Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
benua amerika dan europa terdapat sekitar 11% dari total pasien dengan
gangguan ginjal (termasuk mereka yang melakukan dialisis dan transplantasi
ginjal) (PAPDI, 2014).
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
3
diikuti, oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus
(PAPDI, 2014).
4
hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan
kalium (PAPDI, 2014)
Pada LFG di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang
lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (renal
replacement therapy) antara lain dialisis atau transpalntasi ginjal. Pada
keadaan ini pasien dikatakan sampai pada keadaan gagal ginjal (PAPDI,
2014).
5
D. Klasifikasi
Klasfikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu, atas
dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar etiologi penyakit. Klasifikasi atas
dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG yang dihitung dengan
mempergunakan rumus kockcroft-Gault sebagai berikut (PAPDI, 2014):
E. Pentalaksanaan
6
Waktu yang paling tepat untuk penyakit dasarnya adalah
sebelum terjadinya penuruna LFG, sehingga pemburukkan fungsi
ginjal tidak terjadi. Pada ukuran ginjal yang masih normal secara
ultrasonografi, biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dapat
menentukan indikasi yang tepat terhadap terapi spesifik. Sebaliknya
bila LFG sudah menurun 20-30% dari normal terapi terhadap penyakit
dasar sudah tidak banyak bermanfaat
7
mengurangi hipertensi intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus.
Beberapa obat antihipertensi, terutama penghambat enzim konverting
angiotensin (Angiotensin Converting Enzyme/ ACE inhibitor), melalui
berbagai studi dapat memperlambat proses perburukkan ginjal
8
dilakukan secara hati-hati, berdasarkan indikasi yang tepat dan
pemantauan yang cermat. Sasaran hemoglobin menurut berbagai studi
klinik adalah 11-12 g/dl
F. Hemodialisa
a) Prosedur Hemodialisa
9
pada hasil metabolik dapat pula diatasi hiperkalemi asal saja cairan
dialisatnya bebas kalium atau mengandung kalium yang rendah.
Pemindahan metabolik maupun cairan atas dasar perbedaan
konsentrasi antara plasma dan dialisat dengan cara filtrasi. Maka
lamanya hemodialisa dapat pula diprediksi dari tekanan yang
diberikan oleh mesin dialisa disamping jumlah darah yang melalui
membran dialisa dalam waktu 1 menit (Muharn, 2009).
b) Komplikasi hemodialisa
10
peralatan yaitu aliran, konsentrasi, suhu dialisat, aliran kebocoran
darah dan udara dalam sikuit dialisa (Muharn, 2009).
G. Komplikasi
11
Anemia normokromik normositer merupakan anemia yang sering
dijumpai pada penderi CKD, prevalensinya sekitar 50%, meskipun begitu
CKD dapat ditemukan pada setiap grade pada penderita CKD. Sementara
anemia pada penderita CKD dapat diperoleh dari berbagai mekanisme (
defisiensi besi, folat dan vitamin B12, perdarahan gastrointestinal,
hipertiroid berat, sistemik inflamasi, serta usia sel darah merah yang
pendek) menurunnya sintesis eritropoetin merupakan penyebab tersering
dari penyebab terjadinya anemia pada penderita CKD (Thomas et al,
2008).
12
d) Kelainan CKD terhadap dislipidemia
13
BAB III
STASUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
No.Recmed : 00-32--59
Umur : 36 Tahun
Status : Nikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
2. Anamnesa
a. Keluhan Utama :
14
Muntah-muntah
15
e. Riwayat Pengobatan
3. Pemeriksaan Fisik
Status Interna
GCS : 456
Suhu : 38 °C axilar
RR : 18 x/menit
BB :45 kg
16
A. KEPALA
B. PULMO
JANTUNG
Palpasi : Ictus kordis teraba di ICS V Midclavicula line, thrill (-), kuat angkat
(-)
Perkusi : Batas kiri jantung ICS V 3cm medial line midclavicula sinistra
17
Batas kanan jantung ICS V line parasternal dextra
C. ABDOMEN
Inspeksi : cembung, kelainan kulit (-), umbilicus membonjol (-), stria (-)
Palpasi : Nyeri tekan epigastric (-), shifting dullness (-) hepar tak teraba, lien
tidak teraba.
D. EKSTREMITAS
Superior : Edema (-/-), hambatan gerak (-/-), akral hangat (+/+), ptekie (-),
motorik 5/5
Inferior : Edema (-/-), hambatan gerak (-/-), akral hangat (+/+), ptekie (-),
motorik 5/5
4. Pemeriksaan Penunjang
18
Hasil Laboratorium Nilai Nilai rujukan
19
Eritrosit (RBC) 1,600 4,6-6,2
b. Lab 08/05/2017
20
Hasil Laboratorium Nilai Nilai rujukan
21
Hematokrit (HCT) 15,80 40-54
c. Lab 10/05/2017
22
Hasil Laboratorium Nilai Nilai rujukan
23
d. Lab 12/05/2017
24
Hematokrit (HCT) 22,40 40-54
e. Lab 13/05/2017
25
Hasil Laboratorium Nilai Nilai rujukan
26
Dari hasil USG Abdomen di dapatkan kesan:
27
Dari hasil foto thorax didapatkan kesan cardiomegali dengan CTR > 50%
5. Diagnosa
28
1. CKD st V dan Anemia berat.
6. Diagnosa banding :
1. Gloemerulonefritis
2. Dyspepsia syndrom
7. Penatalaksanaan
Po :
4. Neurosanbe 1x1
6. Allopurinol 1x300 mg
7. Surcalfat 3xcth 2
Program :
29
Tanggal S O A P
06/05/2017 Keluhan Gcs 456, CKD st V dan Inf. Kidmin Life Line
lemas, mual anemia Transfusi PRC 1
TD:110/60mmHg
(+), muntah labu/hari
07/05/2017 Keluhan Gcs 456, CKD st V dan Inf. Kidmin Life Line
badan terasa anemia Transfusi PRC 1
TD:110/70mmHg
lemas demam labu/hari
08/05/2017 Keluhan Gcs 456, CKD st V dan Inf. Kidmin Life Line
badan terasa Anemia Transfusi PRC 1
TD:100/60mmHg
lemas demam labu/hari
30
Chana Albumin 3 x 2
caps
09/05/2017 Keluhan GCS: 456 CKD st V dan Inf. Kidmin Life Line
badan terasa TD: 110/60 Anemia Transfusi PRC 1
lemas demam Nadi: 97 labu/hari
10/05/2017 Keluhan GCS: 456 CKD st V dan Inf. Kidmin Life Line
badan terasa Anemia Transfusi PRC 1
TD: 100/70
lemas demam labu/hari
11/05/2017 Mual (+), GCS: 456 CKD st V dan Inf. Kidmin Life Line
31
Muntah(+) TD:110/70mmHg Anemia Transfusi PRC 1
labu/hari
Nadi: 85
RR: 22 Inj. furosemid 40-0-0
mg
Inj Pumpicel 1x40 mg
P.O:
Neurosanbe 1x1
As. folat 1x1
Allopurinol 1x300 mg
Chana albumin 3 x 1
caps
Captopril 25-0-0 mg
12/05/2017 Keluhan (-) GCS: 456 CKD st V dan Inf. Kidmin Life Line
TD:120/60mmHg Anemia Transfusi PRC 1
Nadi: 93 labu/hari
32
RR: 22 As. Folat 1x1
Chana Albumin 3x1
caps
Allopurinol 1x300 mg
Captopril 25-0-0 mg
Antasida 3x1
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah suatu
proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang irreversibel dan progresif dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
menyebabkan uremia. Pada penyakit ginjal tahap akhir renal replacement therapy
diperlukan untuk memperpanjang hidup. Terapi penggantian ginjal dapat berupa
hemodialisis, peritoneal dialysis dan transplantasi ginjal. Terapi penggantian ginjal
tidak hanya untuk memperpanjang hidup akan tetapi juga mengembalikan kualitas
hidup dengan meningkatkan kemandirian pasien. Bagi penderita gagal ginjal kronis,
hemodialisis akan mencegah kematian. Namun demikian hemodialisis tidak
menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal (Sulistityaningsih, 2010).
Pasien dibawa ke poli interna RSUD Bangil dengan keluhan mual dan muntah
sejak 4 hari yang lalu sebelumnya pasien pernah dirawat di RSUD Bangil dengan
diagnosis gagal ginjal dan harus mendapat perawatan cuci darah. Pasien juga
mengeluh pusing, tapi tidak nyeri kepala selama kurang lebih dua hari ini, selain itu
perut pasien terasa nyeri. Pasien mengeluh nafsu makan menurun karena mual (+),
muntah (+), mencret/BAB cair (-), BAB darah (-), BAK Normal, sakit kepala (+),
terasa linu – linu diseluruh tubuh (+), nyeri perut (+), lidah terasa pahit (+), gusi
berdarah (-), mimisan (-), keluar bintik-bintik merah (+).
34
klinis dan pemeriksaan yang sesuai dengan dasar diagnosis menurut pada PAPDI,
2015adalah :
Teori Kasus
Anamnesis : Anamnesis :
Pasien merasa lemah. +
Mual, muntah, anoreksia +
Neuropati perifer -
Kejang-kejang -
Koma -
Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Fisik :
- Anemia +
- Asites +
- Payah jantung +
- Penurunan kadar LFG +
Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium Laboratorium
Peningkatan serum kreatinin +
Kadar hemoglobin rendah +
Peningkatan kadar asam urat +
Elektrolit imbalance +
Radiologi
Hasil USG menunjukkan kelainan +
Foto polos abdomen tampak radio- +
opak.
Klasfikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu, atas dasar
derajat (stage) penyakit dan atas dasar etiologi penyakit. Klasifikasi atas dasar
35
derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG yang dihitung dengan
mempergunakan rumus kockcroft-Gault sebagai berikut (PAPDI, 2014):
Pada pasien ini didapatkan hasil Laju filtrasi glomerulus bernilai: 6,48
36
pasien ini didapatkan asites, dan pemberian furosemid sebagai diuretik untuk
mengurangi kadar asites. Cek DL, per-hari untuk memonitor peningkatan dan
penurunan hasil pemeriksaan darah.
37
BAB V
KESIMPULAN
Gagal ginjal kronik atau chronic kidney diseases adalah penyakit yang
menyebabkan turunnya fungsi ginjal ditandai denga peningkatan serum
kreatinin dan didapatkannya protein uria, selain itu PGK atau CKD ini
memberikan gambaran klinis yang berbeda-beda tergantung penyakit yang
mendasari.
38
DAFTAR PUSTAKA
39