Вы находитесь на странице: 1из 2

Magnetic Stirrer

Salah satu mesin pengaduk elektronik yang sering digunakan di laboratorium


penelitian, terutama penelitian yang menggunakan cairan/zat kimia, adalah magnetic stirrer.
Laboratorium teknik kimia (bidang biokimia) menggunakan magnetic stirrer yang
dimanfaatkan antara lain untuk menghasilkan pencampuran homogen pada kultur sel
(Nazdah, 2006). Magnetic stirrer juga digunakan di laboratorium fisika material, antara lain
dalam proses pelapisan kaca ITO (indium tin oxide) dengan senyawa TiO2 untuk
menghasilkan material semikonduktor yang akan digunakan sebagai piranti sel surya (Andari,
2011).

Magnetic stirrer yang tersedia di pasaran ada yang sudah dilengkapi dengan lempeng
pemanas (hot plate) sehingga proses untuk mempercepat pelarutan atau pencampuran dapat
dilakukan dengan dua mekanisme sekaligus, yaitu pengadukan dan pemanasan. Pada alat
tersebut terdapat tombol putar (untuk memilih kecepatan putar pengaduk, biasanya antara 60
rpm – 1500 rpm dan tombol temperatur (untuk memilih temperatur yang diperlukan saat
pengadukan).

Setelah kecepatan putar dipilih dan alat dinyalakan (ON), pengaduk berputar secara
terus menerus, dan baru berhenti jika arus listrik diputus oleh pengguna dengan menekan
tombol OFF. Oleh sebab itu, pengguna harus menunggu proses tersebut selama waktu yang
diperlukan dengan menggunakan stopwatch. Waktu pengadukan yang diperlukan biasanya
berkisar antara 30 menit hingga dua jam.

Andari, R., 2011, Sintesis dan Karakteristik Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dengan
Sensitizer Antosianin dari bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa), Tesis, Program Pasca Sarjana
Universitas Andalas, Padang.
Nazdah, W., 2006 Design, Fabricate and Testing of Stationary Magnetic Stirrer Bar
for Uniform Mixing of Cell Culture, Laporan Riset, Research VOT NO: 71938, Universiti
Teknologi Malaysia, Johor, Malaysia

Efek Penggunaan Boraks Pada Makanan

Boraks (Na2B4O7.10H20) adalah kristal putih yang dapat larut dalam air dingin
membentuk natrium hidroksida dan asam borat. Baik boraks maupun asam borat, memiliki
sifat antiseptik, dan biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya
dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, dan obat pencuci mata. Boraks di
dalam makanan mempunyai sifat dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta
membunuh mikroba. Boraks sering disalahgunakan oleh produsesn untuk zat tambahan
makanan (ZTM) pada bakso, tahu, mie, bihun, kerupuk, maupun lontong (Hermanianto dan
Andayani, 2002). keberadaan boraks pada makanan tidak ditoleransi karena sangat berbahaya
bagi kesehatan, oleh sebab itu penggunaan boraks dilarang (tidak ada standar kadar boraks
dalam makanan) oleh Badan pengawas obat dan makanan (BPOM).
Beberapa menyatakan bahwa penyalahgunaan boraks sebagai pengenyal dan
pengawet makanan banyak dilakukan seperti pada bakso. Boraks dalam makanan mempunyai
efek negatif terhadap kesehatan. Dalam jangka waktu lama walau hanya dengan kadar yang
sedikit akan terjadi akumulasi (penumpukan) pada otak, hati, lemak dan ginjal. pemakaian
dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan
berkurang, gangguan percernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang,
pingsan, koma bahkan kematian.

Hermanianto, J.R.Y dan Andayani. 2002. Studi perilaku konsumen dan identifikasi
parameter bakso sapi berdasarkan preferensi konsumen di wilayah DKI Jakarta. Journal
Teknologi dan Industri Pangan. Vol XIII: 1-10

Padmaningrum, Regina T dkk. 2013. Tester KIT untuk Uji Boraks Dalam Makanan.
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 18, Nomor 1, April 2013. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA.
Universitas Negeri Yogjakarta

Perubahan Warna Pada Uji Kit Boraks

Banyaknya efek negatif penggunaan boraks pada makanan maka dikembangkan alat
yang dapat menguji borak dalam makanan secara sederhana, cepat dan praktis yaitu tester kit.
Tester kit yang dikembangakan terdiri atas a)seperangkat alat sederhana seperti botol tertutup
dan pipet tetes, b)pereaksi kimia, c) prosedur uji. Tester kit dikembangkan berdasarkan
reaksi kimia yang spesifik antara boraks dengan pereaksi tertentut, salah satunya yaitu
pereaksi HCl-NaOH-Manitol. Hasil reaksi dapat diamati secara visual karena terjadi
perubahan warna. Larutan asam klorida 2M pekat beraksi dengan larutan borak encer 0,1 M
membentuk endapan asam borat membentuk larutan H3BO3 dengan reaksi kimia sebagai
berikut :
Na2B4O7 (aq) + 2 HCl(aq) + H2O -> 4H3BO3(aq) + 2 NaCl(aq)

Menurut persamaan reaksi ini, 1 mol B4O72- bereaksi secara stoikiometri dengan 2
mol asam klorida menghasilkan 4 mol H3BO3. Karena hasil reaksi berupa larutan jernih tidak
berwarna maka diperlukan reaksi lanjutan dengan NaOH dan indikator pp agar diamati secara
visual perubahan warna ke merah muda bata.

Вам также может понравиться