Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kisah ini menceritakan seorang kakak yang berjuang keras untuk menyekolahkan
adik perempuannya. Namun tanpa sepengetahuan sang kakak, sang ibu telah menjodohkan
adik perempuannya dengan salah satu bos di daerah itu. Sang kakak yang mengetahui hal itu
tidak rela jika melihat adiknya kehilangan mimpi-mimpinya.Sang adik yang setiap pulang
sekolah menjual Koran pada suatu hari bertemu dengan seseorang wanita separuh baya
dengan pakaian yang mewah dan didampingi dengan pria tampan.
Melihat anak perempuan cantik yang menjual Koran untuk biaya sekolah, wanita
itu pun memungut adik kecil itu untuk mendapat pendidikan dan kehidupan yang
layak.Namun, sang ibu yang marah karena mengetahui hal ini tidak bisa menahan
amarahnya. Oleh karena itu,sang kakak yang inginmewujudkan mimpi adiknya itu rela
menggantikan posisi adiknya untuk di nikahkan dengan Bos di daerah itu.
Apakah yang terjadi jika sang adik mengetahui hal tersebut? Jalan manakah yang
akan di pilih adik kecil itu?
Keluarga Dian : Dian, kak Prita, Ibu Wulan (jahat)
Tetangga : Ibu Ambar ( Jahat )
Preman : Asep Barong ( juragan daerah jahat ), anak buah Baron.
Teman dian : ajeng, Wulan, Wulan, arif
Keluarga kaya : ibu mawar, Malik, pacar malik Maya
Guru : Ibu Komala.
(prita berlari keluar rumah. Ibu Wulan pun keluar.) (sementara itu dian yang dalam
perjalanan pulang bertemu dengan kakaknya )
Prita : dian, dian kamu jangan pulang kerumah lagi!
Dian : kenapa kak? Apa yang sedang terjadi?
Prita : pokonya kamu jangan pulang kerumah! (arif masuk) arif? Arif kemari!
Arif : ia? Ada apa?
Prita : arif tolong jaga adik Aku rif? Di rumah kamu masih ada kamar kosong kan?
Arif : ada ada, tapi ini mendadak sekali, ada apa ?
Dian : kakak, ada apa kak?
Prita :pokoknya sekarang kamu pergi dulu ke rumah arif, ini ambil pakaian mu, dan ini uang
tabungan kakak. Ambil ini. Besok kita akan bertemu lagi di terminal, oke.
Dian : tapi kak..?
Arif : sudah dian, sepertinya kakakmu sedang terburu-buru. (dian memeluk kakaknya)
Dian : sampai jumpa kak.
(semua keluar. Setting berikutnya kontrakan rumah arif)
Arif : silakan masuk. Anggap saja rumah sendiri.
Dian : terima kasih. Tapi anda siapa?
Arif : oh, tenang saja. Nama Aku arif, Aku teman lama kakakmu ko.
Dian : oh begitu ya. Syukur kalau begitu. Hem… kaleng ini apa isinya ya ?
Arif : Entahlah, tapi rasanya tadi dia bilang uang? Ayo kita coba buka?
(mereka membuka kaleng. Isinya uang dan perhiasan)
Dian : wah…? Banyak sekali..?
Arif : apa ini benar barang kakakmu?
Dian : entahlah. Ada surat!
(surat berisi tentang identitas barang yang d bawa prita)
Dian : oh, begitu ya. Aku harus menyusul kakak.
Arif : tunggu! Kamu ingat kanapa kata kakakmu?Kau dilarang kembali ke rumah, pasti ada
suatu alasan tertentu.Mending sekarang kamu tinggal disini.Bagaimana?
Dian : makasih kak? Aku hanya masih menghawatirkan kakak dirumah.
Arif : haha.. benar! Maaf, uang ini membuatku gila! Hahaha… sampai jumpa. (arif keluar)
Dian : ada apa ini bu? Kenapa jadi seperti ini?
Bu Wulan : kau tau, berapa banyak uang yang ibu dapatkan jika kau dinikahi kang Asep? Ibu
akan kaya nak! Ibu akan kaya raya! Hahaha…
Dian : jadi? Ibu berniat menjual Aku? Tidak bu, Aku masih ingin melanjutkan sekolah!
(menangis)
Bu Wulan : untuk apa kau terus sekolah? Sekolah hanya untuk orang-orang kaya! Orang
miskin seperti kita hanya menjadi bulan-bulanan pihak sekolah!
Dian : tapi bu, ilmu adalah hak siapapun! Setiap orang di muka bumi, laki-laki, perempuan,
tua, muda, kaya , dan miskin, mereka semua berhak untuk merasakan pendidikan dan mereka
pun berhak mendapat ilmu!
Bu Wulan : lalu darimana biaya untuk sekolahmu? Dari hasil berjualan Koran?Lalu mana
untuk kita makan sehari-hari? Ibu bekerja menjadi buruh pun tidakk cukup!
Dian : masih ada pemerintah yang akan membiayai sekolah Aku bu!?
Bu Wulan : persetan dengan pemerintah! Mereka hanya membuat janji-janji palsu! Mereka
memakan semua uang Negara untuk memuaskan perut mereka! Tak ada satupun diantara
mereka yang melirik orang miskin seperti kita! Kau mengerti!?
(Malik masuk dengan teman-teman dian, dan ibu Mawar)
Malik : Aku mengerti. Aku mengerti semua penderitaan kalian.
(semua melotot)
Asep B : siapa anak ini ?
Malik : Aku bukan siapa-siapa. Dan Aku tak ingin mengikuti urusan kalian.Tapi, Aku
memiliki urusan yang penting dengan gadis ini.( sambil menunjuk kearah dian ) ( dian kaget,
dan melirik Malik )
Asep B : bagus juga bicaramu. Baron?Buat dia untuk berlutut.
Baron : siap tuan. Kemari! (pemain lain kepinggir masih dalam posisi dan keadaan yang
sama.) hiah…!!! (baron menyerang Malik. Malik melawan dan Baron kalah.)
Bu Mawar : Malik ..!?
Malik : sudah cukup. Aku tak ingin ada lagi yang terluka.
Asep B : Kurang ajar! Berani kau ya..!!? awas kalian! Baron, ayo pergi!
Baron : tunggu tuan! (baron dan asep B keluar)
Bu Wulan : kau..!! (menyerang Malik)
Malik : tunggu bu. Yang ibu inginkan uang kan? Ini, ambil seberapa banyak yang ibu
mau.Tapi, biarkan kami membawa putri ibu bersama kami.
Bu Wulan : hah… baik, tapi…
Bu Mawar : Aku mengerti, jika anda kekurangan uang, Aku akan memberikan sedikit uang
setiap minggunya.
Bu Wulan : Aku mengerti. Hahaha… kalo begitu, dah…”
(buWulan keluar. Pemain berkumpul mengitari Dian dan kakaknya)
Theme song:ost. 49 DAYS
Dian : kakak,? Bangun kak?
Ayu : kita harus membawanya kerumah sakit! Ayo!
Prita : tidak, Aku tidak apa-apa…
Dian : tapi kak? Kenapa tubuh kakak penuh dengan luka seperti ini?
Prita : tidak apa-apa ko de… oh ia, bagaimana sekolahmu? (semua menangis)
Dian :……hikshiks… (menangis sambil menundukkan kepala)
( Bu Mawar masuk )
Bu Mawar : Ibu yang akan membiayai sekolah adik mu. Tidak hanya Dian, kamu pun akan
ibu biayai untuk melanjutkan lagi sekolah
Dian : Benarkah itu bu ????
Bu Mawar : Tentu saja… ibu akan mengangkat kalian sebagai anak ibu, dan kalian mulai
sekarang akan tinggal bersama ibu.
Prita : terima kasih bu, terima kasih banyak.Hmmm…Malik?Aku tak menyangka bisa
bertemu lagi denganmu.
Malik :Prita?? sudah lama ya kita gak bertemu?
Bu Mawar : Malik? Prita ini jangan-jangan..?
Malik : ia bu. Dialah orang pertama yang mampu menyelesaikan teka teki fenomena badai
matahari, dan dia juga yang mampu menembus dokumen kantor dari computer sekolah.
Dialah orang yang ibu cari.
Ajeng : maaf, tapi sepertinya ini bukan saat yang tepat untuk bernostalgia.
Bu Mawar : benar, ayo bawa prita ke rumah sakit!(sementara itu, prita dan dian, juga beserta
bu Mawar pergi ke rumah sakit. Semua pemain keluar.)