Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB IV

PERRCOBAAN ALAT UJI PENUKAR KALOR

MAKSUD DAN TUJUAN

Adalah untuk mengetahui karakteristik dan unjuk kerja ( performance ) dari alat penukar kalor yang
diuji.

TEORI

Alat penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan energi dalam bentuk panas antara lain dua
fluida yang berbeda temperaturnya . fluida yang saling bertukar panas tersebut dapat merupakan 2
fluida yang berbeda fasanya ( cir-gas ) atau mempunyai fasa yang ( cir-cair atau gas-gas ). Proses
perpindahan panas ini dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung maksudnya adalah :

a. langsung, ialah dimana fluida dingin ( tanpa adanya pemisah ) dalam suatu bejana atau ruang
tertentu.
b. Sesuai tidak langsung, ialah dimana fluida panas tidak berhubungan langsung ( indirect contact )
dengan fluida dingin, jadi proses perpindahan panasnya itu mempunyai media perantara.

Alat uji penukar kalor yang digunakan ini menggunakan fluida dengan fasa yang sama ( gas-gas,
dengan perpindahan panas secara tidak langsung )

AC
→ TYPE : Window
→ Kapasitas pendingin : 12000 Btu/jam
→ Freon : 22

Heater
→ TYPE : Uber sirip
→ Kapasitas : 2000 watt

Blower
→ TYPE : Sentrifugal
→ Kapasitas aliran : 0,167 mᶟ/s

Regulator
→ Daya : 1000 watt
→ Tegangan : 0 – 250 volt
HeatExchenger ( penukar kalor )
→ Type : 1-1 pass
→ Aliran : berlawanan
→ Fluida : gas-gas
→ Diameter dalam shell Di : 0.1524 m
→ Diameter dalam tube di : 0,00876 m
→ Diameter luar tube do : 0,0097 m
→ Jarak sekat B : 0,1 m
→ Panjang tube L : 0,70 m
→ Jarak antara tube C : 0,01 m
→ Jumlah tube : 40

Orifis
 Diamater terbesar : 0,0762 m
 Diamater terkecil : 0,002 m

Alat ukur
 Termometer ( T ) : ⁰C
 Manometer ( P ) : Pa atau ( mm H₂O )

RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN 2. 𝑔 . 𝑝 . ( 𝑃1 − 𝑃2 )


1. Kapasitas udara panas
QP = m/p
Dimana : m = Cf . y . A₂√2. 𝑔 . 𝑝 . ( 𝑃1 − 𝑃2 )
Y = Faktor muai
= 0,84 ( J.P Holman, Methode pengukuran teknik
Cf = Faktor koreksi
Dimana dalam perencanaan ini dianggap ( 1 )

ᵨ = Kerapatan udara
𝑃₂
ᵨ = 𝑅,𝑇₁
R = Konstanta gas ( 282 J/kg ⁰K )
A₂ = Luas orifis
Dimana : D₂ = Diamater orifis yang direncanakan
= 2 inchi
= 0,508 m
Kapasitas udara panas
𝑚
Qp = p
Dimana massa aliran
m = Cf . Y . A₂. √2. 𝑔. 𝑝1 (𝑃1 − 𝑃2 )
Y = Faktor muai = 0,85
𝑝₂
P = kerapatan udara ( kg/mᶟ) = R.T₁
2. Temperatur T₂ teoritas
Menurut aza black bahwa panas yang diterima = panas yang dilepas system
M = Cf.Y.A₂. √2. 𝑔. 𝑃₂ɅP

Dimana : qd = kapasitas perpindahan panas pada fluida dingin ( k watt )


Sehingga : T₂t = (T₂-Ʌt)

3. Efisiensi
Efisiensi alat penukar kalor menurut dodge, B,F sebagai perbandingan banyak panas yang
dapat dipindahkan dari fluida dengan panas maksimum yang dapat dipindahkan, sehingga dapat
𝑚.𝑐.(𝑡 2 −t2 )
dirumuskan : ɳ = 𝑚.𝑐.(𝑇 1 −𝑡 1 )

ɳ = ( t₂-t₁ ) / ( T₁-t₁ )
dimana : t₂,t₁ = Temperatur fluida dingin
T₁ = Temperatur fluida panas

Neraca panas
a. Fluida panas ( udara panas )
Qp =m.cp ( T₁-T₂ )
Dimana : Cp = Panas jenis ( kj/kg⁰C )
b. Fluida dingin ( udara dingin )
Qp = m. ( t₂-t₁ )
Dimana :
t₁ = Temperatur fluida dingin sebelum masuk penukar kalor ( ⁰C )
t₂ = Temperatur fluida dingin sesudah keluar penukar kalor ( ⁰C )

Temperatur logaritmis rata-rata ( LMTD )


( 𝑇 1 −𝑡 2 )( 𝑇 2 −𝑡 1 )
LMTD = 𝑇1 −𝑡₂
\
𝐼𝑛
𝑇2 −𝑡₁

1. Fluida dingin sebelah tuge luas aliran sebelah tube = At


At = N.d₁ π/4
Dimana :
N = Banyak nya tube ( 40 )
d₁ = diameter dalam tube ( m )
2. Kecepatan aliran massa
V = m/At….. ( kg/sm₂ )
3. Bilangan Reynold
𝑑 1 .𝑣
Re = 

Dengan menggunakan kurva perpindahan panas pada sisi tube didapat hubungan L/d
dengan bilangan Reynold serta besarnya Jн dapat dicari.
Koefiensi perpindahan panas h₁ = Jн ( k/d₁ ) . (c/k ) ⅓

Dimana : k = konduktivitas panas pada sisi tube ( w/m ⁰C )

Koefisien perpindahan panas yang dikoreksi


𝑑₁
H₁ₒ = . 𝑑⁰

Fluida panas berbeda pada sebuah sheel ( diluar tube )


1. Luas laluan air
𝐷 1 .𝑐 1 ,𝐵
As = 𝑃𝑡

2. Kecepatan massa
V = m/As
3. Bilangan Reynold

𝐷 1 .𝑉
Re = 
4. Koefisien perpindahan panas
Ho = Jн ( k/Do ) . (.c/k ) ⅓
5. Koefisien perpindahan keseluruhan permukaan yang bersih
(ℎ 1 ₒ.ℎₒ)
Uc = 𝐻10 +ℎ₀
6. Prosedur percobaan
- Percobaan 1a
1. Nyalakan power dalam posisi ON
2. Nyalakan main control AC dan posisi low cool , tunggu sampai temperature dan
tekanan dalam kondisi konstan
3. Nyalakan pemanas selama beberapa waktu dan posisi termostan pada angka
100, kemudian nyalakan main control blower.
4. Lakukan percobaan selama lima menit , dan amati perubahan temperature dan
tekanan pada masing-masing alat ukur.

Percobaan 1b
Percobaan ini sama dengan percobaan 1a dimana perbedaan nya hanya pada
posisi AC dalam keadaan high cool . matikan main control satu persatu setelah
percobaan selesai.
𝑚
QP = 𝑝

M = Cf.y.A2. √2. 𝑔. 𝑝(𝑝1 − 𝑝2)


Cf =1
Y = 0,84
G = 9,81 m/s₂
𝑝2
P =
𝑅.𝑇1
R = 287 ( J/Kg ⁰k )
𝜋 𝜋
A₂ = 4 .D₂ = ( 0,0508 ) = 2,027 .10ᶟ
4
T₂t = (T2-∆t)
Cp = 0,385

Penukaran kalor .
7. TUGAS-TUGAS
1. Buatkan grafik perubahan kapasitas aliran udara panas ( Qp ) vs Temperature udara
(T1) untuk :
- Posisi pendingin cool low
- Posisi pendingin cool high

2. Buatlah grafik posisi perbandingan antara temperature udara panas teoritis (T2t)
dengan temperature nyata (T₂) terhadap kapasitas aliran udara panas (Qp)
Posisi pendingin cool low dan posisi pendingin cool high . kemudian buat
kesimpulan

3. Buatlah grafik perubahan kapasitas perpindahan panas fluida panas (qp) untuk
- Posisi pendingin cool low
- Posisi pendingin cool high

4. Hitunglah LMTD , hi , ho, Uc .

Вам также может понравиться