Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus dan
sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas
yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat perubahan proses fisiologis
dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
A. Pengkajian keperawatan
1. Riwayat tidur
a. kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari
b. Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
c. Kebiasaan/pun saat tidur
d. Lingkungan tidur
e. Dengan siapa paien tidur
f. Obat yang di konsumsi sebelum tidur
g. Asupan dan stimulan
h. Perasaan pasien mengenai tidurnya
i. Apakah ada kesulitan tidur
j. Apakah ada perubahan tidur
2. Gejala Klinis
a. Perasaan Lelah
b. Gelisah
c. Emosi
d. Apetis
e. Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak
f. konjungtin merah dan mata perih
g. Perhatian tidak fokus
h. Sakit kepala
3. Penyimpangan Tidur
a. Insomnia : Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa
kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang
terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami
insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk
mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan
berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita
insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya
berkurang.
Jenis insomnia yaitu :
1) insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.
2) insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat
mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.
3) insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa
nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak
menunjang untuk tidur.
b. Somnambulisme : Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks
mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka
pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk
tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Lebih
banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.
c. Enuresis : Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi
pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti
belum jelas, namun ada bebrapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti
gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
d. Narkolepsi : Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak
terkendali untuk tidur, dapat di katakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk
yang mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn
mengantuk tersebut datang.
e. Night Terrors : Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun
atau lebih, setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak,
pucat dan ketakutan.
f. Mendengkur : Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara
di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi
faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat
saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu
bergetar bila di lewati udara pernafasan.
B. Diagnosa Kperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan
metabolisme,kerusakan eliminasi,,pengaruh obat,imobilisasi, nyeri pada kaki, takut
operasi, lingkungan yang mengganggu.
2. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat
tidur,a(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5. Potensial cidera berhubungan dengan Semnambolisme.
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.
C. Intervensi
No Diagnosa Yang Tujuan Intervensi
Mungkin Muncul
1 Gangguan pola tidur Setelah diberikan asuhan 1. Kaji rutinitas tidur
Kemungkinan keperawatan ....x 24 jam yang biasa dilakukan
berhubungan dengan : diharapkan gangguan pola klien
a. Suhu lingkungan tidur klien efektif dengan 2. Ciptakan lingkungan
sekitar kriteria hasil : yang nyaman
b. Perubahan pejanan Perasaan segar sesudah 3. Jelaskan pentingnya
terhadap cahaya gelap tidur atau istirahat tidur yang adekuat
c. Kurang kontrol tidur Pola tidur, kualitas dalam 4. Kolaborasi
batas normal pemberian obat tidur
Jumlah jam tidur dalam
normal 6-8 jam/hari
D. Implementasi
a. Tindakan keperawatan mandiri seperti prilaku, peningkatan kesehatan dan upaya
pencegahan, pengaturan posisi dan intervensi mandiri.
b. Tindakan keperawatan mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi
c. Tindakan mandiri : aktivitas perawat yang dilakukan atau yang didasarkan pada
kesimpulan sendiri dan bahan petunjuk dan perintah tenaga kesehatan lain.
d. Tindakan kolaborasi: tindakan yang dilaksanakan atas hasil keputusan bersama
dengan dokter dan petugas kesehatan lain.
E. EVALUASI
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu ditetapkan dan situasi
kondisi klien, maka diharapkan klien :
1. Gangguan pola tidur klien efektif dengan kriteria hasil :
a. Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
b. Pola tidur, kualitas dalam batas normal
c. Jumlah jam tidur dalam normal 6-8 jam/hari
2. Ansietas klien efektif dengan kriteria hasil :
a. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol
cemas
b. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
c. Ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
kecemasan