Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MenebakPenyakit
Dalam dunia kedokteran, perkembangan informasi medis dan seputar penyakit
berkembang pesat. Oleh karena itu dalam menangani pasien, seorang dokter harus
mengetahui perkembangan informasi yang ada. Langkah-langkah yang ditempuh seorang
dokter harus tepat sesuai dengan aturan dan prinsip EBM. Evidence-Based Medicine
adalah sebuah pertimbangan bukti ilmiah (evidence) yang sahih yang diketahui hingga kini
untuk menentukan pengobatan pada penderita yang sedang kita hadapi. EBM berorientasi
kepada pasien sehingga keakuratan informasi yang kita miliki sangat penting dalam
penentuan diagnosa. EBM ini dijadikan dasar dalam melakukan diagnosa dan terapi. EBM
yang digunakan untuk melakukan langkah diagnosa disebut Evidence Based Medicine
Diagnosa.
Dalam skenario kedua, seorang wanita umur 45 tahun datang ke Puskesmas
Rawat Inap dengan keluhan sesak napas. Riwayat penyakit sekarang adalah tiga hari
sebelum datang ke puskesmas, penderita merasakan demam, kepala pusing, batuk-batuk
disertai dahak, badan terasa sakit semua dan dua hari yang lalu mulai mengalami sesak
napas. Penderita tidak pernah merasa sakit seperti ini sebelumnya. Penderita bekerja di
peternakan ayam di mana banyak ternak yang mati mendadak. Pasien lalu dibawa ke
puskesmas di mana dokter A sedang bertugas. Dokter A melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Karena sarana di puskesmas tidak lengkap, maka dokter A merujuk
pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang di laboraturium rumah sakit. Pasien
merasa keberatan untuk melakukan pemeriksaan laboraturium ataupun dirujuk ke rumah
sakit, maka pasien datang ke praktek swasta dokter B. Dokter B melakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik dan langsung menentukan sendiri diagnosa dan obatnya.
Pertanyaan:
Bagaimana pendapat saudara, apakah langkah-langkah yang ditempuh dokter A
dan B dalam menegakkan diagnosa sudah menerapkan prinsip-prinsip EBM diagnosa?
Berikan alasan saudara.
DISKUSI DAN STUDI PUSTAKA
Seven Jumps
Langkah 1
1. Sahih
: Sesuatu yang sesuia dengan aturan.
2. OBGYNS
: Poliklinik dokter spesialis kandungan dan masalah reproduksi wanita.
3. Diagnosa
: Penetapan penyakit atau masalah yang diderita oleh pasien dengan melakukan
pemeriksaan atau anamnesis.
4. EBM
: Asuhan kebidanan yang diberikan berdasarkan pada bukti-bukti ilmiah.
5. Pemeriksaan Penujang
: Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnose.
6. Rujuk
: proses yang dilakukan untuk memberikan pelayanan ke RS atau ke tenaga
kesehatan lainnya yang disebabkan karena sarana yang tidak lengkap atau
tindakkan yang bukan menjadi wewenang.
7. Anamnesis
: Pengambilan data yang dilakukan dengan wawancara kepada pasien itu sendiri
(auto) atau kepada keluarga (allo) jika pasien dalam keadaan tidak sadar atau
pasiennya bayi.
Langkah 2
( menentukan masalah )
1.Kemungkinan sistem imun ibu menurun sehingga dengan mudah tubuh ibu dapat
terserang virus atau penyakit.
2.Karena vrirus yang terdapat dipertenakan tersebut yang akan menyebabkan
terganggunya perkembagan kehamilan ibu tersebut. Yang akan nantinya
mempengaruhi kesehatan Ibu.
3. Bahwa kita harus memperlakukan tindakkan atau diagnosa dengan adanya bukti ilmiah
Prinsip-prinsip EBM
1. EBM harus mendukung fungsi pengambilan keputusan darihubungan pasien-
dokter.
2. EBM harus memungkinkan pengiriman terbaik yang tersediaperawatan
pasien dan mempertimbangkan kondisi individu pasiendan prioritas.
3. Studi dampak keuangan harus dipisahkan dan termasuksemua biaya untuk
perawatan dan pengobatan.
EBM harus ditinjau secara teratur dalam terang berkembang bukti, dibagi dengan
dokter dan pasien secara bersamaan, dan berkembang dengan cara yang melindungi
obat pribadi.
4 .Karena sarana yang terapat di puskesmas tidak lengkap dank arena tindakan yang
harus diberikan bukan wewenang dari bidan.
5. Agar menetapkan diagnosa buktinya lebih akurat, karena pemeriksaan fisik saja tidak
cukup.
6. Kondisi kandang yang tidak bersih sehingga menyebabkan tumbuhnya virus dan
bakteri.
7. karena EBM adalah pendekatan medik yg didasarkan pada bukti –bukti ilmiah untuk
kepentingan pelayanan kesehatan .Bukti –bukti ilmiah didapatkan dari hasil
pemeriksaan yg dapat menunjang kepastian dalam mendiagnosa .
Langkah 4
Kemungkinan ibu terserang virus flu burung, yang ditandai dengan banyaknya
ternak ayam yang mati mendadak di tempat kerja ibu tersebut, kemungkinan
matinya hewan ternak disebabkan kodisi kandang yang tidak bersih dan
menyebabkan tumbuhnya virus dan bakteri.
Ketika sistem imun ibu menurun maka ibu akan lebih mudah terserang virus yang
nantinya kan mengganggu kepada kondisi ksehatan ibu saat hamil, itu sebabnya
ibu mengalami demam dan sakit yang lainnya, padahal sebelumnya ibu tidak
merasakan hal demikian.
Untuk memastikan bagaimana kondisi ibu, maka perlu dilakukan pemeriksaan yang
sesuai dengan prinsip EBM. Dimana hasil pemeriksaan dapat menjadi bukti dalam
mendiagnosa keadaan ibu.
Ketika melakukan proses pemeriksaan dan didapat bahwa peralatan yang tidak
lengkap atau tindakan yang dilakuakn bukan wewenang maka perlu dilakukan
rujukan.
Mendiagnosa
pemeriksaan
Urine USG
RONTGEN
Darah
PAP SMEAR
MAMMOGRAFI
pengertian
Feses
ENDOSKOPI
Persiapan
Pelaksanaan
KOLONOSKOPI
Tujuan dan
Spitum Indkasi
CT SCANN
EEG
Sekret
Vagina
EKG
Langkah 5
(menetapkan tujuan pembelajaran)
Langkah 6
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pengertian
A. Pra instrumentasi
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
2. Persiapan Penderita
a) Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira- kira 800 kalori akan mengakibatkan
peningkatan volume plasma.
b). Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematology
misalnya : asam folat, vit B12 dll.
c). Waktu Pengambilan
Bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada
pasien rawat inap.
d). Posisi Pengambilan
Posis berbaring kemudian berdiri dapat mengurangi volume plasma 10%.
B. Interpretasi Data
Menentukan aspek positif klien
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan
bahwa klien memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau
membantu memecahkan masalah klien yang dihadapi.
Menentukan keputusan
Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan.
Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
kesehatan
Masalah kalaboratif
Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan
berkalaborasi untuk penyelesaian masalah tersebut.
C. Validasi Data
Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama
klien, keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan
dan pernyataan yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi
data.
( Iyer, taptid dan Bernochi – Losey dalam nursalam, 2004 ; 66 )
2. Risiko
Menjelaskan malasah kesehatan yang akan terjadi maka tidak dilakukan intervensi
keperawatan ( Keliat, 1990 dalam nursalam 2004 ; 69 )
3. Potensial
Data tambahan digunakan untuk memastikan masalah keperawatan yang
potensial. Perawat dituntut untuk berfikir lebih kritis dalam mengumpulkan data yang
menunjang gangguan konsep diri.
4. Sejahtera
Keputusan klinis tentang status kesehatan klien, keluarga, atau masyarakat dalam
transisi dan tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5. Sindrom
Diagnosis yang terdiri beberapa diagnosis keperawatan actual dan risiko tinggi
yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian.
1. DARAH
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
specimen darah. Antara lain :
Darah Rutin :
o Hemoglobin/HB
Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal
o Hematokrit/HT
Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah
o Trombosit
Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis
Darah Kimia :
o Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis
oleh hepar, yang bertujuan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti luka bakar
, gangguan ginjal.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal
o Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar
dan kehamilan.
Cara : - ambil darah + 5-7ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal
o Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin.
Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/ neoplasma,
hepatitis.
Bilirubin indirect dilakukan untuk mendeteksi adanaya anemia, malaria.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal
o Ekstrogen
Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala
menopause dan pasca menopause.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
2. URINE
o Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu,
penyakit hepar dan kanker hepar.
Cara : - gunakan ictotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirubiuria.
- tetskan urine +5 tetes pada tempat pemeriksaan asbestos- cellulose.
- masukan tablet dan tambahan 2 tetes air
- hasil positif jika warna biru/ ungu
- hasil negative jika warna merah
o Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan
Cara : - anjurkan puasa 8-12 jam cairan
- ambil urine 60ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 14jam.
- berikan label dan tanggal
b. Jenis urine
1. Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan seawktu- waktu bila diperlukan pemeriksaan
2. Urine pagi
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur
3. Urine pasca prandial
Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan
4. Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan selama 24 jam
3. FESES
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman
seperti, salmonella, shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll.
4. SPUTUM
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya
kuman.
5. SEKRET VAGINA
1. Ultrasonografi ( USG )
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/
di rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini
digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan
pada abdomen, otak, jantung dan ginjal.
2. RONTGEN
4. MAMMOGRAFI
5. ENDOSKOPI
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya
kelainan pada saluran colon.
7. CT. Scaning
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir
serta khusus.
8. EEG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak ( melihat kelainan
pada gel. Otak )
9. EKG
SKENARIO 1
OLEH :
KELOMPOK 1
ANISA YUSTIKA
DINDA ANDANI
HELDIA NANINSYAH
NABILA ZHAFIRAH
NURUL HAFISZA
RISKA YUNIAR SUNDARI
STEVANI DWI INDRA PERMATA
TINGKAT : 1.A
DOSEN PEMBIMBING :
ARNETI S.SiT, M.Keb