Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Hypertrofi pyloric stenosis (HPS) pertama kali dikenalkan oleh Blair pada
tahun 1717. HPS merupakan hipertrofi dan hyperplasia otot secara primer yang
melibatkan lapisan sirkular dan hipertrofi mukosa dibawahnya, yang menyebabkan
obstruksi sebagian atau seluruhnya dari kanal pilorus.
HPS merupakan penyebab paling sering dari obstruksi pengeluaran gaster pada
bayi. prevalensi HPS lebih besar pada bayi ras kaukasia dibandingkan pada bayi
dengan ras Afrika-Amerika dan Asia. Prevalensi HPS pada bayi adalah sekitar 1.5
sampai 4.0 bayi per 1000 bayi. HPS lebih sering terjadi pada bayi laki-laki
dibandingkan perempuan (2:1 sampai 5:1).
Manifestasi klinis HPS didasarkan pada onset muntah proyektil nonbilier.
Umumnya, gejala pertama kali muncul pada usia 4 minggu pertama kehidupan. 95%
kasus HPS terjadi diantara minggu ke-3 sampai ke-12 pertama kehidupan. Hal yang
tidak biasa, diagnosis HPS ditegakkan pada bayi usia kurang dari 10 hari.
Etiologi HPS belum diketahui secara pasti, namun baik faktor genetic maupun
lingkungan sepertinya memiliki peran dalam patofisiologi dalam terjadinya HPS. HPS
dapat dipertimbangkan ketika pada saat palpasi abdomen teraba massa berbentuk olive
(lonjong) di regio epigastrium, yang menunjukkan pilorus yang menebal. Pemeriksaan
dengan USG merupakan “first-line” metode untuk mendiagnosis HPS. Sensitivitas dan
spesifitas USG dalam mendiagnosis HPS mencapai 100%. HPS bukan merupakan
suatu kegawatdaruratan operasi.
Anatomy normal regio antropyloroduedenal
Lambung atau gaster dibagi menjadi 2 bagian oleh incisura angularis yaitu;
corpus dan bagian pilorus. Pilorus dibagi menjadi 2 bagian oleh suslcus intermedius
menjadi vestibula pyloric dan antrum atau kanal pilorus. Pilorus berlokasi di saluran
keluar lambung – untuk meregulasi pengosongan lambung – dan merupakan struktur
yang berhubungan dengan otot halus longitudinal antara antrum dan duodenum.
Antrum pilorus memiliki panjang 2.5 cm dan berakhir di orifisium pilorus. Selama
pengosongan lambung yang normal, pilorus akan terbuka sehingga memungkinkan
passase atau pengeluaran isi lumen, mendistensikan duodenum dan menstimulasi
aktivitas motorik duodenum.
Pilorus Abnormal
Penebalan yang abnormal dan persisten dari otot pilorus merupakan kunci untuk
menegakkan diagnosis HPS. Gaster dapat menjadi sangat terdistensi dalam beberapa
jam setelah makan terakhir, hal ini disebabkan oleh obstruksi pada pengeluaran gaster.
“Cervix sign” merupakan tampilan HPS pada ultrasound sumbu panjang, dimana
menunjukkan tampilan seperti cervix uterus.
Gambar 6. Ultrasound menunjukkan “Cervix sign”
Morfologi dari saluran pilorus dan observasi waktu nyata merupakan hal yang
lebih penting dibandingkan penilaian angka
Pengukuran standar pada tampilan axis panjang adalah ;
1. Pengukuran diambil pada permukaan dan batasan yang lebih dalam dari sebuah
lapisan tunggal dari otot pilorus hipoekoik – nilai ambang untuk diagnosis HPS
adalah lebih dari 3-4 mm
2. Pengukuran panjang abnormal adalah antara 14-20 mm. pengukuran ini sangat
berguna untuk pertimbangan dilakukan pyloromyotomy dan dalam kasus
dimana penebalan otot melebihi nilai batasnya.