Вы находитесь на странице: 1из 6

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PENURUNAN TINGKAT DEPRESI

PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI


TERAPI HEMODIALISA DENGAN TERAPI PSIKOEDUKASI

Agus Waluyo¹, Mustikasari², Agus Setiawan³


1. Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan, Kekhususan Keperawatan Jiwa
2. Staf Dosen FIK UI Departemen Keperawatan Jiwa
3. Staf Dosen FIK UI Departemen Keperawatan Komunitas
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Depok, Jawa Barat – 16424.
E-mail: waluyoagus78@yahoo.com

Abstract

The incidence of depression is often experienced by patients with chronic kidney disease (CKD)
who must undergo regular hemodialysis therapy. Depression usually occurs early in patient wo
undergo regular hemodialysis therapy. This research was conducted to determine the effect of
therapies of psychoeducation on the level of knowledge and level of depression in patients with
CKD who undergo regular hemodialysis therapy. The method used was quasi-experimental pre-post
test without control group, sampling techniques was by purposive sampling, with a sample of 17
patients. Analysis of data using t test. The result showed that the mean of knowledge of the patients
increased from 7,88 to 18,35 after psychoeducation therapy (statistically significant p = 0,000).
And the mean of depression in patients decrease from 18,76 into 16,76 after psychoeducation
therapy (statistically significant p = 0,000). Concluded that psychoeducation therapy increases the
knowledge and decrease the depression of the respondents. Psychoeducation therapy is
recommended for psychiatric nursing developed as a therapy that can be administered to patients
with CKD who are depressed hemodialysis therapy.

Keywords: psychoeducation therapy, the level of knowledge and level of depression.

Pendahuluan menerus yang artinya apabila pasien PGK

Di Indonesia pasien dengan penyakit tidak menjalani hemodialisa sesuai jadwal

ginjal kronik mencapai 25 juta jiwa dan maka akan muncul gejala-gejala akibat tidak

sekitar 80 000 jiwa menjalani terapi berfungsinya ginjal seperti lemas, tidak ada

hemodialisa (Dharmaizar, 2013). Hemodialisa tenaga, nafsu makan berkurang, mual,

adalah suatu terapi untuk mengeluarkan sisa muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal,

metabolisme dan cairan yang berlebih dari pucat/anemia sampai dengan sesak nafas. Ini

dalam tubuh(Lubis, A.J., 2006). berarti pasien harus menyediakan waktunya

Pasien dengan end stage renal disease untuk mendatangi unit hemodialisa secara

harus menjalani hemodialisa 3 kali dalam rutin, dengan lama waktu pada saat menjalani

seminggu dengan lama terapi 3-5 jam (Price, hemodialisa 4-5 jam (Nicholas, G.A., 2012).

S.A., 2006).Jadwal ini berlaku tetap dan terus


Pasien PGK yang menjalani terapi IIdan kuesioner tingkat pengetahuan pasien
hemodialisa cenderung mengalami depresi yang berisi pertanyaan tentang penyakit ginjal
akibat kondisi penyakit yang dialami dengan kronis, terapi hemodialisa dan diit pada pasien
gejala yang muncul berupa perasaan pesimis, hemodialisa. Hasil screeningtanggal 2-14 Juni
putus asa, dan malu dengan kondisi yang 2014 diperoleh 17 responden yang mengalami
dialami saat ini. depresi.
Penelitian ini dilakukan di ruang
Hemodialiasa RSUD dr. H. Abdul Moeloek Pelaksanaan Psikoedukasi
Bandar Lampung yang tersedia 40 unit alat Responden mengikuti program terapi
hemodialisa, setiap hari memberikan 2 shif psikoedukasi secara individu/perorangan
pelayanan hemodialisa yaitu pagi dan siang, dengan mengikuti 5 sesi kegiatan dalam terapi
tercatat sebanyak 218 pasien yang aktif psikoedukasi yaitu:
menjalani terapi ini dan jumlah ini bisa terus Sesi 1. Pengkajian masalah yang dialamioleh
bertambah. pasien.
Pendidikan kesehatan, motivasi dan Sesi 2. Manajemen pengetahuan, pada sesi ini
sikap empati perawat pada pasien dengan pasien sampai harus mampu merencanakan
mengingatkan pasien untuk tetap rutin manajemenpola hidup sehat tentang pola diit
menjalani terapi hemodialisa adalah intervensi dan pembatasan cairan terkait dengan PGK
keperawatan yang sudah dilakukan, sementara dan terapi Hemodialisa.
intervensi keperawatan berupa terapi yang Sesi 3. Manajemen depresi, pada sesi 3 ini
bisa mengurangi depresi pada pasienbelum pasien diminta sampai mampu
pernah dilakukan. Perlunya pemberian terapi mengungkapkan depresi yang dialamiserta
yang bisa berpengaruh pada aspek psikologis cara mengatasinya, pasien diajarkan latihan
untuk mengurangi gejala depresi pasien, salah melawan pikiran negatif dengan pikiran
satu terapi yang tepat adalah terapi positif.
psikoedukasi. Sesi 4 Manajemen beban, pasien diminta
sampai mampu mengungkapkan beban yang
Metode Penelitian dialamiserta alternatif cara mengatasinya.
Penelitian ini menggunakan metode Sesi 5 Hambatan dan pemberdayaan
quasi eksperimen dengan intervensi berupa keluarga. Pada sesi ke lima ini pasien mampu
terapi psikoedukasi. Penelitian ini dilakukan mengungkapkan pengalamannya terkait
di ruang Hemodialiasa RSUD dr. H. Abdul hambatan-hambatan yang dialami dan
Moeloek Bandar Lampung dengan melakukan mencari cara mengatasi beban dengan
screening tingkat depresi pasien melibatkan keluarga dan sistem pendukung
menggunakan Beck Depression Inventory- lain.
5 0 19

Hasil dan Pembahasan


Karakteristik Responden Pada tabel 1 tampak tingkat

Jenis kelamin responden, dari 17 pengetahuan sebelum diberikan terapi psiko

responden, 7 responden berjenis kelamin laki edukasi nilai rata-rata 7,88 atau kategori

laki dan 10 responden berjenis kelamin pengetahuan rendah. Setelah diberikan terapi

perempuan. Usia responden, dari 17 psiko edukasi nilai rata-rata menjadi 18,35

responden, 2 responden berusia dalam atau kategori pengetahuan tinggi. Sebelum

kelompok umur 17 – 35 tahun, 8 responden dan sesudah diberikan terapi psiko edukasi

berusia dalam kelompok umur 36 – 45 tahun tingkat pengetahuan responden meningkat

dan 7 responden berusia dalam kelompok secara bermakna yang berarti terapi psiko

umur 46 – 60 tahun. Pendidikan responden edukasi dapat meningkatkan pengetahuan

dari 17 responden, 8 responden berpendidikan responden.

dasar (SD-SMP), 8 responden berpendidikan Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan

menengah (SMA/sederasjat) dan 1 responden responden dipengaruhi oleh banyaknya

berpendidikan tinggi (Diploma-Pascasarjana). informasi yang diperoleh responden oleh

Pekerjaan responden dari 17 responden, 10 perawat, sesama pasien yang menjalani terapi

responden tidak bekerja, 1 responden bekerja hemodialisa atau dari tenaga kesehatan lain.

sebagai pegawai negri sipil (PNS), 5 Fakta di lapangan menunjukan bahwa

responden bekerja sebagai wiraswasta dan 1 kesibukan dan rutinitas perawat dalam

responden seorang pensiunan. Penghasilan mempersiapkan alat-alat untuk menjalankan

keluarga dari 17 responden, 9 responden prosedur hemodialisa dan mengontrol

penghasilan keluarga diatas Rp 1.400.000 dan jalannya terapi hemodialisa telah menyita

8 responden penghasilan keluarga dibawah banyak waktu perawat di ruang Hemodialisa

Rp 1.400.000. sehingga upaya promosi kesehatan dalam


bentuk pendidikan kesehatan yang diperlukan

Tingkat Pengetahuan Responden. oleh pasien PGK yang menjalani terapi

Tabel 1.Tingkat Pengetahuan Responden hemodialisa rutin sering terlupakan, Disini

Sebelum dan Sesudah diberikan dituntut peran perawat untuk memberikan

Terapi Psikoedukasi. pendidikan kesehatan tentang penyakit ginjal


kronis, terapi hemodialisa dan diit pada pasien
Variabel N Mea Median SD Min- 95%
n Maks CI hemodialisa untuk meningkatkan pengetahuan
Tingkat pasien dalam rangka mengurangi faktor
Pengetah
uan
Pre test 7,88 8,0 3,68 0-14 5,99-
penyebab terjadinya depresi yaitu dengan
17 9 9,78
Post test 18,3 18,0 1,32 16-20 17,7- terapi psikoedukasi (sesi 2).
Pada pelaksanaan terapi psikoedukasi
(manajemen pengetahuan) untuk
meningkatkan minat terhadap materi dan Tingkat Depresi Responden.
jalannya pendidikan kesehatan, dapat Tabel 2.Tingkat Depresi Responden Sebelum
digunakan beberapa alat bantu antara lain dan Sesudah diberikan Terapi
lembar balik dan leaf leat. Dalam lembar balik Psikoedukasi.
dijelaskan tentang pengertian PGK, fungsi
Variabel N Mean Median SD Min- 95%
normal dari organ ginjal yang akan berkaitan Maks CI

dengan fungsi-fungsi ginjal yang akan


Pre test 18,76 17,0 4,423 11- 16,49-
terganggu akibat PGK, terapi hemodialisa dan 27 21,04
17
diit yang harus dijalani oleh pasien. Hal ini Post test 16,76 16,0 4,116 11- 14,65-
23 18,88
sesuai dengan pernyataan Supratiknya (2010),
Pada tabel 2 tampaktingkat depresi
Psikoedukasi merupakan pengembangan dan
sebelum diberikan terapi psikoedukasi dengan
pemberian informasi dalam bentuk informasi
nilai rata-rata 18,76, setelah diberikan terapi
yang berkaitan dengan psikologi
psikoedukasi nilai rata-rata menjadi 16,76.
populer/sederhana atau informasi lain yang
Sebelum dan sesudah diberikan terapi
mempengaruhi kesejahteraan psikososial
psikoedukasi ada penurunan nilai rata-rata
masyarakat. Pemberian informasi ini bisa
depresi responden. Hasil uji statistik juga
menggunakan berbagai macam media dan
diperoleh p value 0,000. Artinya rata-rata
pendekatan.
tingkat depresi sebelum dan sesudah
Psikoedukasi bukan merupakan
diberikan terapi psikoedukasi berbeda
pengobatan, namun psikoedukasi dirancang
(menurun), dengan demikian dapat
untuk menjadi bagian dari rencana
dinyatakan bahwa pemberian terapi
perawatansecara keseluruhan. Pengetahuan
psikoedukasi mempengaruhi tingkat depresi
seseorang tentang penyakitsangat penting
responden.
bagi pasien dan keluarga mereka untuk dapat
Depresi yang terjadi pada pasien PGK
merancang rencana perawatan dan
yang menjalani terapi hemodialisa adalah
pengobatan yang optimal.
suatu kumpulan kondisi psikologis yang
terjadi akibat gejala fisik PGK dan keharusan
pasien untuk menjalani terapi hemodialisa
guna mempertahankan tingkat optimal tubuh.
Depresi ini dimanifestasikan dalam tanda dan
gejala oleh Sue (1986, dalam Suprayitno,
2009), depresi sebagai suatu keadaan emosi
yang mempunyai karakteristik seperti Pada pelaksanaan terapi psikoedukasi
perasaan sedih, perasaan gagal dan tidak sesi 3, responden diajarkan belajar mengatasi
berharga, dan menarik diri dari orang lain atau pikiran otomatis negatif. Responden diminta
lingkungan. memunculkan 1 pikiran otomatis negatif yang
Gejala psikis yang ditemui peneliti pada sering muncul dalam kehidupan sehari-hari
pasien PGK dengan terapi hemodialisa yang kemudian diminta untuk memunculkan 1
mengalami depresi yaitu kehilangan rasa pikiran positif untuk melawan pikiran
percaya diri/harga diri rendah, pasien otomatis negatif yang muncul. Pada latihan
cenderung menilai sesuatu dari sisi negatif pertama peneliti membantu responden untuk
termasuk menilai diri sendiri, perasaan mengidentifikasi pikiran positif yang sesuai
sensitif sehingga peristiwa sederhana bisa untuk mengatasi pikiran negatif responden.
menjadi kompleks dalam sudut pandang Selanjutnya responden berlatih sendiri
pasien. Mudah tersinggung, perasa, mudah memunculkan pikiran positif setiap muncul
sedih, dan lebih suka menyendiri. Merasa diri pikiran negatif.
tidak berguna, perasaan ini muncul karena Peneliti menilai pendeknya waktu untuk
merasa menjadi orang yang gagal. Perasaan responden melakukan latihan mandiri
bersalah terkadang juga muncul dalam pikiran melawan pikiran negatif akan mempengaruhi
orang yang depresi. hasil penelitiansehingga responden belum
Masalah sosial yang terjadi pada pasien mampu menginternalisasi / melakukan secara
PGK yang menjalani terapi hemodialisa rutin spontan mengganti pikiran negatif yang
jika pasien seorang pegawai swasta atau muncul dengan pikiran positif. Butuh waktu
wiraswasta adalah kehilangan pekerjaan yang lebih lama untuk responden agar mampu
karena sebagian besar waktu terpakai untuk melakukan latihan mengganti pikiran negatif
menjalani terapi hemodialisa, pasien merasa yang muncul dengan pikiran positif secara
tidak mampu untuk bersikap terbuka secara spontan.
aktif menjadikan keengganan pasien untuk Kristyaningsih (2009) dalam
berhubungan dengan lingkungan walaupun penelitiannya berjudul pengaruh terapi
ada kesempatan. kognitif terhadap harga diri rendah dan
Berdasarkan uraian diatas, tingkatan kondisi depresi di ruang Hemodialisa RSUP
depresi yang terjadi pada responden Fatmawati Jakarta, terapi kognitif bila
tergantung pada banyaknya gejala depresi dilakukan secara konsisten oleh pasien secara
yang muncul yang peneliti nilai dengan mandiri berpeluang meningkatkan harga diri
menggunakan instrumen pengkajian/ sebesar 18,9% dan diperkirakan mampu
kuesioner pengkajian tingkat depresi Beck meningkatkan nilai harga diri sebesar 20,43
Depression Inventory II (BDI-II). poin, dan juga berpeluang untuk menurunkan
depresi sebesar 31,2% dan diperkirakan http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/artic
le/viewFile/5341/4090. 6 Maret 2013
mampu menurunkan nilai kondisi depresi
sebesar 6,29 poin. Intervensi terapi kognitif Notoatmojo, S. (2010). Ilmu Prilaku
Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
dilakukan selama kurang lebih 6 minggu.
Parera G.S.(2004). Sehat Suatu Pilihan
Bebas. Diakses dari: http//
Kesimpulan www.indomedia.com, 2 Juli 2014

Terapi psikoedukasi dapat Supratiknya, A. (2011). Merancang Program


dan Modul Psiko edukasi. Edisi revisi.
meningkatkan pengetahuan pasien dan Jakarta: Universitas Sanata Dharma.
menurunkan tingkat depresi pasien PGK yang
Mottaghipour, Y., Bickerton, A. (2005). The
menjalani terapi hemodialisa rutin dengan Piramid of Family Care: frame work for
karakteristik responden yang diperoleh dalam family involvement with adult mental
health services. Australian e-Journal for
penelitian ini bahwa responden wanita lebih the Advancement of Mental Health
banyak dibanding laki-laki, responden (AeJAMH), Volume 4, Issue 3, 2005.
ISSN: 1446-7984.
terbanyak pada kelompok umur dewasa
Suprayitno, E. (2009). Depresi dan
tengah ( 36-45 tahun). Pendidikan responden Penanganannya. Jakarta: Penerbit
terbanyak pada kelompok tingkat pendidikan Salemba Medika.
dasar dan pendidikan menengah. Pekerjaan, Kristyaningsih (2009). Pengaruh Terapi
responden terbesar tidak bekerja. Penghasilan Kognitif Terhadap Harga Diri Rendah
dan Kondisi Depresi di ruang
keluarga responden terbanyak dengan Hemodialisa RSUP Fatmawati. Jakarta:
penghasilan lebih dari UMR provinsi. Tesis FIK-UI Tidak Dipublikasikan.

Daftar Pustaka
Dharmaizar (2013). 80. 000 Penduduk
Indonesia Jalani Cuci Darah.
http://www.antaranews.com/berita/3618
43/80000-penduduk-indonesia-jalani-
cuci-darah. 6 Maret 2013.
Lubis, A.J. (2006). Dukungan Sosial Pada
Pasien Gagal Ginjal Terminal Yang
Melakukan Terapi Hemodialisa. FK-
USU.
Price, S.A. (2006). Patofisiologi : Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih
Bahasa Pendit B.U. et al., Jakarta: EGC
Nicholas, G.A. (2012). Terapi Hemodialisa
Sustained Low Efficient Daily Dialisis
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Di
Ruang Terapi Intensif.

Вам также может понравиться