Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Hewan dan tumbuhan menyerap sari – sari makanan dalam bentuk larutan. Demikian pula tubuh
kita menyeap mineral , vitamin, dan sari – sari makanan dalam bentuk larutan.Jadi larutan
memiliki peranan penting dalam keidupan sehari – hari . Larutan merupakan campuran homogen.
Suatu larutan mempunyai dua komponen pokok yaitu pelarut dan zat terlarut. Jika dua atau lebih
komponen dicampurkan dan membentuk campuran homogen , larutan yang diperoleh dapat
berfase cair, padat atau gas.Untuk fase cair ,bilamana pelarutnya tidak disebutkan berarti
pelarutnya air.
MODUL – 1
KONSENTRASI LARUTAN
KOMPETENSI DASAR : 1.Mampu menginterpretasikan , menghitung , Serta
mengkomunikasikan satuan yang menyatakan kepekatan suatu
larutan.
Tujuan : Setelah anda membaca modul ini diharapkan anda mampu menghitung konsentrasi
larutan, serta menerapkan dalam berbagai hitungan kimia .
Materi : Konversi satuan konsentrasi larutan
1.1 Dari persen (%) berat :
%z
M
Mrz
x 10 x
z % 1000
m Mr x %
z p
%z
Mrz
Xz
%z %p
Mrz Mrp
M x Mrz
%z
10 x
M
m
M x Mrz
-
1000
M x Mr
p
X z M (Mr - Mr ) (1000 x )
p z
m x Mrz
%z x100%
(m x Mrz ) 1000
m
Xz
1000
m
Mrp
zX x Mr
z
% z (X x Mr ) (X x Mr ) x100%
z z p p
z X x 1000 x
M (X x Mr ) (X x Mr )
z z p p
z X x 1000
m (X x Mr )
p p
Catatan :
z = zat terlarut
p = pelarut
= massa jenis larutan
%p = 100 - %z
Xp = 1 – Xz
Latihan .
1. UMPTN/98/A/54/6
Massa jenis suatu larutan CH3COOH 5,2 M adalah 1,04 g/mL. Jika Mr CH 3COOH = 60,
konsentrasi larutan ini dinyatakan dalam % berat asam asetat adalah :
A. 18%
B. 24%
C. 30%
D. 36%
E. 40%
2. UMPTN/98/B/25/4
Kemolalan suatu larutan 20% berat C2H5OH (Mr = 46) adalah :
A. 6,4
B. 5,4
C. 4,4
D. 3,4
E. 0,4
3. UMPTN/98/C/52/4
Fraksi mol suatu larutan metanol, CH3OH, dalam air 0,50. Konsentrasi metanol dalam
larutan ini dinyatakan dalam persen berat metanol adalah :
MODUL - 2
KOMPETENSI DASAR : 1. Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat
larutan dan menghitung pH larutan.
Tujuan : Pada bahasan kali ini ,setelah anda membaca modul ini diharapkan anda mempunyai
kemampuan :
MATERI
Reaksi ke dua berlangsung dalam NH 3 cair, oleh karena itu tidak dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori asam - basa Arrhenius. Untuk menjelaskan reaksi ini terlebih dahulu perhatikan reaksi
pertama. Dalam reaksi pertama HCl merupakan asam, karena melepaskan ion H +. Sedangkan ion OH-
penyebab sifat basa, dalam reaksinya menerima ion H +.
Sekarang perhatikan persamaan reaksi ke dua. NH 2- dalam reaksinya menerima ion H+ sehingga
membentuk NH3, oleh karena itu NH2- dinamakan basa. Sedangkan NH4Cl memberikan ion H+ berarti
bertindak sebagai asam.
Atom hidrogen terdiri dari satu proton dan satu elektron. Sedangkan ion H + merupakan atom
hidrogen yang telah melepaskan elektronnya. Oleh karena itu ion H + biasa disebut sebagai proton.
Berdasarkan teori Arrhenius, CH3COOH merupakan asam lemah, Mengapa dalam reaksi
CH3COOH(aq) + HCl(aq) CH3COOH2+(aq) + Cl-(aq)
dikatakan sebagai basa? Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? Untuk menjelaskan hal tersebut,
perhatikan reaksi antara CH3COOH dengan H2O dibawah ini.
Dalam reaksinya dengan air CH3COOH melepaskan ion H+, sehingga disebut sebagai asam.
Sedangkan ion H+ berikatan koordinasi dengan H2O membentuk ion H3O+. Dapat dikatakan bahwa air
sebagai penerima ion H+ dan dinamakan basa.
Sebaliknya ion CH3COO- dapat membentuk CH3COOH dengan jalan menerima ion H+ dan disebut
sebagai basa. H3O+ melepaskan ion H+, membentuk kembali H2O. Oleh karena itu, ion H 3O+ disebut
sebagai asam. Antara CH3COOH dengan CH3COO- dan H3O+ dengan H2O disebut sebagai asam basa
pasangan atau asam basa konjugasi.
Teori asam-basa yang menitik beratkan pada reaksi pelepasan dan penerimaan ion H + (proton)
pertama kali dikemukakan oleh Bronsted dan Lowry. Sehingga teori asam-basa ini dikenal sebagai teori
asam basa BRONSTED-LOWRY
Menurut Bronsted dan Lowry, asam didefinisikan sebagai senyawa yang dapat melepas- kan
proton, sedangkan basa adalah senyawa yang dapat menerima proton. Dalam reaksi
NaOH + NH3 NaNH2 + H2O,
NaOH bertindak sebagai basa karena dapat menerima proton membentuk H 2O. Sedangkan NH3
bertindak sebagai asam, karena dapat melepaskan proton.
Untuk memperjelas penentuan asam basa pada reaksi di atas perhatikan persamaan setengah
reaksinya di bawah ini:
NH3 NH2- + H+
asam basa
Antara NH3 dengan NH2- dan H2O dengan NaOH dinamakan asam-basa pasangan.
Dengan memperhatikan reaksi-reaksi di atas, dapat dikatakan bahwa antara asam dengan basa
pasangannya berselisih satu ion H +. Untuk lebih memahami konsep asam-basa menurut bronsted Lowry
tersebut, lakukanlah kegiatan berikut ini.
Berdasarkan pembicaraan di atas maka reaksi asam basa Bronsted-Lowry sebenarnya hanyalah
merupakan suatu proses perpindahan proton (protolisa). Arah perpindahan proton ini bergantung pada
kekuatan jenis larutan yang terlibat dalam reaksi. Misalnya NH 3 dalam air dapat menerima proton
membentuk NH4+, sehingga NH3 dalam air dikatakan bersifat basa. Jika sebaliknnya, NH 3 bereaksi
dengan NaOH bertindak sebagai pemberi proton atau bersifat asam. Jadi sifat suatu zat/ion tergantung
pada spesi yang menjadi pasangannya. Zat/ion yang dapat bertindak sebagai asam maupun basa, disebut
zat ampiprotik.
Contoh:
Pada reaksi ini, H2O bertindak sebagai basa karena menerima proton.
NH3 (aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH- (aq)
Dalam hal ini H2O merupakan zat pemberi proton, sehingga H2O disebut sebagai asam. Zat yang bersifat
ampiprotik dapat mengalami autoprotolisa, yaitu terjadi perpindahan antar proton molekul sendiri.
NH3 (l) + NH3 (l) NH4+ (l) + NH2- (l)
H2O(l) + H2O(l) H3O+(l) + OH- (l)
Soal Latihan
Tentukan zat/ion yang bertindak sebagai asam atau basa menurut Bronsted-Lowry, serta asam-basa
pasangan dari reaksi-reaksi di bawah ini:
H N + H+ H N H
H H
H F H F
H N + B F H N B F
H F H F
Basa Asam
[ H ][ In ]
Ka =
[ HIn]
Warna HIn berbeda dengan warna In -. Jika indikator ini ditambahkan asam atau basa, maka
terjadi pergeseran letak kesetimbangan indikator, sehingga warna indikator akan berubah. Titik tengah
perubahan warna pada indikator terjadi jika:
[HIn] = [In-]
Berdasarkan pengamatan, perubahan warna indikator ini dimulai pada pH larutan antara pKa –1
sampai dengan pKa + 1. Harga pH alarutan dimana suatu indikator mengalami perubahan warna, disebut
trayek pH indikator. Beberapa indikator yang sering kita jumpai beserta trayek pH-nya dapat anda baca
pada tabel dibawah
Maka dari data tersebut di atas, dapat dibuat garis bilangan yang memenuhi pH larutan tersebut:
Dengan melihat garis bilangan yang memenuhi setiap indikator di atas, dapat disimpulkan
bahwa pH larutan yang diuji antara 4,4 sampai 5,5 atau ditulis 4,4 < pH < 5,5.
Adanya ion H+ dalam larutan inilah yang menyebabkan larutan bersifat asam, dan berdasarkan
reaksi ionisasi Svante August Arrhenius (1859-1927) menyimpulkan bahwa senyawa asam dalam air
terionisasi menjadi ion H + (ion hidrogen) dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Adanya ion H +
dalam larutan inilah yang menyebabkan larutan asam dapat merubah warna lakmus biru menjadi merah.
Bagaimana kekuatan keasaman suatu larutan?
Karena ion H+ merupakan ion pembawa sifat asam, tentu dapat dipahami bahwa kekuatan asam
suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion H + dalam larutan. Larutan yang bersifat sebagai elektrolit
kuat banyak mengandung ion dan partikel terlarut terionisasi sempurna. Jadi asam klorida dan asam sulfat
terionisasi sempurna dan banyak menghasilkan ion H +. Asam yang banyak menghasilkan ion H + disebut
sebagai asam kuat. Berlainan dengan asam cuka, daya hantar listriknya kurang baik. Hal ini
menunjukkan bahwa partikel terlarut hanya sebagian kecil yang terionisasi, sehingga hanya sedikit
menghasilkan ion H+. Zat terlarut yang menghasilkan sedikit ion H + disebut asam lemah. Reaksi ionisasi
asam lemah, dituliskan sebagai persamaan reaksi kesetimbangan:
[CH 3 COO ][ H ]
Ka =
[CH 3 COOH ]
Karena jumlah molekul CH3COOH yang terionisasi sangat kecil, maka [CH3COOH] dalam larutan dapat
dianggap tetap. Sedangkan [CH3COO-] dan [H+] sama besarnya sehingga rumus tetapan kesetimbangan
asam dapat ditulis sebagai:
[ H ]2
Ka = atau [H+] = Ka.[CH 3 COOH ]
[CH 3 COOH ]
[H+] = Ka [HA]
Daftar beberapa asam lemah beserta harga tetapan kesetimbangan asamnya (K a) dapat
dilihat pada tabel di bawah:
Tabel Beberapa asam lemah dan harga konstanta ionisasi asam pada suhu 25 oC.
Besarnya [H+] berbanding lurus dengan harga K a. Dapat dikatakan bahwa jika harga Ka makin
besar, maka asam yang bersangkutan makin banyak menghasilkan ion H + atau kekuatan asamnya
bertambah. Untuk untuk lebih memahami hubungan antara kekuatan senyawa asam dengan harga Ka
tersebut, hitunglah harga konsentrasi ion H + dari berbagai asam dengan konsentrasi asam yang sama,
misalnya 0,1 M.
Contoh Soal:
1. 1 liter larutan asam lemah HA dengan konsentrasi 0,1 M mengandung 0,001 M ion H +. Berapakah
harga tetapan ionisasi asam lemah tersebut?
Jawab:
Asam lemah HA akan mengion menurut persamaan:
HA (aq) H+ (aq) + A- (aq)
HA mula-mula 0,1 M
Terbentuk 0,001 M 0,001 M
Terurai 0,001 M
Sisa 0,1 M - 0,001 M
Pada saat setimbang 0,099 M 0,0001 M 0,0001 M
[H+]2
K=
[HA]
(0,0001)(0,0001) 1x10 8
Ka = = = 1,11 x 10-5
(0,0009) 9 x10 4
2. Tentukan konsentrasi ion H+ dalam 100 ml larutan asam formiat 0,1 mol dm-3.
Diketahui Ka = 1,7 x 10-4
Jawab:
[H+] = Ka.[HCOOH ]
[H+] = -3
17 x10 6 = 4,123 x 10 M.
6. Larutan Basa
Contoh larutan basa yang sering dijumpai adalah air kapur, kalium hidroksida, air barit, dan
amonia. Larutan ini bersifat elektrolit (dapat menghantarkan arus listrik). Partikel-partikel terlarut dalam
larutan terionisasi. Reaksi ionisasi beberapa larutan basa dapat ditulis sebagai berikut:
Jadi larutan basa terdiri atas ion hidroksida (OH -) dan kation. Pada umumnya kation meru pakan
ion logam, kecuali beberapa ion seperti NH 4+. Berdasarkan data di atas, maka Svante Arrhenius
menyimpulkan bahwa basa adalah suatu zat elektrolit yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion
OH-. Adanya ion OH- dalam larutan inilah yang menyebabkan sifat basa suatu larutan, sehingga larutan
dapat mengubah lakmus merah menjadi biru. Sifat lain basa adalah rasanya pahit seperti sabun dan jika
terkena kulit akan terasa licin, seperti berlendir (sifat kaustik).
Seperti pada larutan asam, daya hantar listrik larutan basa sangat dipengaruhi oleh jumlah ion-
ion di dalam larutan. NaOH dan Ca(OH) 2 merupakan zat elektrolit kuat, berarti di dalam larutan
terionisasi sempurna. Zat ini tergolong basa kuat, karena dalam air menghasilkan banyak ion OH -.
Sedangkan daya hantar listrik larutan NH3 sangat lemah. Berarti larutan NH 3 sedikit menghasilkan
ion, baik ion OH- maupun ion NH4+. Senyawa basa yang sedikit menghasilkan ion OH - disebut basa
lemah.
Ionisasi basa lemah hampir sama dengan ionisasi asam lemah, yaitu tidak terionisasi sempurna.
Reaksinya berada dalam sistem kesetimbangan. Perhatikan reaksi ionisasi larutan NH 3 dalam air berikut
ini:
[ NH 4 ][OH ]
K =
[ NH 3 ]
Di dalam larutan, [NH4+] = [OH-]dan [NH3] dapat dianggap tetap, sehingga [OH-]2 = Kb.
Kekuatan basa tergantung pada harga K b artinya bahwa kekuatan basa akan bertambah jika harga
Kb semakin besar. Dengan memperhatikan tabel 4.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuatan basa
bertambah menurut urutan: Urea-Anilin-Piridin-Hidrazin-Amonia-Metilamine-Etilamine-Dimetilamine.
Contoh Soal:
Tentukan konsentrasi ion OH- pada larutan yang mengandung:
a. 0,005 M Ba(OH)2
Soal Latihan
1. Tuliskan masing-masing sepuluh contoh rumus dan nama kimia asam kuat dan asam lemah.
2. Tuliskan masing-masing sepuluh contoh rumus dan nama kimia basa kuat dan basa lemah.
3. Tentukanlah konsentrasi ion H+ dan OH- dari larutan-larutan di bawah ini:
a. 0,01 M HCl
b. 0,002 M H2SO4
c. 0,01 M NaOH
d. 0,05 M Ba(OH)2
4. Tentukan konsentrasi ion H+ pada larutan 0,1 M HZ, jika diketahui harga tetapan kesetimbangan
asamnya (Ka) = 1 x 10-5.
1. Perhatikan tabel berikut:
7.pH larutan
Larutan dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung konsentrasi ion hidrogen dalam larutan
tersebut. Berdasarkan konsentrasi ion hidrogen pula, dapat ditentukan keasaman dari larutan tersebut.
Tetapi karena harga konsentrasi ion H + sangat kecil maka digunakan ukuran keasaman atau pH. Untuk
mempelajari hubungan pH dengan konsentrasi ion H +, marilah kita lihat data suatu percobaan pengukuran
pH beberapa larutan asam yang konsentrasinya berbeda dengan indikator universal.
Tabel 4.2 Data eksperimen pH larutan HCl pada beberapa konsentrasi
pH = - log [H+]
Rumus itu pertama kali disarankan oleh Sorensen (1868-1939). Harga pH larutan berkisar antara 0 sampai
dengan 14. Selain untuk [H+] berlaku pula untuk [OH-], Ka, Kb dan Kw. Sehingga didapat rumus sebagai
berikut.
Sebaliknya konsentrasi ion H+ dalam larutan dapat ditentukan, jika pH suatu larutan telah diukur. Untuk
mengukur pH larutan dapat digunakan alat yang disebut pH meter. Selain pH meter, indikator universal
juga dapat digunakan. Indikator ini dapat berwujud larutan dan stik. Kertas indikator universal yang dijual
di pasaran, biasanya telah dilengkapi dengan perubahan warna indikator yang menunjukkan pH tertentu.
Hubungan antara konsentrasi ion H+ dalam larutan dengan pH dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. pH air murni
Air murni sebagai pelarut, merupakan elektrolit yang sangat lemah. Untuk menentukan daya
hantar listrik air murni, perlu digunakan alat ukur yang sangat peka. Sebagai elektrolit yang sangat
lemah, sebagian kecil molekul-molekul air terionisasi menjadi ion H + dan ion OH -. Persamaan ionisasi
molekul air adalah:
Berdasarkan reaksi kesetimbangan di atas maka dapat ditentukan rumus tetapan kesetimbangan air
sebagai:
[ H ][OH ]
K =
[ H 2 O]
Karena jumlah molekul air yang terionisasi sangat kecil, maka konsentrasi H 2O dapat dianggap tetap.
sehingga rumus tetapan kesetimbangan di atas dapat ditulis sebagai:
Dari data eksperimen, diperoleh bahwa pH air murni pada suhu kamar adalah 7. Sehingga dapat
ditentukan bahwa [H+] dalam air murni = 10-7 M. Dengan memperhatikan persamaan ionisasi air, dapat
dikatakan bahwa konsentrasi ion H+ dalam air murni sama dengan konsentrasi ion OH -. Sehingga harga
tetapan kesetimbangan air (Kw) adalah:
Kw = [H+] [OH-]
Kw = 10-7 x 10-7 = 10-14
pKw = pH + pOH
atau
pH + pOH = 14
Harga tetapan kesetimbangan air (Kw) dan pKw hanya akan berubah karena perubahan suhu.
2. pH larutan asam
Didalam air, asam akan terionisasi menurut persamaan :
Akibat penambahan asam, [H+] dalam larutan semakin besar, sehingga reaksi kese-timbangan akan
bergeser ke kiri, [H+] dalam larutan lebih besar dari 10 -7 M dan [OH-] lebih kecil dari 10-7 M; pH
larutan lebih kecil dari 7.
Dengan memperhatikan data eksperimen pada kegiatan (3), dapat disimpulkan bahwa pH larutan
asam akan semakin bertambah jika larutan asam itu diencerkan atau dengan kata lain semakin kecil
konsentrasi asam, pH larutan semakin besar. Karena asam kuat terionisasi sempurna, maka [H +] dalam
larutan minimal akan sama dengan [asam]. Sedangkan untuk asam kuat polivalen (H nX), [H+] dapat
ditentukan dengan rumus:
[H+] = n [HnX]
sehingga rumus pH menjadi
pH = - log n [HnX]
n = jumlah ion H+ dalam asam kuat.
Seperti yang telah anda pelajari asam lemah haya terionisasi sebagian menjadi menjadi ion H + dan ion sisa
asamnya. Hal ini terbukti pada pH larutan CH 3COOH 0,1 M = 3. Artinya larutan CH 3COOH 0,1 M
hanya dapat menghasilkan 0,001 M ion H +, atau hanya sekitar 1% molekul CH 3COOH yang terionisasi.
Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
Dan [H+] dapat dihitung dengan rumus : [H+] = Ka.[CH 3 COOH ] , dan pH = -log [H+], maka pH
larutan asam CH3COOH dapat dihitung dengan rumus:
Contoh soal:
1. Berapa pH larutan yang terbentuk jika 1 ml larutan HNO 3 0,1M ditambah air sampai 100 ml?
Jawab : V 1 M1 = V 2. M 2
1 ml x 0,1 M = 100 ml x M2
1 ml x 0,1 M
M2 = = 0,001 M
100 ml
2. Larutan H2SO4 sebanyak 500 mL pada saat diukur pHnya dengan pH meter menunjukkan angka 3.
Berapa konsentrasi H2SO4 terlarut dalam mol dm-3
[H+] = 10-3 M
10 3
[H2SO4] = M = 5 x 10-4 M
2
3. Berapa pH 100 ml larutan asam formiat (HCOOH) 0,1 M, jika diketahui harga tetapan
kesetimbangan asamnya = 1,6 x 10-4?
Jawab:
[H+] = Ka.[HCOOH ]
3. pH larutan basa
Jika ke dalam air murni ditambahkan suatu basa konsentrasi ion H + akan berkurang < 10-7 M dan
-
[OH ] akan bertambah akibat ionisasi senyawa basa terlarut sesuai reaksi ionisasi air dan basa berikut:
Sebelum menghitung harga pH larutan basa, hitunglah harga pOH dari [OH -].
Contoh:
Larutan jenuh air kapur mempunyai konsentrasi 0,005 mol dm -3. Berapa pH 100 ml larutan air kapur
{Ca(OH)2} tersebut?
NH3 yang larut dalam air, akan bereaksi dengan molekul-molekul pelarut menurut persamaan:
NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
Ionisasi pada basa lemah hampir sama dengan ionisasi pada asam lemah, yaitu tidak terionisasi sempurna.
Berdasarkan eksperimen, larutan NH3 0,1 M mempunyai pH = 11. Dari data tersebut dapat dihitung
bahwa:
pOH = 14 - 11 = 3,
[OH-] = 10-pOH
[OH-] = 10-3 mol dm-3
Ternyata tidak semua NH3 yang terlarut dalam air menghasilkan ion OH -. NH3 yang bereaksi dengan air
hanya sekitar 1%.
Analog dengan perhitungan pH pada asam lemah monovalen, maka perhitungan pOH pada basa lemah
(LOH) dapat dihitung menurut rumus:
Contoh:
1. Gas NH3 sejumlah 0,1 mol dilarutkan dalam 1 liter air. Jika diketahui Kb NH 3 = 10-5, tentu- kanlah pH
larutan yang terbentuk.
Reaksi antara larutan HCl(aq) dan larutan NaOH(aq) secara lengkap dapat ditulis sebagai:
Na+(aq) + OH-(aq) + H+(aq) + Cl-(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
OH-(aq) + H+(aq) H2O(l)
Jika campuran di atas diuapkan akan dihasilkan kristal NaCl(aq) dan persamaannya dapat ditulis menjadi:
Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l) NaCl(s) + H2O(g)
Contoh Soal:
1. 50 ml larutan HCl dapat dinetralkan oleh 200 ml larutan NaOH 0,1 M. Pertanyaan:
a. Tuliskan persamaan reaksi ionnya.
b. Tentukanlah konsentrasi HCl yang terlarut.
Jawab :
a. Reaksi yang terjadi dapat ditulis:
NaOH (aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Na+(aq) + OH-(aq) + H+(aq) + Cl-(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
OH-(aq) + H+(aq) H2O(l)
Titrasi asam basa ini juga dapat menggunakan alat-alat yang sederhana, misalnya tabung reaksi
dan pipet tetes serta gelas ukur. Pada waktu indikator berubah warna kita harus secepatnya menghentikan
titrasi. Pada saat itu dinamakan “titik akhir titrasi”. Pada titrasi dikenal “titik ekivalen” yaitu
menunjukkan keadaan dimana kedua larutan pada titrasi tersebut tepat habis bereaksi.
Selama titrasi berlangsung pH larutan yang dititer selalu berubah sesuai dengan jumlah
penambahan larutan standar. Sebagai contoh pada saat titrasi 25 mL larutan HCl 0,1 M dengan 5 mL
larutan NaOH 0,1 M diperoleh larutan dengan pH
Mol HCl = 25 ml x 0,1 mmol/ml = 2,5 mmol
Mol NaOH = 5 ml x 0,1 mmol/ml = 0,5 mmol
Mol HCl bereaksi = mol NaOH ditambahkan = 0,5 mmol
Mol HCl sisa = 2,5 mmol – 0,5 mmol = 2 mmol
[HCl] sisa = 2 mmol / 30 ml = 0,067 M
pH larutan = - log 67. 10-3
= 1,6
dan pada saat penambahan larutan NaOH 0,1 M mencapai 20 mL
Mol HCl = 25 ml x 0,1 mmol/ml = 2,5 mmol
Mol NaOH = 20 ml x 0,1 mmol/ml = 2,0 mmol
Mol HCl bereaksi = mol NaOH ditambahkan = 2,0 mmol
Mol HCl sisa = 2,5 mmol – 2,0 mmol = 0,5 mmol
[HCl] sisa = 0,5 mmol / 45 ml = 0,011 M
pH larutan = - log 2
pada titik ekivalensi mol asam sama dengan mol basa dan larutan bersifat netral, pH larutan = 7
Jika perubahan pH selama titrasi ini dilukiskan akan diperoleh kurva seperti dibawah ini.
pH
12
10
8 Titik
ekivalensi
6