Вы находитесь на странице: 1из 2

ASI Eksklusif Kurangi Risiko Kematian Bayi

BANDUNG, (PR).-
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi, karena mengandung kalori yang cukup, zat antiinfeksi
dan pelindung dari alergi. Bayi yang diberikan ASI eksklusif selama enam bulan, terhindar dari risiko
kematian hingga empat kali lipat.

"Bayi-bayi dengan susu formula pada enam bulan pertama kehidupannya, berisiko empat kali lipat untuk
meninggal dunia akibat penyakit infeksi seperti diare dan ISPA (infeksi saluran pernafasan akut)," ujar
dokter spesialis obstetri ginekologi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Dr. dr. Sofie Rifayani
Krisnadi Sp. O. G (K), ketika ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.

Hal itu, berdasarkan penelitian internasional dan ada evidence base-nya. Bayi yang diberikan ASI eksklusif
dapat, tumbuh lebih baik dan lebih jarang sakit serta angka kematiannya lebih rendah dibandingkan bayi
yang tidak mendapatkan ASI. Ini terjadi karena pemberian ASI dapat meningkatkan reaksi imunologis bayi.

Berdasarkan penelitian mahasiswa bimbingannya, dr. Wardah Suhaili yang berjudul "Penelusuran terhadap
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyusui Eksklusif di Beberapa Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak di Kota Bandung", Sofie mengatakan, masih ada ibu menyusui yang tidak mengetahui ASI
eksklusif ataupun manfaat kolostrum (cairan pertama ASI).

Pada penelitian itu dinyatakan, hampir 90% kematian bayi dan balita terjadi di negara berkembang. Dari
jumlah itu, sekira 40% lebih kematian disebabkan diare dan ISPA. Kedua penyakit ini, sebenarnya bisa
dicegah dengan pemberian ASI eksklusif.

Tidak benar

Berdasarkan laporan WHO, tahun 2000 sekira 1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang
tidak benar. Sementara itu, bayi yang diberikan ASI eksklusif jumlahnya kurang dari 15%.

"Enam bulan pertama kehidupan bayi, tergantung dari ASI. Bayi yang diberikan susu formula, angka
kematiannya lebih tinggi empat kali lipat dari yang diberikan ASI eksklusif," ujarnya.

Bayi-bayi itu, menurut Sofie, menjadi mudah mencret dan sering menjalani perawatan di rumah sakit.
Sementara ASI lebih mudah dicerna dan selalu menyesuaikan dengan kondisi bayi.

Imunitas dapat diperoleh bayi termasuk dari kolostrum. Ini juga belum diketahui masyarakat, bahkan
membuangnya karena menganggap kolostrum sebagai cairan kotor karena warnanya yang kekuningan.

Sofie mengakui, banyaknya kendala untuk menyosialisasikan ASI eksklusif, termasuk dari tenaga kesehatan
dan produsen susu formula. Mereka (produsen susu formula), bahkan memberikan sampel gratis kepada ibu
yang baru melahirkan bayi di klinik-klinik bersalin.

"Dampaknya sangat buruk dan merusak upaya ASI eksklusif. Itu adalah kejahatan terselubung. Petugas
kesehatan, sudah dimotivasi sedemikian rupa oleh produsen susu formula untuk melakukan hal itu. Ya,
dampaknya pemberian ASI eksklusif kurang berhasil," tuturnya.

Padahal, ASI merupakan makanan bayi dengan rata-rata kalori yang dihasilkan setiap harinya mencapai 600
kalori. Hal itu menunjukkan, bahwa pemberian ASI saja dapat memenuhi kebutuhan makanan bayi sejak
lahir hingga enam bulan. (A-131)***

? 2006 - Pikiran Rakyat Bandung


Dikelola oleh Pusat Data Redaksi (Unit: Cyber Media-Dokumentasi Digital

Вам также может понравиться