Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Defenisi
Tanda yang terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat,
gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk (Wanhari, 2008).
2.1.2 Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu
1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke
6
2.1.3 Patofisiologi
7
2.1.4 Manifestasi klinis
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006) tanda dan
gejala penyakit stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai
atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran,
penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata, pusing dan
pingsan, nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo),
sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat, tidak mampu mengenali
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer &
3. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium
atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan
8
aliran darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran darah serebral.
infark.
9
7. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada
thrombosis serebral.
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan
2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu
4. Bed rest
9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK.
10. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran
10
2.2 Tinjauan Teoritis Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Adapun pengkajian pada klien dengan stroke (Doenges dkk, 2000) adalah :
1. Aktivitas/ Istirahat
kehilangan sensasi atau paralisis (hemiplegia), merasa mudah lelah, susah untuk
Tanda : gangguan tonus otot, paralitik (hemiplegia), dan terjadi kelemahan umum,
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira,
4. Eliminasi
11
5. Makanan/ Cairan
Gejala : nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut, kehilangan sensasi
6. Neurosensori
dan penciuman.
Tanda : status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma pada tahap awal
hemoragis, gangguan fungsi kognitif, pada wajah terjadi paralisis, afasia, ukuran/
7. Kenyamanan / Nyeri
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot
8. Pernapasan
Gejala : merokok
9. Keamanan
12
terhadap panas dan dingin, kesulitan dalam menelan, gangguan dalam
memutuskan.
Diagnosa keperawatan pada klien dengan Stroke (Doenges dkk, 2000) meliputi :
2. Kerusakan mobilitas fisik b/d kelemahan anggota gerak d/d kekuatan otot.
3. kerusakan komunikasi verbal b/d kehilangan fungsi tonus otot fasial d/d tidak
4. Gangguan kebutuhan nutrisi b/d proses menelan tidak efektif d/d anoreksia,
6. Gangguan personal hygiene b/d kelemahan anggota gerak d/d rambut kotor,
13
2.2.3 Intervensi Keperawatan
Kriteria hasil : tingkat kesadaran membaik, tanda-tanda vital stabil tidak ada
Intervensi :
Pantau catat status neurologis secara teratur dengan skala koma glascow
(TIK).
Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikkan dan dalam posisi anatomis
(netral).
mencegah pembekuan.
14
Diagnosa keperawatan II : Kerusakan mobilitas fisik b/d kelemahan anggota gerak
memungkinkan aktivitas.
Intervensi :
pemulihan
Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstremitas
kontraktur.
R / dapat berespons dengan baik jika daerah yang sakit tidak menjadi lebih
terganggu.
Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan resistif, dan ambulasi
pasien.
15
R / program khusus dapat dikembangkan untuk menemukan kebutuhan yang
kekuatan.
Kriteria hasil : Klien dapat mengemukakan bahasa isyarat dengan tepat, terjadi
Intervensi :
R/ perubahan dalam isi kognitif dan bicara merupakan indikator dari derajat
gangguan serebral
R / bahasa isyarat dapat membantu untuk menyampaikan isi pesan yang dimaksud
16
Kriteria hasil : adanya tanda dan gejala kemajuan berat badan sesuai tujuan
Intervensi :
Berikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dengan teratur.
Intervensi;
Kaji kesadaran sensorik seperti membedakan panas/ dingin, tajam/ tumpul, rasa
persendian.
17
R / penurunan kesadaran terhadap sensorik dan kerusakan perasaan kinetic
Berikan stimulasi terhadap rasa sentuhan seperti berikan pasien suatu benda untuk
Anjurkan pasien untuk mengamati kakinya bila perlu dan menyadari posisi bagian
tubuh tertentu.
Bicara dengan tenang dan perlahan dengan menggunakan kalimat yang pendek.
masalah pemahaman.
Kriteria hasil : klien bersih dan klien dapat melakukan kegiatan personal hygiene
secara minimal
Intervensi :
18
R / jika klien tidak mampu perawatan diri perawat dan keluarga membantu dalam
perawatan diri
R / klien terlihat bersih dan rapi dan memberi rasa nyaman pada klien
Rapikan klien jika klien terlihat berantakan dan ganti pakaian klien setiap hari
klien
19