Вы находитесь на странице: 1из 8

Nama : Noor Oktaviani

NIM : P07224314034
Prodi : D-IV Kebidanan Poltekkes
Mata Kuliah : Sistem Informasi Kesehatan
Dosen : Novianti Puspitasari

Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan dari perangkat dan


prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi ( mulai dari
pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi ) untuk mendukung
pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam
pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas,
pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan
pemantauan hingga proses evaluas, serta kebijakan yang digunakan untuk
mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan
manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
SIK diperlukan untuk menjalankan upaya kesehatan dan memonitoring
agar upaya tersebut efektif dan efisien. Sistem informasi kesehatan yang baik
harus terintegrasi mulai dari tingkat daerah hingga tingkat nasional. Untuk
mewujudkan sistem informasi kesehatan yang baik maka diperlukan suatu
aplikasi sistem informasi kesehatan yang "berstandar nasional" untuk
memudahkan dalam mengakomodir kebutuhan data dari tingkat pelayanan
kesehatan, kabupaten/kota, provinsi hingga pusat. Diharapkan aliran data dari
level paling bawah sampai ke tingkat pusat dapat berjalan lancar, terstandar, tepat
waktu, dan akurat sesuai dengan apa yang diharapkan.
Beberapa daerah di Indonesia telah lebih dulu berinovasi dan merasakan
manfaat atas penggunaan e-health, yaitu penerapan teknologi informasi
komunikasi untuk sistem informasi kesehatan, antara lain Kabupaten Purworejo,
Kab. Bantul, Kab. Ngawi, Kab. Padang Pariaman, Kota Bandung, Kota
Jembrana, Kota Batam, Kota Balikpapan, kota Tomohon, Prov. DIY, Prov. NTB,
Prov.Aceh, juga di hampir seluruh RS tipe A, RS vertikal dan RS swasta
Di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian
dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi
kesehatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua
jenjang, bahkan di Puskesmas atau Rumah Sakit kecil sekalipun. Bukan hanya
data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat
disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana
dengan baik.
World Health Organisation (WHO) menilai bahwa investasi sistem
informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain:
1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan
masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami,
serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan

Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas


kesehatan diantaranya:
1. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan
pelayanan kesehatan
2. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat
3. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja secara
terstruktur
Dalam system informasi kesehatan terdapat beberapa Kelemahan
Informasi Kesehatan diantaranya yaitu :
1. Bergantung pada sumber listrik
Karena menggunakan komputer, semua hal yang berhubungan dengan
teknologi informasi untuk kesehatan bergantung pada sumber listrik. Apabila
listrik padam, maka segala pekerjaan yang berkaitan dengan penyimpanan
dan pengolahan data akan sulit untuk dilakukan menggunakan komputer. Hal
ini tentu akan mengganggu pelayanan yang akan diberikan kepada para
pasien di rumah sakit.
2. Bergantung pada aplikasi
Selain bergantung pada sumber listrik, penggunaan teknologi informasi
untuk kesehatan juga bergantung pada aplikasi yang digunakan. Jika aplikasi
yang digunakan sering bermasalah, maka pelayanan kepada pasien juga akan
buruk. Untuk itu, gunakan aplikasi yang tepat agar pelayanan kepada pasien
dapat dilakukan secara maksimal.
3. Perlu perhatian khusus
Tidak semua orang dapat bekerja dengan komputer secara akrab, hal ini
memberikan kesulitan tersendiri. Untuk dapat menggunakan sistem
komputerisasi tersebut maka petugas rumah sakit harus melakukan pelatihan
khusus. Terutama untuk menyesuaikan diri dalam menggunakan aplikasi
yang akan digunakan dalam pengolahan data pasien tersebut. Itulah beberapa
kekurangan dalam penggunaan teknologi informasi untuk kesehatan secara
umum. Walaupun menawarkan banyak kelebihan, penggunaan komputer
juga memiliki kekurangan.
Dalam pelaksanaan nya sistem informasi kesehatan di Indonesia
memiliki permasalahan yang cukup kompleks, Permasalahan mendasar Sistem
Informasi Kesehatan di Indonesia saat ini antara lain :

1. Faktor Pemerintah Standar SIK belum ada sampai saat Pedoman SIK sudah
ada tapi belum seragam Belum ada rencana kerja SIK nasional
Pengembangan SIK di kabupaten atau kota tidak seragam
2. Fragmentasi Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang
administasi (kabupaten atau kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi
duplikasi data, data tidak lengkap, tidak valid dan tidak conect dengan pusat.
Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat
waktu) Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa: Puskesmas harus
mengirim lebih dari 300 laporan dan ada 8 macam software sehingga beban
administrasi dan beban petugas terlalu tinggi. Hal ini dianggap tidak efektif
dan tidak efisien. Format pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda dan
belum standar secara nasional.
3. Sumber daya masih minim Seperti kita ketahui bahwa dalam penerapan
Sistem Informasi Kesehatan di Indoensia tentunya tidak mudah. Beberapa
tantangan dalam implementasinya masih banyak kita temui sehingga
memerlukan kebijakan dan kerjasama yang terintegrasi di dalamnya

Diantaranya tantangan tersebut adalah :


1. Globalisasi banyak ragam perangkat lunak Sistem Informasi Kesehatan
sehingga membingungkan unit operasional dalam menginputnya. Juga
membingungkan pihak pengambil kebijakan dalam menentukan model dan
sistem yang nantinya akan digunakan guna menghasilkan input, proses dan
output yang maksimal sesuai dengan kebutuhan yang ada.
2. Tantangan ekonomi global dan kemampuan keuangan pemerintah. Ini
berkaitan dengan ketersediaan kemampuan keuangan pemerintah dalam
menyediakan budgeting guna operasional dan penyiapan perangkat lunak
dan perangkat keras dalam implementasi Sistem Informasi Kesehatan
3. Tantangan untuk membangun jejaring lintas unit dan lintas sektor.
Tantanngan ini terkait integrasi dalam menyatukan input Sistem Informasi
Kesehatan yang lintas sektor. Karena masing – masing sektor atau unit
punya definisi dan aplikatif sendiri dalam meninterpretasikan datanya.
Masing-masing Sistem Informasi cenderung untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya menggunakan cara dan format pelaporannya sendiri.
Sehingga unit – unit operasional dalam melaporkan datanya terbebani.
Dampaknya informasi yang di hasilkan kurang akurat.
4. Ancaman keamanan informasi. Ancaman ini tentunya tidak dapat di pandang
sebelah mata karena faktor keamanan informasi menjadi penting terkait
dengan jenis data dan informasi yang menjadi input dan output yang nanti
dihasilkan.
5. Tantangan otonomi daerah. Ini sebagai implementasi dari UU No. 2 tahun
1999 tentang pemerintahan daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Sehingga
daerah punya otoritas dalam menentukan arah kebijakan sendiri termasuk di
dalamnya mengenai arah kebijakan Sistem Informasi Kesehatan untuk
kabupatennya

Beberapa bentuk serangan terhadap keamanan sistem informasi,


diantaranya :

1. Interruption

Perangkat sistem menjadi rusak atau tidak tersedia. Serangan ditujukan


kepada ketersediaan (availability) dari sistem. Contoh serangan adalah
“denial of service attack”

2. Interception

Pihak yang tidak berwenang berhasil mengakses aset atau informasi.


Contoh dari serangan ini adalah penyadapan (wiretapping).

3. Modification

Pihak yang tidak berwenang tidak saja berhasil mengakses, akan tetapi
dapat juga mengubah (tamper) aset. Contoh dari serangan ini antara lain
adalah mengubah isi dari website dengan pesan-pesan yang merugikan
pemilik web site.
4. Fabrication

Pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem.


Contoh dari serangan jenis ini adalah memasukkan pesan-pesan palsu seperti
e-mail palsu ke dalam jaringan computer.

Upaya keamanan sistem informasi tidak hanya dengan mencegah sistem


dari kemungkinan adanya serangan-serangan seperti tersebut di atas, tetapi juga
pada kemungkinan adanya resiko yang muncul atas sistem tersebut. Sehingga,
keamanan sistem informasi terdiri dari dua masalah utama, yaitu ancaman atas
sistem dan kelemahan atas sistem. Masalah tersebut dapat berdampak pada 6 hal
utama dalam sistem informasi, yaitu: efisiensi, kerahasiaan, integritas,
keberadaan, kepatuhan dan keandalan.

Berkaitan dengan keamanan sistem informasi, diperlukan tindakan


berupa pengendalian terhadap sistem informasi. Kontrol-kontrol untuk
pengamanan sistem informasi antara lain

1. Kontrol administrative

Kontrol administratif dimaksudkan untuk menjamin bahwa seluruh


kerangka kontrol dilaksanakan sepenuhnya dalam organisasi
berdasarkan prosedur-prosedur yang jelas. Kontrol ini mencakup hal-hal
berikut:

a. Mempublikasikan kebijakan kontrol yang membuat semua


pengendalian sistem informasi dapat dilaksanakan dengan jelas dan
serius oleh semua pihak dalam organisasi.
b. Prosedur yang bersifat formal dan standar pengoperasian
disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk hal ini
adalah proses pengembangan sistem, prosedur untuk backup,
pemulihan data, dan manajemen pengarsipan data. N
c. Perekrutan pegawai secara berhati-hati yang diikuti dengan orientasi
pembinaan, dan pelatihan yang diperlukan.

d. Supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula cara melakukan


kontrol kalau pegawai melakukan penyimpangan terhadap proses
yang diharapkan.

e. Pemisahan tugas-tugas dalam pekerjaan dengan tujuan agar tak


seorangpun yang dapat menguasai suatu proses yang lengkap.
Sebagai contoh, seorang pemrogram harus diusahakan tidak
mempunyai akses terhadap data produksi (operasional) agar tidak
memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan.

2. Kontrol pengembangan dan pemeliharaan system

Untuk melindungi kontrol ini, peran auditor pada sistem informasi


sangatlah penting. Auditor sistem informasi harus dilibatkan dari masa
pengembangan hingga pemeliharaan sistem untuk memastikan bahwa
sistem benar-benar terkendali, termasuk dalam hal otorisasi pemakai
sistem. Aplikasi dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi
transaksi mudah untuk ditelusuri.

3. Control operasi

Kontrol operasi dimaksudkan agar sistem beroperasi sesuai dengan


yang diharapkan. Yang termasuk dalam kontrol ini adalah:

a. Pembatasan hak akses data


b. Kontrol pengguna sistem
c. Kontrol peralatan
d. Kontrol penyimpanan arsip
e. Pengendalian virus.
4. Proteksi fisik terhadap pusat data

Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terhadap pusat data,


faktor lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara,
bahaya banjir, dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan
benar. Peralatan-peralatan yang berhubungan dengan faktor-faktor
tersebut perlu dipantau dengan baik.

Вам также может понравиться