Вы находитесь на странице: 1из 21

Deskripsi Kerja Profesi IT

.
Berikut ini merupakan beberapa deskripsi kerja (job description) dari beberapa profesi yang
terdapat di bidang IT.

1. IT Programmer

• Mengambil bagian dalam pengembangan dan integrasi perangkat lunak.


• Mengembangkan secara aktif kemampuan dalam pengembangan perangkat lunak.
• Menerima permintaan user untuk masalah-masalah yang harus diselesaikan.
• Menyediaakan dukungan dan penyelesaian masalah konsumen baik untuk konsumen internal
maupun eksternal.
• Bertanggung jawab atas kepuasan terkini pelanggan.
• Melakukan tugas-tugas yang berkaitan dan tanggung jawab yang diminta, seperti dalam
sertifikat dan menuruti rencana dasar perusahaan untuk membangun kecakapan dalam portofolio
produk.
• Mengerjakan macam-macam tugas terkait seperti yang diberikan.
• Membentuk kekompakan maksimum dalam perusahaan bersama dengan rekan-rekan dalam
perusahaan.

2. System Analyst

• Mengumpulkan informasi untuk penganalisaan dan evaluasi sistem yang sudah ada maupun
untuk rancangan suatu sistem.
• Riset, perencanaan, instalasi, konfigurasi, troubleshoot, pemeliharaan, dan upgrade sistem
pengoperasian.
• Riset, perencanaan, instalasi, konfigurasi, troubleshoot, pemeliharaan, dan upgrade perangkat
keras, perangkat lunak, serta sistem pengoperasiannya.
• Melakukan analisis dan evaluasi terhadap prosedur bisnis yang ada maupun yang sedang
diajukan atau terhadap kendala yang ada untuk memenuhi keperluan data processing.
• Mempersiapkan flowchart dan diagram yang menggambarkan kemampuan dan proses dari
sistem yang digunakan.
• Melakukan riset dan rekomendasi untuk pembelian, penggunaan, dan pembangunan hardware
dan software.
• Memperbaiki berbagai masalah seputar hardware, software, dan konektivitas, termasuk di
dalamnya akses pengguna dan konfigurasi komponen.
• Memilih prosedur yang tepat dan mencari support ketika terjadi kesalahan, dan panduan yang
ada tidak mencukupi, atau timbul permasalahan besar yang tidak terduga.
• Mencatat dan memelihara laporan tentang perlengkapan perangkat keras dan lunak, lisensi situs
dan/ atau server, serta akses dan security pengguna.
• Mencari alternatif untuk mengoptimalkan penggunaan komputer.
• Mampu bekerja sebagai bagian dari team, misalnya dalam hal jaringan, guna menjamin
konektivitas dan keserasian proses di antara sistem yang ada.
• Mencatat dan menyimpan dokumentasi atas sistem.
• Melakukan riset yang bersifat teknis atas system upgrade untuk menentukan feasibility, biaya
dan waktu, serta kesesuaian dengan sistem yang ada.
• Menjaga confidentiality atas informasi yang diproses dan disimpan dalam jaringan
• Mendokumentasikan kekurangan serta solusi terhadap sistem yang ada sebagai catatan untuk
masa yang akan datang.

3. IT Project Manager

• Mengembangkan dan mengelola work breakdown structure (WBS) proyek teknologi informasi.
• Mengembangkan atau memperbarui rencana proyek untuk proyek-proyek teknologi informasi
termasuk informasi seperti tujuan proyek, teknologi, sistem, spesifikasi informasi, jadwal, dana,
dan staf.
• Mengelola pelaksanaan proyek untuk memastikan kepatuhan terhadap anggaran, jadwal, dan
ruang lingkup.
• Menyiapkan laporan status proyek dengan mengumpulkan, menganalisis, dan meringkas
informasi dan tren.
• Menetapkan tugas, tanggung jawab, dan rentang kewenangan kepada personil proyek.
• Mengkoordinasikan rekrutmen atau pemilihan personil proyek.
• Mengembangkan dan mengelola anggaran tahunan untuk proyek-proyek teknologi informasi.
• Mengembangkan rencana pelaksanaan yang mencakup analisis seperti biaya-manfaat atau laba
atas investasi.
• Secara langsung atau mengkoordinasikan kegiatan personil proyek.
• Menetapkan dan melaksanakan rencana komunikasi proyek.

4. IT Support Officer

• Menerima, memprioritaskan dan menyelesaikan permintaan bantuan IT.


• Membeli hardware IT, software dan hal-hal lain yang berhubungan dengan hal tersebut.
• Instalasi, perawatan dan penyediaan dukungan harian baik untuk hardware & software
Windows & Macintosh, peralatan termasuk printer, scanner, hard-drives external, dll.
• Korespondensi dengan penyedia jasa eksternal termasuk Internet Service Provider, penyedia
jasa Email, hardware, dan software supplier, dll.
• Mengatur penawaran harga barang dan tanda terima dengan supplier untuk kebutuhan yang
berhubungan dengan IT.
• Menyediakan data / informasi yang dibutuhkan untuk pembuatan laporan departement regular.

5. Network Administrator

• Maintain dan perawatan jaringan LAN.


• Archive data.
• Maintain dan perawatan komputer.

6. Network Engineer

• Maintenance LAN dan Koneksi Internet


• Maintenance hardware
• Maintenance database dan file
• Help Desk
• Inventory

7. Network and Computer Systems Administrators

• Menjaga dan mengelola jaringan komputer dan lingkungan komputasi terkait termasuk
perangkat keras komputer, perangkat lunak sistem, perangkat lunak aplikasi, dan semua
konfigurasi.
• Melakukan backup data dan operasi pemulihan kerusakan.
• Mendiagnosa, memecahkan masalah, dan menyelesaikan perangkat keras, perangkat lunak,
atau jaringan lainnya dan masalah sistem, dan mengganti komponen yang rusak bila diperlukan.
• Merencanakan, mengkoordinasikan, dan melaksanakan langkah-langkah keamanan jaringan
untuk melindungi data, perangkat lunak, dan perangkat keras.
• Mengkonfigurasikan, memonitor, dan memelihara aplikasi email atau virus software
perlindungan.
• Mengoperasikan master konsol untuk memonitor kinerja sistem komputer dan jaringan, dan
untuk mengkoordinasikan komputer akses jaringan dan penggunaan.
• Memuat rekaman komputer dan disk, dan menginstal perangkat lunak dan kertas printer atau
form.
• Desain, mengkonfigurasi, dan perangkat keras uji komputer, jaringan lunak dan perangkat
lunak sistem operasi.
• Memonitor kinerja jaringan untuk menentukan apakah penyesuaian perlu dibuat, dan untuk
menentukan di mana perubahan harus dibuat di masa depan.
• Berunding dengan pengguna jaringan tentang bagaimana untuk memecahkan masalah sistem
yang ada.

8. Network Systems and Data Communications Analysts

• Menguji dan mengevaluasi hardware dan software untuk menentukan efisiensi, reliabilitas, dan
kompatibilitas dengan sistem yang ada, dan membuat rekomendasi pembelian.
• Desain dan implementasi sistem, konfigurasi jaringan, dan arsitektur jaringan, termasuk
teknologi perangkat keras dan perangkat lunak, lokasi situs, dan integrasi teknologi.
• Membantu pengguna untuk mendiagnosa dan memecahkan masalah komunikasi data.
• Memantau kinerja sistem dan menyediakan langkah-langkah keamanan, tips dan pemeliharaan
yang diperlukan.
• Menjaga dibutuhkan file dengan menambahkan dan menghapus file pada server jaringan dan
membuat cadangan file untuk menjamin keselamatan file apabila terjadi masalah dengan
jaringan.
• Bekerja dengan engineer lain, analis sistem, programer, teknisi, ilmuwan dan manajer tingkat
atas dalam pengujian, desain dan evaluasi sistem.
• Mengidentifikasi area operasi yang perlu diupgrade peralatan seperti modem, kabel serat optik,
dan kabel telepon.
• Konsultasi pelanggan, kunjungi tempat kerja atau melakukan survei untuk menentukan
kebutuhan pengguna sekarang dan masa depan.
• Melatih pengguna dalam menggunakan peralatan.
• Memelihara perangkat seperti printer, yang terhubung ke jaringan.
9. Web Administrators

• Back up atau memodifikasi aplikasi dan data yang terkait untuk menyediakan pemulihan
kerusakan.
• Menentukan sumber halaman web atau masalah server, dan mengambil tindakan untuk
memperbaiki masalah tersebut.
• Meninjau atau memperbarui konten halaman web atau link pada waktu yang tepat,
menggunakan tool-tool.
• Memonitor sistem untuk intrusi atau serangan denial of service, dan melaporkan pelanggaran
keamanan untuk personil yang tepat.
• Menerapkan langkah-langkah keamanan situs web, seperti firewall atau enkripsi pesan.
• Mengelola internet / intranet infrastruktur, termasuk komponen seperti web, file transfer
protocol (FTP), berita dan server mail.
• Berkolaborasi dengan tim pengembangan untuk membahas, menganalisis, atau menyelesaikan
masalah kegunaan.
• Test backup atau pemulihan rencana secara teratur dan menyelesaikan masalah.
• Memonitor perkembangan web melalui pendidikan berkelanjutan, membaca, atau partisipasi
dalam konferensi profesional, workshop, atau kelompok.
• Menerapkan update, upgrade, dan patch pada waktu yang tepat untuk membatasi hilangnya
layanan.

10. Web Developers

• Mendesain, membangun, atau memelihara situs web, menggunakan authoring atau bahasa
scripting, alat penciptaan konten, alat manajemen, dan media digital.
• Melakukan atau update situs web langsung.
• Menulis, desain, atau mengedit konten halaman web, atau yang lain langsung memproduksi
konten.
• Berunding dengan tim manajemen atau pengembangan untuk memprioritaskan kebutuhan,
menyelesaikan konflik, mengembangkan kriteria konten, atau memilih solusi.
• Back-up file dari situs web untuk direktori lokal untuk pemulihan instan dalam kasus masalah.
• Mengidentifikasi masalah yang ditemukan oleh umpan balik pengujian atau pelanggan, dan
memperbaiki masalah masalah atau merujuk pada personalia yang tepat untuk koreksi.
• Evaluasi kode untuk memastikan bahwa itu adalah sah, benar terstruktur, memenuhi standar
industri dan kompatibel dengan browser, perangkat, atau sistem operasi.
• Menjaga pemahaman teknologi web saat ini atau praktek pemrograman melalui melanjutkan
pendidikan, membaca, atau partisipasi dalam konferensi profesional, workshop, atau kelompok.
• Menganalisis kebutuhan pengguna untuk menentukan persyaratan teknis.
• Mengembangkan atau memvalidasi tes routine dan jadwal untuk memastikan bahwa uji kasus
meniru antarmuka eksternal dan alamat semua jenis browser dan perangkat.

11. Computer Security Specialists

• Mengenkripsi transmisi data dan membangun firewall untuk menyembunyikan informasi


rahasia seperti sedang dikirim dan untuk menahan transfer digital tercemar.
• Mengembangkan rencana untuk melindungi file komputer terhadap modifikasi disengaja atau
tidak sah, perusakan, atau pengungkapan dan untuk memenuhi kebutuhan pengolahan data
darurat.
• Meninjau pelanggaran prosedur keamanan komputer dan mendiskusikan prosedur dengan
pelanggar untuk memastikan pelanggaran tidak terulang kembali.
• Memonitor penggunakan file data dan mengatur akses untuk melindungi informasi dalam file
komputer.
• Monitor laporan saat ini dari virus komputer untuk menentukan kapan untuk memperbarui
sistem perlindungan virus.
• Memodifikasi keamanan file komputer untuk memasukkan software baru, memperbaiki
kesalahan, atau mengubah status akses individu.
• Melakukan penilaian risiko dan melaksanakan tes pengolahan data sistem untuk memastikan
fungsi pengolahan data kegiatan dan langkah-langkah keamanan.
• Berunding dengan pengguna untuk membahas isu-isu seperti akses data komputer kebutuhan,
pelanggaran keamanan, dan perubahan pemrograman.
• Melatih pengguna dan meningkatkan kesadaran keamanan untuk memastikan keamanan sistem
dan untuk meningkatkan efisiensi server dan jaringan.
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rencana sistem komputer dengan personil pendirian dan
vendor luar.

SIMRS

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

A. Latar Belakang SIMRS

Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat

penting untuk segera diterapkan.Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang

ada dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit.Namun

menyediakan SIM bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan

SIM yang relatif sangat besar.

Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan

yang matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu

dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset
kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi

maka masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting.

Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi dan

manajemen. Sistem adalah suatu himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang

terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Informasi adalah

data yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat

dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunkannya untuk membuat keputusan.

Manajemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha

kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber

daya.Sehingga Sistem Informasi Manajemen berarti suatu sistem yang menyediakan kepada

pengelola organisasi maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas

organisasi. Jika lebih spesifik lagi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah

suatu prosedur pemrosesan data-data baik data-data umum Rumah Sakit maupun data-data

medik pasien sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.

Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah

berbasiskan komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi

yang dimiliki rumah sakit.Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah

diingat adalah pelayanannya yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau waktu

yang terlalu yang dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data medik pasien.

Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan

oleh system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang

menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan

data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat
disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan

agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat

sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.

Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus

mengetahui kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut.Dimana masing-masing Rumah Sakit

memiliki kebutuhan system informasi berbeda-beda. Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi

menjadi empat (4), yaitu :

 Rumah Sakit Vertikal

 Rumah Sakit Umum Daerah

 Rumah Sakit Umum Swasta

 Rumah Sakit specialist

Sedangkan untuk melakukan penerapan sistem informasi rumah sakit dibutuhkan biaya

yang tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar dipersiapkan agar hasil yang akan

diperoleh seperti apa yang diharapkan. Komponen utama untuk menunjang terlaksananya

penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan :

 Software (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)

 Hardware (seperangkat komputer)

 Networking (Jaringan LAN, wireless)

 SOP (Standar Operasional Prosedur)

 SDM (Sumber Daya Manusia)

Ketika system informasi telah disiap diimplementasikan ternyata ada beberapa kendala

yang terjadi di lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak Rumah Sakit dalam menerapkan system

informasi yang terintegrasi dan berbasis komputer, sulitnya merubah pola kerja yang telah
terbiasa dengan system manual menjadi komputerisasi, dan penyajian data yang belum semuanya

dalam bentuk elektronik yang akan memudahkan proses migrasi data.

Secara garis besar, ruang lingkup DigIS-RS ini bisa digambarkan sebagai berikut:

 Proses registrasi pasien umum dan pasien penjamin selain ASKES

 Proses registrasi pasien ASKES

 Alur pelayanan perawatan pasien rawat jalan

 Alur pelayanan Pasien UGD

 Alur pelayanan pasien di unit penunjang

B. Strategi SIMRS

Strategi adalah pendekatan pola pikir,perencanaan dan pengambilan keputusandalam

situasi bisnis yang mengharuskanmanajer untuk mengetahui, memahami,menerima dan

mendukung misi organisasi,atau unit di dalam organisasi, danmenghubungkan misi tersebut

denganlingkungan ditempat keputusan-keputusantersebut akan diimplementasikan.“driving

force” di balik pola pikir, perencanaan dan manajemen strategis adalah misiorganisasi.

Manajemen strategis adalah kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman tentang

hakekat danimplikasi dari perubahan eksternal, kemampuanuntuk mengembangkan strategi yang

efektif dalammenghadapi perubahan, dan kemauan sertakemampuan untuk mengelola secara

aktifmomentum organisasisuatu keharusan bagi manajer rumah sakit, untukmemahami

perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungannya; mereka tidak hanya responsif

terhadapperubahan tetapi harus mampu menciptakan masadepanmanajemen strategis disusun

sebagai pendekatan atau filosofi untuk mengelola organisasi yang sangat kompleks.
Enam elemen dari manajemen strategis pendekatan manajemen strategis pada organisasi

yang kompleks seperti rumah sakit, dalam melaksanakan manajemen strategis diperlukan

pendekatan analitis maupun pendekatan kedaruratan ( emergent/contingency) : – pendekatan

analitik atau rasional bergantung pada pengembangan langkah-langkah atau proses yang logis

(linear thinking) – model emergent, bergantung pada pemikiran intuitif, kepemimpinan, dan

pembelajaran dan merupakan bagian dari manajemen kedua pendekatan ini dibutuhkan dan

dipandang sebagai satu “single model” pendekatan analitis dapat disamakan dengan

“peta”,sedangkan model emergent merupakan “kompas”nya

Model manajemen strategis yang mencakup pendekatan analitis dan emergent biasanya

terdiri dari tiga elemen : pola pikir strategis (strategic thinking) perencanaan strategis (strategic

planning) momentum strategis (strategic momentum)

1. Strategic thinking

Strategic thinking mengenali kenyataan tentang perubahan mempertanyakan asumsi dan

kegiatan terkini membangun pemahaman sistem melihat kemungkinan masa depan menciptakan

ide-ide baru mempertimbangkan kesesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal. \

Strategic thinking melakukan asesmen terhadap: perubahan kebutuhan dari stake holders

(pemangku kepentingan) perubahan menyangkut teknologi, sosial dan demografi, ekonomi,

politik/perundangan tuntutan kompetitif.

2. Strategic planning

Strategic planning adalah process secara periodik dalam mengembangkan satuperangkat

langkah-langkah dalam organisasi untuk mencapai misi dan visinya dengan menggunakan pola

pikir strategis.
Strategic planning menyiapkan proses langkah demi langkah yang berurutan untuk

menciptakan strategi

 melibatkan kegiatan-kegiatan “periodic group strategic thinking (brainstorming)”

 membutuhkan data/informasi

 membangun fokus untuk organisasi

 memfasilitasi pengambilan keputusan yang konsisten

 konsensus akan kebutuhan guna penyesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal

 hasilnya adalah perencanaan strategis yang terdokumentasi.

3. Strategic momentum

Strategic momentum menyangkut kegiatansehari-hari untuk mengelola strategi guna

pencapaian sasaran strategis dari organisasi. strategic momentum:

 kegiatan nyata untuk mencapai sasaran spesifik– menyangkut proses pengambilan keputusan

dan dampaknya

 menghasilkan budaya dan style

 memunculkan antisipasi, inovasi dan keunggulan

 mengevaluasi kinerja strategi melalui pengendalian

 suatu proses pembelajaran

 bergantung pada peningkatan pola pikir strategis dan perencanaan

Strategis periodikmomentum strategis menjamin filosofi yang berkelanjutan dalam

mengembangkan dan mengatur perencanaan, kegiatan dan pengendalian dari organisasi.

Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan

strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan

pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana
output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga

merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit juga

merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama

menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan

pemulihan (rehabilitasi pasien).

Dengan demikian secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan

bisnis utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat

kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien), informasi kegiatan operasional

(termasuk informasi sumber daya manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data.

C. Proses Bisnis SIMRS

Pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi telah menyentuh banyak lapisan

kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan.Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) merupakan salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan rumah sakit terutama

kaitannya dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Bahkan kewajiban menyelenggarakan

SIMRS ini telah tercantum dalam UU Nomor 44 tahun tentang Rumah Sakit dan Peraturan

Menteri Kesehatan RI Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS.

Namun saat ini masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan SIMRS secara

optimal.Permasalahan yang masih terjadi saat ini adalah antrian calon pasien yang mengantri

berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan pengantrian data

dilakukan 2 kali untuk menerbitkan Surat Elegibitas Peserta (SEP) dan Pendaftaran Rumah
Sakit,” ungkap Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dr. dr. Nurshanty Sapada. M.Kes dalam

sambutannya pada acara “Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit Open Source (SIMRS GOS)” di Bali, Senin (1/9).

Pertemuan ini membahas berbagai perkembangan sistem informasi manajemen RS,

terutama kaitannya dengan SIMRS GOS dan integrasi sistem informasi JKN (Bridging System).

Saat ini, tim IT Kementerian Kesehatan mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit Generik

Open Source (SIMRS GOS). Dengan menggunakan SIMRS GOS ini didapat berbagai manfaat,

salah satunya membantu dalam hal bisnis proses Manajemen Rumah Sakit.

Selain itu, aplikasi ini dapat diperoleh secara gratis tanpa perlu membayar lisensi dan

dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pihak Rumah Sakit, Baik secara

mandiri, bersama pusat dan atau pihak ke-3,” jelasnya dihadapan para peserta yang terdiri dari

Tim IT Rumah Sakit Vertikal, Tim IT Rumah Sakit Pilot Project SIMRS GOS dan Tim IT

Rumah Sakit yang telah mengajukan permohonan ke Kementerian Kesehatan.

Untuk mendapatkan SIMRS GOS ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh

Pihak Rumah Sakit yaitu mempunyai Infrastruktur IT (Jaringan LAN, Komputer Client dan

Server), dan memiliki minimal 1 (satu) orang SDM IT yang akan dilatih dan yang memiliki

kompetensi dalam bidang pemograman.

Kemudian kaitannya dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan nasional (JKN),

pengembangan SIMRS ini tentu saja menjadi salah satu bagian penting dalam menyukseskan

program ini.Dalam upaya meningkatkan mutu layanan yang lebih baik kepada peserta, bahkan

saat ini RS – BPJS Kesehatan telah mengembangkan Bridging System.


Sistem ini memungkinkan dua sistem berbeda melakukan dua proses pada saat yang

sama, tanpa adanya intervensi satu sistem ke sistem lainnya secara langsung. Sehingga calon

pasien kini tidak perlu mengantri berjam-jam di loket pendaftaran,” jelasnya.

Maka, penting sebuah RS untuk terus meningkatkan pelayanan melalui pengembangan

Sistem Informasi RS. Dengan diterapkannya sistem yang optimal, pelayanan akan lebih lancar,

efektif, efisien. Kepastian pembiayaan dan kecepatan klaim akan semakin baik, serta terjadinya

kepuasan konsumen baik pasien, rumah sakit, maupun stake holder lainnya.

Pengelolaan data yang sangat besar baik berupa data medis pasien (medical record)

maupun data administrasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit mengakibatkan beberapa hambatan /

kendala, antara lain:

 Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga

kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing

sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.

 Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron,

informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.

 Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya

kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan

akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan

sesuka perawat/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif

sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat adalah saudaranya maka dengan seenaknya

dokter/perawat memberikan diskon tanpa melalu prosedur yang tepat, sehingga menimbulkan

kerugian pada pihak rumah sakit.


 Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara manual

maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.

Untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit,

keberadaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sangat dibutuhkan, sebagai salah

satu langkah strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan

persaingan bisnis

1. Pelayanan Utama (Front Office)

Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya), tetapi

secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses

pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.

Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya) tetpi

secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses

pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.

Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan pulang.

Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan

tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic,

non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (mialnya berupa

resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai

aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu

kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order communication system.

2. Pelayanan Administratif (Back Office)

Proses umum Back Office diantaraya perencanaan, pembelian/pengadaan,

pemelihaaraan stok/inventory, pengelolaan aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang,


piutang, kas, buku besar, dan lainnya). Proses Back Office ini berhubungan dengan proses pada

Front Office.

Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang,

mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan

sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum,

diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset,

pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back

office ini berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini. Proses

bisnis data tidak terstruktur. Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-data

terstruktur, yang dapat dikelola dengan relational database management system, selain itu

terdapat proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat

diposisi, email, manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan sejenisnya.

D. Arsitektur Infrastruktur SIMRS

Untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk

berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-

lain.

Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk kebutuhan

Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur

telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain.

Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang

disyaratkan adalah:

1. Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen lalu lintas data pada

jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan security.


2. Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan segmentasi jaringan

menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau lantai.

3. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada keadaan normal jalur

backup digunakan untuk memperkuat kinerja jaringan/redudant, tapi dalam keadaan darurat

backup jaringan dapat mengambil alih kegagalan jaringan.

4. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan sumber daya

maupun sebagai backup

5. Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perkabelan maupun

perangkat aktif).

6. Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan sejenisnya) baik

hardcopy maupun softcopy.

7. Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat aktif mengharuskan

pengelolaan bertingkat, seperti adanya:

a. Core switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah Sakit dimana core

switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang berperan dalam prosessing semua paket

dengan memproses atau men-switch traffic secepat mungkin).

b. Distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan pendistribusian akses

antar core switch dengan access switch pada masing-masing gedung, dimana antara sebaiknya

distribution switch dan core switch terhubung melalui fiber optic.

c. Acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port untuk akses ke network.

E. Arsitektur Data

Arsitektur Data untuk menghasilkan informasi yang baik, diperlukan data yang

homogen.Agar dapat dihasilkan data homogen maka perlu dibuat arsitektur data yang baik.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun arsitektur data: Kodefikasi

Kodefikasi selain keharusan utk otomatisasi/ komputerisasi, juga diperlukan untuk integrasi dan

penglolaan lebih lanjut seperti statistik. Mapping Karena sering berbeda keperluan kode- fikasi

data, maka diperlukan mapping data untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya

mapping kodefikasi antara tarif dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode

kabupaten/kota dengan provinsi dan sejenisnya.

F. Arsitektur Aplikasi

Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran arsitektur

minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir kebutuhan informasi.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan prosedur pemrosesan

data rumah sakit memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan

informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi

pihak manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP (standard operating

procedure) baru guna menunjang kelancaran penerapan SIMRS yang tertata dengan baik dan

rapi.

1. Front Office

Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan

tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah,invasive, diagnostic

non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (misalnya berupa

resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat.


Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit

(seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order

communation system. Front Office SIMRS meliputi:

 Antrian registrasi

 Modul appointment

 Registrasi

 Pelayanan informasi

 Pengaduan

 Pelayanan informasi

 Publik

2. Back office

Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang,

mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan

sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum,

diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset,

pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back

office ini berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini.

a. Komuniasi dan Kolaborasi

 Komunikasi

One Medic – One Solutions for Health Information System merupakan suatu aplikasi

piranti lunak yang telah dikembangkan sejak tahun 2008. Protocol komunikasi yang tersedia
telah dilengkapi dengan system keamanan sehingga dapat menekan berbagai tindakan cyber

crime oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Desain aplikasi SIMRS One Medic berbasis Web dimana pengguna dapat

melakukan integrasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal secara online’. Manfaat

Intergasi secara Online bertujuan untuk mengantisipasi pengulangan pekerjaan administrasi yang

dapat memicu terjadinya human error sehingga potensi kerugian Rumah Sakit dapat ditekan.

Fitur-fitur SIMRS One Medic sebagai solusi untuk menjawab tantangan masa depan industri

pelayanan medik:

– Security system: modul ini dapat mengatur informasi dan data yang diperbolehkan untuk

diaksesbaik oleh pihak internal maupun eksternal. Pengaturan tersebut dilakukan selain untuk

melindungi kerahasiaan data pasien juga untuk menghindari penyalahgunaan informasi penting

lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

– MPI server solutions: adalah sistim komunikasi online yang dirancang untuk menjembatani

komunikasi antar sistem. Aplikasi MPI server solutions dapat digunakan sebagai alat

konfirmasi hak-hak pasien terhadap jenis tindakan medis dan obat-obatan yang dapat diberikan

oleh Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan Pihak Penjamin.a

– Billing records system: seluruh data tindakan medik dan obat-obatan yang diberikan pada

pasien otomatis terekam secara online dan dapat diatur sesuai dengan format penagihan yang

ditetapkan oleh Pihak Penjamin. Feature ini dapat mempersingkat proses pekerjaan administrasi

penagihan sehingga dapat menekan angka piutang.

Untuk media komunikasi informasi antara unit dapat digunakan media komputer yang

sudah terintegrasi dengan jaringan LAN dengan menggunakan aplikasi Messenger atau chating,

selain itu juga sudah ada nya telepon lokal yang membantu hubungan komunikasi antar
unit.Sedangkan untuk akses komunikasi ke luar instansi menggunakan akses internet yang

terintegrasi melalui jaringan Pemerintah Kota.

 Kolaborasi

Salah satu kolaborasi untuk mengembangkan SIMRS adalah dalam bentuk Kerjasama

Operasional (KSO) atau Build Operational Transfer (BOT).MenurutPSAK no 39, KSO

merupakan bentuk kerjasama antara 2 belah pihak atau lebih dimana masing-masing pihak

sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan asset dan/atau hak usaha

yang dimiliki dan secara bersama-sama menanggung resiko atas usaha tersebut. RSmempunyai

peluang pasar berupa kunjungan pasien sedangkan konsultan/vendor akanbertindak sebagai

investor untuk menyediakanteknologi informasi yang selalu update baik berupa 1)Perangkat

keras (Server, PC &Jaringan), 2)Perangkat lunak (Software) maupun sumber daya

manusia (Brainware) baik tenaga operator ( Data Entry), Programmer maupun tenaga lainnya.

Manfaat utama dari kegiatan KSO SIMRS ini adalah adanya jaminan berkelanjutan serta

proses pendampingan/transfer knowledge SIMRS,sehingga akan meminimalkan resiko-resiko

kegagalan implementasi di pihak RS dan akan menekan cost/biaya yang dikeluarkan

untuk investasi teknologi informasi yang senantiasa selalu update.Pihak rumah sakit

berkewajiban untuk menyediakan fasilitas sarana/prasarana untuk menunjang kegiatan

operasional KSO SIMRS tersebut. Rumah Sakit akan melakukan pengembalian investasi dengan

beberapa alternatif, antara lain pembebanan ke pasienper registrasi/kunjungan/resep atau dana

dari komponen unit Bahan Habis Pakai (BHP),komponen unit Jasa Akomodasi maupun

daritingkat efisiensi operasional RS. Pihak konsultan mempunyai kewajiban melakukan

pengembangan/update, tailor-made(customize) sistem sesuai kebutuhan RS, Transfer Knowledge

dan pendampingan operasional selama masa kerjasama tersebut.Rumah Sakit akan menerima
sistem secara keseluruhan baik modul aplikasi, source code maupun blue print sistem pada masa

akhir kerjasama sehingga RS diharapkan akan menjadi mandiri dalam mengelola SIMRSpasca

masa KSO tanpa ketergantungan dari pihak konsultan dan bisa menjadi revenuecenter karena

bisa mengembangkan sistem yang ada ke RS yang lain.

Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi SIMRS menjadi 6 komponen

utama guna menunjang terlaksananya penerapan SIMRS yang benar dan sesuai kebutuhan:

 Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)

 Hardware (perangkat Keras berupa komputer, printer dan lainnya)

 Networking (jaringan LAN, wireless dan lainnya)

 SOP (Standard Operating Procedure)

 Komitmen (komitmen semua unit / departemen / instalasi yang terkait untuk sama-sama

mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di-input)

 SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana data di-input

dan diproses melalui tenaga SDM tersebut)

Вам также может понравиться