Вы находитесь на странице: 1из 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri haid yang di sebabkan oleh kondisi atau gangguan pada

system reproduksi wanita dinamakaan desminore, nyeri ini diraskaan lebih

awal daripdaa nyeri menstruasi dan berlansung lebih lama, desminore

kerap menimbulakan gangguan berupa radang panggul, adenomiosis,

fibroid, endometriosis, stenosis leher rahim (Azwar. 2007).

Dismenore dalam bahasa Indonesia adalah nyeri menstruasi, sifat

dan derajat rasa nyeri ini berfariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang

berat. Keadaan yang hebat dapat mengganggu aktifitas sehari-hari,

sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan

atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Hamper

semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat

menstruasi. uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan

relaksasi. Umumnya, kontraksi otot uterus tidak di rasakan, namun

kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus

terganggu sehingga timbul rasa nyeri (Aulia, 2012)

Disminore primer adalah adanya penonjolan aktivasi kinerja dari

prostaglandin yang timbul akibat gangguan keseimbangan antara

prostaglandin dengan prostasiklin, yang disintessis oleh sel-sel

endometrium uteri. Penanganan yang dapat diberikan terhadap timbulnya

disminore primer adaalah dengan pemberian obaat-obataan yang bersifat


2

menekan terjadinya terjadinya proses ovulasi atau memberi salah satu

golongan obat inhibitor sintitase ptostaglandine. Disminore sekunder

adalah desminore yang jarang terjadi, biasanya terjadi pada wanita yang

berusia sebelum 25 tahun. Pada kebanyakan kasus yang ditemukan dengan

desminore sekunder, penyebabnya adalah endometriosis atau peradangan

rongga dalam daerah kemaluan. Gejalanya adalah nyeri kram perut yang

khas mulai dari dua hari atau lebih sebelum terjadinya perdarahan haid

(Hendrik 2007).

Gangguan menstruasi merupakan masalah yang paling sering di

temukan dengan pravalensi terbanyak paada wanita yang berumuur kurang

dari 20 tahun. Apabila tidak di tangani, gangguaan menstruasi dapat

mempengaruhi kualiatas hidup dan aktifitas sehari hari.

Menstruasi merupakan saat-saat yang dinantiakan oleh para wanita

dewasa (Anurogo 2008). Menstruasi adalah suatu proses pembersihan

rahim terhadap pembuluh darah kelenjar dan sel-sel yang tidak di terpakai

karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan (Pribakti 2008).

Menstruasi begitu wajar dialami sehingga dapat di pastikan bahwa semua

wanita yang normal pasti akan mengalami semua proses itu. Walaupun

begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah

menstruasi, diantaranya adanya nyeri saat menstruasi (desminore).

Rasa nyeri saat menstruasi merupakan keluhan ginekologi yang

paling umum dan banyak dialami oleh wanita. Rasa nyeri saat menstruasi

tidak di ketahui secara pasti kaitannya dengan penyebabnya, namun


3

beberapa factor dapat mempengaruhi yaitu ketidakseimbangan hormon

dan factor psikologis. Disminore di bedakan menjadi 2 yaitu disminore

primer dan disminore sekunder.

Angka kejadian desminore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih

dari 50% perempuan di setiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian,

di amerika persentase kejadian dismenore sekitar 60% , swedia 72% dan

di Indonesia 55%. Penelitian di amerika serikat menyebutkan bahwa

dismenore dialami oleh 30%-50% wanita usia reproduksi dan 10%-15% di

antaranya kehilangan kesempatan kerja,mengganggu kegiatan belajar di

sekolah dan kehidupan keluarga. Begitu pula angka kejadian dismenore di

Indonesia cukup tinggi namun yang berobat kepelayanan kesehatan

sangatlah sedikit, yaitu hanya 1%-2% (abidin,2009).

Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64,25% yang

terdiri dari 54,89% dismenor primer dan 9,36% dismenore sekunder

(infosehat,2008) wanita Indonesia yang mengalami dismenore lebih

banyak mengatasinya dan menkonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang

beredar di pasaran. Sebangian besar juga beranggapan bahwa nyeri ini

akan hilang setelah wanita menikah, sehingga mereka membiarkan

gangguan tersebut(admin,2017). Perilaku kesehatan merupakan tema

penting yang perlu di telaah secara mendalam karena berdasarkan kajian

teoritis, salah satu upaya mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu

membiasakan diri dengan perilaku sehat. Namun hal tersebut tidak terjadi

begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang di pelajari karena


4

individu mengerti dampak positif atau negatif atau perilaku yang terkait

dengan keadaan menstruasi.

Penelitian serupa yang menyangkut tentang penelitian dismenore

perna di lakukan oleh dyah pradnya paranita (2010) tentang hubungan

tingkat pengetahuan tentang dismenore dengan perilaku penanganan

dismenore pada siswi SMA YPKK 1 Sleman Yogyakarta. Dan hasil yang

di dapat adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

penanganan dismenore dengan perilaku penanganan dismenore pada siswi

SMA YPKK 1 sleman, Yogyakarta.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu

pada judul,tempat penelitian, variable peneliti, subyek peneliti serta uji

analisisdan penelitian yang sekarang mengangkat judul” pengaruh

penyuluhan dismenore terhadap perilaku penanganan dismenore pada

remaja putri tingkat SMPN 1 Wonomulyo”.

Study pendahuluan yang dilakukan oleh calon peneliti pada

tanggal 05 Desember 2017, dari 20 responden remaja putri tingkat SMPN

1 Wonomulyo dilakukan wawancara terdapat 15 diantaranya mengalami

nyeri saat menstruasi Disminore. Responden menangani Desminore

tersebut dengan beberapa cara diantaranya, minum obat pereda nyeri

sebanyak 7 orang (34%), tidur sebanyak 3 orang (15%), mengoles minyak

kayu putih sebayak 2 orang (10%), dan tidak melakukan apa-apa 3 orang

(15%).
5

Berdasarkan fenomena diatas calon peneleti tertarik untuk

mengangkat judul “Pengaruh Penyuluhan Dismenore Terhadap Perilaku

Penanganan Dismenore Pada Remaja Putri Tingkat SMPN 1

Wonomulyo”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang di atas, maka

dapat di rumuskan masalah penelitian yaitu apakah dapat hubungan

Penyuluhan dismenore dengan perilaku penanganan dismenore pada

remaja putri pada tingkat SMPN 1 Wonomulyo?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dismenore

terhadap perilaku penanganan dismenore pada remaja putri tingkat

SMPN 1 Wonomulyo.

1.3.2. Tujuan khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui nyeri haid (dismenore) sebelum

Penyuluhan dismenore pada remaja putri di SMPN 1

Wonomulyo.

1.3.2.2 Untuk mengetahui nyeri haid (dismenore) setelah

Penyuluhan dismenore pada remaja putri di SMPN 1

Wonomulyo.

1.3.2.3 Untuk mengukur perbedaan tingkat nyeri sebelum dan

sesudah penyuluhan dismenore pada kelompok perlakukan


6

dan kelompok kontrol pada remaja putri SMPN 1

Wonomulyo.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

Sebagai bahan bacaan dan informasi serta acuan

untuk penelitian selanjutnya sekaligus berguna bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan

dengan masalah penelitian ini.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan serta

mendapatkan penanganan langsung terhadap

perilaku penanganan disminore pada remaja putri

SMPN 1 wonomulyo.

1.4.2.2. Bagi siswi

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan

informasi kepada siswi tentang pengaruh

penyuluhan dismenore terhadap penanganan

perilaku dismenore pada remaja putri SMPN 1

wonomulyo.
7

1.4.2.3 STIKES Bina Generasi Polewali Mandar

Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai

masukan dan bahan bacaan mahasiswa STIKES

Bina Generasi Polewali Mandar

1.4.2.4 Bagi Sekolah

Penelitian ini di harapkan bias membantu sekolah

untuk memberikan solusi khususnya bagi siswi remaja

putri yang mengalami dismenore dalam mengatasinya

Вам также может понравиться