Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Malvin
Polyphenols in processed foods
• Polyphenols are unstable species that undergo numerous reactions in
the course of food processing and storage
• Enzymatic oxidation, esterases, glycosidases, and decarboxylases may
catalyze transformations and degradations of polyphenolic
• Resulted in ‘browning’ detrimental to quality (fresh fruits or juice),
but desirable for some products (eg. Tea, coffee, cocoa)
Isolasi senyawa fenolik
• Beberapa hal yg perlu diperhatikan :
• Senyawa fenolik cenderung untuk berpolimerisasi dalam proses yg
melibatkan pemanasan
• Bentuk glikosida tidak tahan terhadap pengaruh pengasaman dan pemanasan
• Cenderung untuk membentuk ikatan yg kuat dengan gugus silanol dari fase
diam silika
• Bentuk glikosida memberikan sifat kelarutan tinggi pada pelarut polar
FLAVONOID
Flavonoid
• Senyawa polifenol tersusun atas 2 inti benzen yg dihubungkan oleh 3
atom karbon yg dapat membentuk cincin ketiga sehingga tersusun
kerangka dasar C₆-C₃-C₆
• Merupakan senyawa-senyawa hasil metabolisme gabungan dari jalur
sikimat-fenilpropan dan poliketida
Keberadaan flavonoid pada tumbuhan
• Flavonoid polimetoksi terdapat pada Pteridophyta (paku-pakuan)
• Flavonoid jarang terdapat pada bakteri, jamur, ganggang, dan lumut
• Flavonoid banyak terdapat pada suku Rutaceae, leguminosae,
apiaceae, anacardiaceae, euphorbiaceae, asteraceae, poligonaceae
• Pada tumbuhan, flavonoid tersebar pada berbagai organ
• Pada tk.seluler, flavonoid terdistribusi di sitoplasma (vakuola) atau
pada dinding sel dan kloroplas
Biosintesis Flavonoid
• Molekul flavonoid terbentuk dari
satu molekul 4-kumaroil-CoA
dari jalur sikimat dan 3 molekul
malonil-CoA dari jalur asetat
Klasifikasi Flavonoid
• Istilah flavonoid berasal dari kata flavon yg merupakan salah satu jenis
flavonoid yg terbanyak dan lazim ditemukan (selain flavonol, antosianidin)
• Flavon mempunyai kerangka 2-fenilkroman
• Berdasarkan cincin non benzeniknya, flavonoid diklasifikasikan menjadi :
O
O
O
Piran O
Pirilium
Piron
Substitusi Flavonoid
• Bentuk aglikon : hanya sebagian kecil terdapat di alam, umumnya
termetilasi atau teresterifikasi, bersifat lipofilik sebagai produk di
kelenjar trichoma epidermal. Jika tingkat metilasi tinggi akan bersifat
toksik
• Bentuk glikosida :
• O-glikosida umumnya pada posisi 3 dan 7
• C-glikosida umumnya posisi 6 dan 8
• Subsitusi pada flavonoid :
• Ring B : terutama 4’ selalu ada OH, posisi 3’ dan 5’ opsional tersubstitusi OH
(merupakan posisi substitusi lanjutan, metilasi, esterifikasi)
• Ring A : OH pada posisi 5 dan 7 yg selanjutnya dapat mengalami substitusi
metil atau glikosida (O-glikosida). Posisi 6 dan 8 dapat mengalami substitusi
gula (C-glikosida)
• Ring C : posisi 3 merupakan posisi yg sering mengalami substitusi baik metil,
ester, maupun gula
Flavonoid C-glikosida
Kelarutan
• Flavonoid polimetoksi
• Larut dalam heksan, PE, kloroform, Eter, Etil asetat, etanol
• Tidak larut dalam air
• Aglikon flavonoid polihidroksi
• Tidak larut dalam kloroform, PE, heksan, dan air dingin
• Larut dalam eter, etil asetat, dan etanol
• Sedikit larut dalam air panas
• Glikosida flavonoid
• Tidak larut dalam heksan, PE, kloroform, dan eter
• Sedikit larut dalam etil asetat, dan etanol
• Larut dalam air
Ekstraksi : Pemilihan pelarut
• Flavonoid (terutama glikosida) mudah mengalami degradasi enzimatik
ketika dikoleksi dalam btk segar. Oleh karena itu disarankan koleksi yg
dikeringkan atau dibekukan
• Ekstraksi menggunakan solven yg sesuai dg tipe flavonoid yg
dikehendaki. Polaritas mjd pertimbangan utama. Flavonoid kurang
polar (seperti isoflavon, flavanon, flavon termetilasi, dan flavonol)
terekstraksi dg kloroform, diklormetan, dietileter, atau etilasetat.
Sedangkan glikosida flavonoid dan aglikon yg lebih polar terekstraksi
dg alkohol atau campuran alkohol-air. Glikosida meningkatkan
kelarutan dalam air dan alkohol-air
Simplisia
Ekstraksi PE
dan Fraksi PE Ampas