Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membandingkan antara teori di Bab II dengan kasus di Bab III, dengan

asuhan keperawatan pada An.G dengan GEDS dan Bronchopneumonia (BP) yang dilaksanakan

selama tiga hari mulai tanggal 7 desember sampai dengan 09 Desember 2017 di Ruang Melon

RSUD Cengkareng.

A. Pengkajian

Menurut teori :

Pengkajian pasien dengan Bronchopneumonia (BP) didapat kan data yaitu menggigil,

demam, nyeri dada, pleuritis, batuk produktif, timbul sianosis,saat bernafas menggunakan otot

aksesorius, terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar konsolidasi atau dengan

kata lain pengisian rongga udara oleh eksudat. (Nurarif & Kusuma, 2015) sedangkan pada

pengkajian pasien dengan GEDS secara umum didapat buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi

dan lebih dari 3 kali pada anak, Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu

makan berkurang atau tidak ada, lalu timbul diare, tinja cair mungkin di sertai lender atau darah,

warna tinja makin lama kehujanan. Karena bercampur dengan getah empedu anus dan daerah

sekitarnya biasanya timbul kemerahan sambil lecet karena sering defekasi dan tinja semakin asam

karena banayak asam laktat uang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare,

gejala muntah biasa timbul sebelum atau sesudah diare, dapat disebabkan karena lambung yang
turut meradang atau terjadi ketidak seimbangan asam basa dan elektrolit, bila pasien banyak

kehilanagan cairan dan elektrolit maka akan mengalami dehidrasi

Menurut kasus :

Menurut analisa penulis terjadi perbedaan tanda gejala antara teori dan kasus yang

ditemukan. Saat pemeriksaan fisik pada klien, bronchopneumonia yang diderita klien termasuk

bronchopneumonia ringan jadi terdapat perbedaan pada kasus ini yaitu pada klien tidak terjadi

pernafasan cuping hidung & diare.

B. Diagnosa Keperawatan

Menurut Teori :

Menurut Dimas Setiadi (2014) diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada

pasien bronchopneumonia ada 6 diagnosa. sedangkan pada kasus GEDS diagnose

keperawatan yang mungkin muncul adalah Kekurangan volume cairan tubuh

berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebih, Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan makanan tidak adekuat, Gangguan pola

eliminasi fekal: diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus, Resiko gangguan
integritas kulit berhubungan dengan defekasi yang sering, Cemas berhubungan dengan

krisis situasi karena perubahan status kesehatan dan hospitalisasi

Menurut Kasus :

Penulis menemukan 3 diagnosa yang muncul pada an.M dengan penentuan diagnose berdasarkan

prioritas yang dilihat dari kondisi pasien sendiri.

Analisa Penulis :

Perbandingan antara diagnosa teori dengan diagnosa yang ditemukan di kasus memiliki

kesamaan namun jumlah diagnosa berbeda. Dalam teori yang sudah dijelaskan sebelumnya

diagnosa pada pasien bronchopneumonia ada 6 namun dalam kasus hanya ada 3 diagnosa. Untuk

diagnose dalam teori yang tidak terdapat dalam kasus ini yaitu gangguan pertukaran gas dan pola

nafas tidak efektif dikarenakan keadaan pasien tidak hanya terjadi penyumbatan jalan nafas yang

disebabkan oleh sputum namun tidak sampai terjadi sesak berat. Diagnosa gangguan

keseimbangan cairan tidak ditemukan dalam kasus ini karena klien tidak mengalami diare ataupun

mual muntah. Dan dilihat dari factor umur klien masih 3 tahun, untuk aktivitas sehari-hari tentu

akan dibantu sepenuhnya oleh orang tua maka dari itu tidak dibuatnya diagnose intoleransi

aktivitas.
C. Intervensi Keperawatan

Menurut teori :

Penatalaksanan pada kasus bronchopneumonia yaitu :

1. Diagnosa bersihan jalan nafas, intervensi yang dapat dilakukan yaitu :

a. Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada

b. Anjurkan untuk lebih sering memberikan minum air putih

c. Ajarkan untuk melakukan clapping / chest fisioterapi

d. Kolaborasi dengan dokter pemberian sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran,

bronkodilator.

2. Diagnosa peningkatan suhu tubuh, intervensi yang dapat dilakukan yaitu:

a. Kaji status thermoregulator

b. Anjurkan untuk memberikan kompres hangat

c. Anjurkan untuk memberikan minum air putih yang cukup

d. Kolaborasi dengan dokter pemberian anti piretik : PCT

3. Diagnosa gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intervensi yang dapat dilakukan

yaitu :

a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual / muntah, misalnya: Sputum banyak,

pengobatan, atau nyeri.

b. Berikan / bantu kebersihan mulut setelah muntah, drainase postural dan sebelum

makan.

c. Berikan makan porsi kecil dan sering, termasuk makanan kering dan makanan

yang menarik untuk pasien.

d. Anjurkan makan selagi hangat


e. Anjurkan makan makanan sambil bermain

f. Konsultasi dengan gizi untuk modifikasi menu makanan serta diit

Sedangkan penatalaksanan pada kasus GEDS yaitu

Menurut Kasus :

a. Diagnosa bersihan jalan nafas, intervensi yang dilakukan sama dengan yang ada di teori .

b. Diagnosa peningkatan suhu tubuh, intervensi yang dilakukan sama dengan yang ada di

teori

c. Diagnosa gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intervensi yang dilakukan sama

dengan yang ada di teori.

Analisa Penulis :

Perbandingan antara intervensi yang ada di teori dengan intervensi yang ada dilakukan di kasus

tidak ada perbedaan. Untuk intervensi yang sama hanya pada dx 3 diagnosa yang sama, selebihnya

tidak dilakukan intervensi untuk 3 diagnosa yang tidak muncul.

D. Implementasi Keperawatan

Menurut teori :

Pada tahap ini implementasi yang dilakukan baik ses sesuai dengan intervensi yang telah disusun

sebelumnya, dengan maksud agar semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi secara optimal
Yang dapat dilakukan di kasus :

Pelaksanaan tindakan keperawatan ini disesuaikan dengan susunan intervensi yang telah dibuat

sebelumnya. Pelaksanaan tindakan tidak hanya dilakukan sendiri melainkan melibatkan banyak

pihak seperti keluarga, perawat senior, dokter, bagian gizi dan farmasi.

Analisa penulis :

Pada dasarnya, tindakan keperawatan yang ada di teori dengan yang dilakukan di kasus sama, dan

pelaksanaan tindakannya tidak dilakukan sendiri melainkan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

E. Evaluasi

Menurut teori :

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan

keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.

Menurut kasus :

Penulis menilai setiap masalah yang telah dibuat, apakah masalah tersebut teratasi sesuai tujuan

yang telah dibuat atau tidak serta telah mencapai kriteria hasil yang diinginkan atau tidak.

Analisa penulis :

Usia anak masih kecil, peran serta keluarga terutama orang tua diperlukan untuk membantu

tindakan keperawatan pada an.M. Penulis memiliki keterebatasan waktu melakukan intervensi

dalam 3 hari sedangkan kondisi pasien masih dalam observasi dan perbaikan keadaan umum.

Вам также может понравиться