Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Jumlah 11 3
Analisis :
Penerapan pemberian motivasi di ruangan sudah dilakukan. Dari hasil
observasi di atas karu sudah melakukan motivasi berupa model, envisioner,
energizer, investor, standard procedure, teacher coach, eye-opener, door
opener, idea bouner, problem solver, karir konselor, challenger. Dari 14
point hanya ada dua point yang tidak (85,71% iya) dilakukan yaitu pada
point suporter dan feedback giver. Motivasi akan menjadi masalah apabila
tiga hal tidak dapat terpenuhi. Tiga hal tersebut adalah pembagian tugas
yang kurang jelas, hambatan dalam pelaksanaan, dan kurang peghargaan.
Berdasarkan tabel dan observasi yang dilakukan, pemberian motivasi
kurang maksimal dikarenakan kurang atau tidak adanya penghargaan
(reward) berupa reinforcemen, penghargaan secara adil, peningkatan
kualitas karyawan, peningkatan harga diri dan pemberian peran.
(2) Supervisi
Wawancara : berdasarkan pengamatan yang kami lakukan diruangan, kepala
ruang sudah teratur dalam melakukan supervisi setidaknya sekali dalam sehari
secara langsung atau tidak langsng baik dari kinerja perawatan maupun dari
dokumentasi asuhan keperawatan tetapi belum terdapat formulir untuk
mendokumentasikan supervisi yang telah dilaksanakan oleh kepala ruang
terhadap perawat.
Kuesioner:
66,67% perawat “selalu” merasa tenang karena setiap saat ada kegiatan
supervisi
22,22% perawat “sering” merasa tenang karena setiap saat ada kegiatan
supervisi
11,11% perawat “kadang-kadang” merasa tenang karena setiap saat ada
kegiatan supervisi
(3) Pendelegasian
Di ruang Kenanga, pendelegasian tugas dilakukan antara kepala ruang
dengan katim yang saat itu sedang bertugas, biasanya dilakukan secara
langsung dan dilakukan secara lisan. Pendelegasian kadang bisa juga
dilaksanakan secara tertulis tergantung dengan kepentingan dan situasi yang
ada dari kepala ruang. Untuk pendelegasian biasanya diberikan kepada katim
karena berdasarkan kriteria tertentu, yang menurut kepala ruang bisa
menjalankan tugas yang didelegasikan.
d) Pengendalian
(1) Indikator Mutu
Di RSUD Tugurejo sudah terdapat beberapa form pegendalian mutu dan
telah didokumentasikan. Diantaranya adalah mengenai patient safety, assesment
awal pasien masuk telah lengkap.
Wawancara: kepala ruang mengatakan bahwa evidence based practice
belum pernah diterapkan di Ruang Kenanga sehingga variasi pemilihan tindakan
keperawatan tidak lah up to date sesuai dengan berkembangnya ilmu
keperawatan.
(2) Survey Kepuasan
Kontrol terhadap kualitas layanan keperawatan di ruang Kenanga diukur
dengan kuesioner kepuasan pasien yang dilakukan secara sampling dimana dari
rumah sakit hanya satu tahun sekali dengan jumlah kuesioner 100 lembar dan
setiap ruangan hanya diambil 10 sampel dalam satu tahun.
(3) Survey Masalah Pasien
Di RSUD Tugurejo khusunya di Ruang Kenanga, alur komplain dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (sms, kotak saran, email,
website) dengan alur sebagai berikut:
2) Penghargaan karir (compensatory rewards)
a) Orientasi kerja
Terdapat SOP tersendiri untuk mengorientasi perawat baru di RSUD
Tugurejo, prosedur tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Perawat baru diserahkan dari urusan kepegawaian ke bidang
keperawatan
(2) Perawat baru menerima pengarahan secara individual
(a) Materi umum
Filosofi, visi, misi RSUD Tugurejo Semarang
Hak-hak pasien, menurut RSUD Tugurejo Semarang
Dasar-dasar pelayanan RSUD Tugurejo Semarang
(b) Materi khusus
Tentang prosedur-prosedur keperawatan
Etika keperawatan
(3) Perkenalan dengan pejabat struktural atau fungsional dengan petugas di
ruang rawat.
(4) Penyerahan ke instalasi atau rawat inap yang lain untuk orientasi ruang
selama satu minggu selama satu bulan,
(5) Selesai pelaksanaan orientasi tenaga baru membuat laporan orientasi
(6) Berdasarkan hasil evaluasi/laporan tertulis, kepala ruang tempat
orientasi tenaga baru maka yang bersangkutan maka yang bersangkutan
ditempatkan sesuai kebutuhan serta ketrampilan yang bersangkutan
melalui SK Direktur.
b) Pendidikan keperawatan berkelanjutan (PKB)
c) Pengembangan jenjang karir perawat
Penentuan PK berdasarkan 3 faktor: lama kerja, ijasah dan STR
Kenaikan jenjang karir:
- Kenaikan Pra PK – PK 1 = 1 tahun
- Kenaikan dari PK 1 – PK 2 dan seterusnya = 2, 5 tahun
Cara pengajuan kenaikan jenjang karir
perawat yang bersangkutan mengajukan uji kompetensi ke bidang
keperawatan, dari bidang keperawatan memberikan mandat ke accesor
untuk melakukan uji kompentensi
perawat yang bersangkutan mengumpulkan bukti – bukti untuk
mengikuti kenaikan janjang karir (seminar dan workshop)
pra konsultasi untuk mennetukan metode ujian apakah akan
dilaksanakan dengan ujian tertulis atau ujian praktek
membuat kesepakatan jadwal ujian kompetensi
pelaksanaan ujian kompetensi
jika lolos, perawat yang bersangkutan akan mendapatkan sertifikat
kompetensi dilakukan kredensial oleh komite keperawatan (sub
komite kredensial)
d) Hubungan profesional (professional relationship)
(1) Hubungan antara perawat
(a) Operan
Di Ruang Kenanga metode handover yang digunakan adalah
metode tradisional dimana handover dilakukan hanya di meja
perawat, menggunakan satu arah komunikasi, jika ada pengecekan ke
pasien untuk memastikan kondisi secara umum, tidak ada kontribusi
atau feedback dari pasien dan keluarga.
Berikut checklist pelaksanaan handover di Ruang Kenanga:
Dilakukan
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
Struktur
Sarana prasarana (catatan, status pasien dan √
kelompok sif timbang terima)
Dipimpin oleh NIC (Nurse in Charge)/kepala
ruang
Dilakukan pada pergantian sif malam ke pagi,
pagi ke siang dan siang ke malam
Proses
Diikuti oleh seluruh perawat yang bertugas
maupun yang akan mengganti sif
Perawat primer mengoperkan ke perawat primer
berikutnya yang akan mengganti sif
Timbang terima pertama dilakukan di nurse
station
Timbang terima kedua dilakukan di ruang
perawatan pasien
Isi timbang terima mencakup jumlah pasien,
diagnosis keperawatan, intervensi yang
belum dan sudah dilakukan
Proses dilakukan secara urut √
Hasil
10 Setiap perawat mengetahui perkembangan pasien
11 Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik
Jumlah 2
No Tindakan Ya Tidak
A. Persiapan
1. Ruangan
2. Staff
B. Tatalaksana
JUMLAH 21 2
Keterangan :
Dilakukan : nilai 1
Tidak dilakukan : nilai 0
Nilai = total skor x 100 = 91,30
23
Bentuk post conference direpresentasikan dengan checklist di bawah ini:
No Tindakan Ya Tidak
A. Persiapan
1. Masing-masing tim menyiapkan tempat
pelaksanaan post conference.
2. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan
kegiatan post conference
B. Tatalaksana
1. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh
ketua tim
2. Ketua tim menanyakan hasil dan hambatan dari
pemberian asuhan pada masing-masing pasien
3. Perawat associate menyampaikan hasil asuhan
pada kasus yang ditangani
4. Ketua tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien
yang harus di operkan kepada perawat shift
berikutnya
5. Ketua tim memberikan reinforcement
6. Ketua tim menutup kegiatan post conference.
C. Dokumentasi
JUMLAH 2
Keterangan :
Dilakukan : nilai 1
Tidak dilakukan : nilai 0
Nilai = total skor x 100 = 81,81
11
Kuesioner:
100% perawat “selalu” mengetahui pekerjaannya sebagai perawat
pelaksana karena sebelum dinas ada pre conference dari ketua tim
untuk menjelaskan pekerjaan yang akan kita lakukan.
100% perawat “selalu” mengetahui pekerjaannya sebagai perawat
pelaksana karena sebelum dinas ada post conference dari ketua tim
untuk menjelaskan evaluasi pekerjaan yang dilakukan.
Analisis: dari checklist diatas skor pre conference adalah 91,3 sedangkan
skor post conference adalah 81,81. Di Ruang Kenanga belum memiliki
SOP untuk pelaksanaan pre dan post conference.
(2) Hubungan antara perawat dengan dokter
(a) Kolaborasi antara katim dan dokter
Wawancara: katim merupakan yang bertanggungjawab dalam
berkolaborasi dengan dokter yang merawat pasien yang ada di
timnya. Jika katim tidak dinas/tidak di tempat, maka tanggungjawab
ini didelegasikan perawat yang merawat pasien yang bersangkutan.
(b) Instruksi dokter melalui telpon dibuatkan pedomannya
Observasi:
Dalam berkomunikasi dengan dokter melalui telpon, pedoman yang
digunakan adalah komunikasi efektif, yaitu sbb:
Etika menerima telepon:
Ucapkan salam
Perkenalkan diri dengan sebutkan nama dan ruang atau bagian
Tawarkan bantuan
Tulis baca konfirmasi (TBK), bila perlu
Akhiri pembicaraan dengan terimakasih dan salam
Komunikasi efektif antar pemberi layanan via telepon (SBAR &
TBK):
S: situation
Apa yang terjadi dengan pasien
B : background
Hal-hal apa yang melatar belakangi kondisi klinis pasien dan
obat/tindakan yang sudah diberikan
A: assessment
Apakah problemnya
R : recommendation
Apa yang saya lakukan untuk mengatasi kondisi itu
(c) Studi kasus multidisiplin
Di RSUD Tugurejo, bentuk studi kasus multidisiplin berupa DRK
(Diskusi Refleksi Kasus). DRK merupakan suatu metode
pembelajaran dalam merefleksikan pengalaman tenaga keperawatan
yang aktual dan menarik dalam memberikan dan mengelola asuhan
keperawatan di lapangan melalui suatu diskusi kelompok yang
mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan. DRK
dilaksanakan ketika terdapat masalah yang sulit untuk diselesaikan
sehingga dibutuhkan diskusi multidisiplin.
Kuesioner:
55,55% perawat “selalu” merasa senang karena ada kegiatan
diskusi reflektif kasus di ruangan untuk menyelesaikan kasus
kompleks di ruangan.
44,45% perawat “sering” merasa senang karena ada kegiatan
diskusi reflektif kasus di ruangan untuk menyelesaikan kasus
kompleks di ruangan.
(d) Rapat ruang rawat
Setiap tanggal 21, diadakan rapat internal di ruangan Kenanga.
e) Sistem pemberian asuhan pasien (patient care delivery system)
(1) Manajemen asuhan keperawatan
Formulir asuhan keperawatan yang disediakan di Ruang Kenanga adalah
sebagai berikut:
Data sosial pasien masuk rawat inap
Assessment kebutuhan dan perencanaan pendidikan kesehatan pasien dan
keluarga
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Rencana penatalaksanaan medis
Pengkajian discharge planning
Monitoring haemodinamik
Catatan perkembangan pasien terintegrasi
Tatalaksana pencegahan risiko jatuh
Tatalaksana dan assessment ulang nyeri
Diagnosa keperawatan, intervensi dan implementasi
Assessment awal pasien
Catatan asuhna gizi pasien dewasa
Rekonsiliasi obat dan daftar obat yang dipakai dari rumah
Lembar transfer pasien
Assessment pre operasi, pra anastesia, site marking dan safety surgery.
Pra induksi
. Perawat primer/katim bertanggung jawab melakukan pengkajian dan
menetapkan masalah dan diagnosa keperawatan.
(2) Pendidikan kesehatan bagi keluarga
Jenis-jenis pendidikan kesehatan yang biasanya diberikan kepada pasien di
ruang Kenanga adalah pada gambar di bawah ini: