Вы находитесь на странице: 1из 9

Beribadah Kepada Allah dengan Cinta,

Takut, dan Harap


Khutbah Pertama:

‫ ال أحصي ثنا ًء‬، ‫ وأثني عليه الخير كله‬، ‫ أحمده تبارك وتعالى كما يحب ويرضى‬، ‫الحمد هلل حمدا كثيرا طيبا مبار ًكا فيه‬
‫ وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له ؛ إله األولين واآلخرين وقيوم السموات واألرضين‬، ‫عليه هو كما أثنى على نفسه‬
، ‫وأشهد أن محمدا ً عبده ورسوله وصفيه وخليله وأمينه على وحيه ومبلغ الناس شرعه ؛ فصلوات هللا وسالمه عليه وعلى‬
‫ آله وصحبه أجمعين‬.

‫ أما بعد معاشر المؤمنين عباد هللا‬:

Bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Ketauhilah! Sesungguhnya takwa adalah sebaik-baik bekal
yang disiapkan seorang hamba untuk menggapai ridha Allah.

Ibadallah,

Ketauhilah ibadah kepada Allah merupakan tujuan kita diciptakan. Sebagaimana firman
Allah Ta’ala,

ِ ‫س إِ َّال ِليَ ْعبُد‬


﴿ ‫ُون‬ ِ ْ ‫﴾ َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku.” (QS:Adz-Dzaariyat | Ayat: 56).

Ibadah itu tidak akan diterima kecuali dengan tiga rukun (pilar). Ketiga rukun tersebut adalah
cinta, harap, dan takut. Dalam beribadah seseorang harus menghadirkan rasa cinta kepada
Allah, berharap kepada-Nya, dan takut kepada-Nya. Inilah tiga pilar ibadah yang harus ada
pada semua ibadah yang kita kerjakan. Shalat Anda, puasa Anda, haji Anda, sedekah Anda,
semua ketaatan yang Anda jadikan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah harus terdapat
tiga hal ini. Anda wajib beribadah kepada Allah dengan mencintai-Nya. Berharap pahala
dari-Nya. Dan takut akan hukuman-Nya. Allah ‫ ﷻ‬berfirman tentang cinta:

﴿ ِ‫﴾ َوالَّذِينَ آ َمنُوا أَشَد ُحبًّا ِ َّلِل‬

“Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS:Al-Baqarah |
Ayat: 165).

Firman-Nya tentang harap:

ُ َ‫﴾ َو َم ْن يَ ْقن‬
﴿ َ‫ط ِم ْن َرحْ َم ِة َر ِب ِه ِإ َّال الضَّالون‬

“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat.”
(QS:Al-Hijr | Ayat: 56).
Firman-Nya tentang takut:

َّ ‫َّللاِ فَ َال يَأ ْ َمنُ َم ْك َر‬


﴿ َ‫َّللاِ ِإ َّال ْالقَ ْو ُم ْالخَا ِس ُرون‬ َّ ‫﴾ أَفَأ َ ِمنُوا َم ْك َر‬

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang
merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS:Al-A’raf | Ayat: 99).

Dan Allah mengumpulkan ketiga rukun ini dalam satu ayat dari surat Al-Isra:

َ َ‫﴾ أُولَئِكَ الَّذِينَ َيدْعُونَ َي ْبتَغُونَ ِإلَى َر ِب ِه ُم ْال َو ِسيلَةَ أَي ُه ْم أ َ ْق َربُ َو َي ْرجُونَ َرحْ َمتَهُ َو َيخَافُونَ َعذَا َبهُ ِإ َّن َعذ‬
ً ُ‫اب َر ِبكَ َكانَ َمحْ ذ‬
﴿ ‫ورا‬

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka
siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan
takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.”
(QS:Al-Israa’ | Ayat: 57).

Ibadallah,

Kedudukan cinta dalam ibadah bagaikan kedudukan ruh untuk jasad. Cinta adalah sesuatu
yang menggerakkan jiwa untuk melakukan suatu aktivitas ibadah dan ketaatan. Seseorang
yang cinta akan menaati perintah yang dicintai dan menjauhi apa yang ia larang. Cinta adalah
asas ibadah bahkan ia menjadi ruh penggeraknya.

Adapun harap adalah pemimpin jiwa. Seseorang tidak menempuh suatu jalan dan istiqomah
di atasnya kecuali ada di dalam hatinya rasa harap. Sedangkan rasa takut adalah supir yang
mengendalikan jiwa. Yang menjadi benteng dari sesuatu yang haram; dosa dan maksiat.

Wahb bin Munabbih rahiamhullah mengatakan, “Rasa harap adalah pemimpin, takut adalah
supirnya, dan jiwa itu keras (sulit dikendalikan).”

Benar sekali, rasa harap membimbing Anda menuju banyak keutamaan. Rasa rahap membuat
Anda betah dalam ketaatan. Ia membuat Anda bersungguh-sungguh dalam ibadah. Dan rasa
takut menjadi supir manusia yang mengantarkan untuk dekat dengan ketaatan dan membawa
jauh dari yang haram dan dosa.

Ibadallah,

Demikianlah pendapat para ulama. Rasa harap akan bermanfaat apabila ia memimpin
seseorang menuju ketaatan. Sedangkan rasa takut bermanfaat apabila ia membuat seseorang
jauh dari yang haram dan dosa. Oleh karena itu, para ulama mengatakan, “Tidak boleh rasa
harap itu yang dominan disbanding rasa takut. Demikian juga rasa takut tidak boleh lebih
dominan dari rasa harap”.

Keduanya harus setara. Karena keduanya ibarat dua sayap burung. Siapa yang rasa harapnya
lebih dominan dari rasa takut, maka ia menjadi seseorang yang merasa aman dari murka
Allah. Dan siapa yang rasa takutnya lebih dominan dari rasa harap, maka ia akan menjadi
seseorang yang berputus asa dari rahmat Allah. Allah ‫ ﷻ‬memperingatkan manusia agar tidak
bersifat demikian.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, ada seseorang yang
bertanya kepada Nabi ‫ ﷺ‬tentang dosa besar.

ِ‫س ِم ْن َر ْوحِ هللاِ َو اْلقُنُ ْو ِط ِم ْن َرحْ َم ِة هللا‬


ُ َ ‫الش ِْركُ بِاهللِ َو اْ ِْليا‬

“Dosa besar adalah berbuat syirik kepada Allah Azza wa Jalla. Dan pesimis dari kasih sayang
Allah Azza wa Jalla serta berputus asa dari (mendapatkan) rahmat-Nya.”

Ibadallah,

Rasa aman dari makar Allah akan muncul apabila seseorang memiliki rasa harap yang lebih
besar. Dan rasa berputus asa dari rahmat Allah akan muncul tatkala seorang hamba memiliki
rasa takut yang lebih besar. Wajib bagi seseorang hamba memiliki rasa takut dan harap
kepada Allah dengan kadar yang berimbang.

Ibadallah,

Kita sangat membutuhkan memperhatikan ketiga rukun ibadah ini. supaya kita mampu
istiqomah dalam menaati Allah Tabaraka wa Ta’ala. Jika tidak, kita akan terjatuh pada sikap
berlebih-lebihan atau bermalas-malasan. Kita memohon kepada Allah ‫ ﷻ‬dengan nama-nama-
Nya Yang Maha Baik dan sifat-sifat-Nya sempurna agar menjadikan kita orang-orang yang
mecintai-Nya dengan cinta yang hakiki, berharap rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya.
Semoga Dia memberi taufik kepada kita pada yang Dia cintai dan ridhai.

‫أقول هذا القول وأستغفر هللا لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب فاستغفروه يغفر لكم إنه هو الغفور الرحيم‬.

Khutbah Kedua:

، ‫ وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له تعظيما ً لشأنه‬، ‫ والشكر له على فضله وجوده وامتنانه‬، ‫الحمد هلل على إحسانه‬
‫ أما بعد عباد هللا‬،‫ وأشهد أن محمدا ً عبده ورسوله الداعي لرضوانه ؛ صلى هللا وسلم عليه وعلى آله وأصحابه وأعوانه‬:

Bertakwalah kepada Allah Ta’ala dengan menghadirkan tiga hal ini. ketiga hal inilah yang
disebut oleh para ulama dengan rukun ibadah hati. Yaitu: cinta, hara, dan takut.

Ibadallah,

Siapa yang beribadah kepada Allah dengan cinta saja tanpa rasa takut dan harap, maka ia
menjadi seorang zindiq. Siapa yang beribadah kepada Allah dengan takut saja tanpa rasa
cinta dan harap, maka ia akan menjadi seorang yang keras. Tidak toleran terhadap pelaku
dosa dan kesalahan. Dan siapa yang beribadah kepada Allah hanya dengan rasa harap tanpa
rasa cinta dan takut, maka ia akan meremehkan ajaran agama. ibadah tidak akan benar dan
lurus kecuali mengumpulkan tiga rukun ini. allah ‫ ﷻ‬berfirman,

﴿ ُ‫﴾ أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَ ْبتَغُونَ ِإلَى َر ِب ِه ُم ْال َو ِسيلَةَ أَي ُه ْم أَ ْق َرب‬

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka
siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah).” Ini adalah cinta. Sedangkan rasa
takut dan harap terdapat pada kelanjutan ayat.

ً ُ‫اب َر ِبكَ َكانَ َمحْ ذ‬


﴿ ‫ورا‬ َ َ‫﴾ َويَ ْرجُونَ َرحْ َمتَهُ َويَخَافُونَ َعذَابَهُ ِإ َّن َعذ‬
“dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu
adalah suatu yang (harus) ditakuti.”

Khudbah 2

Beriman dengan Hati, Lisan, dan Anggota


Badan
Khutbah Pertama:

‫ من يهده هللا فال مضل‬, ‫ ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا‬، ‫إن الحمد هلل ؛ نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه‬
‫ وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله وصفيه وخليله‬، ‫ وأشهد أن ال إل ٰـه إال هللا وحده ال شريك له‬، ‫ ومن يضلل فال هادي له‬، ‫له‬
‫ وأمينه على وحيه و ُمب ِلغ الناس شر َعه ؛ فصلوات هللا وسالمه عليه وعلى آله وصحبه أجمعين‬.

‫معاشر المؤمنين عبَادَ هللا‬


َ ‫ أما بعد‬:

Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah
akan menjaganya dan menunjukinya pada perkara terbaik dalam urusan dunia dan akhiratnya.
Takwa kepada Allah adalah mengerjakan amalan ketaatan berdasarkan apa yang Allah
perintahkan dengan berharap pahala dari-Nya. Dan meninggalkan perbuatan dosa
berdasarkan keterangan dari Allah dengan perasaan takut akan adzab-Nya.

Ma’asyiral mukminin,

Bukan rahasia bagi seorang muslim bahwa iman itu memiliki kedudukan yang tinggi dan
derajat yang agung. Iman merupakan puncak pencapaian, semulia-mulianya tujuan, dan cita-
cita yang luhur. Dengan keimanan, seseorang akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Ia tidak akan merasakan derita yang abadi. Dengan keimanan, seseorang mendapat
ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia tidak akan murka kepada orang-orang yang beriman.
Dengan keimanan, seseorang mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Di
dalam surga itu terdapat kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh
telingan, dan tidak mampu logika manusia menghayalkan keindahannya. Dengan keimanan,
seseorang akan mendapatk kenikmatan yang agung. Seorang mukmin akan mendapat nikmat
terbesar di surga, yaitu memandang wajah Allah ‫ﷻ‬. Sebagaimana sabda Nabi ‫ ﷺ‬untuk orang-
orang yang beriman:

َ ُ ‫ست ََر ْونَ َربَّ ُك ْم َك َما ت ََر ْونَ َهذَا ْالقَ َم َر َال ت‬
‫ضا ُمونَ فِي ُرؤْ يَتِ ِه‬ َ ‫إِنَّ ُك ْم‬

“Kalian akan melihat Rabb kalian, sebagaimana kalian meliha rembulan ini. Kalian tidak
merasa kesulitan saat melihatnya.”

Dengan keimanan, seorang hamba terbebas dari neraka dan murka Allah al-Jabbar. Buah
keimanan itu tidak terhitung jumlahnya.

Ma’asyiral mukminin,

Iman adalah pohon yang penuh berkah. Buah kebaikan yang banyak. Iman memiliki pokok
yang kokoh dan cabang-cabang yang banyak.
ٍ ‫( تُؤْ تِي أ ُ ُكلَ َها ُك َّل ِح‬24) ‫اء‬
﴿ ‫ين‬ ِ ‫س َم‬
َّ ‫ع َها فِي ال‬ ْ َ ‫ط ِـيـبَ ٍة أ‬
ُ ‫صلُ َها ثَا ِبتٌ َوفَ ْر‬ َ ‫ط ِـيـبَـةً َك‬
َ ٍ‫ش َجرة‬ َ ً‫ب هللاُ َمث َ ًال َك ِل َمة‬
َ ‫ض َر‬ َ ‫أَلَ ْم ت ََر َكي‬
َ ‫ْف‬
َّ َ َّ َ
َ‫اس لعَل ُه ْم يَتَذك ُرون‬ َّ َ َ ْ
ِ ‫﴾ بِإِذ ِن َربِـ َها َويَض ِْربُ هللاُ األ ْمثا َل ِللن‬

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS:Ibrahim |
Ayat: 24-25).

Ibadallah,

Iman itu tidak ada wujudnya kecuali ditegakkan dengan pokok-pokok dan rukun-rukunnya.
Apabila rukunnya hilang, maka keimanan tidak akan ada. Hal ini sebagaimana firman Allah
Ta’ala,

﴿ َ‫اآلخ َرةِ ِمنَ ْالخَا ِس ِرين‬


ِ ‫ط َع َملُهُ َوه َُو فِي‬
َ ‫ان فَقَدْ َح ِب‬ ِ ْ ‫﴾ َو َمن يَ ْكفُ ْر ِب‬
ِ ‫اْلي َم‬

“Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka
hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.” (QS:Al-Maidah |
Ayat: 5).

Allah Ta’ala juga menjelaskan rukun-rukun iman yang agung yang menjadi sebab adanya
keimanan:

﴿ ‫ب‬ِ ‫اآلخ ِـر َو ْال َم َـل ِئـكَـ ِة َو ْالـ ِكـتَـا‬


ِ ‫ب َولَـ ِك َّن ْال ِب َّر َم ْن َءا َمنَ ِباهللِ َو ْالـ َي ْـو ِم‬
ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫ْس ْال ِب َّر أَن ت ُ َولواْ ُو ُجو َه ُك ْم ِق َب َل ْال َم ْش ِر‬
َ ‫لَّي‬
َ‫﴾ َوالـنَّبِـيِـين‬

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi…” (QS:Al-Baqarah | Ayat: 177).

Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

﴿ ِ‫ِي أَنزَ َل ِمن قَـبْـ ُل َو َمن يَ ْكفُ ْر بِاهلل‬ ِ ‫سو ِل ِه َو ْال ِكتَا‬
َ ‫ب الَّذ‬ ِ ‫سو ِل ِه َو ْال ِكت َا‬
ُ ‫ب الَّذِي ن ََّز َل َعلَى َر‬ ُ ‫يَآ أَي َها الَّذِينَ َءا َمنُواْ َء ِامنُواْ بِاهللِ َو َر‬
‫ض َال ًال بَ ِعيدًا‬ َ ْ‫اآلخ ِر فَقَد‬
َ ‫ض َّل‬ ْ ُ ‫﴾ َو َم َال ِئ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر‬
ِ ‫س ِل ِه َواليَ ْو ِم‬

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 136).

Dan firman Allah ‫ﷻ‬,

﴿ ‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ ‫غ ْف َرانَكَ َربَّنَا َوإِلَيْكَ ْال َم‬ َ َ ‫س ِم ْعنَا َوأ‬
ُ ‫ط ْعنَا‬ ُ ‫س ِل ِه َال نُفَ ِر ُق بَيْنَ أ َ َح ٍد ِمن ر‬
َ ْ‫س ِل ِه َوقَالُوا‬ ُ ‫﴾ ُك ٌّل َءا َمنَ بِاهللِ َو َم َل ِئ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر‬

“(Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang


lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka
berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.” (QS:Al-
Baqarah | Ayat: 285).
Ibadallah,

Iman itu diwujudkan dalam amalan shaleh dan ketaatan yang mendekatkan diri seseorang
kepada Rabbul ardhi wa as-samawat. Dan amal yang paling agung kedudukannya dalam
Islam adalah sebagaimana yang disebutkan Nabi ‫ﷺ‬. Ada amalan yang disebut sebagai
bangunan Islam.

‫ص ْو ِم‬ َّ ‫ َو ِإيت َِاء‬، ‫ص َال ِة‬


َ ‫ َو‬، ‫الزكَا ِة‬ ُ ‫َّللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬
َّ ‫ َو ِإقَا ِم ال‬، ُ‫سولُه‬ َّ ‫ش َهادَ ِة أ َ ْن َال ِإلَهَ ِإ َّال‬ ِْ ‫ي‬
َ : ‫اْلس َْال ُم َعلَى خ َْم ٍس‬ َ ‫بُ ِن‬
‫ت‬ ْ
ِ ‫ َو َحجِ البَ ْي‬، َ‫ضان‬
َ ‫َر َم‬

“Islam itu dibangun di atas lima perkara: bersyahat bahwa tidak sesembahan yang benar
kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Menegakkan shalat.
Menunaikan zakat. Berpuasa di bulan Ramadhan. Dan haji ke Baitullah.”

Ibadallah,

Iman itu meliputi amalan hati, amalan anggota badan, dan ucapan lisan. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

َ‫ش ْعبَةٌ ِمن‬


ُ ‫ َو ْال َحيَا ُء‬، ‫ق‬ َّ ‫طةُ األَذَى َع ِن ال‬
ِ ‫ط ِري‬ َ ‫ َوأَدْنَاهَا إِ َما‬،ُ‫َّللا‬
َّ ‫ش َهادَة ُ أ َ ْن ال إِلَهَ إِال‬
َ ‫ أَعْالهَا‬،ً‫ش ْعبَة‬
ُ َ‫س ْبعُون‬ ْ ِ‫اْلي َمانُ ب‬
َ ‫ض ٌع َو‬ ِ
‫ان‬ ‫م‬‫ي‬
ِ َ ِ ‫اْل‬

“Iman itu terdiri dari tujuh puluh sekian cabang. Cabang paling tinggi adalah syahadat laa
ilaaha illallaah. Dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari
jalan. Rasa malu juga merupakan cabang keimanan.”

Bentuk keimanan juga adalah mencintai Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan kecintaan yang jujur. Yaitu
kecintaan yang melahirkan sikap mengikuti beliau. Mengambil petunjuk beliau ‫ﷺ‬. Beliau ‫ﷺ‬
bersabda,

َ‫اس أَجْ َمعِين‬


ِ َّ‫الَ يُؤْ ِمنُ أ َ َحد ُ ُك ْم َحتَّى أ َ ُكونَ أ َ َحبَّ إِلَ ْي ِه ِم ْن َوا ِل ِد ِه َو َولَ ِد ِه َوالن‬

“Tidak beriman dengan sempurna salah seorang di antara kalian sampai aku menjadi orang
yang paling ia cintai. Lebih dari cinta kepada orang tua, anak, dan seluruh manusia.”

Nabi ‫ ﷺ‬juga bersabda,

، ِ‫ َوأَ ْن ي ُِحبَّ ْال َم ْر َء الَ ي ُِحبهُ ِإالَّ ِ َّلِل‬، ‫سولُهُ أ َ َحبَّ ِإ َل ْي ِه ِم َّما ِس َوا ُه َما‬ َّ َ‫ أَ ْن يَ ُكون‬: ‫ان‬
ُ ‫َّللاُ َو َر‬ ٌ َ‫ثَال‬
ِ َ ‫ث َم ْن ُك َّن فِي ِه َو َجدَ َحالَ َوة‬
ِ ‫اْلي َم‬
‫ار‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ف‬ َ ‫ذ‬ ْ
‫ق‬ ‫ي‬
ِ َ ُ ُ َ َ َ ِْ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ه‬‫ر‬ ْ
‫ك‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ك‬َ ‫ر‬ ْ
‫ف‬ ُ
‫ك‬ ْ
‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫د‬ ‫و‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ْ
‫ن‬
ِ َ ُ َ َ َ َ َ َ ‫أ‬ ‫ه‬‫ر‬ ْ
‫ك‬ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫و‬

““Tiga perkara yang membuat seseorang akan mendapatkan manisnya iman yaitu : Allah dan
Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya, dia mencintai saudaranya, tidaklah dia
mencintainya kecuali karena Allah, dan dia benci kembali pada kekufuran sebagaimana dia
benci dilemparkan dalam api.”

Di antara bentuk keimanan adalah dengan hati. Yaitu orang-orang yang beriman saling
mencintai dan berkasih sayang.

‫س َه ِر َو ْال ُح َّمى‬ َ ‫سائِ ُر ْال َج‬


َّ ‫س ِد ِبال‬ َ ُ‫عض ٌْو تَدَا َعى لَه‬ َ ‫ط ِف ِه ْم َمث َ ُل ْال َج‬
ُ ُ‫س ِد ِإذَا ا ْشتَكَى ِم ْنه‬ ُ ‫َمث َ ُل ْال ُمؤْ ِمنِينَ فِى ت ََو ِاد ِه ْم َوت ََرا ُح ِم ِه ْم َوت َ َعا‬
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-
membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota
tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.”

Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

‫َال يُؤْ ِمنُ أ َ َحد ُ ُك ْم َحتَّى ي ُِحبَّ ِأل َ ِخي ِه َما ي ُِحب ِلنَ ْف ِس ِه‬

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya
segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan.”

Di antara wujud keimanan dengan hati adalah seseorang menjaga amanah. Dalam sebuah
hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ُ‫َال إِي َمانَ ِل َم ْن َال أَ َمانَةَ لَه‬

“Tidak ada iman bagi mereka yang tak memiliki amanah.”

Amalan lisan adalah ucapan yang baik yang dilafadzkan oleh lisan. Seperti: membaca
Alquran, berdzikir mengingat Allah ‫ﷻ‬, amar makruf nahi mungkar, berdakwah, semua ini
disebut keimanan.

Ibadallah,

Keimanan itu, selain berbentuk mengerjakan amal ketaatan yang mendekatkan diri kepada
Allah, iman juga berbentuk meninggalkan yang diharamkan. Seperti: perbuatan-perbuatan
yang haram, berdosa, dan membinasakan. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

‫َّار ُق ِحينَ َيس ِْر ُق َوه َُو‬ ِ ‫ َو َال َي ْس ِر ُق الس‬، ‫ َو َال َي ْش َربُ ْال َخ ْم َر ِحينَ َي ْش َربُ َها َوه َُو ُمؤْ ِم ٌن‬، ‫الزانِي ِحينَ َي ْزنِي َوه َُو ُمؤْ ِم ٌن‬
َّ ‫َال َي ْزنِي‬
‫ار ُه ْم فِي َها ِحينَ يَ ْنتَ ِهبُ َها َوه َُو ُمؤْ ِم ٌن‬
َ ‫ص‬ َ َ َ ً
ُ َّ‫ َو َال يَ ْنتَ ِهبُ نُ ْهبَة ذاتَ ش ََرفٍ يَ ْرفَ ُع الن‬، ‫ُمؤْ ِم ٌن‬
َ ‫اس إِل ْي ِه أ ْب‬

“Tidaklah berzina seorang pezina, ketika berzina ia dalam keadaan beriman, tidaklah seorang
pencuri, ketika ia mencuri dalam beriman, tidaklah seorang peminum khamr, ketika ia
meminumnya ia dalam keadaan beriman, tidaklah seorang yang menjarah suatu jarahan yang
berharga yang disaksikan oleh manusia, ketika ia menjarahnya dalam keadaan beriman.”

Ibadallah,

Dan keimanan harus dijaga keistiqomahannya dalam menaati Allah. Dan menjauhkan diri
dari hal-hala yang memalingkan dan menghalangi seseorang dari keimanan. Nabi ‫ ﷺ‬pernah
ditanya oleh Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi

‫ رواه مسلم‬. ‫ ث ُ َّم ا ْست َ ِق ْم‬, ِ‫ قُ ْل آ َم ْنتُ بِاهلل‬:َ‫ قَال‬. َ‫ الَ أَسْأ َ ُل َع ْنهُ أ َ َحدًا َغي َْرك‬, ً‫قُ ْل ِل ْي فِ ْي اْ ِْل ْسالَ ِم قَ ْوال‬

“Wahai Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam sebuah perkataan yang tidak aku
tanyakan kepada orang selain engkau.’ Beliau menjawab, ‘Katakanlah, ‘Aku beriman kepada
Allah,’ kemudian istiqamahlah.’”

Ibadallah,
Siapa yang Allah muliakan dengan keimanan ini kemudian istiqomah di atasnya hingga
wafat, maka ia adalah seorang yang sukses dengan kesuksesan besar. Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

﴿ (30) َ‫َـز ُل َعلَ ْي ِه ُم ْال َمالئِ َكةُ أ َ َّال تَخَافُوا َوال تَحْ زَ نُوا َوأ َ ْبش ُِروا بِ ْال َجنَّ ِة الَّتِي ُكنت ُ ْم تُو َعدُون‬ َّ ‫إِ َّن الَّذِينَ قَالُوا َربـنَا‬
َّ ‫َّللاُ ث ُ َّم ا ْستَقَا ُموا ت َـتَن‬
َ‫س ُك ْم َولَ ُك ْم فِي َها َما تَدَّعُون‬ َ ْ َ
ُ ُ‫﴾نَحْ نُ أ ْو ِلـيَا ُؤ ُك ْم فِي ال َحيَاةِ الد ْنيَا َوفِي اآل ِخ َرةِ َولَ ُك ْم فِي َها َما تَ ْشت َ ِهي أنف‬

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka
dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kamilah pelindung-pelindungmu
dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan
dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.” (QS:Fushshilat | Ayat: 30-31)

‫ وأستغفر هللا لي‬، ‫ أقول ه ٰـذا القول‬. ‫ ونفعني وإياكم بما فيه من اآليات والذِكر الحكيم‬، ‫بارك هللا لي ولكم في القرآن الكريم‬
‫كل ذنب فاستغفروه يغفر لكم إنه هو الغفور الرحيم‬ ِ ‫ ولكم ولسائر المسلمين من‬.

Khutbah Kedua:

ً‫ وأشهد أن محمدا‬، ‫ وأشهد أن ال إل ٰـه إال هللا وحده ال شريك له‬، ‫الحمد هلل عظيم اْلحسان واسع الفضل والجود واالمتنان‬
‫ عبده ورسوله صلى هللا وسلم عليه وعلى آله وصحبه أجمعين‬.

‫ اتقوا هللا تعالى‬: ‫ أما بعد عباد هللا‬،

Ibadallah,

Ketauhilah bahwa keimanan ini butuh diperhatikan dan dijaga. Dengan perhatian dan
penjagaan yang terus-menerus. Karena keimanan ini pasti berhadapan dengan hal-hal yang
merusaknya dan memalingkannya. Sehingga membuat imannya lemah bahkan hilang dari
hatinya. Ada sebuah riwayat dalam al-Mustadrak karya al-Hakim, Mu’jam ath-Thabrani, dll,
hadits dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ِ ُ‫ فَاسْأَلُ ْوا هللاَ أَ ْن يُ َج ِدد‬، ‫ف أ َ َح ِد ُك ْم َك َما يَ ْخلَ ُق الث َّ ْوب‬


‫اْل ْي َمانَ فِ ْي قُلُ ْوبِ ُك ْم‬ ِ ‫اْل ْي َمانَ لَيَ ْخلَ ُق فِ ْي َج ْو‬
ِ ‫إِ َّن‬

“Sesungguhnya iman yang ada dalam hati salah seorang kalian bisa rusak sebagaimana baju
bisa rusak, maka mohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman dalam kalbu kalian.”

Maksud dari sabda beliau “iman yang ada dalam hati salah seorang kalian bisa rusak” adalah
iman itu bisa melemah dan rusak. Karena saat hidup, manusia menghadapi ujian dan fitnah
yang bermacam-macam. Manusia menemui hal-hal yang dapat memalingkan mereka dari
agama Allah dan mengamalkannya.

Oleh karena itu, hendaknya kita terus membenahi keimanan kita dengan memohon
pertolongan Rabb kita. Kita memohon kepada Allah ‫ ﷻ‬agar senantiasa memperbarui iman di
hati kita. Agar Dia memperindah keimanan kita. Dalam sebuah doa, Nabi ‫ ﷺ‬mengucapkan,

‫ان‬ ِ ْ ‫اللَّ ُه َّم زَ ِينَّا ِب ِزينَ ِة‬


ِ ‫اْلي َم‬

“Ya Allah hiasilah kami dengan perhiasan iman.”

Dan Allah ‫ ﷻ‬berfirman,


‫الرا ِشدُونَ )‪َ (7‬فض ًْال ِمنَ ﴿‬ ‫صيَانَ أ ُ ْو َلئِكَ ُه ُم َّ‬
‫اْلي َمانَ َوزَ يَّنَهُ فِي قُلُو ِب ُك ْم َوك ََّرهَ ِإلَ ْي ُك ُم ْال ُك ْف َر َو ْالفُسُوقَ َو ْال ِع ْ‬
‫َّب ِإلَ ْي ُك ُم ِ‬ ‫َولَ ِك َّن َّ‬
‫َّللاَ َحب َ‬
‫َّللاُ َع ِلي ٌم َح ِكي ٌم‬ ‫ً‬
‫َّللاِ َونِ ْع َمة َو َّ‬
‫﴾ َّ‬

‫‪“Tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu‬‬
‫‪indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan‬‬
‫‪kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia‬‬
‫| ‪dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS:Al-Hujuraat‬‬
‫‪Ayat: 7-8).‬‬

‫س ِل ُموا تَ ْس ِليما ً ﴾‬ ‫صلونَ َع َلى ال َّن ِبي ِ َيا أَي َها ا َّلذِينَ آ َمنُوا َ‬
‫صلوا َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫َّللاَ َو َم َالئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫عباد هللا ‪ :‬يقول هللا جل وعال ‪ِ ﴿ :‬إ َّن َّ‬
‫صل على‬ ‫ِ‬ ‫َ‬
‫َّللاُ َعل ْي ِه بِ َها َع ْش ًرا(( ‪ .‬اللهم‬
‫صلى َّ‬ ‫َّ‬ ‫صالة ً َ‬ ‫ي َ‬ ‫َ‬
‫عل َّ‬ ‫َّ‬
‫ص لى َ‬ ‫صالة ُ َوالسَّال ُم ‪َ )) :‬م ْن َ‬ ‫[األحزاب‪ ، ]٥٦:‬ويقول َعلَيْه ال َّ‬
‫محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد ‪ ،‬وبارك على محمد وعلى آل محمد‪ ،‬كما‬
‫باركت على إبراهيم وآل إبراهيم إنك حميد مجيد ‪ .‬وارض اللّٰهم عن الخلفاء الراشدين األئمة المهديين ؛ أبي بكر الصديق ‪،‬‬
‫صحابة أجمعين وعن التَّابعين ومن تبعهم‬ ‫وعمر الفاروق ‪ ،‬وعثمان ذي النورين ‪ ،‬وأبي الحسنين علي ‪ ،‬وارض اللّٰهم عن ال َّ‬
‫‪.‬بإحسان إلى يوم الدِين وعنا معهم ب َمنِك وكرمك وإحسانك يا أكرم األكرمين‬

‫ودمر أعداء الدين ‪ ،‬واحم حوزة الدين يا رب العالمين‪ .‬اللّٰهم آمنا‬‫اللّٰهم أعز اْلسالم والمسلمين ‪ ،‬وأذل الشرك والمشركين ‪ِ ،‬‬
‫في أوطاننا وأصلح أئمتنا ووالة أمورنا ‪ ,‬اللّٰهم من أرادنا أو أراد بالدنا أو أراد مقدساتنا أو أراد والة أمرنا وعلماءنا بسوء‬
‫ي أمرنا ل ُهداك ‪ ،‬واجعل عمله في رضاك ‪،‬‬ ‫وردَّ كيده في نحره يا ذا الجالل واْلكرام ‪ .‬اللّٰهم ِ‬
‫وفق ول َّ‬ ‫فأشغله في نفسه ‪ُ ،‬‬
‫‪.‬وأعنه على طاعتك يا حي يا قيوم‬

‫اللّٰهم آت نفوسنا تقواها ‪ ،‬ز ِكها أنت خير من زكاها ‪ ،‬أنت وليها وموالها ‪ ،‬اللّٰهم زيِنا بزينة اْليمان واجعلنا هداةً مهتدين‪.‬‬
‫شنا ‪ ،‬وأصلح لنا آخرتنا التي فيها معادنا ‪،‬‬‫اللّٰهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا ‪ ،‬وأصلح لنا دنيانا التي فيها معا ُ‬
‫سبل‬ ‫واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير ‪ ،‬والموت راحة لنا من كل شر‪ .‬اللّٰهم أصلح ذات بيننا ‪ِ ،‬‬
‫وألف بين قلوبنا ‪ ،‬واهدنا ُ‬
‫السالم ‪ ،‬وأخرجنا من الظلمات إلى النور ‪ ،‬وبارك لنا في أسماعنا وأبصارنا وأزواجنا وذرياتنا وأموالنا وأوقاتنا واجعلنا‬
‫مباركين أينما كنا‪ .‬اللّٰهم اغفر لنا ولوالدينا ولمشايخنا وللمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات األحياء منهم واألموات ‪،‬‬
‫‪ .‬ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي اآلخرة حسنة وقنا عذاب النار‬

‫صنَعُونَ ‪.‬‬ ‫َّللاِ أ َ ْك َب ُر َو َّ‬


‫َّللاُ َي ْعلَ ُم َما تَ ْ‬ ‫‪ ،‬عباد هللا ‪ :‬اذكروا هللا يذكركم ‪ ،‬واشكروه على نعمه يزدكم‪َ ‬ولَ ِذ ْك ُر َّ‬

Вам также может понравиться