Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam setiap pelaksanaan audit baik keuangan maupun operasional, terutama dalam
siklus penjualan dan penagihan, auditor selalu dihadapkan dengan banyaknya bukti-bukti
transaksi yang harus diaudit dengan waktu audit yang sangat terbatas. Sesuai dengan
tanggung jawab profesionalnya, auditor berkepentingan dengan keabsahan simpulan dan
pendapatnya terhadap keseluruhan isi laporan dan/atau kegiatan yang diauditnya.
Mengingat tanggung jawab ini, maka auditor hanya akan dapat menerbitkan laporan
yang sepenuhnya benar, jika dia memeriksa seluruh bukti transaksi. Namun demikian, hal ini
tidak mungkin dilakukan. Pertama, dari segi waktu dan biaya hal ini akan memerlukan
sumber daya yang sangat besar. Kedua, dari segi konsep, audit memang tidak dirancang
untuk memberikan jaminan mutlak bahwa hasil audit 100% sesuai dengan kondisinya. Oleh
karena itu, auditor harus merancang cara untuk mengatasi hal tersebut.
Cara yang dapat dilakukan auditor adalah hanya memeriksa sebagian bukti yang
ditentukan dengan cara seksama, sehingga bisa untuk mengambil kesimpulan secara
menyeluruh. Hal ini dapat dilakukan dengan metode sampling audit. Dengan carademikian
maka audit dapat dilakukan dengan biaya dan waktu yang rasional. Jadi digunakannya
metode pengujian dengan sampling audit diharapkan auditordapat memperoleh hasil
pengujian yang objektif dengan waktu dan biaya yang minimal, sehingga pekerjaan audit bisa
efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Akun-akun dan Kelompok-kelompok Transaksi dalam Siklus Penjualan
dan Penagihan?
1.2.2 Apa Fungsi-fungsi Bisnis dalam Siklus penjualan dan Penagihan serta Dokumen dan
Catatan yang Terkait?
1.2.3 Apa saja Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif Transaksi Penjualan?
1.2.4 Bagaimana audit terhadap Retur Penjualan dan Pengurangan Harga?
1.2.5 Apa saja Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif Transaksi Penerimaan Kas?
1.2.6 Bagaimana Pengujian Audit Untuk Penghapusan Piutang Tidak Tertagih?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini yaitu untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan
auditing yang diberikan kepada setiap kelompok mahasiswa agar setiap mahasiswa dapat
memahami bagaimana pengauditan pada siklus penjualan dan penagihan serta pemilihan
sampel audit terhadap pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akun-akun dan Kelompok-kelompok Transaksi dalam Siklus Penjualan dan


Penagihan
Tujuan audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah
saldo-saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuaian
dengan SAK.
Ada lima kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan :
1. Penjualan
2. Penerimaan kas
3. Retur penjualan dan pengurangan harga
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih

2.2 Fungsi-fungsi Bisnis dalam Siklus penjualan dan Penagihan serta Dokumen dan
Catatan yang Terkait
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan-keputusan dan proses-proses
yang diperlukan untuk memindahkan kepimilikan barang-barang dan jasa kepada pelanggan
setelah barang dan jasa tersebut tersedia untuk dijual. Hal tersebut dimulai dengan pemintaan
pelanggan dan berakhir dengan konversi bahan baku atau jasa ke dalam akun piutang dagang,
dan selanjutnya ke dalam kas. Fungsi bisnis terjadi pada setiap bisnis dalam mencatat
transaksi bisnis pada siklus penjualan dan penagihan. Fungsi-fungsi bisnis serta dokumen dan
catatan dalam suatu bisnis :

1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan


Sebuah permintaan pelanggan atas barang akan memulai keseluruhan siklus. Secara
hukum, permintaan pesanan pelanggan merupakan penawaran untuk membeli barang dalam
kondisi tertentu yang disepakati.
Permintaan Pelanggan merupakan permintaan atas barang yang dilakukan oleh
pelanggan, permintaan dapat dilakukan melalui telephone, surat, formulir, pesanan yang telah
dikirim kepada calon pelanggan maupun pelanggan yang sudah ada, melalui tenaga
penjualan, pengiriman permintaan pelanggan secara elektronik melalui internet, atau melalui
suatu jaringan yang menghubungi pemasok dengan pelanggan.

3
Pesanan Penjualan suatu dokumen yang menginformasikan deskripsi, kuantitas,
serta informasi yang tekait untuk barang yang dipesan oleh pelanggan. Dan sering digunakan
untuk mengidentifikasi persetujuan kredit dan otorisasi pengiriman barang.

2. Pemberian Kredit
Sebelum barang dikirim, orang yang memiliki otorisasi yang sah harus menyetujui
permohonan kredit dari seseorang pelanggan. Praktik yang lemah seringkali mengakibatkan
tunggakan penagihan yang besar serta piutang dagang yang mungkin tidak tertagih.

3. Pengiriman Barang
Merupakan titik pertama dalam siklus ini dimana perusahaan menyerahkan asetnya.
Sebagian besar perusahaan mengakui adanya penjualan pada saat barang dikirimkan. Sebuah
dokumen pengiriman barang disiapkan pada saat pengiriman, yang dapat dilakukan secara
otomatis oleh computer.
Dokumen Pengiriman disiapkan untuk memulai pengiriman barang, yang
mengidentikasikan deskripsi barang, kuantitas yang dikirim serta data lainya yang relevan.
Perusahaan mengirimkan dokumen pengiriman yang asli kepada para pelanggan dan
menyimpan satu atau dua salinannya.

Kelompok
Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan catatan
Transaksi
Penjualan Penjualan Pemrosesan pesanan Permintaan pelanggan
Piutang dagang pelanggan Pesanan penjualan
Pemberian kredit Pesanan pelanggan atau
Pengiriman barang pesanan penjualan
Penagihan pelanggan Dokumen pengiriman
dan mencatat Faktur penjualan
penjualan Arsip transaksi penjualan
Jurnal atau daftar penjualan
Arsip utama piutang dagang
Neraca saldo piutang dagang
Laporan penagihan bulanan
Penerimaan Kas Kas di bank Pemrosesan dan Slip pembayaran (remittance

4
(debit dari pencatatan advice)
penerimaan kas) penerimaan kas Daftar awal penerimaan kas
Piutang dagang Arsip transaksi penerimaan
kas
Jurnal atau daftar
penerimaan kas
Retur penjualan Retur penjualan Pemrosesan dan Memo kredit
dan pengurangan dan pengurangan pencatatan retur Jurnal retur penjualan dan
harga harga penjualan dan pengurangan harga
Piutang dagang pengurangan harga
Penghapusan Piutang dagang Penghapusan putang Formulir otorisasi piutang
piutang tak penyisihan tak tertagih tak tertagih
tertagih piutang tak
tertagih
Beban piutang Beban piutang Pembebanan piutang Jurnal umum
tak tertagih tak tertagih tak tertagih
Penyisihan
piutang tak
tertagih

4. Penagihan Pelanggan Dan Pencatatan penjualan


Penagihan merupakan informasi kepada pelanggan mengenai jumlah tertagih yang
dilakukan secara benar dan tepat waktu dan harus memperhatikan hal berikut :
1. Semua pengiriman yang dilakukan telah ditagih (kelengkapan)
2. Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali (keterjadian)
3. Ditagih dengan jumlah yang tepat (akurasi)
Faktur Penjualan. Suatu dokumen yang mengindikasikan deskripsi dan kuantitas
barang yang dijual, harga, biaya pengiriman, asuransi, syarat-syarat, serta data terkait lainya.
Faktur ini menginformasikan kepada pelanggan jumlah penjualan dan tanggal jatuh tempo
pembayarannya.
Arsip Transakasi Penjualan. Arsip yang memasukkan semua transaksi penjualan
yang diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode, bisa berupa satu hari, satu minggu

5
atau satu bulan. Informasi dalam arsip ini digunakan untuk beragam catatan, daftar atau
laporan, bergantung pada kebutuhan perusahaan.
Jurnal atau daftar Penjualan. Sebuah daftar atau laporan yang dihasilkan dari arsip
transaksi penjualan yang biasanya mencakup nama pelanggan, tanggal, dan klasifikasi akun
atau klasifikasi transaksi. Daftar ini juga mengidentifikasi apakah penjualan merupakan
penjualan tunai atau kredit. Daftar atau jurnal ini biasanya untuk satu bulan.
Arsip Utama Akun Piutang Dagang. Arsip komputer yang digunakan untuk
mencatat setiap penjualan, penerimaan kas serta retur penjualan dan pengurangan harga untuk
setiap pelanggan dan mencatat saldo akun piutang pelanggan. Total dari saldo akun dalam
arsip utama sama dengan total saldo akun piutang dagang di jurnal umum.
Neraca Saldo Akun Piutang Dagang merupakan daftar atau laporan yang
menunjukkan jumlah yang terutang dari setiap pelanggan pada setiap titik waktu.

5. Memproses dan Mencatat Penerimaan Kas


Empat fungsi transaksi penjualan diperlukan untuk mendatangkan barang ke tangan
pelanggan, untuk menagih dengan tepat, dan mengambarkan informasi dalam catatan
akuntansi. Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas termasuk penerimaan, penyetoran dan
pencatatn kas.
Slip pembayaran (Remittance Advice) sebuah dokumen yang dikirimkan kepada
para pelanggan dan dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kasnya. Dokumen ini
mengindikasikan nama pelanggan, nomor faktur penjualan, dan jumlah dalam faktur tersebut.
Slip ini digunakan sebagai catatan penerimaan kas untuk penyetoran kas segera serta untuk
meningkatkan pengendalian terhadap penyimpanan asset.
Daftar Awal Penerimaan kas, daftar yang disusun ketika kas diterima oleh seorang
yang tidak memiliki tanggungjawab untuk melakukan pencatatan penjualan, putang dagang,
atau kas yang tidak memiliki akses terhadap catatan akuntansi.
Arsip Transaksi Penerimaan Kas merupakan arsip yang dihasilkan oleh computer
yang mencakup semua transaksi penerimaan kas yang diproses oleh sistem akuntansi pada
suatu periode tertentu.
Daftar Atau Jurnal Penerimaan kas adalah daftar atau laporan yang dihasilkan dari
arsip transaksi penerimaan kas serta mencakup semua transaksi di suatu periode tertentu.
Transaksi yang sama memasukkan semua informasi yang relevan, juga dimasukkan dalam
arsip utama akun piutang dagang dan buku besar.

6
6. Pemrosesan dan Pencatatan Retur Penjualan Dan Pengurangan Harga
Retur penjualan dan pengurangan harga dicatat dalam arsip transaksi retur penjualan
dan pengurangan harga, demikian pula arsip utama piutang dagangnya. Memo kredit
diterbitkan untuk retur penjualan dan pengurangan harga untuk membantu dalam
mengendalikandan memfasilitasi pencatatan.
Memo Kredit merupakan dokumen yang mengindikasikan adanya pengurangan
dalam jumlah tertagih dari pelanggan karena adanya barang yang dikembalikan. Memo ini
tujuannya untuk mendukung pengurangan dalam piutang dagang daripada kenaikan dalam
piutang dagang.
Jurnal retur Penjualan dan Pengurangan Harga adalah suatu jurnal yang
digunakan untuk mencatat retur penjualan danpengurangan harga.

7. Menghapus Piutang Tak Tertagih


Jika pelanggan tidak mampu membayar tagihannya perusahaan harus menghapusnya.
Biasanya ini terjadi akibat kebangkrutan atau piutang dipindahtangankan kepada agensi
penagihan. Perlakuan akuntansi yang tepat mengaharuskan adanya penyesuaian atas akun
piutang tak tertagih.
Formulir Otorisasi Piutang Tak Tertagih merupakan dokumen yang digunakan
secara internal untuk menandai adanya otoritas untuk menghapus piutang sebagai tidak
tertagih.
8. Beban Piutang Tak Tertagih
karena perusahaan tidak dapat berharap menagih 100% penjualan kredit mereka,
prinsip akuntansi mengharuskan untuk mencatat beban piutang tak tertagih sejumlah nilai
tagihan yang diperkirakan tidak dapat ditagih.

2.3 Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


Transaksi Penjualan
2.3.1 Memahami pengendalian internal
Dengan menggunakan suatu pendekatan yang tipikal untuk penjualan, auditor
mempelajari bagan arus klien, menyusun kuesioner pengendalian internal serta melakukan
pengujian penelusuran penjualan.
2.3.2 Mengukur resiko pengendalian yang direncanakan

7
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian
internal untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat empat langkah penting dalam penilaian,
yaitu:
1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian
2. Auditor harus mengidentifikasikan pengendalian internal kunci dan kelemahannya
bagi penjualan
3. Auditor mengaitkan dengan tujuan
4. Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan
Pengendalian kunci yang ada pada siklus penjualan antara lain:
1. Pemisahan tugas yang memadai. Dengan ini dapat mencegah jenis salah saji karena
kesalahan maupun kecurangan. Harus ada pemisahan fungsi bagi pegawai yang
mengelola kas dengan yang mencatat kas, fungsi pemberian kredit harus dipisahkan dari
fungsi penjualan.
2. Otorisasi yang tepat. Auditor akan memeriksa otorisasi pada tiga titik kunci, yaitu :
1. Kredit yang harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan,
2. Barang harus dkirim hanya setelah otorisasi diberikan
3. Harga juga harus diotorisasi termasuk syarat dasar, ongkos angkut dan diskon.
Dua pengendalian pertama mencegah hilangnya aktiva akibat pelanggan fiktif atau
pelanggan yang tidak bisa membayar barang yang dibeli.
3. Dokumen dan catatan yang memadai. Harus ada prosedur pencatatan yang memadai
sebelum sebagian besar tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dapat dipenuhi.
Contohnya adalah dokumen yang telah dipranomori. Memberi nomor terlebih dahulu
pada dokumen mencegah kegagalan menagih atau mencatat penjualan dan terjadinya
penagihan dan pencatatan duplikat.
4. Laporan bulanan. Pengiriman laporan bulanan pada pelanggan mendorong pelanggan
untuk merespon jika ada saldo yang dikatakan tidak benar. Fungsi ini harus terpisah dari
pengelola kas untuk menghindari kegagalan yang disengaja mengirimkan laporan itu.
5. Prosedur verifikasi internal. Program komputer atau personil yang independen harus
mengecek bahwa pemrosesan dan pencatatan penjualan memenuhi tujuan audit.

2.3.3 Menentukan luas pengujian pengendalian


Luas pengujian pengendalian audit tergantung pada keefektifan pengendalian dan
sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi resiko

8
pengendalian. Dalaam menentukan seberapa besar pengendalian internal dapat diandalkan,
auditor juga mempertimbangkan biaya untuk meningkatkan pengujian pengendalian
dibandingkan dengan potensi pengurangan dalam pengujian subtantif. Tingkat resiko
pengendalian yang dinilai lebih rendah akan berakibat pada meningkatnya pengujian
pengendalian untuk mendukung resiko pengendalian rendah tersebut, serta peningkatan
dalam resiko deteksi dan penurunan jumlah pengujian subtantif.

2.3.4 Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan


Untuk setiap pengendalian kunci, diperlukan pengujian untuk menilai keefektifannya.
Seperti pengujian pada otorisasi atas kredit, apakah dilakukan dengan tepat. Keterjadian
penjualan juga dapat diuji dengan memasukan nomor pelanggan yang tidak ada pada aplikasi,
apakah langsung ditolak oleh komputer.

2.3.5 Merancang pengujian substantif dan transaksi penjualan


Menentukan prosedur ini disesuaikan dengan kondisi masing-masing entitas. Pada
pencatatan penjualan yang terjadi, terdapat tiga kemungkinan salah saji yang mungkin terjadi,
yaitu:
1. Penjualan dimasukan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan.
2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
3. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Penjualan dicatat dengan akurat, pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan
harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Mengirimkan jumlah barang yang dipesan
2. Menagih dengan tepat sebesar jumlah barang yang dikirim
3. Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.
Dalam mengkonversi program audit formal perancangan (design format audit
program) menjadi program audit format kinerja (performance format audit program),
prosedur itu akan digabungkan. Hal ini bertujuan untuk :
1. Menghilangkan duplikasi prosedur
2. Memastikan bahwa ketika dokumen tertentu diperiksa, semua prosedur yang akan
dilakukan terhadap dokumen tersebut telah dilakukan pada saat itu.
Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur dengan cara yang paling efektif,
sebagai contoh, dengan memfooting jurnal dan meriview jurnal untuk pos-pos tidak biasa

9
terlebih dahulu, auditor akan memperoleh perspektif yang lebih baik dalam melakukan
pengujian yang terinci.
2.3.6 iktisar metodologi penjualan
2.3.7 prosedur audit format perancangan dan kinerja

2.4 Retur Penjualan dan Pengurangan Harga


Untuk return penjualan dan pengurangan harga, auditor biasanya menekankan
pengujian transaksi tercatat untuk membuka pencurian kas dari penagihan piutang yang
ditutupi oleh return dan pengurangan harga yang fiktif.
Jika melakukan audit pada return penjualan dan pengurangan harga, auditor harus
mampu menerapkan logika yang sama untuk mendapatkan pengendalian, pengujian
pengendalian, dan pengujian substantif transaksi yang tepat sehingga auditor mampu
menverifikasi jumlah return penjualan dan pengurangan harga tersebut.

2.5 Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


Transaksi Penerimaan Kas
Pengujian pengendalian penerimaan kas dan prosedur audit pengujian substantif
transaksi dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama dengan penjualan tetapi tentu saja
tujuan spesifik ditetapkan untuk penerimaan kas. Berdasarkan tujuan audit terkait transaksi,
auditor harus mengikuti proses berikut :
1. Menentukan pengendalian-pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
2. Merancang pengujian pengendalian untuk setiap pengendalian yang digunakan untuk
mendukung adanya pengurangan risiko pengendalian
3. Merancang pengujian substantif transaksi untuk menguji salah saji moneter untuk
setiap tujuan
Bagian penting dari tanggung jawab auditor dalam mengaudit penerimaan kas adalah
untuk menentukan kelemahan pengendalian internal yang meningkatkan potensi fraud. Tipe
penggelapan kas yang sangat sulit bagi auditor deteksi adalah apakah itu terjadi sebelum kas
dicatat dalam jurnal penerimaan kas atau pencatatan kas lainnya, khususnya jika penjualan
dan penerimaan kas dicatat secara serempak.

2.6 Pengujian Audit Untuk Penghapusan Piutang Tidak Tertagih


Hal yang menjadi perhatian auditor pada audit penghapusan piutang tidak tertagih
adalah kemungkinan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang yang sudah
tertagih. Pengendalian utama untuk mencegah penipuan ini adalah otorisasi yang tepat
10
terhadap penghapusan piutang tidak tertagih oleh manajemen yang ditunjuk setelah melalui
investigasi menyeluruh alasan pelanggan belum membayar atau tidak mampu melunasi
piutang tersebut.

Pengendalian Internal Tambahan terhadap Saldo Akun Serta Penyajiannya dan


Pengungkapan
Jika pengendalian internal untuk masing-masing kelompok transaksi telah dilakukan
secara efektif dan pengujian substantif transaksi yang berhubungan mendukung kesimpulan,
kesalahan penyajian dalam laporan keuangan akan berkurang. Pada siklus penjualan dan
penagihan, yang paling terpengaruh adalah nilai yang dapat direalisir, hak, dan kewajiban.
Auditor umumnya mengatur risiko inheren setinggi nilai yang dapat direalisir. Idealnya, klien
merancang beberapa pengendalian untuk mengurangi piutang tidak tertagih. Salah satunya
adalah persetujuan kredit melalui orang yang tepat. Dua pengendalian yang lain adalah:
1. Persiapan accounts receivable trial balance secara periodik untuk di-review dan
di-follow-up oleh personel manajemen yang tepat
2. Kebijakan penghapusan piutang ketika piutang tersebut kemungkinan besar sudah
tidak lagi dapat ditagih

Dampak Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi


Bagian audit yang paling terpengaruh oleh pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi pada siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang, kas, beban
piutang tidak tertagih dan penyisihan piutang tidak tertagih. Pada penyelesaian pengujian
pengendalian dan pengujian sustantif transaksi, auditor harus menganalisis masing-masing
pengecualian baik audit publik maupun nonpublik untuk menentukan penyebab dan implikasi
dari pengecualian risiko pengendalian yang ditetapkan, yang mungkin mempengaruhi risiko
deteksi pendukung dan pengujian substantif. Pengaruh signifikan dari hasil pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi pada siklus penjualan dan penagihan adalah
pada konfirmasi piutang.

11
BAB III
KESIMPULAN

Metodologi desain pengujian perincian saldo yang menggunakan model resiko audit
digunakan para auditor dalam mendesain pengujian yang tepat untuk saldo piutang
dagang.Dalam metodologi tersebut berkaitan dengan kertas kerja perencanaan bukti yang
diperkenalkan dalam bab materialitas dan resiko.
Meskipun auditor menekankan akun-akun neraca dalm pengujian perincian saldo,
akun laporan laba-rugi tidak dilupakan karena akun laporan laba/rugi diuji sebagai produk
sampingan dari pengujian neraca. Sebagai contoh, jika auditor mengkonfirmasi saldo piutang
dagang dan menemukan lebih saji yang disebabkan karena kesalahan dalam penagihan ke
pelanggan, maka baik piutang dagang maupun penjualan menjadi lebih saji.

12
DAFTAR PUSTAKA

J. Elder, Randal, Arens A, dkk. 2011. Jasa Audit dan Assurance. Jakarta: Salemba Empat.

13

Вам также может понравиться