Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DASAR TEORI
Satu unit Gas Turbine Generator (GTG) dapat menghasilkan output sampai 100 MW.
Sehingga satu unit blok PLTG dapat menghasilkan kurang lebih 300 MW.
Satu unit Gas Turbine Generator (GTG) dapat menghasilkan output sampai 100 MW.
Satu unit Steam Turbine Generator (STG) dapat menghasilkan output sampai 130 MW.
Sehingga satu unit blok PLTGU dapat menghasilkan kurang lebih 430 MW.
Generator yang terkopel oleh kedua turbin tersebut akan berputar dan menghasilkan
tegangan 11,5 KV dan daya 130 MW dengan kecepatan turbin 3000 rpm. Uap bekas dari turbin
tadi diembunkan lagi di condenser kemudian air kondesat di pompa oleh condesate pump,
selanjutnya dimasukkan lagi ke dalam deaerator dan oleh feed water pump dipompa lagi ke
dalam drum untuk kembali diuapkan.
Pola operasi yang digunakan, tidak selalu bergantung pada ketiga kondisi, kondisi unit-
unit pembangkit juga mempengaruhi pola operasi yang dipilih. Jika 1 unit GTG dan 1 unit
HRSG mengalami gangguan, maka digunakan pola operasi 2-2-1 (2 unit GTG, 2 unit HRSG, dan
1 unit STG beroperasi). Jika pada beban puncak maka memakai pola operasi 3-2-1.
Dapat dikatakan bahwa PLTGU Tambak Lorok merupakan pembangkit yang beroperasi
start-stop setiap hari. PLTGU hanya membutuhkan waktu ±15 menit untuk start-up system.
Daya listrik yang dihasilkan pada proses open cycle tentu lebih kecil dibandingkan
dengan daya listrik yang dihasilkan pada proses produksi listrik combined cycle / closed cycle.
Pada praktiknya, kedua siklus diatas disesuaikan dengan kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya
hanya diinginkan open cycle karena pasokan daya dari open cycle sudah memenuhi kebutuhan
listrik masyarakat. Sehingga stack holder yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG dibuat
close, dengan demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong exhaust, apabila dengan
open cycle kebutuhan listrik masyarakat belum tercukupi maka diambil langkah untuk
menerapkan combined cycle atau closed cycle. Namun demikian dalam sistem mekanik elektrik,
suatu mesin akan lebih baik pada kondisi continous running. Apabila mesin berhenti akan banyak
mengakibatkan korosi, perubahan setting, mur atau baut yang mulai kendur dan sebagainya.
Selain itu dengan continous running lebih mengefektifkan daya, sehingga daya yang dihasilkan
menjadi lebih besar.
a. Rangkaian Daya
Rangkaian daya merupakan sistem yang langsung menyambungkan sumber dengan
beban/ motor. Sistem aktif bila diberi input 380 V dari sumber 3 fasa. Lalu tegangan akan
memasuki circuit breaker (CB) yang digunakan sebagai pengaman pertama. Lalu tegangan
sebagian akan diambil untuk sistem kontrol, diturunkan tegangannya dari 380 V ke 110 V.
Setelah sistem kontrol berhasil memberi tegangan pada koil kontaktor 52 (kontak 52
adalah kontaktor) maka medan magnet pada kontaktor akan bekerja dan menyambungkan 3
fasa tersebut.
Sebelum memasuki motor tegangan akan memasuki Thermal Overload Relay (TOR)
yang digunakan sebagai pengaman terkahir sistem power. Setelah itu tegangan akan
memasuki motor.
Sistem proteksi pada rangkaian daya ini adalah TOR dan CB. Bila motor terdapat
gangguan motor short maka CB akan bekerja untuk memutus aliran listrik ke motor. Namun
bila arus motor berlebih maka TOR yang akan bekerja.
b) CB (Circuit Breaker)
adalah alat pemutus arus listrik otomatis, dikarenakan lebihnya arus yang
melewati circuit breaker tersebut.
e) Bus Bar
Adalah logam yang berfungsi untuk menghantarkan aliran listrik.
Gambar 3.10 Busbar
f) Fuse
Adalah sistem proteksi yang berada pada rangkaian kontrol.
g) Panel
Adalah kotak besi tempat menyimpan rangkaian daya dan rangkaian
kontrol atau kotak besi ini biasa disebut cubicle.
Gambar 3.12 Panel
Sumber : Penulis, diambil 23 Oktober 2017
3.4.5 Motor dan Peralatan Terkontrol Pada PECC
PECC (Package Electrical Central Control) adalah suatu ruangan yang didalamnya
terdapat cubicle/panel MCC sebagai pusat kontrol motor dan beberapa peralatan bantuan pada
pembangkit. Cubicle MCC dipusatkan pada satu ruangan juga bertujuan untuk mempermudah
pemeriksaan .
Pada MCC terdapat beberapa motor dan peralatan penunjang di GTG yang membutuhkan
power supply 380 V yang dikontrol didalamnya, motor-motor dan peralatan tersebut memiliki
peran yang penting untuk berlangsungnya proses pembangkitan. Selain motor utama, motor
pembantu/motor back up juga dikontrol proteksinya oleh MCC. Pada pengkontrolan MCC yang
berada di PECC terdapat dua sumber yaitu DC dan AC, berikut motor-motor dan beberapa
peralatan lainnya yang dikontrol oleh MCC :
A. MCC I DC
1) Incoming Line
Incoming Line adalah tempat masuknya inputan pertama untuk startup yang
berasal dari dari Trafo SAT, namun ketika GTG (Gas Turbine Generator) sudah
online/mempunyai tegangan sendiri maka masukan dari trafo SAT akan diputus, akan
diganti memakai tegangan yang dihasilkan GTG dan sudah di turunkan ke 380 V oleh
Trafo UAT (Trafo pemakaian sendiri). Incoming Line sumber DC berasal dari battery dan
battery charger.
2) 125 VDC PNLBD 12 CKT
125 VDC PNLBD 12 CKT adalah tempat masukan sumber DC untuk aplikasi
Mark V. Mark V merupakan sistem pengontrolan yang digunakan pada GTG yang dapat
diprogram dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik yang ada pada PT. Indonesia
Power UP Semarang.
3) Standby Lightning
Standby Lightning adalah peralatan untuk menyalakan lampu dalam satu unit jika
terjadi gangguan.
4) Emergency Seal Oil Pump (88 ES)
Emergency Seal Oil Pump adalah sebuah motor cadangan/backup motor auxillary
seal oil pump. Menggunakan arus masukan DC karena fungsinya sebagai
backup/cadangan.
5) Emergency Lube Oil Pump (QE)
Emergency Lube Oil Pump adalah motor cadangan yang berfungsi untuk
melumasi ruang pengkopelan antara turbin dan generator (bilik) saat poros dari rotor
berputar, supaya bilik tidak cepat naik temperaturnya saat turbin memutar generator dari
gas/uap panas. Menggunakan arus masukan DC karena fungsinya sebagai
backup/cadangan saat Main Lube Oil Pump mengalami masalah.
6) Fire Protection
Fire Protection adalah suatu peralatan untuk mencegah terjadinya kebakaran dan
meredam api pada kompresor, komparator, turbin, generator dan daerah pembangkit. Fire
B. MCC 1 AC
1) Incoming Line
Incoming Line adalah tempat masuknya inputan pertama untuk startup yang
berasal dari dari Trafo SAT, namun ketika GTG (Gas Turbine Generator) sudah
online/mempunyai tegangan sendiri maka masukan dari trafo SAT akan diputus, akan
diganti memakai tegangan yang dihasilkan GTG dan sudah di turunkan ke 380 V oleh
Trafo UAT (Trafo pemakaian sendiri). Incoming Line sumber AC berasal dari trafo UAT.
2) Cooling Water Fan Motor (88 FC)
Cooling Water Fan Motor adalah sebuah kipas yang digerakkan oleh motor listrik
untuk mendinginkan air hasil dari sirkulasi cooling water pump.
3) Exhaust Frame Blower Motor (88 TK)
Exhaust Frame Blower Motor adalah suatu motor listrik yang berfungsi untuk
mendinginkan udara supaya generator tidak terkena panas langsung dari pengkopelan.
Selain itu motor ini berguna sebagai seal air dan pendingin di exhaust frame plenum.
4) Turbine Comparator Purge Air Fan (88 BT)
Turbine Comparator Purge Air Fan adalah sebuah kipas yang digerakkan oleh
motor listrik yang berfungsi untuk mendinginkan turbin comparement saat off cooldown.
5) Turbine Comparator Cooling Air Fan (88 BT-1)
Turbine Comparator Cooling Air Fan adalah sebuh kipas yang digerakkan oleh
motor listrik yang berfunsi untuk mendinginkan turbin comparement disaat turbin
berjalan.
6) Vent Fan Access Comparator (88 VG)
Vent Fan Access Comparator adalah sebuah kipas yang berfungsi untuk
mengeluarkan udara panas yang terletak pada accessoris comparement.
7) Vent Fan Load Comparator (88 BA)
Vent Fan Load Comparator adalah sebuah kipas yang berfungsi untuk
mengeluarkan udara panas yang terletak pada load comparement.
8) Cooling Water Pump
Cooling Water Pump adalah pompa yang digerakkan oleh motor listrik dimana
pompa ini berfungsi untuk mengalirkan sistem air pendingin di GTG.
C. MCC 2 AC
1) Turbine Comparement Heater
Turbine Comparement Heater adalah sebuah pemanas yang berguna untuk
menjaga kelembapan dari ruangan turbin.
2) Atomizing Air Compressor (88 AB)
Atomizing Air Compressor adalah sebuah motor yang menggerakkan
kompresor/automizing startup di GTG.
3) Cooling Water Fan Motor (88 FC)
Cooling Water Fan Motor adalah sebuah kipas yang digerakkan oleh motor listrik
untuk mendinginkan air hasil dari sirkulasi cooling water pump.
4) Spare
Spare adalah sistem cadangan untuk motor dan peralatan lainnya yang
bertegangan sama. Jika ada kerusakan disalah satu motor maka sistem motor tersebut
dialihkan ke spare.
5) Access Compt. Humidity Heater
Access Compt. Humidity Heater adalah sebuah pemanas yang terletak pada
accessoris comparement
6) Generator Space Heater
Generator Space Heater adalah sebuah pemanas yang berada di dalam generator.
Bila generator dalam keadaan dingin dapat mengakibatkan short.
7) Distillate Fuel Forward Pump (88 FD)
Distillate Fuel Forward Pump adalah sebuah pompa yang digerakkan motor
listrik untuk memasok bahan bakar ke dalam ruang bakar.
8) Exhaust Frame Blower Motor (88 TK)
Exhaust Frame Blower Motor adalah suatu motor listrik yang berfungsi untuk
mendinginkan udara supaya generator tidak terkena panas langsung dari pengkopelan.
Selain itu motor ini berguna sebagai seal air dan pendingin di exhaust frame plenum.
dimana pompa ini akan mempompa lube oil menuju line seal generator.
C. Mengganti Fuse
Fuse merupakan sistem proteksi yang berada pada rangkaian kontrol. Jika terjadi kesalah
di rangkaian kontrol maka fuse akan memutus aliran listrik. Berikut langkah untuk
mengganti fuse :
1) Siapkan alat penunjang seperti multimeter, CRC, obeng, dll.
2) Matikan breaker lalu bongkar kabel yang meyambung dengan fuse, lalu ganti fuse
dengan yang baru.
3) Setelah selesai ukur ketahanan fuse dan tutup kembali panel.
4.4 Troubleshoting
4.4.1 MCC Panel
a) Incoming Line
1) Masalah : drop tegangan dan DC grounding
2) Perbaikan : pengencangan terminal, pemeriksaan panel satu per satu,
mendeteksi DC groundingnya
b) Fire Protection
1) Masalah : drop tegangan power supply
2) Perbaikan : Pemeriksaan setiap panel, pengencangan terminal
4.4.2 Komponen
A. Kontaktor
1) Masalah : Kontak kit berdebu menyebabkan getaran yang tidak
semestinya
2) Perbaikan : Kontak kit dibersihkan atau jika sudah parah diganti
B. Breaker
1) Masalah : Tidaknya lagi peka terhadap gangguan, macetnya tuas.
2) Perbaikan : Mengganti breaker dengan yang baru dan membersihkan
breaker.
C. Fuse
1) Masalah : Putusnya fuse, Terbakarnya fuse.
2) Perbaikan : Mengganti dengan fuse yang baru
D. Thermal Overload Relay (TOR)
1) Masalah : Ketika TOR sudah tidak peka terhadap gangguan.
2) Perbaikan : Mengganti dengan TOR yang baru.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan pembelajaran selama di PT. Indonesia
Power UP Semarang diperoleh beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut :
1. Motor conrol center (MCC) merupakan tempat pengontrolan operasi motor listrik
yang terdiri dari beberapa komponen yaitu, motor starter, busbar, dan beberapa
peralatan control yang kesemuanya berfungsi untuk melakukan pengontrolan
operasi motor listrik dan sistem proteksi dari beban.
2. Walaupun sistem pada MCC terbagi dua, namun keduanya saling terhubung satu
sama lain dan mempunyai proteksi yang membantu satu sama lainnya.
3. Pada rangkaian kontrol dapat terbakar, maka dari itu adanya fire protection yang
terpasang di rangkaian kontrol supaya api tidak menyerang bagian yang lain pada
rangkaian kontrol.
4. Masalah pada motor untuk rangkaian MCC sendiri terbagi menjadi dua:
a) Motor short
b) Arus motor berlebih
5. Pemeliharaan MCC terbagi 2 proses :
a) Pemeliharaan Preventif (Pemeliharaan yang tidak mengganggu kinerja
motor bersangkutan)
b) Pemeliharaan Korektif (Pemeliharaan yang mengganggu beberapa waktu
kinerja motor, karena motor harus dimatikan)
6. Kontaktor menjadi komponen paling riskan pada MCC karena banyak keadaan
yang dapat membuatnya kinerjanya terganggu.
7. Walaupun tahapan pengukuran tahanan isolasi kontaktor dan trafo sama. Namun
hasil pengukurannya berbeda bila trafo mendekati nol maka dikatakan terdapat
gangguan. Namun bila kontaktor mendekati nol maka dikatakan baik, karena
kontaktor berhasil menyambungkan tanpa adanya arus hambatan tertinggal.
4.2 Saran
1) Dengan riskannya kontaktor sebagai komponen utama dari MCC, maka
diharapkan untuk PT. Indonesia Power UP Semarang. Untuk rutin menganalisa
kerusakan dari kontaktor. Supaya adanya analisis rusak dan masa hidup dari
kontaktor tersebut. Maka dapat dipastikan secara rata-rata umur dari kontaktor
tersebut.
2) Diharapkan PT. Indonesia Power UP Semarang membuat miniatur dari MCC,
supaya para praktikan yang datang dapat melihat bagian dalam dari MCC. Karena
praktikan diperbolehkan melihat bagian dalam MCC, jika MCC tersebut
mengalami gangguan atau saat overhaul.
3) Kebutuhan akan bimbingan dari dosen pembimbing untuk memberikan
pengarahan awal apa yang akan dihadapi saat praktek kerja nanti sangat
diharapkan. Hal tersebut dapat meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk
menyerap pengalaman yang lebih dari praktek kerja yang dilakukannya. Perlu
diadakannya jalinan kerjasama antara dosen pembimbing dengan pembimbing
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
a) Electrical Equipment Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Blok 2 Volume
II PT. Indonesia Power UP Semarang
b) Girvan, M. (1993). Sargent & Lundy - Integ (GE Drawings). Jakarta : PT.
Tripatra Engineering
Internet
1 Energy, Ezkhel. 2011. Sistem Proteksi. Dikutip dari :
https://ezkhelenergy.blogspot.co.id/2011/11/sistem-proteksi.html?m=1
(Diakses 8 Oktober 2017 pukul 20.19)
2 Wepa, Muhammad. 2013. Sejarah Indonesia Power. Dikutip dari :
https://www.scribd.com/doc/211443168/Sejarah-Indonesia-Power
(Diakses 8 Oktober 2017 pukul 20.13)
3 Kholiq, Noor. 2015. Proses Flow PLTU Batubara. Dikutip dari :
http://dunia-pltu.blogspot.co.id/2015/05/animasi-proses-flow-pltu-batubara.html (Diakses 8 Oktober
2017 pukul 20.40)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pintu Masuk PECC