Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ada sistem intruksional ada 3 buah pertanyaan penting, yakni bagaimana cara mendesain
suatu program, struktur program bagaimana yang akan dipergunakan dan pola mengajar apa
yang akan diterapkan sehubungan dengan pelaksanaan progran yang telah didesain itu.
Ketiga pertanyaan itu perlu mendapatkan jawaban yang jelas sedangkan jawaban atas ketiga
pertanyaan tersebut tentu saja akan mengait satu sama lain
2. Langkah kedua
Mengidentifikasi kompetensi.kompetensi-kompetensi harus dijabarkan secara
khusus,divalidasikan dan dites dalam hubungan dengan keberhasilan belajar-
mengajar.Ada enam jenis pendekatan yang dapat dipergunakan untuk
merumuskan kompetensi yaitu sebagai berikut:
1. Menerjemahkan pelajaran yang telah menjadi sejumlah kompetensi yang
tujuan tingkahlakunya harus diteliti kembali
2. Pendekatan anialisis tugas yang harus dikerjakan,lalu ditentukan peranan-
peranan apa yang diperlukan,selanjutnya ditentukan jenis-jenis kompetensi
yang dituntut untuk itu
3. Pendekatan kebutuhan siswa disekolah berdasarkan ambisi,nilai-nilai,dan
perspektif para siswa.
4. Pendekatan kebutuhan masyarakat.Berdasarkan kebutuhan masyarakat yang
nyata selanjutnya disusun program sekolah dan program latihan yng perlu
dilakukan.
5. Pendekatan teoritis yang disusun secara logis dan melalui pemikirab deduktif
dalam kerangka ilmu tentang tingkah laku manusia.
6. Pendekatan cluster yang disusun berdasarkan program umum yang biasa
berlaku,berlagsung,misalnya dalam masyarat atau kehidupan sehari-hari
3. Langkah ketiga
Merumuskan tujuan-tujuan secara deskriptif.KOmpetensi-kompetensi yang telah
ditentukan selanjutnya dirumuska lebih khusus,lebih eksprisip menjadi tujuan-
tujuan yang dapat diamati,dapat diukur berdasarkan kriteria tertentu
4. Langkah keempat
Melakukan kriteria-kriteria dan jenis asstment.berdasarkan kriteria-kriteria
tersebut dapat ditentukan tingkat keberhasilannya tentang sejauhmana suatu tujuan
yang akan dilakukan
5. Pengelompokan dan penyusuna tujuan-tujuan pelajaran berdasarkan urutan
sikologis untuk mencapai maksud-maksud intruksional.dalam hal ini perlu
dipertimbangkan isi pelajaran,lokasi,dan fasilitas yang diperlukan untuk
melaksnakan macam-macam kegiatan dan kebutuhan-kebutuhan psikologis guru.
6. Mendesain stategi untruksional.penentuan trategi instruksional didasarkan pada
kompetensi-kompetensi yang hendak dikembangkan.beberapa stategi dapat
dirancang oleh guru misalnya cerah,modul dan sebainya
7. Mengorganisasi sistem pengelolaan kelas.sistem pengelolaan yang ditentukan
disesuaikan dengan berbagai alternatif kegiatan yang akan dilakukan seperti
pengajaran individual core program pengajaran unit,dan sebagainya
8. Mencobakan program.tujuannya adalah untuk mentes efektivitas strategi
intruksional,kemantapan alat assement,efektivitas sistem pengelolaan kelas,dan
sebagainya.
9. Menilai desai instruksional.penilaian terhadap aspek-aspek antaralain validitas
tujuan,tingkat kriteria assesment,srtategi instruksional dan orgnisasi sistem
pengelolaan.
10. Memperbaiki kembali program berdasarkan umpan balik yang diperoleh melalui
penilaian yang telah dilakukan sebelumnya,maka jika perlu dilakukan perbaikan
dan perubahan.
Jadi kesepuluh langkah kerja ini merupakan suatu flow chart yang perlu ditempuh untuk
memperoleh suatu desain instruksional yang diharapkan.
Kelima tahapan sistem ini mesti dilakukan sedemikian rupa da semuanya bagaikan
komponen-komponen sistem yang terpadu secara menyeluruh.
1. Penetapan Status Sistem Pengajaran
Adalah kurang tepat jika ada yang berpandangan bahwa merancang suatu sistem
dimulai dari perumusan tujuan secara spesifik.sebenarnya semua usaha perancangan
suatu sistem senantiasa dimulai dari menetapkan kedudukan sistem pengajaran yang
ada sekarang baik input,output,maupun opersinya.Kemudian dilakukan perancangan
kembali atau membuat desain baru.
Tahap ini dimulai dengan memikirkan daerah pelajaran apa yang telah
diberikan.Untuk itu perlu koordinasi antara semua guru yang berada dan bertanggung
jawab dalam daerah pelajaran tersebut,dan dengan sendirinya membutuhkan waktu
dan usaha tertentu.Usaha perancangan suatu desain pelajaran banyak hal yang harus
dipertanyakan lebih dahulu,misalnya berapa banyak siswa yang
mempelajarinya,bagaimana latar belakang mereka,dalam hal apa mereka berbeda dan
dalam hal apa mereka memiliki kesamaan, berapa banyak hal yang harus diajarkan,
apa kekuatan dan kelemahan pelajaran tersebut, bagaimana pelaksanaan pelajaran
yang telah ada itu, dan masalah-masalah apa yang sedang dihadapi. Perlu ditentukan
terlebih dahulu kedudukannya, dan pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu mendapat
jawaban sebelum desain pelajaran mulai dikembangkan. Selain dari itu, perlu
diadakan survei terlebih dahulu tentang tenaga, fasilitas, peralatan, dan sumber-
sumber yang diperlukan. Semua lingkungan yang penting untuk melaksanakan suatu
program pengjaran harus dideskripsikan secara teliti dan terperinci. Jika perancang
sistem pengajaran hendak menetapkan kedudukan sistem yang telah ada sekarang,
maka dia perlu menjawan beberapa pertanyaan berikut.
1. Karakteristik-karakteristik apa yang terdapat dalam sistem pengajaran dimana dia
harus bekerja? Apa tujuannya dan alat cara-cara apa yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan itu?
2. Sumber-sumber apa yang akan digunakan, misalnya ruang, media, buku-buku,
berkala, peralatan, dll. Apa batas-batasnya dan hambatan-hambatan apa yang ada?
3. Siapa siswanya? Keterampilan-keterampilan harapan-harapan apa serta
kebutuhan-kebutuhan belajar apa yang mereka miliki atau yang mereka rasakan?
Dan berapa jumlah siswa yang ada itu?
4. Apa yang sebaiknya diperbuat untuk memberikan kontribusi pelajaran dalam
usaha mencapai tujuan-tujuan itu dan untuk membantu siswa belajar?
Hal-hal yang diminta oleh pertanyaan-pertanyaan di atas perlu dipelajari dan
dikenali terlebih dahulu oleh setiap perancang sistem pengajaran (guru),
dengan alasan sebagai berikut.
1. Jika guru telah mengenali kedudukan sistem yang ada maka dia akan
menggunakan sumber-sumber yang telah ada sebagaimana mestinya.
2. Jika guru telah memiliki data tentang para siswa, maka dia dapat
,membantu siswa belajar sesuai dengan kebutuhannya, kemampuan siswa
belajar dan sesuai dengan apa yang mereka ingin pelajari.
3. Guru sendiri akan menyadari kemampuan-kemampuan yang dia miliki,
dan akan berusaha menggunakan segenap kemampuannya itu, atau akan
berusaha mengembangkan kemampuannya sendiri lebih lanjut, lebih
mempersiapkan diri guna membantu para siswa yang jadi tanggung
jawabnya.
2. Perumusan tujuan pengajaran
Langkah berikutnya dan yang sangat penting dalam rangka merancang suatu
sistem pengajaran adalah merumuskan tujuan pengajaran. Tujuan penting artinya
dalam menentukan urutan bahan yang akan disampaikan, metode mengajar, dan
prosedur evaluasi yang akan dikembangkan.
Pemilihan dan perumusan tujuan pada hakikatnya adalah suatu proses
membuat keputusan. Berdasarkan informasi tentang apa yang ingin diketahui oleh
siswa, apa yang mereka butuhkan, bahan pelajaran apa yang ingin diajarkan, dan
berbagai informasi penting lainnya, maka guru menetapkan perangkat tujuan yang
hendak dicapai para siswa. Jadi, tujuan mengajar sebenarnya adalah tujuan belajar.
Perumusan tujuan merupakan tahap yang paling penting dalam sistem
pengajaran. Alasannya adalah sebagai berikut :
1. Umumnya desain pengajaran (course design) didasarkan pada tujuan-tujuan. Isi
pelajaran dan prosedur intruksional dipilih untuk membantu siswa dalam upaya
mencapai tujuan.
2. Tujuan memainkan peranan kritis dalam evaluasi pengajaran. Tujuan-tujuan itu
menjadi dasar bagi evaluasi dan merupakan kriteria utama dalam
mempertimbangkan prestasi belajar siswa dan keberhasilan guru.
3. Kemungkinan terjadinya salah kaprah atau ketercampurbauran dapat dihindari
sedemikian rupa, karena tujuan-tujuan tadi sebagai media komunikasi dan
memberikan alat yang sama bagi semua guru.
4. Tujuan menjadi pedoman bagi siswa yang mengarahkan kegiatan belajar mereka
dan untuk menilai kemajuan belajar yang telah mereka lakukan sebelumnya.
3. Perencanaan dan pelaksanaan evaluasi
Berdasarkan asumsi, bahwa setiap guru merumuskan tujuan belajar bagi siswanya,
maka sesungguhnya guru telah mengetahui hal-hal apa yang perlu dikerjakan atau
diperbuat oleh siswanya. Karena itu, setiap perumusan tujuan senantiasa harus disertai
dengan perencanaan evaluasi instruksional untuk jelasnya, coba kita renungkan
beberapa pertanyaan berikut ini :
1. Bagaimana saya mengetahui bahwa para siswa telah mencapai tujuan-tujuan
belajarnya?
2. Bagaimana saya dapat menerangkan bahwa saya telah melakukan tugas pekerjaan
dengan baik dalam menciptakan kondisi belajar bagi para siswa.
3. Bagaimana saya mengetahui bahwa prosedur kerja yang saya tempuh baik atau
masih kurang memadai?
4. Bagaimana saya mengetahui, bahwa prosedur mengajar yang saya lakukan selama
ini perlu diperbaiki, dan dalam hal apa perlu mendapat perhatian?
a. Dengan program evaluasi, guru dan siswanya dapat menemukan bukti apakah
telah terjadi proses belajar. Tanpa program evaluasi kiranya sulit untuk
membuktikan bahwa telah terjadi perubahan pada diri siswa.
b. Jika guru tak dapat menunjukkan, bahwa telah terjadi kegiatan belajar siswa,
maka sulit baginya untuk menentukan apa yang perlu diperbaiki.
5.