari terbinafine dalam pengobatan
pityriasis versicolor.
Hanya ada sedikit penelitan yang membahas efek dari terbinafine dalam
pengobatan pityriasis versicolor. Dan mengingat tidak konsistennya hasil
penelitian tersebut dari beberapa penelitian tersebut, maka kami memutuskan
untuk melakukan penelitian terbinafine dibandingkan ketokonazol untuk
pengobatan pityriasis versicolor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membandingkan khasiat klinis krim terbinafine dengan krim ketokonazol dalam
pengobatan pityriasis versicolor.
METODE
Uji klinis acak tunggal buta ini mengikutsertakan 110 pasien berusia ≥ 14
tahun dan disertai dengan diagnosis klinis pityriasis versicolor. Diagnosis tersebut
dikonfirmasi dengan dilakukannya pemeriksaan mikroskop kalium hidroksida
(KOH). Penelitian ini telah disetujui oleh Ulasan Komite Etik Kurdistan
Universitas Ilmu Kedokteran dan sesuai dengan prinsip-prinsip Deklarasi
Helsinki.
Menurut aturan sembilan lesi kulit (rule of nine), kulit yang terlibat harus
mencakup 10% atau kurang dari luas permukaan tubuh. Untuk wanita hamil dan
menyusui, pasien yang telah menggunakan obat antijamur topikal atau sistemik
atau steroid dalam waktu 30 hari sebelum memulai penelitian kami dan pasien
dengan lesi kulit yang luas dikeluarkan dari penelitian. Setelah mendapat
informed consent tertulis, pasien dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 55 pasien. kelompok 1 menggunakan krim terbinafine hidroklorida 1%
dan kelompok 2 pasien diobati dengan krim ketokonazol 2%. Kedua kelompok
obat topikal tersebut mereka gunakan dua kali sehari selama dua minggu.
Pemeriksaan klinis dan mikroskopis dilakukan pada awal dan pada akhir minggu
ke 2, 4, dan 8 terhitung sejak dimulainya penelitian. Penilaian klinis dilakukan
4
atas dasar penilaian tingkat keparahan pruritus, eritema dan di derajatkan dari nol
sampai 3 (3 = berat, 2 = sedang, 1 = ringan 0 = absen/tidak ada keluhan). Pasien
dengan hasil pemeriksaan mikologi negatif baik dengan lesi kulit yang
menghilang atau kehadiran penyakit sisa bersifat ringan maka dianggap sembuh.
Data demografi termasuk usia, jenis kelamin, situs lesi kulit, tanda-tanda
dan gejala klinis disimpan dalam bentuk cek-list untuk setiap pasien di awal dan
pada akhir minggu ke 2, 4, dan 8 sejak dimulainya penelitian. Data dikumpulkan
dan dikerjakan dengan menggunakan SPSS Win 16 software. Chi-square dan uji
tepat Fisher`s digunakan untuk melakukan analisis data.
HASIL
Penelitian ini diawali dengan jumlah total 110 pasien. Namun hanya 90
pasien (48 pasien dalam kelompok 1 dan 42 pasien dalam kelompok 2) yang
menyelesaikan penelitian hingga akhir. Tidak ada perbedaan statistic yang
signifikan antara kedua kelompok tersebut baik dari segi usia, jenis kelamin,
pekerjaan, lokasi dan distribusi lesi (p> 0,05). Usia rata-rata pasien dalam
kelompok 1 dan kelompok 2 masing-masing adalah 27,25 ± 8,46 dan 26,26 ± 8,6
tahun. Pada kedua kelompok kebanyakan pasien berada pada usia antara 21 dan
30 tahun. 47,9% dari pasien dalam kelompok 1 dan 61,9% dari pasien dalam
kelompok 2 memiliki riwayat pendidikan sekolah tinggi dan universitas (P =
0,64). Lokasi dari lesi kulit didapatkan cukup serupa pada kedua kelompok,
urutan kesamaan lokasi tersebut yaitu pada dada, punggung, perut dan leher. Pada
beberapa pasien juga ditemukan adanya lebih dari satu lokasi lesi (Tabel-I).
Tingkat kesembuhan masing-masing untuk kelompok 1 dan kelompok2
adalah 72,1% dan 64,3% pada akhir minggu ke 2 , 81,2% dan 69% pada akhir dari
minggu ke 4, dan 70,8% dan 61,9% pada akhir minggu ke 8, dimana pada hasil
tersebut terlihat hasil yang tidak menunjukkan adanya perbedaan statistik yang
signifikan (Tabel-II). Di akhir minggu ke 8, kami menemukan tingkat
kekambuhan sejumlah 1,3% dan 2,4% untuk masing – masing kelompok 1 dan
kelompok 2 , dimana nilai ini juga tidak mengungkapkan perbedaan yang
signifikan.
5
PEMBAHASAN
6
dibandingkan dengan studi Chopra`s, tetapi dalam kedua penelitian didapatkan
bahwa pengobatan dengan menggunakan terbinafine topikal lebih efektif daripada
ketokonazol topikal untuk pengobatan pityriasis versicolor.
KESIMPULAN
7
Step I ( Analisis Masalah)
Bagaimana perbedaan efek terapi yang dihasilkan oleh krim terbinafine dan
ketokonazole dalam pengobatan pityriasis versicolor?
8
Analisis CASP
VALIDITY
1. Did the trial YA Permasalahan yang diteliti dalam jurnal tersebut
address a clearly dijelaskan secara lengkap, baik dari populasi studinya,
focused issue ? intervensi yang diberikan pada subjek beserta dengan
pembandingnya, serta hasil akhir yang diharapkan.
Secara ringkas hal tersebut dijelaskan di dalam
abstrak.
2. Was the assignment YA Subjek yang terlibat dalam penelitian tersebut di acak
of patients to dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penerima
treatments krim terbinafine dan krim ketokonazole. Setelah
randomised? dilakukan informed consent, pasien menerima terapi
sesuai dengan pembagian kelompoknya. Hal ini
diperjelas dalam metode bagian pengacakan
3. Were all of the YA Semua subjek yang terlibat dalam penelitian dianalisis
patients who entered dari awal sampai akhir penelitian berdasarkan
the trial properly kelompok dimana ia ditempatkan, serta dijelaskan
accounted for at its beberapa pasien yang akhirnya keluar dari penelitian.
conclusion? Hingga perhitungan akhir dari kesembuhan dan
kekambuhan dihitung secara mendetail.
4. Were patients, YA Pada penelitian pasien tidak mengetahui dia mendapat
health workers and perlakuan apa, sedangkan peneliti mengetahui masalah
study personnel pembagian terapi pada tiap kelompok.
‘blind’ to treatment?
5. Were the groups YA Kedua kelompok tidak memiliki perbedaan yang
similar at the start of signifikan . terdapat kriteria inklusi dan eksklusi dalam
the trial? menentukan subjek pada awal penelitian.
9
groups treated dilakukan pemantauan secara berkala pada setiap
equally? pasien, yaitu pada akhir minggu ke 2, 4, dan 8. Dimana
pada pemantauan tersebut dilakukan beberapa
pemeriksaan guna mengetahui tingkat kesembuhan
dan kekambuhan yang timbul dari obat yang
digunakan.
IMPORTANCE
7. How large was the Efek yang ditimbulkan oleh kedua obat tersebut hampir sama
treatment effect? efektifnya, tidak ada hasil yang terlalu signifikan. Namun
didapatkan hasil bahwa penggunaan krim terbinafine memiliki
tingkat kesembuhan yang lebih tinggi dan tingkat
kekambuhan yang lebih kecil dibandingkan dengan
ketokonazol.
8. How precise was Efek terapi yang diberikan sesuai dengan data yang ada
the estimate of the sebelumnya, yaitu tingkat kesembuhan yang cukup baik dari
treatment effect? kedua jenis obat tersebut.
APPLICABILITY
9. Can the Results be YA Intervensi terapi pada penelitian tersebut bisa
applied in your diterapkan di Indonesia, karena baik krim terbinafine
context? (or to the ataupun ketokonazole bisa didapatkan di apotek.
local population?)
10. Were all clinically YA Pada penelitian tersebut semua hasil dari intervensi
important outcomes sudah dipertimbangkan, dimana setiap hasil data yang
considered? diperoleh di tunjukkan dalam beberapa tabel.
11. Are the benefits YA Pada penelitian disebutkan bahwa keuntungan pada
worth the harms and kedua jenis obat tersebut sudah terbukti dalam
costs? menyembuhkan penyakit pityriasis versicolor.
10