Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Pengertian
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada
kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan
cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui inhalasi dan
menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi
bahaya yang mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian. Sekitar
7% dari semua pengunjung departemen kedaruratan datang karena masalah toksik.
Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh
obat, serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Keracunan
dapat diakibatkan oleh kecelakaan atau tindakan tidak disengaja, tindakan yang
disengaja seperti usaha bunuh diri atau dengan maksud tertentu yang merupakan
tindakan kriminal. Keracunan yang tidak disengaja dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan, baik lingkungan rumah tangga maupun lingkungan kerja.
1) Keracunan botolinum
Clostridium botolinum adalah kuman yang hidup secara anaerobik, yaitu di
tempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi
dirinya dari suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora. Karena
cara hidupnya yang demikian itu, kuman ini banyak dijumpai pada makanan
kaleng yang diolah secara kurang sempurna.
Gejala keracunan botolinum muncul secara mendadak, 18-36 jam sesudah
memakan makanan yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan yang
kemudian disusul dengan penglihatan yang kabur dan ganda. Kelumpuhan
saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak lainnya, sehingga
penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.Pengobatan
hanya dapat diberikan di rumah sakit dengan penyuntikan serum antitoksin
yang khas untuk botulinum. Oleh karena itu dalam hal ini yang penting ialah
pencegahan.
Pencegahan: sebelum dihidangkan, makanan kaleng dibuka dan kemudian
direbus bersama kalengnya di dalam air sampai mendidih.
2) Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak bebarapa menit sampai 2 jam sesudah makan
jamur yang beracun (Amanita spp). Gejala tersebut berupa sakit perut yang
hebat, muntah, mencret, haus, berkeringat banyak, kekacauan mental,
pingsan.
Tindakan pertolongan: apabila tidak ada muntah-muntah, penderita
dirangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer
kalium permanganat (1 gram dalam 2 liter air), atau dengan putih telur
campur susu. Bila perlu, berikan napas buatan dan kirim penderita ke rumah
sakit.
3) Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam
saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya
keracunan, yaitu: jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan
penyerta lainnya.
Gejala klinisnya seperti: sakit pinggang yang disertai dengan sakit perut,
nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih
nampak keluar bersama air kencing, kadang-kadang disertai darah.
Tindakan pertolongan: pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum
air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat
diberikan untuk mengurangi sakitnya. Pada keracunan yang lebih berat,
penderita harus dirawat di rumah sakit.
4) Keracunan ikan laut
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan. Diduga racun
tersebut terbawa dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu. Gejala-gejala
keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit sesudah
memakannya.Gejala itu berupa: mual, muntah, kesemutan di sekitar mulut,
lemah badan dan susah bernafas.
Tindakan pertolongan: usahakan agar dimuntahkan kembali makanan yang
sudah tertelan itu. Kalau mungkin lakukan pula pembilasan lambung dan
pernafasan buatan. Obat yang khas untuk keracunan binatang-binatang laut
itu tidak ada.
5) Keracunan singkong
Racun singkong ialah senyawa asam biru (cyanida). Singkong beracun
biasanya ditanam hanya untuk pembatas kebun, dan binatangpun tidak mau
memakan daunnya. Racun asam biru tersebut bekerja sangat cepat. Dalam
beberapa menit setelah termakan racun singkong, gejala-gejala mulai timbul.
Dalam dosis besar, racun itu cepat mematikan.
b. Minyak Tanah
Penyebabnya karena meminum minyak tanah. Insiden Intoksikasi minyak tanah:
1) Terutama pada anak-anak < 6 tahun. Khususnya pada negara-negara
berkembang.
2) Daerah perkotaan > daerah pedesaan
3) Pria > wanita
4) Umumnya terjadi karena kelalaian orang tua
4. Patofisiologi
Efek toksis terpenting dari hidrokarbon adalah pneumonitis aspirasi. Studi pada
binatang menunjukkan toksisitas pada paru > 140 x dibanding pada saluran
pencernaan. Aspirasi umumnya terjadi akibat penderita batuk atau muntah. Akibat
viskositas yang rendah dan tekanan permukaan, aspirat dapat segera menyebar secara
luas pada paru. Penyebaran melalui penetrasi pada membran mukosa, merusak epithel
jalan napas, serta alveoli, dan menurunkan jumlah surfactan sehingga memicu
terjadinya perdarahan, edema paru, ataupun kolaps pada paru. Jumlah < 1 ml dari
aspirasi pada paru dapat menyebabkan kerusakan yang bermakna. Kematian dapat
terjadi karena aspirasi sebanyak + 2,5 ml pada paru (pada lambung + 350 ml). Selain
itu, jumlah 1 ml/kg BB hidokarbon dapat menyebabkan depresi CNS ringan–sedang,
karditis, kerusakan hepar, kelenjar adrenal, ginjal, dan abnormalitas eritrosit. Namun
efek sistemik tersebut jarang karena tidak diabsorbsi dalam jumlah banyak pada
saluran pencernaan. Hidrokarbon juga diekskresikan lewat urin.
3) Pharmacologik terapi
Atropine: ≥ 12 tahun: 2-4 mg IV setiap 5-10 menit sampai atropinisasi. Dosis
pemeliharaan 0,5 mg/30 menit atau 1 jam atau 2 jam atau 4 jam sesuai
kebutuhan. Dosis maksimal 50 mg/24 jam. Pertahankan selama 24-48 jam.
Supportif : diazepam 5-10 mg IV bila kejang dan furosemide 40-160 mg bila
ronki basah basal muncul.
d. Bahan Kimia
Keracunan bahan kimia biasanya melibatkan bahan-bahan kimia biasa seperti
bahan kimia rumah, produk pertanian, produk tumbuhan atau produk
industri.Beberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya
adalah:
Bahan Penjelasan Potensi Bahaya Kesehatan
Kimia
AgNO3 Senyawa ini beracun dan korosif. Dapat menyebabkan luka bakar dan
Simpanlah dalam botol berwarna dan kulit melepuh. Gas/uapnya juga
ruang yang gelap serta jauhkan dari menebabkan hal yang sama.
bahan-bahan yang mudah terbakar.
HCl Senyawa ini beracun dan bersifat korosif Dapat menyebabkan luka bakar dan
terutama dengan kepekatan tinggi. kulit melepuh. Gas/uapnya juga
menebabkan hal yang sama.
H2S Senyawa ini mudah terbakar dan beracun Menghirup bahan ini dapat
menyebabkan pingsan, gangguan
pernafasan, bahkan kematian.
H2SO4 Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, Jangan menghirup uap asam sulfat
bersifat membakar bahan organik dan pekat karena dapat menyebabkan
dapat merusak jaringan tubuh kerusakan paru-paru, kontak dengan
Gunakan ruang asam untuk proses kulit menyebabkan dermatitis,
pengenceran dan hidupkan kipas sedangkan kontak dengan mata
penghisapnya. menyebabkan kebutaan.
NaOH Senyawa ini bersifat higroskopis dan Dapat merusak jaringan tubuh.
menyerap gas CO2.
NH3 Senyawa ini mempunyai bau yang khas. Menghirup senyawa ini pada
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
pembengkakan saluran pernafasan dan
sesak nafas. Terkena amonia pada
konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30 menit
dapat menyebabkan kebutaan.
HCN Senyawa ini sangat beracun. Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan
menghirup gas ini karena dapat
menyebabkan pingsan dan kematian.
HF Gas/uap maupun larutannya sangat Dapat menyebabkan iritasi kulit, mata,
beracun. dan saluran pernafasan.
HNO3 Senyawa ini bersifat korosif. Dapat menyebabkan luka bakar,
menghirup uapnya dapat menyebabkan
kematian.
Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan untuk pertolongan
pertama terhadap korban keracunan bahan kimia:
Jenis Peracun Pertolongan Pertama
Asam-asam korosif seperti asam sulfat (H2SO4), Bila tertelan berilah bubur
fluoroboric acid, hydrobromic acid 62%, hydrochloric aluminium hidroksida atau milk of
acid 32%, hydrochloric acid fuming 37%, sulfur dioksida, magnesia diikuti dengan susu atau
dan lain-lain. Bila tertelan berilah bubur aluminium putih telur yang dikocok dengan air.
hidroksida atau milk of magnesia diikuti dengan susu atau Jangan diberi dengan karbonat atau
putih telur yang dikocok dengan air. soda kue.
Alkali (basa) seperti amonia (NH3), amonium hidroksida Bila tertelan berilah asam asetat
(NH4OH), Kalium hidroksida (KOH), Kalsium oksida encer (1%), cuka (1:4), asam sitrat
(CaO), soda abu, dan lain-lain. (1%), atau air jeruk. Lanjutkan
dengan memberi susu atau putih
telur.
Kation Logam seperti Pb, Hg, Cd, Bi, Sn, dan lain-lain Berikan antidote umum, susu,
minum air kelapa, norit, suntikan
BAL, atau putih telur.
Pestisida Minum air kelapa, susu, vegeta,
norit, suntikan PAM
Garam Arsen Bila tertelan usahakan pemuntahan
dan berikan milk of magnesia.
3. Manifestasi Klinis
Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh cara pemberian,
apakah melalui kulit, mata, paru, lambung, atau suntikan, karena hal ini mungkin
mengubah tidak hanya kecepatan absorpsi dan distribusi suatu bahan toksik, tetapi
juga jenis dan kecepatan metabolismenya. Pertimbangan lain meliputi perbedaan
respons jaringan. Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti
adanya bau gas batu bara (saat ini jarang), pupil sangat kecil (pinpoint), muntah,
depresi, dan hilangnya pernafasan pada keracunan akut morfin dan alkaloidnya.
Pupil pinpoint merupakan satu-satunya tanda, karena biasanya pupil berdilatasi pada
pasien keracunan akut. Kecuali pada pasien yang sangat rendah tingkat kesadaranya,
pupilnya mungkin menyempit tetapi tidak sampai berukuran pinpoint. Kulit muka
merah, banyak berkeringat, tinitus, tuli, takikardi, dan hiperventilasi sangat
mengarah pada keracunan salisilat akut (aspirin).
Tabel 2.1 Manifestasi Klinis Keracunan
Onset (Masa Gejala Utama Jasad Renik/Toksin
Awitan)
Gejala Saluran Cerna Atas (Mual, Muntah) yang Dominan
< 1 jam Mual, muntah, rasa yang tak lazim di mulut, Garam logam
mulut terasa panas
1-2 jam Mual, muntah, sianosis, sakit kepala, Nitrit
pusing, sesak nafas, gemetar, lemah,
pingsan.
1-6 jam (rerata 2- Mual, muntah, diare, nyeri perut. Staphylococcus
4) Aureus dan
enterotoksinnya
8-16 jam (2-4 Muntah, kram perut, diare, rasa mual. Bacillus Cereus.
muntah)
6-24 jam Mual, muntah, diare, rasa haus, pelebaran Jamur
pupil, pingsan, koma. berjenis Amanita.
Radang Tengorokan Dan Gejala Saluran Napas
12-72 jam Radang tengorokan, demam, mual, muntah, Streptococcus
pengeluaran secret dari hidung, terkadang Pyogene
ruam kulit.
2-5 hari Radang tengorokan dan hidung, eksudat Corynebacterium
berwarna keabuan, demam, mengigil, nyeri diphtheria
tengorokan, lemah, sulit menelan,
pembengkakan kelenjar getah bening leher.
Gejala Saluran Cerna Bawah (kram perut, diare) yang Dominan
2-36 jam (rerata 6- Kram perut, diare, diare yang C. perfringens; B.
12) disebabkan Clostridiumperfringens, kadang- cereus; S; faecalis;
kadang rasa mual dan muntah S. faecium
3-6 bulan Sulit tidur, tak ada nafsu makan, berat badan Taenia sanginata
menurun, sakit perut, kadang gastroenteritis dan taenia solium
Gejala Neurologis (Gangguan Visual, Vertigo, Gell, Paralisis)
< 1 jam Gastroenteritis, cemas, penglihatan kabur, Fosfat organic
nyeri dada, sianosis, kedutan, kejang.
Salvias berlebihan, berkeringat,
gastroenteritis, nadi tak teraratur, pupil
mengecil, bernafas seperti orang asma. Jamur jenis muscaria
2 jam-6 hari (12- Rasa mual, muntah, rasa (geli) seperti Chlorinated
36 jam) dikaruk, pusing, lemah, tak ada nafsu hydrocarbon
makan, berat badan menurun, bingung.
Vertigo, pandangan kabur atau diplobia,
reflek cahaya hilang, sulit menelan,
berbicara dan bernafas; mulut kering,
lemah, paralisis pernafasan. Clostridium
botulinum dan
toksinnya.
>72 jam Rasa baal, kaki lemah, paralisis, spastic, Air raksa organic
penglihatan berkurang, buta, dan koma.
Gastroenteritis, nyeri pada kaki, kaki dan
tangan jatuh.
Triortrocresyl
phosphate.
Terjadi Gejala Alergi (Muka Memerah dan Rasa Gatal)
< 1 jam Sakit kepala, pusing, mual, muntah, rasa Scombrotoxin
panas pada mulut, tengorok terasa terbakar, (histamine)
muka sembab dan merah, sakit perut, gatal
dikulit.
Rasa baal disekitar muluit, rasa seperti
digaruk (geli), kemerahan, pusing, sakit
kepala, mual. Monosodium
Kemerahan, rasa panas, gatal, sakit perut, glutamate (MSG)
edema lutut dan wajah.
Asam nikotinat
Gejala Gastroenteritis Dan/atau Neurologis (Toksin Kerang)
0,5-2 jam Rasa seperti digaruk (geli), terbakar, baal, Saxitoxin (paralytic
mengantuk, bicara inkoheren, paralisis shelifish poisoning:
pernafasan. PSP)
2-5 menit sampai Sensasi panas dan dingin bergantian, rasa Brevetoxin
3-4 jam geli; baal disekitar bibir, lidah dan (neurotoxic shelifish
tengorokan; nyeri otot, pusing, diare, poisoning: NSP)
muntah.
30 menit sampai 2- Rasa mual, muntah, diare, sakit perut, Dinophysis toxin,
3 jam mengigil, demam. okadaic acid,
pectenotoxin,
yessotoxin
(Diarrheic shelifish
poisoning:DSP)
24 jam Muntah, diare, sakit perut, bingung, hilang Domoic Acid
(gastrointestinal) ingatan, deisorientasi, kejang dan koma. (Amnestic shelifish
sampai 48 jam poisoning: ASP)
(neurologis)
Gejala Infeksi Umum (Demam, Mengigil, Lemah, Sakit, Pembengkakan Kelenjar
Limfe)
4-28 hari (rerata 9 Gastroenteritis, demam, edema disekitar Trichinella spiralis
hari) mata, berkeringat, nyeri otot, mengigil,
lemah, sulit bernafas.
7-28 hari (rerata Lemah yang hebat, sakit kepala, sakit Salmonella typhi
14 hari) kepala, demam, batuk, mual, muntah,
sembelit, sakit perut, mengigil, bintik merah
dikulit, tinja berdarah.
10-13 hari Demam, sakit kepala, nyeri otot, Toxoplasma gondii
kemerahan.
10-50 hari (rerata Demam, lemah-lesu, tak ada nafsu makan, Mungkin virus
25-30) mual, sakit perut, kuning (ikterus).
A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan
sirkulasi yang mengancam jiwa, adanya gangguan asam basa, keadaan status
jantung dan status kesadaran.
b. Riwayat kesadaran : riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa
lama diketahui setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan
dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.
2. Data Obyektif
a. Saluran pencernaan : mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan
saluran pencernaan.
b. Susunan saraf pusat : pernafasan cepat dan dalam tinnitus, disorientasi,
delirium, kejang sampai koma.
c. BMR meningkat : tachipnea, tachikardi, panas dan berkeringat.
d. Gangguan metabolisme karbohidrat : ekskresi asam organic dalam jumlah
besar, hipoglikemi atau hiperglikemi dan ketosis.
e. Gangguan koagulasi : gangguan aggregasi trombosit dan trombositopenia.
f. Gangguan elektrolit : hiponatremia, hipernatremia, hipokalsemia atau
hipokalsemia (Mansjoer Arif,2009).
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran menurun
2. Pernafasan
Nafas tidak teratur
3. Kardiovaskuler
Hipertensi, nadi aritmia
4. Persarafan
Kejang, miosis, vasikulasi, penurunan kesadaran, kelemahan, paralise
5. Gastrointestinal
Muntah, diare
6. Integumen
Berkeringat
7. Muskuloskeletal
Kelelahan, kelemahan
8. Integritas Ego
Gelisah, pucat
9. Eliminasi
Diare
10. Selaput lendir
Hipersaliva
11. Sensori
Mata mengecil/membesar, pupil miosis(Mansjoer Arif,2009).
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan
lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin,
glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi untuk
kelebihan dosis obat, Tes toksikologi kuantitatif (Mansjoer Arif,2009).
E. RENCANA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada mioakrd
Tujuan : Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat
Intervensi :
a. Kaji adanya perubahan tanda-tanda vital.
Rasional : Data tersebut berguna dalam menentukan perubahan perfusi
b. Kaji daerah ekstremitas dingin,lembab,dan sianosis
Rasional : Ekstremitas yang dingin,sianosis menunjukan penurunan perfusi jaringan
c. Berikan kenyamanan dan istirahat
Rasional : Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien istirahat mengurangi
komsumsi oksigen
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antidotum
Rasional : Obat antidot (penawar) dapat mengakumulasi penumpukan racun.
2. Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan depresi pernapasan
Tujuan : Mempertahankan pola napas tetap efektif
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien dalam menentukan tindakan
selanjutnya
b. Berikan O2 sesuai anjuran dokter
Rasional : Terapi oksigen meningkatkan suplai oksigen ke jantung
c. Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen(ventilator) dan lakukan suction.
Rasional : Ventilator bisa membantu memperbaiki depresi jalan napas
d. Berikan kenyamanan dan istirahat pada pasien dengan memberikan asuhan
keperawatan individual
Rasional : Kenyamanan fisik akan memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi
kecemasan,istirahat mengurangi komsumsi oksigen miokard
3. Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan dapat mempertahankan
tingkat kesadaran klien (komposmentis)
Intervensi :
a. Monitor vital sign tiap 15 menit
Rasional : bila ada perubahan yang bermakna merupakan indikasi penurunan
kesadaran
b. Catat tingkat kesadaran pasien
Rasional : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak.
c. Kaji adanya tanda-tanda distress pernapasan,nadi cepat,sianosis dan kolapsnya
pembuluh darah
Rasional : Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal,
jantung dan paru.
d. Monitor adanya perubahan tingkat kesadaran
Rasioanal : Tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup, meliputi
resusitasi : Airway, breathing, sirkulasi
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti dotum
Rasional : Anti dotum (penawar racun) dapat membantu mengakumulasi penumpukan
racun
4. Cemas berhubungan dengan koping yang tidak efektif
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan berkurang
Intervensi :
a. Kaji tingkat kecemasan pasien
Rasional : Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian
pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
b. Jelaskan mekanisme pengobatan
Rasional : Pengetahuan terhadap mekanisme pengobatan diharapkan dapat
mengurangi kecemasan pasien
c. Tingkatkan mekanisme koping yang efektif
Rasional : Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki
efektif
d. Jika keracunan sebagai usaha untuk bunuh diri maka lakukan safety precautions.
8. Rasional : Konsultasi psikiatri atau perawat psikiatri klinis dapat membantu proses
pengobatan (Doengoes, 2014).
DAFTAR PUSTAKA