Вы находитесь на странице: 1из 7

SISTEM SARAF

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SARAF


Struktur saraf → jaringan saraf terdiri dari 2 jenis sel, yaitu neuron dan
neuroglia.
1. NEURON / SEL SARAF → mengandung banyak serabut saraf.
Komponen-komponen neuron antara lain :
 Badan sel neuron, disebut prekarion dan mengandung banyak
nukleus.
 Sebagian besar neuron memiliki dendrit yang banyak dan menbawa
impuls menjauhi perikarion.
 Setiap neuron hanya memiliki satu akson yang membawa impuls
menjauhi perikarion.

Jenis-jenis neuron antara lain :

a. Neuron Sensorik ( aferen ) → menghantarkan impuls dari reseptor


pada kulit, organ indera atau suatu organ internal ke sistem saraf
pusat ( otak ) dan sum-sum tulang belakang.
b. Neuron Motorik → mengirim impuls dari saraf pusat ke efektor (
otot / kelenjar ) berupa respon terhadap rangsang.
c. Neuron Penghubung / interrmediet / interneuron →
menghubungkan sel saraf motorik dengan sensorik atau
menyampaikan informasi ke interneuron lain.

2. SEL NEUROGLIA → menunjang jaringan saraf dan memberi nutrien ke


neuron dengan cara menghubungkan neuron pada pembuluh darah.

SISTEM SARAF
Sistem saraf dibagi 2, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

I. SISTEM SARAF PUSAT

A. OTAK
Otak mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% dan
menerima 1,5% curah jantung.
MEKANISME PELINDUNG OTAK :
 Tulang
 Meningen ( meninx )
 Cairan sersbrospinalis ( dihasilkan oleh rexuscoroideus )
 Blood brain barrier ( sawar darah otak ), mudah ditembus oleh jenis
narkoba.
ANATOMI OTAK :
1. FRONTAL LOBE ( DEPAN ) → untuk pusat fungsi intelektual,
kemampuan berfikir abstrak dan nalar, motorik bicara dan emosi.
2. PARIENTAL → untuk fungsi pusat kesadaran sensorik dan bahasa.
3. OKSPITAL → untuk pusat penglihatan dan merupakan lobus terkecil.
4. TEMPORAL → untuk pusat pendengaran dan berperan dalam
pembentukan dan perkembangan emosi.
5. PONS ( jembatan ) → hmpir semuanya terdiri dari subtansi putih.

Nursing Study club A


10
6. MEDULA OBLONGATA → menjulur dari pons sampai medulla spinalis
dan terus memanjang.
7. CEREBELLUM → bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan
mengendalikan ketepatan gerak otot dengan baik.

OTAK DIBAGI 6 :

1. SEREBRUM → terdiri dari 2 hemisfer serebral yang membentuk


bagian terbesar otak, yaitu :
 Hemisfer Kanan → mengontrol tangan kiri, kemampuan musik,
artistik dan imajinasi.
 Hemisfer kiri → mengontrol tangan kanan, ketrampilan numerik
dan saintifik.
2. DIENSEFALON
3. SEREBELUM
4. MIDBRAIN
5. PONS
6. MEDULA OBLONGATA

CENTRAL NERVES SYSTEM ( CNS ) :

1. Gray Matter ( substansi grasia ) → mengandung badan sel saraf,


dendrit dan ujung akson yang tidak bermielin.
2. White Matter ( subtansi alba ) → tersusun atas akson bermielin dan
sangat sedikit badan sel.

GANGLIA BASALIS

Merupakan kumpulan dari badan-badan sel. Berperan dalam mengontrol


gerakan dengan cara :

1. Menghambat tonus otot.


2. Memilih dan mempertahankan aktivitas motorik.
3. Memantau dan mengkoordinasi kontraksi menetap yang lambat.

BANGSAL GANGLIA :

 Caudate nukleus
 Putamen
 Globus palludus
 Subthalamic nucleus

B. MEDULA SPINALIS

Merupakan jaringan saraf yang terbungkus dalam kolumna vertebrata


yang memanjang dari medula batang otak ke area vertebrata lumbal
pertama.

1. Fungsi medula spinalis


 Mengendalikkan berbagai aktivitas gerak reflek dalam tubuh.
 Mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh.
2. Struktur medula spinalis
 Medula spinalis berbentuk silinder berongga agak pipih. Walaupun
diameter medula bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar
ukuran jari kelingking, panjang rata-rata 42 cm.

Nursing Study club A


10
 Terdiri dari 31 pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda
melalui foramina intervetebral.
 Meninges ( durameter, araknoid, dan piameter ) yang melapisi otak
dan korda.
 Fisura median anterior ( ventral ) dalam dan fisura posterior ( dorsal )
yang lebih dangkal menjalar di sepanjang korda dan membaginya
menjadi bagian kanan dan kiri.
 Struktur internal medula spinalis terdiri dari sebuah inti subtansi abu-
abu yang diselubungi subtansi putih.
 Kanal sentral, berukuran kecil dikelilingi oleh subtansi abu-abu
bentuknya seperti huruf H.
3. Traktus spinal
Traktuis diberi nama sesuai dangan lokasi, asal dan tujuannya.
a. Traktus sensorik ( asenden ) → membawa informasi dari tubuh ke
otak. Bagian penting dari traktus asenden meliputi :
1) Fasikulus grasilis & fasikulus kuneatus → menyampaikan informasi
mengenai sentuhan, tekanan, vibrasi, posisi tubuh dan gerakan sendi
kulit, persendian dan tendon otot.
2) Traktus spinoserebelar ventral ( anterior ) → membawa informasi
mengenai gerakan dan posisi keseluruhan anggota gerak.
3) Traktus spinoserebelar dorsal ( posterior ) → membawa nformasi
mengenai propriosepsi bahwa sadar ( kesadaran akan posisi tubuh,
keseimbangan dan arah gerakan ).
4) Traktus spinotalamik ventral ( anterior ) → membawa informasi
mengenai sentuhan, suhu dan nyeri.
5) Traktus leminiscus medialis – kolumna posterior → menghantarkan
impuls yang membedakan 2 titik, stereognosis, propriosepsi,
membedakan berat dan sensasi getaran.
b. Traktus motorik ( desenden ) → membawa impuls motorik dari otak
ke medulla spinalis dan saraf spinal menuju ke tubuh.
1) Traktus kortikospinal leteral → menghantarkan impuls untuk
koordinasi dan ketepatan gerak volunter.
2) Traktus kortikospinal ( pipramidal ) vsntral ( anterior ) → fungsinya
sama dengan traktus kortikospinal lateral.
3) Traktus ekstrapiramidal → serabut dalam sistem ini berasal dari pusat
lain, misalnya nuklei motorik ddalam korteks serebral dan area
subkortikal di otak.

II. SISTEM SARAF TEPI


Terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medula
spinalis. Sistem ini mencakup saraf karnial yang berasal dari otak, saraf
spinal yang berasall dari medula spinalis, dan ganglia serta reseptor
sensorik yang berhubungan.
 Strukturnya :
A. SARAF KARNIAL
Terdiri dari 12 pasang saraf karnial ( Carnial Nerve / CN ). Beberapa saraf
kasrnial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar
tersusun dari serabut sensorik dan serabut motorik.
B. SARAF SPINAL
Terdiri dari 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal
( posterior ) dan ventral ( anterior ). Saraf spinal diberi nama sesuai
dengan regia kolumna Vertebrata tempat munculnya saraf tersebut.

Nursing Study club A


10
 Saraf serviks : 8 pasang
 Saraf toraks : 12 pasang
 Saraf lumbal : 5 pasang
 Saraf sakral : 5 pasang
 Saraf koksiks : satu pasang
C. GANGLIA
Merupakan kumpulan dari badan-badan sel :
 Putamen
 Globus
 Caudate
D. SENSORI RESEPTOR
Berperan untuk mentranduksi stimulus lingkungan menjadi impuls saraf.
 Berdasarkan sumber sensasi :
1. Eksteroseptor → sensitif terhadap stimulus eksternal terrhadap tubuh
dan terletak pada permukaan tubuh, misal : sentuhan, tekanan, nyeri
pada kulit dan suhu, penciuman, penglihatan dan pendengaran.
2. Proprioseptor → terletak pada tubuh dalam otot, tendon dan
persendian. Bagian tersebut akan menyampaikan kesadaran akan
posisi bagian tubuh, besarnya tonus otot, dan ekuilibrium.
3. Interoseptor → dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam organ
viseral dan pembuluh darah yang inervasi motorik dari SSO.
 Berdasarkan jenis-jenis sensasi yang terdeteksi :
1. Mekanoreseptor → sensitif terhadap regangan, vibrasi, tekanan,
pendengaran dan tekanan darah.
2. Termoreseeptor → sensitif terhadap perubahan suhu.
3. Reseptor nyeri ( nosiseptor ) → sensitif terhadap kerusakan jaringan.
Semua sensori dapat berfungsi sebagai nosiseptor jika stimulusnya
sangat kuat.
4. Fotoreseptor → mendeteksi energi cahaya.
5. Kemoreseptor → sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion, pH,
kadar gas darah dan glukosa darah. Mencakup reseptor untuk indera
pengecap dan penciuman.

 Organisasi :
1) SOMATIK
2) SARAF OTONOM
Mengendalikan seluruh respon pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar
dengan cara mentransmisi impuls. SSO tidak memiliki input volunter,
tetapi sistem ini dikendalikan oleh pusat dalam hipotalamus, medula, dan
korteks serebral.
SSO memiliki 2 divisi : sistem simpatis dan sistem perasimpatis, yang
fungsinya bekerja secara antagonis.

a) Saraf Simpatis ( DIVISI TORAKOLUMBAL )


Berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis. Memiliki
satu neuron preganglionik pendek dan preganglionik panjang.
b) Saraf Parasimpatis ( DIVISI KRANIOSAKRAL )
Berasal dari area otak dan sakral pada medulla spinalis. Memiliki
neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati organ yang
terinervasi dan memiliki serabut postganglionik pendek. Neuron
preganglionik terletak dalam nuklei batang otak, sedangkan neuron

Nursing Study club A


10
postganglionik terletak dalam ganglia terminal yang terdapat tepat di
luar atau di dalam dinding organ yang terinervasi.

Perbedaan Fungsi Saraf Simpatis dan Parasimpatis :

No. Efek Simpatis Efek Parasimpatis

1. Dilatasi/perbesaran pupil Konstriksi/ pengecilan pupil


Ereksi rambut dan
2. Tidak ada efek
menyebabkan merinding
3. Mempercepat denyut jantung Memperlambat denyut jantung
4. Mengecilkan bronkus Membesarkan bronkus

5. Relaksasi kandung empedu Stimulasi, pelepasan cairan empedu


Menghambat sekresi kelenjar
6. Menstimulasi kelenjar pencernaan
pencernaan
7. Menghambat aliran ludah Menstimulasi aliran ludah
Menghambat kontraksi
8. Mengerutkan kantung kemih
kantung kemih
9. Ejakulasi penis Ereksi penis dan klitoris
Stimulasi penguraian lemak
10. Tidak ada efek
untuk energi

3) ENTRIK NERVES SYSTEM


Berhubungan dengan sistem pencernaan.

B. PATOPISIOLOGI SARAF
Komplikasi Patofisiologi Umum
1. Pengkatan TIK (tekanan intra kranial).
Peningkatan TIK menyebabkan peniurunan tekanan perfusi arteri pada
otak sehingga aliran darah ke otak menurun (ischenia otak)
Penyebab peningkatan TIK: perdarahan, tumor, abses, edema,
hidrosefalus, meningitis.
Gejala klinis: nyeri kepala terutama di pagi hari, muntah-muntah
(trias), pendarahan retina, pusing, coma, kematian.
2. Herniasi otak.
Ada tiga bentuk herniasi:
a. Herniasi subfalksin (H.singulatus) atau H.girus singuli : girus
singulus mengalami herniasi dibawah falks cerebri, menyebab
tertekuknya arteria cerebri anterior sehingga terjadi infark.
b. Herniasi Unsinatus (H.Unkal, H. transtentorial) atau tentorial cone
unkus dari lobus temporalis turun ke medial bawah lewat celah
tentorium meregangkan okulomotorius. Sehingga dilatasi pupil
juga menyebabkan robeknya pembuluh darah pada mesencefalon
sehingga terjadi pendarahan.
c. Herniasi tonsilaris atau foraminal/sebellar pressure cone adalah
pendorongan tentorium cerebellum melalui foramen magnum

Nursing Study club A


10
sehingga terjadi penekanan pada batang otak dan pusat napas
(gangguan napas, kematian).
3. Edema otak
Oleh karena berbagai macam rangsangan dan jejas, otak menjadi lebih
berat, girus melebar, sulcus menyempit, ventrikel menyempit, batas
subtansia alba dan grisea kabur.
Adanya tengkorak dan dan tidak adanya aliran limfe menyababkan
otak peka terhadap perubahan volume kecil-edema otak, volume
controle oleh Blood Brain Barrier ( BBB ).
Ada 2 macam edema :
 Edena fasogenik → kebocoran cairan melalui kapiler jaringan otak
yang rusak, sifat ekstraseluler, lokal/menyeluruh, sering di sekitar
lesi ( metastatik, abses ).
 Edema sitotoksik → sifat intraseluler ( dalam gray matter ), iskemia
atau keracunan.
 Campuran keduanya disebut → ensefalopati iskemik.
4. Hidrocephalus
Meningkatnya volume cairan serebrospiral ada dua bentuk:
a. Hidrocepalus kompensatorik (H. Ex vacuo) normal pressure
hidrocepalus tekanan CSS normal (volume CSS meningkat tapi
volume otak menurun): infark, penyakit alzheimer.
b. Hidrocepalus dengan tekanan CSS meningkat misalnya: tumor,
infeksi (fibrosis-stenosis), malformasi, idiopatik (produksi
meningkat, gangguan rebsorbsi {+}).
Gejala: tergantung etiologi dan usia penderita. Cairan serebrospinal
diproduksi oleh pleksus koroid (di dalam ventrikel otak), diresorbsi
oleh jonjot arakhnoid.
5. Infeksi
a. Meningitis (infeksi selaput otak dan CSS)
Meningitis adalah infeksi selaput arakhnoid dan CSS dalam ruang
subarakhnoid, ada 3 tipe:
1. M. Piogenik akut penyebab bakteri (M. Purulenta)
2. M. Limfositik akut penyebab virus
3. M. Kronik penyebab TBC
b. Ensefalitis (infeksi parenkim otak)
Misalnya bakteri, jamur, virus dan parasit
6. Penyakit parkinson
Penyakit parkinson (paralisis agitas) atau sindrom parkinson
(parkinsonismus) merupakan suatu penyakit / sindrom karena
gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya
pengiriman dopamin → peningkatan tonus ( kekakuan ), tremour
istirahat dan perlambatan inisiasi dan pelaksanaan gerakan yang
berbeda.
Secara ringkas gejala klinis utama terdiri atas 3 gejala yang selalu
bangkit deng gejala komplikasi (trias), yaitu: tremour, ragiditas,
akinesia.

Nursing Study club A


10
DAFTAR PUSTAKA :

 Harsono. 1996. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gajah Mada


University.
 Pearce, Evelyn C. 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedian Pustaka Utama.
 Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
 Sukardi, E. 1984. Neuroanatomia Medica. Jakarta: Universitas Indonesia.

Nursing Study club A


10

Вам также может понравиться