Вы находитесь на странице: 1из 2

Ketrampilan Advokasi Sistem Kesehatan Jiwa

Permasalahan kesehatan jiwa nyata terjadi di tengah-tengah masyarakat dan menjadi beban yang
signifikan bagi negara di berbagai bidang. World Health Organization (2016) menunjukkan
terdapat setidaknya 350 juta jiwa di seluruh dunia yang menderita depresi klinis, 60 juta jiwa
menderita gangguan bipolar, 21 juta jiwa menderita skizofrenia, 47,5 juta jiwa menderita
demensia. Jumlah ini tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi kanker yang
mencapai angka 74,1 juta jiwa di seluruh dunia (World Health Organization, 2012). Ironisnya,
prevalensi permasalahan kesehatan jiwa yang tinggi tidak lantas membuat kesehatan jiwa
menjadi isu utama. Di Indonesia dan di berbagai negara, Sistem Kesehatan Jiwa masih belum
menjadi prioritas, terutama di negara berpenghasilan rendah-menengah (lower-middle-income
countries), termasuk negara-negara ASEAN (Maramis, Van Tuan & Minas, 2011). Hal ini
tercermin dari rendahnya anggaran pemerintah untuk kesehatan jiwa yang dialokasikan untuk
kesehatan di hampir seluruh negara-negara ASEAN, yaitu kurang dari 2% dari total APBN
(Maramis, Van Tuan & Minas, 2011), serta tingginya treatment gap untuk masalah kesehatan
jiwa. Di Indonesia misalnya, treatment gap untuk masalah kesehatan jiwa mencapai lebih dari
90% (Viora, 2015). Selain itu, kurangnya tenaga profesional kesehatan jiwa, kurangnya SDM
yang bergerak dalam advokasi kesehatan jiwa, tidak memadainya perlindungan HAM untuk
ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa), kurangnya upaya dan layanan rehabilitasi untuk
mempromosikan inklusi sosial dan ekonomi, serta layanan kesehatan jiwa yang berpusat di kota-
kota besar dan seringkali tidak memadai dan sulit diakses oleh masyarakat juga dinilai sebagai
permasalahan pokok kesehatan jiwa (Maramis, Van Tuan & Minas, 2011).

Untuk memprioritaskan isu kesehatan jiwa, dibutuhkan advokasi untuk mengembangkan sistem
kesehatan jiwa yang memadai. Ketrampilan advokasi dan kepemimpinan dalam pengembangan
sistem kesehatan jiwa merupakan hal yang sangat esensial. Sayangnya, penelitian mengenai
ketrampilan advokasi maupun advokasi dalam kesehatan jiwa masih sangat terbatas (Grant,
2004; Newbigging dkk, 2015). Ketrampilan advokasi juga tidak masuk dalam materi
pembelajaran yang diajarkan di institusi pendidikan. Bahkan, tujuan dan manfaat dari advokasi
masih banyak tidak dimengerti oleh para profesional kesehatan jiwa (Newbigging dkk, 2015),
dimana hal ini secara tidak langsung berpengaruh pada pemulihan pasien dari gangguan jiwanya.

Oleh karenanya, mata kuliah daring ini diajukan sebagai bagian dari perjuangan untuk
mendorong pendidikan mengenai ketrampilan advokasi dalam sistem kesehatan jiwa demi
berkembangnya sistem kesehatan jiwa di Indonesia yang integratif dan komprehensif.
Diharapkan mata kuliah daring Ketrampilan Advokasi Kesehatan Jiwa ini dapat memberikan
ketrampilan advokasi yang memadai dan menambah jumlah SDM yang berkompeten dan
memiliki kemauan untuk memperjuangkan sistem kesehatan jiwa di Indonesia.

Dalam mata kuliah ini akan dibahas topik-topik yang dibutuhkan untuk melakukan advokasi
sistem kesehatan jiwa dalam cakupan global dan nasional. Mahasiswa akan diajak untuk
memahami kesehatan jiwa secara umum dan pentingnya literasi kesehatan jiwa. Selain sistem
kesehatan jiwa di Indonesia dan isu-isu prioritas yang menjadi perhatian di tingkat nasional,
mahasiswa juga akan diperkenalkan dengan Global Mental Health & Mental Health
Development Agenda. Setelah memiliki pemahaman akan isu-isu tersebut, mahasiswa akan
mulai diperkenalkan dengan ketrampilan-ketrampilan dalam advokasi sistem kesehatan jiwa.

Topik-topik yang dibahas meliputi:

1. Kesehatan Jiwa, Well-being & Literasi Kesehatan Mental


2. Gangguan Jiwa & Stigma terhadap ODGJ
3. Sistem Kesehatan Mental di Indonesia
4. Global Mental Health & Mental Health Development Agenda
5. Determinan Sosial Kesehatan Jiwa
6. Pertimbangan Budaya dalam Pengembangan Sistem Kesehatan Jiwa
7. Elemen dan Metode Esensial dalam Advokasi
8. Analisis Stakeholder/Politik & Pertimbangan Sistem Politik dalam Advokasi
9. Metode Riset Advokasi Kesehatan Jiwa
10. Best Practice Advokasi Sistem Kesehatan Jiwa

Вам также может понравиться