Вы находитесь на странице: 1из 10

ASUHAN KEPERAWATAN

a Pengkajian

1) Riwayat penyakit : Didapatkan riwayat gejala-gejala PMS seperti kembung, sakit kepala,
dll.

2) Riwayat menstruasi : menarche umur berapa tahun, silklusnya teratur atau tidak, banyak
atau sedikit.

3) Aktivitas : Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin


beratnya PMS. (Saryono, 2009: 41)

4) Diet : Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat,
minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS. Kekurangan zat-zat gizi
seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi,seng, mangan,
serta asam lemak linoleat.

5) Koping : Apa yang dilakukan bila setiap kali ada masalah waktu menstruasi.

6) Nyeri : Lokasi( di punggung, simpisis, paha, abdomen,dll), intensitas,


kualitas, pola, gejala penyerta, serta koping terhadap nyeri

7) Status emosi : Faktor stres akan memperberat gangguan PMS. Hal ini sangat
mempengaruhi kejiwaan dan koping seseorang dalam menyelesaikan masalah.

b Diagnosa

1. Nyeri akut b.d penurunan kadar serotonin, efek PMS (nyeri payudara, nyeri simpisis, migrain)

2. Gangguan Pola Tidur b.d nyeri PMS

3. Koping individu tidak efektif b.d efek PMS

4. Resiko gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan muntah

5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan


dengan kurangnya sumber informasi

c. Intervensi

1. Nyeri akut b.d penurunan kadar serotonin, efek PMS (nyeri payudara, nyeri simpisis, migrain)

Tujuan :

- Nyeri dapat diatasi kurang dari 1 x 24 jam

Kriteria Hasil :
- Nyeri hilang/terkontrol

- Klien tampak rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat

INTERVENSI RASIONAL

MANDIRI

1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, 1. Membantu dalam mengidentifikasi


lamanya, dan intensitas (skala 0-10). Perhatikan derajat ketidaknyamanan dan
petunjuk verbal dan non verbal kebutuhan/keefektifan analgesik

2. Adanya drain mempengaruhi


kemampuan pasien untuk rileks dan
2. Bantu dalam memberikan posisi yang tidur/istirahat secara efektif.
nyaman

3. Meningkatkan sirkulasi pada otot


yang meningatkan relaksasi dan
mengurangi ketegangan

3. Berikan kompres hangat pada perut 4. mengurangi nyeri karena adanya


stimulus sentuhan terapeutik.

5. dapat memperbaiki aliran darah ke


4. Masase daerah perut yang terasa nyeri. uterus dan tonus otot.

6. mengurangi tekanan untuk


mendapatkan rilek.
5. Lakukan latihan ringan.

7. mengurangi kongesti
6. Lakukan teknik relaksasi.,

8. diperlukan untuk mengurangi rasa


nyeri agar dapat istirahat.

7. Berikan diuresis natural (vitamin) tidur dan


istirahat. 9. Digunakan untuk menormalkan
produksi prostagadin

KOLABORASI

8. Pemberian anagetik (aspirin, fenasetin,


kafein)

9. Terapi dio,etasin, ibuprofen, naprosen.

2. Gangguan pola tidur b.d nyeri PMS

Tujuan :

- Klien tidak mengalami gangguan tidur dalam waktu 1x 24jam.

Kriteria Hasil :

- klien tidak mengalami kesulitan untuk tidur, klien tidak mengalami kelelahan, klien tidak
tampak lemah.

INTERVENSI RASIONAL

MANDIRI

1. Pantau keadaan umum pasien dan TTV 1. Membantu dalam mengidentifikasi


derajat ketidaknyamanan dan
kebutuhan/keefektifan analgesik

2. Adanya drain mempengaruhi


kemampuan pasien untuk rileks dan
tidur/istirahat secara efektif.
2. Kaji Pola Tidur
3. Meningkatkan sirkulasi pada otot
yang meningatkan relaksasi dan
mengurangi ketegangan

4. mengurangi nyeri karena adanya


3. Kaji faktor yang menyebabkan gangguan stimulus sentuhan terapeutik.
tidur (nyeri, takut, stress, ansietas dll).

5. dapat memperbaiki aliran darah ke


uterus dan tonus otot.

4. Catat tindakan kemampuan untuk 6. mengurangi tekanan untuk


mengurangi kegelisahan. mendapatkan rilek.

5. Ciptakan suasana nyaman, kurangi atau


hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan
7. mengurangi kongesti
tidur.

8. membantu pasien tidur/istirahat


6. Gunakan alat bantu tidur (misal; air hangat
untuk memperbaiki pola tidur.
untuk kompres rilaksasi otot, bahan bacaan,
pijatan di punggung, music yang lembut, dll).

7. Ajarkan relaksasi distraksi; mendengarkan


pasien musik klasik.

KOLABORASI

8. Pemberian sedatif, hipnotik sesuai indikasi


3. Koping individu tidak efektif b.d efek PMS

Tujuan :

- Koping klien kembali efektif kurang dari 1 x 24 jam.

Kriteria Hasil :

- Mengidentifikasi perilaku koping yang takefektif dan akibatnya.

- Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang dimiliki

- Mengkaji situasi saat ini dengan akurat

- Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan/ situasi yang tepat

INTERVENSI RASIONAL

MANDIRI

1. Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat


umum
1. Nyeri dapat mengurangi
kemampuan koping.

2. Kaji pemahaman klien tentang


penyakit yang dideritanya.
2. kecemasan terhadap rasa sakit
yang diderita akan sangat dipengaruhi
oleh pengetahuan

3. stress dapat mengganggu respons


3. Tentukan stress tambahan yang saraf otonom, sehingga dikhawatirkan
menyertainya. akan menambah rasa sakit dan beri
kesempatan untuk mendiskusikan
bagaimana rasa sakit yang dideritanya.

4. Tingkah laku maladaptif mungkin


digunakan untuk mengatasi nyeri yang
menetap atau mungkin berperan dalam
berlanjutnya nyeri tersebut.

4. Bantu klien mengidentifikasi 5. Pemahaman terhadap informasi


keterampilan koping selama periode ini dapat membantu pasien dalam
berlangsung. menentukan pilihan, belajar mengatasi
masalah, dan mendapatkan satu
sensasi dari pengendalian atas keadaan
yang meningkatkan harga diri.

6. kelelahan karena rasa sakit dan


pengeluaran cairan yang banyak dari
5. Berikan informasi mengenai tubuh cenderung merupakan masalah
penyebab sakit, penanganan, dan hasil berarti yang mesti banyak dari tubuh
yang diharapkan cenderung merupakan masalah berarti
yang mesti segera diatasi.

7. Mungkin membutuhkan bantuan


tambahan pada penyelesaian masalah
yang berhubungan yang mempengaruhi
kemajuan ke arah kesejahteraan.

6. Berikan periode tidur atau istirahat.

KOLABORASI :

7. Rujuk untuk melakukan konseling


atau terapi keluarga atau kelas tempat
pelatihan sikap asertif sesuai indikasi

4. Resiko gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan muntah

Tujuan :

- Nutrisi dapat terpenuhi dan kembali sesuai dengan kebutuhan tubuh kurang dari 2x 24 jam.

Kriteria Hasil :

- Tidak ada mual dan muntah

- Menunjukkan berat badan stabil atau meningkat sesuai dengan yang diharapkan nilai
laboratorium normal.

INTERVENSI RASIONAL

MANDIRI

1. Pantau pemasukan makanan dan 1. Anoreksia, kelemahan dan


timbang berat badan setiap hari kehilangan pengaturan metabolisme
oleh kortisol terhadap makanan dapat
mengakibatkan penurunan berat badan
dan dapat terjadi malnutrisi yang
serius.

2. Membantu untuk menentukan


derajat kemampuan pencernaan atau
absorpsi makanan.
2. Catat muntah mengenai jumlah
kejadian atau karakteristik lainnya

3. Mulut yang bersih dapat


meningkatkan nafsu makan

3. Berikan atau bantu perawatan mulut

4. Dapat meningkatkan nafsu makan


4. Berikan lingkungan yang nyaman
dan memperbaiki nafsu makan.
untuk makan contoh bebas dari bau tidak
sedap, tidak terlalu ramai, udara yang
tidak nyaman
5. Berikan informasi tentang menu 5. Perencanaan menu yang disukai
pilihan. pasien dapat menstimulasi nafsu
makan dan meningkatkan pemasukan
makanan.

6. Menentukan penggunaan/
KOLABORASI : kebutuhan kalori dengan tepat

6. Konsultasi dengan ahli gizi

7. Makanan dalam porsi kecil kalau


diberikan akhirnya jumlahkalori yang
dibutuhkan per hari dapat terpenuhi.
Disamping itu dapat mengurangi mual
7. Berikan makanan dalam porsi kecil
dan muntah.
tetapi sering dengan tinggi kalori dan
protein.

5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan


dengan kurangnya sumber informasi

Tujuan :

- Pasien mendapatkan informasi tentang kondisi yang diderita, proses dan penanganannya.

Kriteria Hasil :

- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi/proses penyakit sendiri dan rencana


pengobatan

- Mengidentifikasi/ memulai perubahan gaya hidup

- Berpartisipasi dalam program pengobatan

INTERVENSI RASIONAL

MANDIRI 1. Ansietas dapat mempengaruhi


kemampuanmendengar dan
1. Sadari dan hadapi ansietas pasien mengasimilasi informasi
dan anggota keluarga
2. Belajar ditingkatkan bila individu
aktif terlibat.
2. Berikan peran aktif untuk
pasien/orang terdekat dalam proses
belajar misalnya diskusi

3. Membantu pasien/orang terdekat


3. Berikan informasi tertulis dan verbal membuat pilihan berdasarkan
sesuai indikasi. Masukkan daftar artikel informasi tentang masa depan
dan buku yang berhubungan dengan
kebutuhan pasien dan dorong membaca
dan mendiskusikan apa yang mereka
pelajari.

4. Kaji pengetahuan pasien tentang


situasi sendiri. 4. Membantu dalam merencanakan
perubahan jangka panjang yang perlu
untuk mempertahankan status
pantangan/bebas obat.

5. Memberikan pengetahuan dasar


dimana pasien dapat membuat pilihan
5. Tinjau ulang kondisi dan berdasarkan informasi
prognosis/harapan masa depan.

6. Memudahkan belajar saat


informasi lebih siap diasimilasi bila
dipertimbangkan sibuk
6. Tentukan waktu aktivitas pada
kebutuhan individu

Вам также может понравиться